bab 6

Riuh suara perdebatan terdengar di dalam bus, saat para penumpang memberikan perintah untuk segera meninggal tempat mengerikan bagi mereka.

Namun, wanita setengah baya menghentikan sang sopir bersama suaminya. Mereka tidak setuju meninggalkan Lily sendiri di tengah hutan.

"Aku tidak peduli, kita harus menunggu nona Lily," pekik wanita itu dengan suara lantang.

"Benar yang istri saya katakan, kita harus menunggu nona Lily. Bagaimanapun dia bersama kita sebelum kejadian ini," sela suami wanita tersebut.

Perdebatan pun kembali terjadi, membuat sang sopir dan rekannya menjadi kebingungan.

"Diam!" Sentak rekan sopir bus dengan wajah kesal.

"Baik, kita menunggu nona culun itu," tandas pria muda yang merupakan rekan sang sopir.

"Bagaimana kalau dia sudah tidak hidup lagi?" Komentar penumpang lain.

"Hey, tuan. Jaga mulut anda!" Kembali wanita setengah baya itu marah.

"Saya baru menduga, nyonya," timpal pria itu kesal.

"Anda, sama saja mendoakannya," geram wanita itu.

Keributan pun kembali terjadi, wanita yang bersama Lily terus tidak terima, saat Lily digunjing oleh penumpang lain.

Sang suami hanya bisa menenangkan istrinya yang dalam mode bar-bar.

"Sudah lah' sayang," bisik pria gagah itu kepada istrinya.

"Tidak bisa!" Pekik sang istri yang akan kembali memaki pria yang menggunjing Lily.

Di tengah keributan, tiba-tiba sosok wanita yang mereka tunggu akhirnya memasuki bus dengan wajah berantakan.

Semua penumpang tercengang melihat Lily, bagaimana tidak. Wajah wanita itu dipenuhi lumpur hitam.

"Nona Lily?" Tanya wanita itu — ragu.

Penumpang lain pun masih menatap Lily dengan mulut menganga. Bukan hanya muka Lily yang di penuhi lumpur, namun pakaiannya pun di penuhi lumpur hitam.

"Iya bibi, ini aku," jawab Lily.

"OH syukurlah, kau selamat nak," ucap wanita setengah baya itu.

"Apa yang terjadi denganmu, nak?" Tanya pria yang bersama Lily.

Lily menatap semua wajah penumpang yang begitu penasaran dengan penampilannya yang begitu buruk.

Tidak mungkin ia mengatakan kalau dirinya sengaja melakukannya untuk menyembunyikan wajahnya. Lily kehilangan pondesen yang biasa ia kenakan untuk membuat bintik-bintik merah di wajah. Akhirnya Lily terpaksa menggunakan tanah hitam untuk menutupi wajah aslinya.

"Saya terjatuh bibi," jawab Lily sedikit gugup.

Kedua pasangan suami-istri itu pun akhirnya bernafas lega, ternyata Lily masih selamat.

"Biarkan, saya membersihkan wajahmu," tawar wanita itu sambil mengambil tissue basah di dalam tas miliknya.

Lily yang sudah duduk pun terlihat gelagapan, tidak mungkin ia memperlihatkan wajah aslinya kepada semua orang.

Lily pun menolak dengan lembut, "tidak perlu nyonya Alice, saya akan membersihkan nanti," tolak Lily dengan lembut.

Nyonya Alice pun mengangguk dan kembali duduk dengan tenang, sedang sang suami merangkulnya dengan nyaman.

Sementara Lily mulai memejamkan mata, nyatanya rasa lelah kini menyerang tubuhnya, belum lagi luka yang ada di beberapa bagian tubuhnya.

Lily pun dalam posisi punggung bersandar nyaman di belakang kursi mobil, sedikit demi sedikit kini, akhirnya Lily pun tertidur. Begitu juga dengan penumpang lain.

Mereka semua bersyukur masih diberikan keselamatan, meskipun rasa keingintahuan untuk mengetahui penyelamat mereka.

……..

Matahari pagi pun kini bersinar cerah, membangunkan para penumpang yang terlelap dalam tidur mereka.

Bus itu sudah memasuki kota besar dan ramai. Seharusnya bus sudah berada di kota sejak malam tadi, namun petakan mengerikan menghalangi perjalanan semuanya.

Pria setengah baya yang bersama Lily, terlihat membangunkan sang istri. Pria berwajah gagah itu juga melirik Lily yang masih dengan penampilannya di penuhi lumpur.

Pria berwajah tegas, hanya menggeleng kepalanya dan berusaha membangunkan istri tercintanya.

"Sayang, sayang, bangunlah," bisik sambil menepuk wajah cantik Istrinya lembut.

Wanita itu terbangun, saat merasakan kehangatan menerpa wajahnya. Mata menyipit saat terbuka ketika kedua manik coklatnya disinari cahaya matahari pagi.

"Kita sudah berada di kota?" Tanya wanita itu dengan suara khas bangun tidur.

Suara pun terdengar di dalam bus, ketika bus itu berhenti di sebuah halte di pinggiran kota.

Lily pun membuka kedua kelopak matanya di balik kacamata bulat besar itu. Ia berkedip-kedip ketika pencahayaan matahari menyilaukan kedua matanya.

"Selamat pagi, nona," sapa nyonya Alice.

Lily menolehkan kepalanya dan senyum hangat terbit di balik wajahnya yang masih dilumuri tanah.

Nyonya Alice tersenyum canggung Melihat wajah Lily, ia pun memberikan cermin kepada wanita itu.

"Maaf!" Ujar nyonya Alice.

Dengan wajah heran, Lily pun mengambil cermin yang di serahkan nyonya Alice. Ia pun baru sadar kalau wajahnya masih kotor.

"A-aku akan membersihkannya," ucap Lily sedikit terbata.

"Hum! Di belakang sana terdapat toilet umum," terang nyonya Alice.

Lily pun segera menuju toilet umum yang ada di belakang halte bus, ia berjalan dengan wajah menunduk.

Orang-orang yang tinggal di kota, melihatnya aneh. Tatapan mereka begitu jijik melihat Lily.

"Dasar wanita Tarzan," cibir seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet.

Bahkan yang menunggu di luar toilet pun segera pergi, saat Lily ikut menunggu. Mereka takut Lily adalah, wanita kurang sehat yang lari dari rumah sakit jiwa.

"Pantas saja mereka melihatku seperti itu, lihat, wajahku sungguh menggelikan." Lily mengomentari wajahnya sendiri dan merasa geli.

Lily membersihkan wajahnya. Ia meringis saat ia menyentuh luka goresan di wajahnya.

Setelah membersihkan wajahnya, tidak lupa Lily kembali merias wajahnya sejelek mungkin dan mengganti pakaiannya dengan pakaian sederhana. Rambut pendek berponi juga kacamata besar terbingkai indah di wajahnya. Tidak lupa, Lily mengenakan kawat giginya. Setelah selesai mendandani dirinya sendiri, Lily tersenyum lebar, memperlihatkan kawat gigi yang menempel di seluruh giginya.

Lily pun keluar dan lagi-lagi mendapatkan tatapan rendah dari orang-orang yang menunggu di depan pintu toilet umum.

Mereka mencibir menampilkan Lily yang menurut mereka sangat aneh dan kampungan. Wanita yang memasuki dewasa terlihat begitu culun dan menjijikkan.

"Ish, wanita aneh," cibir wanita yang berpapasan dengan Lily.

"Cih, dasar wanita culun menjijikkan," salah satu pejalan kaki melemparkan hina kepadanya.

Lily hanya menanggapinya santai dan terus berjalan dengan wajah cuek. Baginya sudah biasa dirinya mendapatkan hinaan seperti ini.

…….

"Bagaimana sayang, apa kata asisten pribadi bodohmu itu." Nyonya Alice terus bersungut-sungut kesal saat asisten pribadi suaminya tidak kunjung datang. Membuat tuan dan nyonya besar itu menunggu lama.

Yah, mereka adalah tuan dan nyonya Smith. Keduanya adalah orang terpandang di kota itu dan memiliki darah bangsawan yang kaya raya.

Mereka sekarang sedang masa-masa penyamaran untuk mencari jodoh yang tepat buat putra semata wayang mereka.

Tuan Jeremy Smith, adalah pengusaha sukses dan memiliki beberapa perusahaan di negara lain. Tuan Jeremy Smith, terlahir dari darah seorang bangsawan terkenal di kota mereka, yang membuatnya di segani banyak pebisnis lain.

Kini semua urusan perusahaan telah diserahkan kepada putra semata wayang mereka. Dan tuan Smith hanya menikmati masa tuanya bersama sang istri.

Sedangkan nyonya Alice Smith, sosok wanita berkelas dan anggun. Masa mudanya digunakan dengan menjadi seorang model terkenal. Wajah cantiknya kini masih terukir indah dan masih terlihat begitu menawan.

Pertemuan wajah tampan dan wajah cantik mempesona mereka, pasti menghasilkan bibit sempurna. kalian pasti begitu penasaran dengan wajah putra mereka, bukan?

Terpopuler

Comments

Helni Lewan

Helni Lewan

lanjut tor..makin seru ni..

2024-03-13

2

Bzaa

Bzaa

keren banget tor pastinya 😘👍

2024-01-28

0

✨Nana✨

✨Nana✨

ternyata ortu itu pasangan orng tajir di kota ya,,,dan sdh psty lily yg akan dijodohkan dg putra mrk

2024-01-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!