bab 18

"Hey, tuan muda kaku!" Lily yang mulai muak dengan teriakan suaminya dan berusaha melawan.

"Kau!" Sentak Brian sambil mengarahkan telunjuknya di depan wajah Lily. Wajah pria itu masih terlihat marah dengan kedua garis wajah terlihat mengeras dan matanya begitu terbuka tajam.

Namun tidak sedikitpun Lily ketakutan, ia lebih memikirkan penampilannya sekarang ini. Ia yang melupakan make up khusus melukis wajah buruk rupanya yang ketinggalan di kamar sebelumnya. Oleh sebab itu ia terpaksa mengenakan masker wajah dan mata yang ia temukan di dalam kamar mandi — suaminya itu.

"Bukankah sekarang ini saya istri anda?" Lily bertanya dengan wajah santai.

Sementara Brian begitu menahan gejolak amarahnya, pria itu begitu emosi dan bercampur ngeri melihat penampilan — Lily.

"Kamu hanya sebatas istri dalam perjanjian saja, setelah aku menjadi pemilik sah, dari semua kekayaan daddy, maka saat itu juga aku akan melemparkanmu."

"Tapi, kamu tenang saja. Aku akan memberikanmu kompensasi setimpal." Brian berujar dengan wajah penuh rencana.

"Cih, itu tidak akan pernah terjadi, suamiku," gumam Lily dan ia memandangi suaminya sambil tersenyum miring.

"Selama saya menjadi istri anda, berarti saya harus tidur di sini, bukan?" seloroh Lily dan segera menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

"Kau, turun dari ranjang ku. Aku tidak ingin kau mengotori ranjang ku dengan wajah menjijikan mu itu!" Brian kembali berteriak nyaring.

Ia mendekati Lily dan menarik tangan istrinya agar menjauh dari ranjangnya.

Lily berhasil menjauh dari tempat tidur, ketika Brian menariknya paksa hingga tengkurap di atas lantai.

Lily menggertakkan giginya, lantas segera bangkit. Ia bisa melihat wajah puas Brian.

"Apa salah saya tuan, sekarang saya istri anda dan sebagai pasangan suami-istri harus saling berdampingan." Lily berkata dengan nada jengah.

"Berhentilah berkata seperti itu, kamu membuatku merinding," sahut Brian dengan ekspresi ngeri juga jijik.

"Pokoknya, kamu dilarang menyentuh apapun di dalam kamarku ini, t-i-t-i-k." Brian menekan diakhir ucapan, wajah pria itu begitu tegas.

"Maaf, saya bukan patung manekin anda. Yang hanya terdiam di dalam kamar ini," celetuk Lily tidak memperdulikan ucapan suaminya.

Wanita itu kembali menaiki ranjang dan berbaring di sebelah Brian yang juga kini terduduk di atas ranjangnya itu.

"Dasar jelek, menjauhlah!"

"Bugh!"

Brian yang emosi dan tidak dapat menahan amarahnya, segera menendang pinggul istrinya, kembali membuat Lily terjatuh di atas lantai dengan tubuh lumayan kesakitan.

"Jangan menyentuh milikku, jelek!" Gertak Brian dengan gigi saling bergesekan nyaring.

Lily bangkit, ia menepuk-nepuk pakaiannya yang bagian belakangnya. Dengan sinis ia menatap wajah puas — Brian.

"Lalu saya harus tidur di mana?" Tanya Lily. Wanita itu lebih memilih mengalah. dan memikirkan malam ini ia harus, tidur di mana. Ia begitu kesal melihat wajah suaminya yang begitu arogan.

"Terserah, asalkan menjauhlah dari sini," tutur Brian yang segera membaringkan tubuhnya dan menatap sinis Lily.

Lily merotasi pandangannya ke segala isi kamar suaminya. Ia pun bisa bernafas lega saat melihat sofa di dekat pintu balkon. Lily mengambil bantal dan berjalan mendekat ke sofa.

Brian yang mengikuti langkah istrinya dengan tatap tajam. ia segera terbangun dan mengikuti Lily juga, segera menarik lengan Lily kuat, lantas membawa Lily keluar dari kamar, tepatnya di luar balkon.

"Aku melarangmu untuk tidak menyentuh apapun di kamar ku!" Bentak Brian dan mendorong Lily, hingga Lily merapat ke pagar pembatas.

Wanita itu hanya meringis perih, saat kulit punggung tangannya tergores. Ia melihat wajah suaminya yang tersenyum puas.

Lily hanya bisa mengalah saat ini, baginya menghadapi suaminya sangat lah mudah untuknya. Bisa saja ia melakukannya sekali piting leher atau menyikut ulu hati, maka suaminya akan — RIP.

"Kamu bisa tidur di sini," bisik Brian dan diiringi tawa puas dmjuga wajahnya begitu bahagia.

"Tapi disini dingin. Apalagi cuaca begitu buruk," ungkap Lily. Ia merasa cuaca semakin buruk, bisa saja ia akan mati kedinginan di luar.

Brian semakin memperlihatkan wajah liciknya dan menyeringai jahat kepada wanita yang baru, beberapa jam lalu menjadi istrinya.

"Aku tidak peduli, sekalipun kamu mati." Lagi-lagi Brian menekan perkataannya di akhir kalimat.

Pria kejam itu kembali tertawa puas dan menutup pintu balkon juga menguncinya dari dalam. Tidak lupa Brian memberikan selamat malam kepada Lily dengan wajah mengolok-olok.

Lily melongo mendengar jawaban kejam suaminya, wanita itu hanya bisa mengusap kedua lengannya saat diterpa kedinginan. Lily segera mencoba meminta Brian membuka pintu. Lily begitu trauma dengan suasana seperti yang sekarang ia rasakan.

"Buka, please, buka." Lily memohon dengan wajah menahan rasa kedinginan.

Brian dengan kejamnya mematikan lampu dan menutup kedua telinganya dengan earphone. Memejamkan mata menikmati kenyamanan tempat tidurnya.

Sementara Lily masih berusaha membuka pintu balkon tersebut, sambil menggedor-gedor pintu tersebut.

Lelah untuk berusaha membuka pintu di hadapannya, Lily berjongkok di depan pintu sambil menahan rasa dingin.

"Ternyata dia begitu kejam," gumam Lily yang memeluk kedua lututnya dan menangkup dagu di atas kedua lututnya.

Brian yang tidak mendengar suara berisik Lily, membuka matanya dan meletakkan earphone sunyi di atas nakes, sampingnya.

Brian berjalan pelan ke arah pintu balkon, mengintip Lily. Ia penasaran istrinya sedang melakukan apa.

Ia melihat di sekitar balkon kosong, ia menautkan alis tebalnya dan mengkerut wajahnya heran.

"Si jelek ke mana?" Tanyanya pelan sambil menengok keluar balkon.

Namun saat ingin menoleh kembali ke samping, tiba-tiba Brian berteriak nyaring, diikuti Lily.

Pria itu begitu terkejut, saat Lily menempelkan wajahnya yang dipenuhi masker putih, di kaca pintu tersebut.

"Akh!" Pekik Brian.

Pria itu kembali berlari ke arah ranjangnya dan segera menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Cih, dasar penakut," cibir Lily.

Ia lalu mencari cara agar bisa bebas dari kekejaman suaminya sendiri.

Lily melihat sekitar dan kini pandangannya tertuju ke arah lain, ia juga melihat kamarnya yang sebelumnya.

"Ini, sungguh mudah bagiku," batin Lily.

Terpopuler

Comments

jen

jen

hahaaaaa suka bgt cerita nya... lucu bikin ngakak

2024-01-31

0

✨Nana✨

✨Nana✨

oalah brian...sngt mudah membuat km jd almrhm brian...ati2 sm lily....klo kelakuan kebangetan bisa memancing amarah singa betina km bs rip bri🤪🤪

2024-01-27

1

Jana

Jana

wow trauma apa ini Thor... apakah ini yg menyebabkan dia bersifat agak kejam thd musuhnya 🤨

2024-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!