"Aida, Asha, Kia kalian di mana?" tanyanya sembari berkeliling rumah mencari mereka.
Berkali-kali ia telah mengelilingi rumah, namun mereka tidak ada. Hati Harry merasa tidak enak ia segera menuju ke kamarnya, benar saja barang-barang Aida istrinya sudah lenyap sebagian. Ia bergegas menuju kamar putrinya, barang-barang mereka juga sebagian tidak ada.
Pria itu tertunduk lesu di lantai, ia menangis seperti anak kecil. Keutuhan rumah tangga yang telah ia jaga selama 24 tahun hancur seketika karena ulahnya. Entah bagaimana ia harus melanjutkan hidup tanpa mereka. Harry bertekad untuk mencari mereka dan meminta maaf.
♥︎♥︎♥︎
Seminggu telah berlalu, Asha, Kia dan juga ibu Aida telah memulai hidup baru. Beruntung mereka baru saja lulus, jadi sudah bisa mulai mencari pekerjaan untuk membantu ibu mereka. Ibu Aida telah menjual semua asetnya berupa toko dan segala isinya dengan bantuan saudaranya di kota asalnya. Uang itu ia pergunakan untuk membeli rumah kecil serta membuat warung makan sederhana untuk menyambung hidup.
Mobil telah ia jual untuk membelikan kedua putrinya motor sebagai kendaraan jika telah bekerja. Asha dan Kia awalnya sedikit susah beradaptasi namun karena rasa cinta kepada ibunya membuat mereka mau tak mau menjadi gadis yang kuat.
"Bagaimana warung makannya hari ini, Bunda?" tanya Asha setelah memarkirkan motornya.
"Alhamdulillah, Nak. Sudah mulai banyak yang makan di warung Bunda, ini tadi saja ibu kepala sekolah SD di depan itu pesan 20 kotak untuk besok," ucap ibunya bersyukur.
"Harusnya Bunda tidak perlu kerja lagi, uang simpanan kita kan masih ada. Sepertinya lebih dari cukup buat menyambung hidup sampai Asha dan Kia dapat pekerjaan," balas Asha.
"Jangan, Nak. Uang itu tabungan untuk kalian jika menikah nanti, jangan sampai sebagai istri kita menggantungkan diri kepada suami. Kita akan lebih di hargai jika memiliki uang. Berkacalah kepada Ayahmu, memang tidak semua pria seperti dia, tapi tidak ada salahnya kita waspada dan berjaga-jaga," ucap ibunya.
"Bunda benar, kita memang harus mandiri," jawab Asha.
"Oh iya, bagaimana tadi audisinya apa dapat pekerjaannya?" tanya ibunya.
"Alhamdulillah, Bunda. Asha di kontrak selama setahun penuh untuk pemotretan kalender produk perhiasan. Gajinya besar tapi ya gitu, mungkin Asha akan lebih sering di luar rumah," jawab Asha.
Asha adalah gadis yang cantik dan fotogenik, sejak kecil hobinya adalah berlenggak lenggok bak model catwalk. Di sekolah prestasinya tidak terlalu menonjol dalam hal pelajaran, namun bakatnya dalam menari dan modeling banyak menghasilkan piala kemenangan. Di usianya yang sudah 23 tahun ia masih belum mempunyai kekasih, karena ayahnya dulu sangat posesif terhadap kedua putrinya.
Ibunya menghela napas, sebenarnya ia kuatir tidak bisa menjaga kedua putrinya dengan baik. Selama ini mereka tidak pernah pergi jauh karena ayahnya selalu memantau, namun keadaan memaksanya untuk belajar melepaskan putrinya ke dunia luar.
"Kamu sudah dewasa, sudah saatnya melihat dunia luar. Bunda hanya berpesan, harus jaga diri baik-baik jangan sampai salah pergaulan. Dunia model terkenal dengan kebebasannya, jangan sampai kamu larut dan mengikuti arus. Tolong jaga kepercayaan Bunda ya, Nak," ucap ibunya.
"Aku akan selalu ingat pesan Bunda, aku akan selalu menjaga diri. Sekarang aku lapar, Bunda," ucap Asha.
"Ya sudah makan dulu, tadi Bunda masak opor ayam. Kalau ingin menu yang lain bisa ambil di warung," ucap Bundanya.
"Siap, Bunda," jawabnya lalu bergegas ke dapur.
Ketika Asha ke dapur, tampak Kia baru datang.
"Akhirnya kamu pulang, Nak. Bagaimana hasilnya, hari ini pengumumannya bukan?" tanya ibunya.
"Alhamdulillah Kia lolos, Bun. Hari senin sudah mulai bekerja," jawab Kia sangat gembira.
"Alhamdulillah, posisinya apa kalau boleh Bunda tahu?" tanya ibunya.
"Kia di tempatkan di bagian customer service, Bun. Penempatannya juga dekat dengan rumah, itu Bank yang paling besar di ujung jalan sana," jawab Kia sembari menunjukkan kantornya dengan telunjuknya.
"Wah hebat, itu kantormu besar sekali loh. Bank paling besar yang pernah Bunda lihat selama ini," puji Ibunya.
Kia sama cantiknya dengan kakaknya Asha, namun mereka memiliki kegemaran yang berbeda. Kia lebih suka membaca sehingga tak heran prestasi akademiknya sangat bagus. Dia selalu menjadi juara kelas setiap tahun. Dia sering membanggakan nama sekolah sehingga sejak sekolah hingga kuliah ia selalu mendapat beasiswa prestasi. Tidak heran jika ia dengan mudah di terima bekerja di salah satu bank konvensional terbesar di Indonesia. Sebenarnya dulu dia tidak terlalu peduli dengan penampilannya, namun kakaknya berhasil membuatnya fashionable seperti sekarang.
"Alhamdulillah, semua ini berkat Bunda yang selalu sabar mendidik Kia selama ini," jawab Kia.
"Tidak, Nak. Itu karena kalian memang anak yang baik. Ya sudah sana makan dulu dengan kakakmu di belakang," ucap ibunya.
"Iya, Bun. Kia juga sudah lapar," jawabnya kemudian masuk ke dalam.
Asha dan Kia sebenarnya di beri kamar sendiri-sendiri, namun kedekatan keduanya membuat mereka enggan tidur terpisah. Sampai sebesar ini mereka masih tidur bersama, mereka akan saling bercerita sebelum benar-benar terlelap.
"Kak, apakah semua pria itu seperti ayah ya?" tanya Kia saat akan tidur.
"Mungkin, aku sudah tidak dapat mempercayai kata-kata pria. Ayah saja yang selama ini sangat baik ternyata bisa berbuat seburuk itu, yang lebih jahatnya wanita itu adalah sahabat bunda. Betapa sakitnya perasaan bunda di khianati oleh dua orang terdekatnya sekaligus," balas Asha.
"Iya, bunda itu wanita yang kuat. Aku sangat bangga menjadi putrinya," ucap Kia.
"Benar, jika itu menimpa kita belum tentu bisa sekuat bunda," balas Asha.
"Amit-amit deh Kak, jangan sampai bertemu pria seperti itu," ucap Kia.
"Kita kan tidak mungkin tahu, karena biasanya pria akan sangat baik di awal. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, baru menunjukkan belangnya,"
"Apa Kakak membenci ayah? Apa Kakak dendam padanya?" tanya Kia.
"Ayah sangat baik kepada kita, aku tidak bisa membencinya. Tapi aku takkan pernah memaafkan perbuatannya yang membuat bunda terluka," jawab Asha.
"Aku rasa hampir semua pria itu seperti ayah, hanya saja kemungkinan mereka tidak ketahuan," ucap Kia.
"Darimana kamu tahu?" tanya Asha penasaran.
"Karena banyak teman aku yang cerita, tentang kekasihnya, ayahnya, tetangganya, dan banyak lagi. rata-rata katanya pria itu brengs3k," jelas Kia.
"Oh, benarkah?" tanya Asha tak percaya.
"Iya, benar," jawab Kia.
"Kak, bagaimana jika kita membuat mereka tidak akan pernah menyakiti wanita lagi," ucap Kia memberi ide.
"Caranya bagaimana, Kia?" tanyanya.
"Kita lakukan seperti yang mereka lakukan selama ini," jelas Kia.
Dahi Asha mengernyit tidak paham maksud adiknya.
"Gini Kak, kita buat mereka tergila-gila lalu tinggalkan begitu saja, atau kita selingkuh dengan orang terdekatnya. Pasti mereka hancur berkeping-keping, biar tahu rasa," jelas Kia.
"Hah... ide gila," ucap Asha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Fatma ismail
wah parah nih... mau jd player 🤭
2022-11-20
0
Alkenzie
pernah pny pengalaman kah kak?
2022-11-07
0