bab 8

"Selamat pagi tuan muda." Seorang laki-laki dengan tampilan rapi dengan balutan pakaian formal, menyambut atasannya itu.

Pria yang disambut, tidak mengatakan apapun atau memperlihatkan respon. Pria rupawan dengan penampilan begitu menawan itu hanya menampilkan wajah datar dan terus melangkah.

"Ada sesuatu penting? Sampai kau berada di sini sepagi ini?" Dengan nada dingin, pria berpostur tubuh tinggi tegap itu, menegur asisten pribadinya.

"Ada hal lebih penting dari semua hal, tuan," jawab pria berkacamata dengan mimik wajah ragu.

Brian Jeremy Smith menatap lekat, asistennya. Ia menaikkan kedua alis tebalnya menunggu informasi dari asistennya itu.

"Mengenai tuan dan nyonya besar," ucap asisten yang bernama Robby.

Brian merespon ucapan asistennya, pria pemilik garis wajah tegas itu lebih menatap lekat bawahannya. Penasaran dengan kabar yang akan disampaikan sang asisten.

"Mereka …."

"Aku tahu," sela Brian tanpa menunggu asistennya itu selesai berbicara.

"Apa?! Robby terlihat terkejut mendengar sahutan tuannya muda-nya.

"Aku tahu, pasti, mom dan dad, merengek untuk segera kembali," tandas Brian sambil melanjutkan menikmati sarapan mewah dengan melayani beberapa pelayan khusus.

Sang asisten tampak tercengang, pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana ia mengatakan kepada tuan mudanya? Kalau mereka sudah kembali dan sekarang sudah berada di area Mansion.

"Waktu mereka melewati dari kesepakatan anda tuan," ujar Robby.

"Apa?! Tanya Brian bingung.

"Waktu tuan dan nyonya besar melewati dari yang anda tentukan. Itu tandanya …."

"What!" Sentak Brian Baru menyadari semua arah bicara asistennya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya, sialan," pria itu terlihat panik.

"Apa mereka sudah kembali?" Tanya Brian.

"S-sudah tuan," jawab Robby ketakutan, hingga ia pun berkata terbata.

"Sial!" Umpat Brian.

"Apa mereka membawa seorang wanita?" Tanya Brian lagi.

"Tidak. Eh … iya," jawab Robby kebingungan.

Brian semakin geram, di saat ia begitu panik akan kepulangan kedua orang tuanya, sang asisten pun begitu bodoh.

Sebagai anak akan merasa bahagia saat kedua orang tuanya kembali, namun… Brian terlihat panik dan gelisah.

"Apa maksud kamu!" Tanya Brian dengan menggeram kesal.

"Tuan dan nyonya membawa …."

Robby menggantung ucapnya dia berpikir sejenak untuk mengatakan penampakan wanita yang di bawa kedua orang terbesar Smith.

"Membawa apa?" Tanya Brian begitu penasaran. Ia bahkan memajukan lebih ke arah sang asisten.

"M-membawa …." Robby lagi-lagi menggantung ucapannya sambil menggaruk tengkuknya.

"Membawa apa sialan!" Pekik Brian tidak sabar.

"Membawa Betty la fea." Jawab Robby segera.

Menurutnya gambaran Foto yang dikirimkan anak buahnya untuk memantau tuan dan nyonya Smith adalah — Betty la fea.

"Betty la fea?! Brian mengumam sambil berpikir.

"Apa sejenis hewan?" Tanya Brian mencoba menebal.

"Salah," sahut Robby.

"Boneka?"

"No."

"Robot."

Asisten Robby menggelengkan kepalanya.

"Tanaman bunga?" Jawab Brian.

"Tidak! Setahu saya, tidak ada tanaman bernama, Betty la fea," ucap Robby. tuan dan bawahan itu terlihat seperti sedang melakukan permainan tebak-tebakan.

Brian yang terlihat arogan namun terkenal dengan sifat konyolnya dan abstrak apabila berada di sekitar orang terdekatnya.

"Terus apa?"

"Anda bisa melihatnya sendiri kejutan dari, tuan dan nyonya," ujar Robby dengan senyum usil.

……

Lily tidak hentinya berdecak kagum sama memasuki wilayah Mansion milik keluarga Smith. Lokasi luas itu hanya di miliki oleh keluarga Smith. Sepanjang perjalanan menuju bangunan utama Mansion, Lily di sajikan dengan pohon-pohon pinus yang berjejer rapi.

Terdapat juga tanaman langka dan tumbuhan khas timur tengah. Lily hanya bisa menganga melihat kemewahan kediaman keluarga Smith.

Meskipun terlahir dari keluarga konglomerat, Lily masih mengagumi kediaman mewah dan megah.

"Wow! Ternyata mereka benar-benar kaya." Lily berkata dalam hati

"Tapi kenapa mereka ingin hidup sederhana?" Tanya Lily dalam hati.

"Mungkin semua orang kaya seperti itu, salah satunya aku," batin Lily kembali.

Kini mereka sudah tiba di depan pintu utama Mansion Smith. Lily bisa melihat puluhan pelayan berbaris di depan Mansion.

Di mulai dari depan pintu utama hingga kedalam, Lily hanya bisa menampilkan wajah konyol. Dengan kepala kesana juga melihat keindahan dan kemegahan, bangunan Mansion Smith.

Lily mengikuti langkah kedua pasangan suami-istri itu dengan berjalan di belakang mereka.

Pelayan menyambut kepulangan tuan dan nyonya besar Smith, penuh suka cita. Semua pelayan menundukkan kepala. Dan seketika wajah mereka tercengang. Ketika melihat Lily berjalan di belakang tuan dan nyonya Smith.

"Apa dia calon istri tuan muda?" Bisik salah satu pelayan.

"Sepertinya begitu. Sebelum, nyonya dan tuan meninggalkan Mansion, beliau berkata akan membawa seorang wanita untuk menjadi nyonya muda Smith.

"Wow, pilihan yang begitu menyedihkan."

"Aku berharap, wanita itu mampu menghadapi sikap tuan muda."

"Menjijikkan, aku tidak percaya pilihan nyonya begitu buruk," cela salah satu pelayan muda yang menatap sinis Lily saat melintas di hadapan mereka.

"Apa stok wanita di bumi ini sudah tidak ada lagi? Kenapa mereka membawa wanita buruk rupa?" Sela pelayan muda yang lain.

"Mungkin aku terlihat lebih pantas, dari wanita culun itu," timpal pelayan lain yang penampilannya terlihat berbeda.

"Kalian diamlah. Meskipun dia buruk rupa, culun, menjijikkan, dia sekarang calon nyonya kita," sahut pelayan muda yang lain.

Ketiga pelayan modis itu hanya mencibir sinis dan meninggalkan tempat ruangan tamu luas dan berlari ke arah ruangan keluarga. Ingin mengetahui reaksi tuan muda mereka.

….

"Nyonya dan tuan kembali!" Seorang pria berusia 45 tahun yang merupakan kepala pelayan Smith, mengucapkan kata sambutan dengan suara lantang.

Brian yang sedang menyantap sarapan tersedat dan ia pun terbatuk-batuk. Pria itu menatap wajah asistennya.

"Kenapa, kau tidak mengatakan kalau mereka sudah tiba," protes Brian.

"Saya …." Robby mengurung perkataannya, ketika tuan muda Smith sudah berjalan, menghampiri tuan dan nyonya besar Smith.

Brian berjalan dengan gagah, mendekati kedua orang tuanya. Sudah 5 bulan mereka tidak bertemu, akibat tantangan konyolnya yang di berikan kepada kedua orang tuanya itu.

Dimana kedua orang tuanya harus melewati hidup sederhana dalam waktu yang sudah ditentukan. Dan apabila kedua orang tuanya dapat melewati, maka Brian siap menerima calon istri yang dibawa oleh kedua orang tuanya itu di hari dimana keduanya kembali.

Nyonya Alice dan tuan Jeremy Smith tersenyum melihat putranya berjalan mendekat.

Pria berusia 35 tahun itu berjalan penuh wibawa dan wajah arogan,. Ia hanya menatap dingin kedua orang tuanya. Siapa yang tahu, jantungnya kini berdetak kencang. Penasaran juga was-was, saat mengetahui sang mommy membawa seorang wanita.

"OH putraku yang begitu tampan!" Seru nyonya Alice sambil merentangkan kedua tangannya.

"Mommy, Daddy," sahut Brian segera memeluk sang mommy dan daddy secara bergantian.

"Bagaimana kabarmu nak?" Mommy mengusap punggung keras putranya dan menanyakan kabar putra semata wayangnya itu.

"Seperti mommy lihat, kabarku baik," jawab Brian. Tatapannya mencoba mencari wanita yang bersama kedua orang tuanya.

Asisten Robby kini diam dengan tubuh membeku, saat berhadapan dengan Lily.

Wanita itu masih berdiri dengan kepala menunduk di belakang tubuh tuan Jeremy Smith.

Lily masih kebingungan berada di tengah-tengah keluarga besar Smith. Tiba-tiba Lily merasakan ingin ke toilet.

"Syukurlah, mommy begitu senang melihatnya," sahut nyonya Alice dengan senyum canggung.

Tuan Jeremy berdehem, untuk menghilangkan ketegangan. Tiba saatnya kedua pasangan suami-istri itu untuk mengatakan kepada Lily yang sebenarnya.

"Ehem!" Tuan Jeremy berdehem.

Ia melirik kebelakang dan melihat Lily masih terdiam dengan kepala menunduk.

Nyonya Alice pun terlihat kebingungan, Brian yang melihat itu merasa aneh.

"Kalian kenapa?" Tanyanya heran.

"Tidak!" Sahut keduanya bersamaan.

"Kalian terlihat …." Ucapan Brian terjeda oleh, suara lembut di balik punggung sang — daddy.

"Permisi!" Seru Lily.

Tuan dan nyonya Smith membalikkan badan mereka bersamaan dan tampaklah wujud Lily di hadapan Brian.

"What!" Pekik Brian.

Terpopuler

Comments

fiza

fiza

trgelak beso aku baca betty la fea!!..dh lama cite tu,mmg best🤣🤣..brain tya apa tu..xbleh blah

2024-05-04

0

Diah Susanti

Diah Susanti

di tahun 2009, aq juga sempat dipanggil betty sama teman kerja. karena pake kacamata dan rambutku diponi, bahkan teman kerja yang baru mengira itu nama asliku 😁😁😁😁

2024-03-10

1

NurKarni

NurKarni

betty la fea juga aslinya kan syantiiikkk🤣

2024-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!