Bab 3 Di Buntuti Seorang Pria

"Ini bukan ide gila, Kak. Ini cara supaya para pria berhenti menyakiti wanita. Kita pilih yang sekiranya playboy sebagai target, dan ingat jangan pernah melibatkan perasaan dalam misi ini," jelas Kia.

"Ah entahlah, ayo kita tidur. Lihat nanti saja, aku masih tidak tega untuk mempermainkan perasaan seseorang," jawab Asha.

"Ok, biar aku yang mulai ya. Kita harus bisa bermain cantik agar misi ini berhasil. Suatu saat aku juga ingin membalas perbuatan ayah dan tante Geya," ucap Kia dengan tersenyum penuh arti.

***

Keesokan hari.

"Kak lihat ini," ucap Kia menyodorkan ponselnya.

"Roki? Siapa dia?" tanya Asha tak mengerti.

"Ini dia target pertama ku, ia bekerja sebagai teller di kantor tempat aku bekerja. Kemarin dia mengajak ku berkenalan saat lihat lokasi tempat ku bekerja. Orangnya seperti tebar pesona gitu, dia bahkan minta nomor wa ku," jelas Kia.

"Kamu yakin akan melakukan hal ini, Kia?" tanya Asha.

"Iya, Kak. Aku tidak ingin melihat banyak wanita terluka, cukup aku melihat bunda menangis setiap malam itu sudah membuat hatiku sakit sekali," jawab Kia.

"Hati-hati ya, kamu harus tetap waspada. Jangan sampai justru pria itu yang mengerjaimu, ini kota besar, Kia," pesan Asha.

"Iya, Kak. Tenang saja, aku pasti bisa jaga diri," jawab Kia.

"Hari ini Kakak belum mulai bekerja?" tanya Kia melihat kakaknya tengah bersantai.

"Besok baru mulai, sekalian tanda tangan kontrak. Kalau sudah dapat uang, kita pergi belanja ya," jawab Asha.

"Memang gajinya besar, Kak?" tanya Kia penasaran.

"Ya lumayan, uang muka 50 juta setelah tanda tangan kontrak. Sisanya di cicil selama 3 bulan ke depan," jawab Asha.

"Wah lumayan, kakak hebat," puji Kia.

"Ayo kita ke Mall, mungkin setelah ini kita akan jarang punya waktu bersama," ajak Asha.

"Tapi kita kan belum punya uang, kak. Masa iya minta sama bunda lagi," ucap Kia.

"Tidak apa-apa, besok setelah tanda tangan kontrak kan Kakak ganti langsung," balas Asha.

"Ok deh kalau gitu, ayo," ucap Kia menyetujui.

Mereka segera bersiap-siap, berganti baju dan sedikit polesan make up. Mereka berdua memang sangat cantik walau tanpa make up berlebihan, bahkan sering orang mengira mereka itu adalah artis. Setelah berpamitan mereka bergegas berangkat.

"Kak itu bajunya bagus sekali," ucap Kia menunjuk sebuah kemeja putih lengan panjang dengan aksen pita di dada dan renda di tangannya.

"Ambil saja kalau kamu suka, Kia. Itu cocok untuk mu yang seorang pekerja kantoran," balas Asha.

"Setelah dari sini kita ke tempat sepatu dan tas ya, Kia," ucap Asha.

"Siap Kak, aku pilih beberapa baju lagi dulu ya Kak," ucap Kia.

"Iya, carilah yang kamu suka. Kakak tunggu di bagian gaun sebelah sana ya," balas Asha sambil menunjuk ke arah jam 12 tubuhnya.

"Ok, Kakak," jawab Kia.

Mereka pun berpencar mencari yang mereka inginkan dan mereka butuhkan. Tampak sepasang mata mengikuti ke arah Asha pergi. Saking asyiknya berbelanja mereka sampai lupa waktu.

"Ah ketemu juga, dari tadi aku cari Kakak. Belanjaan ku sudah banyak ini Kak, ayo kita bayar," ucap Kia.

"Oh ya sudah, ayo," ajak Asha.

Sepasang mata yang dari tadi mengikuti gerak gerik Asha ternyata masih membuntutinya. Tak sengaja Kia melihatnya, awalnya dia tak menaruh curiga tapi karena ia merasa di awasi terus akhirnya ia berbisik kepada Asha.

"Kak, itu pria yang di arah jam 12 kita dari tadi membuntuti kita loh. Sejak di outlet pakaian sampai di foodcourt ini dia ngikuti terus," bisik Kia.

"Yang berjaket merah topi hitam itu bukan?" tanya Asha sambil melirik ke arah yang di tunjuk Kia.

Kia mengangguk cepat.

"Ah biarkan saja selama tidak mengganggu, mungkin hanya orang iseng," balas Asha.

"Duh kok jadi kebelet pipis sih, Aku ke toilet bentar ya," ucap Asha.

"Ok, Kak. Jangan lama-lama ya," balas Kia.

"Iya, ngapain juga lama-lama di toilet," jawab Asha sambil terkekeh.

Kia tetap mengawasi pria itu karena penasaran. Ternyata tidak lama setelah Asha pergi pria itu ikut beranjak dan pergi ke arah kakaknya tadi berjalan.

"Hah mau kemana pria itu, apa jangan-jangan akan menyusul Kakak?" tanya Kia berbicara sendiri.

"Oh, tidak." ucapnya lalu bergegas mengikuti pria itu.

Pria itu berjalan dengan cepat sehingga ia kehilangan jejak. Ia menoleh ke segala arah tapi pria itu menghilang. Akhirnya ia melangkahkan kaki menyusul kakaknya ke toilet. Ia melihat kakaknya baru saja keluar dari sana. Ketika ia akan menghampirinya ternyata pria tadi sedang menatap kakaknya dari dekat pintu toilet pria. Tiba-tiba Kia menghampiri pria tadi.

"Heh, kenapa kamu dari tadi mengikuti kakak ku?" tanya Kia sembari menarik tangan pria itu agar keluar dari pintu toilet.

"Maksud kamu apa, aku tidak mengerti," ucap pria itu sedikit gugup, ia terkejut dengan kehadiran Kia.

"Sudahlah mengaku saja, dari tadi kamu itu mengikuti kakak. Sejak di outlet baju, lalu ke foodcourt terakhir kakak ke toilet kamu juga membuntutinya," teriak Kia kesal karena pria itu menyanggahnya.

"Ini kan tempat umum, jadi bebas aku mau pergi kemana saja terserah aku. Jangan seenaknya menuduh orang tanpa bukti begitu," kilah pria itu tetap tidak mengaku.

"Tanpa bukti bagaimana aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kamu selalu menatap ke arah kakakku, masih tidak mau mengaku. Pria pengecut kamu itu," ucap Kia semakin kesal.

Asha yang melihat adiknya ribut dengan pria itu segera menghampiri mereka yang sudah menjadi tontonan orang-orang yang hendak ke toilet.

"Ada apa, Kia? Jangan ribut di sini, malu itu di lihat banyak orang. Kalian sudah dewasa jika ada masalah selesaikan baik-baik jangan di tempat ramai seperti ini," ucap Asha.

Pria itu menatap Asha dengan tatapan penuh arti. Namun ia tetap bergeming.

"Ini dia Kak, pria yang selalu mengikuti Kakak dari tadi. Sampai kakak ke toilet dia juga ikut, makanya aku segera menyusul kakak kemari," jelas Kia.

Kia menatap pria itu tajam, ia merasa tidak pernah mengenal pria ini sebelumnya. Ia merasa heran kenapa pria itu mengikutinya.

"Apa kita pernah saling kenal sebelumnya? Mengapa kamu mengikuti aku? Apa kita punya masalah?" tanya Kia ramah.

Mereka penasaran dengan jawaban pria tadi, namun pria itu justru hanya diam dan menundukkan kepalanya membuat Kia kehilangan kesabaran.

"Heh kamu tuli ya, di tanya malah bungkam. Tadi saja bicaranya lancar giliran kakak bertanya jadi bisu," maki Kia.

"Kia, tidak boleh begitu bicaranya jangan kasar. Biarkan dia menjelaskan dulu," ucap Asha halus.

"Ayo jawablah pertanyaan ku tadi, kalau kamu tidak mau menjawab kita akan pergi saja," ucap Kia.

Pria itu masih diam, karena tidak ingin memperpanjang persoalan ini Asha segera menarik Kia untuk segera pergi.

"Tunggu," cegah pria itu.

Mereka pun berhenti dan menoleh kepada pria tadi menunggu penjelasannya.

"Sebenarnya, aku..."

Terpopuler

Comments

SBY army

SBY army

pengagum rahasia kyanya, secara asha kan cantik

2023-02-18

0

Alkenzie

Alkenzie

tunggu up nya insyaallah hari ini kak 🙏🙏

2022-11-07

0

Alifia Najla Azhara

Alifia Najla Azhara

duh jadi penasaran siapa sebenarnya cowok itu sih?

2022-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Aib Yang Terungkap
2 Bab 2 Memulai Hidup Baru
3 Bab 3 Di Buntuti Seorang Pria
4 Bab 4 Melaksakan Misi
5 Bab 5 Reno Atau Roki
6 Bab 6 Jason Sang Don Juan
7 Bab 7 Ajakan Reno Dan Roki
8 Bab 8 Jason Menjebak Asha
9 Bab 9 Bertemu Nyonya Samantha
10 Bab 10 Pesona Asha
11 Bab 11 Rahasia Reno
12 Bab 12 Asha di Culik
13 Bab 13 Siapa Penculik Asha?
14 Bab 14 Asha Menikah
15 Bab 15 Menyerang Markas Daniel
16 Bab 16 Semoga Tenang Di Sisinya
17 Bab 17 Reno Ketahuan
18 Bab 18 Di Labrak
19 Bab 19 Mengunjungi Makam
20 Bab 20 Menata Kembali
21 Bab 21 Kia Kecelakaan
22 Bab 22 Tertangkap
23 Bab 23 Pengakuan
24 Bab 24 Reno di Besuk
25 Bab 25 Tawaran
26 Bab 26 Bertemu Ayah
27 Bab 27 Merelakan Yang Harus di Lepaskan
28 Bab 28 Membuka Kedok Roki
29 Bab 29 Di Temui Produser
30 Bab 30 Kebaikan Yang Terbalas
31 Bab 31 Rahasia Roki
32 Bab 32 Menjadi Pemain Film
33 Bab 33 Puber Kedua
34 Bab 34 Mulai Ada Rasa
35 Bab 35 Paket Misterius
36 Bab 36 Pemerasan
37 Bab 37 Kecewa
38 Bab 38 Akhir Yang Tidak Menyenangkan
39 Bab 39 Bertemu Pria Baik
40 Bab 40 Menyatakan Cinta
41 Bab 41 Undangan Makan
42 Bab 42 Rasa Yang Terbalas
43 Bab 43 Rumit
44 Bab 44 Cinta Tak Harus Memiliki
45 Bab 45 Patah Hati
46 Bab 46 Pilihan Yang Sulit
47 Bab 47 Mengancam Bunuh Diri
48 Bab 48 Erik Kembali
49 Bab 49 Gairah Geya
50 Bab 50 Cinta Arsen
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 Aib Yang Terungkap
2
Bab 2 Memulai Hidup Baru
3
Bab 3 Di Buntuti Seorang Pria
4
Bab 4 Melaksakan Misi
5
Bab 5 Reno Atau Roki
6
Bab 6 Jason Sang Don Juan
7
Bab 7 Ajakan Reno Dan Roki
8
Bab 8 Jason Menjebak Asha
9
Bab 9 Bertemu Nyonya Samantha
10
Bab 10 Pesona Asha
11
Bab 11 Rahasia Reno
12
Bab 12 Asha di Culik
13
Bab 13 Siapa Penculik Asha?
14
Bab 14 Asha Menikah
15
Bab 15 Menyerang Markas Daniel
16
Bab 16 Semoga Tenang Di Sisinya
17
Bab 17 Reno Ketahuan
18
Bab 18 Di Labrak
19
Bab 19 Mengunjungi Makam
20
Bab 20 Menata Kembali
21
Bab 21 Kia Kecelakaan
22
Bab 22 Tertangkap
23
Bab 23 Pengakuan
24
Bab 24 Reno di Besuk
25
Bab 25 Tawaran
26
Bab 26 Bertemu Ayah
27
Bab 27 Merelakan Yang Harus di Lepaskan
28
Bab 28 Membuka Kedok Roki
29
Bab 29 Di Temui Produser
30
Bab 30 Kebaikan Yang Terbalas
31
Bab 31 Rahasia Roki
32
Bab 32 Menjadi Pemain Film
33
Bab 33 Puber Kedua
34
Bab 34 Mulai Ada Rasa
35
Bab 35 Paket Misterius
36
Bab 36 Pemerasan
37
Bab 37 Kecewa
38
Bab 38 Akhir Yang Tidak Menyenangkan
39
Bab 39 Bertemu Pria Baik
40
Bab 40 Menyatakan Cinta
41
Bab 41 Undangan Makan
42
Bab 42 Rasa Yang Terbalas
43
Bab 43 Rumit
44
Bab 44 Cinta Tak Harus Memiliki
45
Bab 45 Patah Hati
46
Bab 46 Pilihan Yang Sulit
47
Bab 47 Mengancam Bunuh Diri
48
Bab 48 Erik Kembali
49
Bab 49 Gairah Geya
50
Bab 50 Cinta Arsen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!