Bab 4 Melaksakan Misi

Pria itu tidak meneruskan ucapannya membuat Kia sangat kesal.

"Sudah Kak, ayo pergi. Tidak ada gunanya berurusan dengan pria pengecut seperti dia," ajak Kia.

"Tunggu dulu, jangan pergi," cegah pria itu.

"Mau apa lagi, sih?" tanya Kia ketus.

"Kia, turunkan nada suaramu," pinta Asha.

"Habis dia menyebalkan sih, Kak," ucap Kia.

"Aku malu mengatakannya," ucap pria itu.

"Tuh kan, ini orang tidak jelas, hanya buang-buang waktu kita saja," ucap Kia emosi.

"Jangan di potong dulu, Kia. Biarkan dia menjelaskan dulu," ucap Asha.

Keduanya menatap pria itu. Karena tidak ingin kena marah lagi akhirnya ia bersuara.

"Aku hanya mengaguminya saja, mataku tidak dapat berpaling darinya. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan setelah tahu sifatnya yang begitu baik dan lembut, aku makin tergila-gila padanya," jelas pria itu dengan wajah memerah menahan malu.

"Hah?"

Keduanya terperangah tak percaya mendengar ucapan pria itu. Kia langsung berbisik di telinga kakaknya.

"Ini kesempatan Kakak melakukan misi kita, dia target yang sempurna," bisik Kia membuat kakaknya menoleh padanya.

Untuk sejenak Asha tak dapat berkata-kata, dia merasa sangat bingung dengan kejadian ini. Selama ini dia memang tidak pernah mempunyai kekasih, pertemanan dengan pria saja sangat di batasi apalagi untuk berpacaran ayahnya sangat melarangnya. Dia mulai memikirkan kata-kata Kia tadi.

"Harusnya kamu bisa menghampiri aku dan berkenalan baik-baik, jangan membuntuti seperti ini. Kenalkan namaku Asha, ini adik ku Kia," ucap Asha sembari menyodorkan tangannya.

"Maaf, tadi aku tidak punya keberanian sebab kamu sangat cantik. Aku Erik," jawab pria itu menerima uluran tangan Asha.

"Gara-gara kamu makanan kita yang belum di sentuh sama sekali terpaksa di tinggalkan," ucap Kia.

"Maaf, untuk menebus kesalahan ku biar aku traktir kalian ya, kalian boleh pesan apa saja," balas Erik.

"Ok, deal. Kita makan di mana ini?" tanya Kia.

"Terserah kalian saja, di mana saja boleh," ucap Erik.

"Di food court tadi saja, Kia. Di sana kan menunya banyak," ucap Asha.

"Duh Kakak ini kesempatan kita ngerjain dia, cari yang mahal saja," bisik Kia.

"Udah, jangan. Kita makan di food court tadi saja, Rik," putus Asha.

"Siap, Tuan Putri," goda Erik.

"Huh dia gombal banget, ketahuan sekali kalau playboy," ucap Kia.

"Aku mendengarnya, Kia. Tapi tidak apa-apa, kamu bisa mengolok aku apa saja. Aku tidak akan marah, karena hatiku sedang berbunga-bunga," ucap Erik sambil tersenyum lebar.

Mereka melangkah menuju food court, setelah memesan makanan dan minuman, mereka mengobrol santai. Asha memperhatikan Erik dengan seksama, ia pria yang tampan dan fashionable. Tidak mungkin rasanya jika ia masih sendiri. Ia akan menggali informasi terlebih dahulu sebelum memutuskannya menjadi target atau tidak.

"Ceritakanlah tentang dirimu, agar kita bisa lebih akrab," ucap Asha.

"Baiklah, nama lengkap ku Erik Ardiansyah. Usia 26 tahun, hobi memotret, pekerjaan arsitek. Status single, anak pertama dari dua bersaudara," balas Erik.

"Ah yang benar single, nanti kakak di labrak istrimu di sangka pelakor lagi," ledek Kia.

"Serius, aku belum menikah. Kalau tidak percaya aku ajak ke rumah bertemu mama ku," ucap Erik.

"Buat apa ketemu mama mu?" tanya Asha.

"Ya, biar kenal sama calon mertua," selorohnya.

"Wah percaya diri banget, tadi saja malu-malu kucing. Eh ternyata ngebet banget," ucap Kia.

Semuanya tertawa mendengar ucapan Kia. Kia memang bicaranya ceplas ceplos tanpa rem, berbeda dengan Asha yang lembut dan lebih dewasa.

"Tadi kamu bilang hobi memotret, jangan-jangan kamu sudah diam-diam mengambil foto kakak ku, hayo ngaku," desak Kia.

"Maaf," ucap Erik sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Coba aku lihat hasilnya," pinta Asha.

Erik menunjukkan kameranya, mereka melihat satu persatu hasil jepretan Erik. Ternyata pria itu cukup berbakat walaupun sekadar hobi tapi hasilnya bagus, ia bisa mencari angle yang pas untuk memotret.

"Wah kamu berbakat, hasilnya bagus semua," puji Asha.

"Itu karena modelnya memang sempurna, jadi mau di foto darimana saja pasti hasilnya bagus," puji Erik mulai menggombal.

"Eh kamu jangan seenaknya mengambil foto orang, harus bayar royalti kalau tidak kamu hapus. Kakak ku memang model jadi tentu saja ia itu fotogenik," ucap Kia.

"Aku tidak akan menyebarkannya, hanya untuk koleksi pribadi masa tidak boleh," ucap Erik sedih.

"Siapa yang tahu niat mu berubah, nanti ketika kakak terkenal malah kamu jual ke media, atau malah fitnah kakak dengan foto-foto itu. Bisa juga malah kamu bawa foto kakak ke dukun untuk di pelet " ucap Kia.

"Kia kamu itu kebanyakan nonton infotainment sama sinetron ya, kok jelek begitu sih prasangka mu pada ku," balas Erik.

"Sudah-sudah jangan bertengkar, kalian itu baru saja kenal sudah seperti Tom and Jerry saja dari tadi. Aku tidak keberatan kamu simpan foto ku, bukankah sekarang kita berteman," kata Asha menengahi.

Sebelum berpisah mereka bertukar nomor ponsel. Erik sangat senang Asha mau memberikan nomor ponselnya.

***

Keesokan paginya, suasana begitu riuh di kediaman ibu Aida. Kedua putrinya mulai bekerja hari ini, jadi pagi-pagi mereka sudah bangun. Setelah bersiap dan sarapan mereka berpamitan.

"Bunda, kita berangkat dulu ya. Love you, Bunda," pamit Kia dan Asha sembari menyalami ibunya.

Sesampai di kantor Kia, ternyata telah banyak karyawan yang datang. Seorang pria tampan berusia sekitar 27 tahun tak berhenti menatapnya sejak tadi. Setelah perkenalan dengan semua staf, ia baru tahu ternyata pria yang tadi menatapnya adalah supervisor di kantornya.

"Azkia hati-hati dengan Pak Reno, dia terkenal playboy. Aku lihat dia selalu menatap mu, dia pasti tertarik padamu," ucap Sisil, teman barunya.

"Panggil aku Kia saja, ya Sisil. Apa iya dia tertarik kepada ku, aku kan hanya customer service baru di sini," ucap Kia.

"Aku sudah dua bulan di sini jadi sudah cukup hafal dengan tabiatnya. Jelas saja dia tertarik, kamu itu cantik sekali, Kia. Jadi hati-hati jangan sampai masuk perangkapnya," ucap Sisil.

"Kalau dia berani macam-macam akan aku keluarkan jurus ku, jurus auman harimau, hahaha," ucap Kia tertawa lebar.

Sisil tertawa mendengar ocehan Kia, dia tidak menyangka gadis secantik Kia ternyata humoris. Ia pasti akan merasa terhibur jika berada di dekatnya.

"Ehem, ehem," seseorang berdehem.

Mereka langsung diam, ternyata orang yang mereka bicarakan sejak tadi telah ada di depan mereka.

"Azkia Bellona Davira, cepat ikut aku," perintahnya tegas.

"Maaf, Pak. Ada apa ya, ini saya sedang mempelajari product knowledge?" tanya Kia.

"Benar? Bukannya dari tadi kalian membicarakan aku," jawab Reno.

Mata keduanya membulat, Kia dan Sisil saling berpandangan.

Terpopuler

Comments

SBY army

SBY army

oh erik namanya

2023-02-18

0

Fatma ismail

Fatma ismail

🤣🤣🤣🤣 ketahuan

2022-11-20

0

Alifia Najla Azhara

Alifia Najla Azhara

senang liat Asha adem, kalau kita lucu

2022-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Aib Yang Terungkap
2 Bab 2 Memulai Hidup Baru
3 Bab 3 Di Buntuti Seorang Pria
4 Bab 4 Melaksakan Misi
5 Bab 5 Reno Atau Roki
6 Bab 6 Jason Sang Don Juan
7 Bab 7 Ajakan Reno Dan Roki
8 Bab 8 Jason Menjebak Asha
9 Bab 9 Bertemu Nyonya Samantha
10 Bab 10 Pesona Asha
11 Bab 11 Rahasia Reno
12 Bab 12 Asha di Culik
13 Bab 13 Siapa Penculik Asha?
14 Bab 14 Asha Menikah
15 Bab 15 Menyerang Markas Daniel
16 Bab 16 Semoga Tenang Di Sisinya
17 Bab 17 Reno Ketahuan
18 Bab 18 Di Labrak
19 Bab 19 Mengunjungi Makam
20 Bab 20 Menata Kembali
21 Bab 21 Kia Kecelakaan
22 Bab 22 Tertangkap
23 Bab 23 Pengakuan
24 Bab 24 Reno di Besuk
25 Bab 25 Tawaran
26 Bab 26 Bertemu Ayah
27 Bab 27 Merelakan Yang Harus di Lepaskan
28 Bab 28 Membuka Kedok Roki
29 Bab 29 Di Temui Produser
30 Bab 30 Kebaikan Yang Terbalas
31 Bab 31 Rahasia Roki
32 Bab 32 Menjadi Pemain Film
33 Bab 33 Puber Kedua
34 Bab 34 Mulai Ada Rasa
35 Bab 35 Paket Misterius
36 Bab 36 Pemerasan
37 Bab 37 Kecewa
38 Bab 38 Akhir Yang Tidak Menyenangkan
39 Bab 39 Bertemu Pria Baik
40 Bab 40 Menyatakan Cinta
41 Bab 41 Undangan Makan
42 Bab 42 Rasa Yang Terbalas
43 Bab 43 Rumit
44 Bab 44 Cinta Tak Harus Memiliki
45 Bab 45 Patah Hati
46 Bab 46 Pilihan Yang Sulit
47 Bab 47 Mengancam Bunuh Diri
48 Bab 48 Erik Kembali
49 Bab 49 Gairah Geya
50 Bab 50 Cinta Arsen
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 Aib Yang Terungkap
2
Bab 2 Memulai Hidup Baru
3
Bab 3 Di Buntuti Seorang Pria
4
Bab 4 Melaksakan Misi
5
Bab 5 Reno Atau Roki
6
Bab 6 Jason Sang Don Juan
7
Bab 7 Ajakan Reno Dan Roki
8
Bab 8 Jason Menjebak Asha
9
Bab 9 Bertemu Nyonya Samantha
10
Bab 10 Pesona Asha
11
Bab 11 Rahasia Reno
12
Bab 12 Asha di Culik
13
Bab 13 Siapa Penculik Asha?
14
Bab 14 Asha Menikah
15
Bab 15 Menyerang Markas Daniel
16
Bab 16 Semoga Tenang Di Sisinya
17
Bab 17 Reno Ketahuan
18
Bab 18 Di Labrak
19
Bab 19 Mengunjungi Makam
20
Bab 20 Menata Kembali
21
Bab 21 Kia Kecelakaan
22
Bab 22 Tertangkap
23
Bab 23 Pengakuan
24
Bab 24 Reno di Besuk
25
Bab 25 Tawaran
26
Bab 26 Bertemu Ayah
27
Bab 27 Merelakan Yang Harus di Lepaskan
28
Bab 28 Membuka Kedok Roki
29
Bab 29 Di Temui Produser
30
Bab 30 Kebaikan Yang Terbalas
31
Bab 31 Rahasia Roki
32
Bab 32 Menjadi Pemain Film
33
Bab 33 Puber Kedua
34
Bab 34 Mulai Ada Rasa
35
Bab 35 Paket Misterius
36
Bab 36 Pemerasan
37
Bab 37 Kecewa
38
Bab 38 Akhir Yang Tidak Menyenangkan
39
Bab 39 Bertemu Pria Baik
40
Bab 40 Menyatakan Cinta
41
Bab 41 Undangan Makan
42
Bab 42 Rasa Yang Terbalas
43
Bab 43 Rumit
44
Bab 44 Cinta Tak Harus Memiliki
45
Bab 45 Patah Hati
46
Bab 46 Pilihan Yang Sulit
47
Bab 47 Mengancam Bunuh Diri
48
Bab 48 Erik Kembali
49
Bab 49 Gairah Geya
50
Bab 50 Cinta Arsen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!