"Kamu sehat?" tanya Aisyah tak percaya sambil mengerjakan mata saking terkejutnya atas ucapan Malvyn barusan.
"Hem!" Malvyn hanya berdehem dan memutar bola matanya jengah.
"Kamu pilih menikah dengan saya atau masuk penjara?" ulang Malvyn lagi seakan tengah mendesak Aisyah.
"Ah, itu.."
Seketika Aisyah menjadi takut kembali mendengar tempat yang sangat ditakuti oleh orang kecil sepertinya. Bagaimana tidak?
Seperti yang kita ketahui bila sudah berurusan dengan bapak berseragam itu pasti ujung-ujungnya duit sebagai penebus agar dapat keluar dari tempat menakutkan tersebut.
Jika saja memilih berada di balik jeruji besi, pasti akan ada biaya untuk makan dan tempat tinggal lagi disana.
Aisyah menggeleng memikirkan itu, ia tidak akan mungkin berbohong kepada kedua orang tua dan kedua kakak nya.
"Bagaimana?"
Aisyah menatap Malvyn pias. Baginya, pria bule di depan nya ini cukup aneh. Apakah tidak ada wanita cantik di luar sana? kenapa harus dirinya yang baru bertemu beberapa kali saja? apakah tampilan bak bos perusahaan itu hanyalah tampilan saja tetapi tidak dengan kenyataan?
Hah! dasar gengsi gede doang. Pasti baju dan mobil nya itu nyewa semua.
"Saya punya keluarga, Gen. Eh pak," sahut Aisyah seraya memukul kecil bibirnya yang hampir saja menyebut Malvyn dengan genderuwo bule.
Malvyn mengerutkan dahi. Tetapi terlihat biasa kembali. "Terus?"
Aisyah melongo mendengar ucapan Malvyn. "Anda harus melamar saya ke kampung halaman dimana orang tua saya tinggal, dong. Ingat kalau aku ini anak orang," sungutnya.
"Oh!"
Aisya melongo mendengar ucapan Malvyn. "Pak. Lebih baik saya menjadi pembantu anda sampai hutang saya lunas daripada harus menjadi istri anda," cicit Aisyah lagi.
"Disini yang memberi keputusan adalah saya!"
Aisya mencebik. "Dasar genderuwo bule!" gumam nya mengumpat Malvyn habis-habisan.
"Saya mendengar itu, bocah!"
Mata Aisyah melotot disebut bocah oleh Malvyn. Ingin sekali ia layangkan pukulan ke awah nya yang datar itu.
*
*
Pukul tujuh malam Aisyah baru sampai ke kontrakan nya setelah seharian di tahan oleh Malvyn hanya membahas apa yang akan dilakukan nya demi tidak dipenjara.
Aisyah berpikir, orang kaya akan meminta ganti rugi atau menahan nya menjadi pembantu agar bisa mengganti rugi atas tindakan yang dilakukan nya tempo hari.
Tetapi lihatlah. Justru pria bule itu meminta nya menjadi istri dari pria yang bahkan ia hanya mengetahui nama panggilan nya saja.
"Andai yang meminta untuk menikahi ku adalah my baby love Yoongi," pekik Aisyah setiba sudah berada di dalam rumah.
Ia menghempaskan bokong nya di sofa karena sangat lelah menjalani hari nya yang begitu sial sedari pagi.
Karena terlalu lelah, Aisyah tertidur di sofa panjang hingga pagi menjelang.
*
*
"Ayolah, Mi. Aku dekat dengan Jesica hanya untuk bersenang-senang bukan untuk aku nikahi," gerutu Malvyn tidak ingin di atur dalam perihal percintaan nya.
Mami Ivy hanya dapat menghela nafas panjang. Rasanya tidak masuk akal bila sifat Malvyn menurun dari salah satu orang tuanya karena baik papi Edzard maupun mami Ivy bukanlah jenis orang yang nakal.
"Kamu itu nurun siapa, sih?" sungut mami Ivy kesal.
"Om Daren," sahut Malvyn tak kalah kesal.
Mami Ivy bungkam ketika Malvyn menyebut nama sang kakak karena hingga usia matang juga masih memiliki sugar baby.
"Jangan nakal terus, Vyn. Kamu sudah dewasa," nasihat mami Ivy benar-benar tidak ingin anaknya jajan sembarangan.
Malvyn berdecak. "Ku mohon, mi. Selama ini aku selalu menuruti kemauan papi dan mami. Kecuali kehidupan pribadiku," suara Malvyn terdengar lemah.
Sebagai putra yang akan menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga Abraham membuat Malvyn harus menjadi apa yang diinginkan keluarga nya.
Walau dirinya menerima, tetapi ada saat dirinya ingin berontak dan cukup persoalan kehidupan pribadinya.
Wajah mami Ivy berubah pias. "Baiklah. Maafin mami. Tapi ingat, usia kamu sudah dewasa dan mami ingin menggendong cucu secepatnya."
Malvyn hanya mencebik di ujung bibirnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Mami Ivy mendekat lalu mengecup pipinya tanpa penolakan.
"Istirahatlah. Bulan depan acara pertunangan adikmu dan Calista akan datang bersama keluarganya."
Malvyn menatap mami Ivy lagi. "Malya menerima perjodohan itu, mi?"
Mami Ivy mengangguk dan diikuti Malvyn juga mengangguk mengerti.
Ia masuk ke dalam kamarnya. Sudah dua hari ini Malvyn menginap di rumah orang tuanya sesuai permintaan saudara kembarnya. Biasanya ia tinggal di apartemen karena tempat itu jaraknya lebih dekat dengan Kantor.
*
*
Pagi harinya, Malvyn sudah tampak rapi karena terbiasa bangun pagi dan berolah lebih dahulu. Selepas itu barulah bersiap hendak pergi ke Kantor.
Malvyn memang sedisiplin itu mengenai waktu. Dirasa sudah cukup rapi, Malvyn turun menuju ruang makan dimana keluarganya sudah berkumpul.
Malvyn menatap Malya yang tampak murung. Ia pun berdecak. "Kalau gak setuju dengan perjodohan itu, jangan diterima!" ia seakan tahu apa yang dirasakan saudari kembarnya.
Malya menatap Malvyn lalu menggeleng lemah. "Harus, Vyn!"
Malvyn hanya mengangguk saja.
Keluarga bahagia itu sarapan dengan tenang tanpa ada suara yang terdengar selain setingan sendok dan piring yang beradu.
*
*
Sesampainya di Kantor, Malvyn meminta Mario agar ke ruang kerjanya.
"Masuk!"
Mario menunduk hormat setelah masuk dan berdiri di depan meja kerja Malvyn.
Malvyn menatap foto seseorang lalu tersenyum tipis. Kemudian menghela nafas panjang karena merasa sesak dalam dada.
"Kapan waktu ku longgar, Rio?"
Mario memeriksa jadwal Malvyn di iPad nya. "Anda butuh hitungan jam atau harian, tuan?"
"Hari," sahutnya datar.
"Dua Minggu lagi anda punya waktu empat hari waktu longgar, tuan."
Malvyn mengangguk. "Urus keberangkatan saya ke Medan bersama gadis itu," titah Malvyn membuat dahi Mario mengerut.
"Jangan banyak berpikir dan menerka-nerka, Rio. Kau tidak akan paham!" bagai peramal yang dapat mengetahu apa yang tengah dipikirkan oleh asisten nya tersebut.
"Ba-baik, tuan!" ucapnya ketar-ketir.
Mau selama apapun keduanya dekat, tetap saja jika sudah menyangkut pekerjaan dan perintah dari Malvyn, Mario tidak dapat menolak.
*
*
Kuliah telah berakhir hari ini, Aisyah memilih pergi ke kantin lebih dahulu sebelum pulang ke rumah.
Hari ini dengan sengaja Malvyn membiarkan Aisyah kuliah lebih dahulu sebelum pada akhirnya akan ada yang menjemput.
"Hai," sapa seorang gadis membuat Aisyah menoleh.
Aisyah menoleh disertai senyuman. "Hai," balasnya.
"Boleh aku duduk?" tanya gadis itu.
Aisya mengangguk saja. Kemudian menggeser sedikit tubuhnya agar gadis di samping juga ikut duduk bersamanya.
"Kenalin nama aku Hana. Kamu?"
"Aisyah."
"Bolehkah aku berteman denganmu?" tanya Hana.
Aisyah tersenyum simpul lalu mengangguk karena mulutnya masih berisi makanan.
Ponsel Aisyah bergetar kala masih makan bersama Hana. Pesan masuk dari ponsel Malvyn, segera ia membacakan nya.
082354Xxxx : Saya sedang dimobil. Saya tunggu lima menit. Jika tidak maka saya akan kesana dan mengumumkan bahwa saya ini suamimu.
Aisyah melotot lalu meninggalkan Hana dan berlari menuju mobil Malvyn sudah terparkir disana.
Dasar genderuwo bule.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Asti Ajizah
kayaknya ga asing sama nama om daren,,,,ada novelnya ga ya
2023-06-21
0
Devi Handayani
semudah itu kahhh???? 😏😏😏
2023-05-15
0
Yunita
adiknya malvyn malya ini cewek apa cowok thor?
2022-12-21
3