BaraSenja

BaraSenja

Bagian 1: Bara dan Senja

Bara mengusap wajahnya lelah, sambil memandangi foto di tangannya. Bara menghembuskan nafasnya dengan kasar, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Kemudian ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidurnya sambil memegang sebuah foto yang ia pandangi sejak tadi. Foto seorang wanita yang sudah menjadi pujaan hati Bara sejak jaman kuliah dulu. Nina Utami.

Bertahun-tahun menjalin kasih, Bara terpesona oleh Nina karena ia seorang gadis yang mandiri, pekerja keras dan tegas. Hal itulah yang membuat Bara menaruh hati pada Nina sejak awal berkenalan dengan dirinya.

Namun sayang seribu sayang, Nina mengabaikan perasaan Bara. Saat Bara memberanikan dirinya untuk melamar Nina, gadis itu dengan tegas menolaknya. Karena ambisinya untuk menjadi seorang wanita karir yang sukses, membuat gadis itu menganggap kalau pernikahan akan menghambat jalannya menuju sebuah kesuksesan.

"Goodbye Nina" ucap Bara dengan suara berat, ia kemudian memasukkan foto Nina ke dalam laci mejanya. Ini akan menjadi hari terakhirnya memandangi wajah Nina lewat foto, karena mulai besok pagi dia akan menjadi seorang suami dari gadis lain, yang pasti bukan untuk Nina, gadis pujaannya.

...----------------...

Bara yang kini sah menjadi seorang suami, memandangi gadis berusia dua puluh satu tahun yang sedang berjalan bergandengan tangan dengan kakaknya membuat Bara tidak percaya.

Selama ini Bara hanya membayangkan Nina yang akan bersanding dengan dirinya. Seorang wanita dewasa yang mandiri dan bisa dipercaya untuk membesarkan dan mengurus anak-anak mereka kelak.

Bukannya gadis kecil seperti Senja yang terlihat manja dan tidak bisa dipercaya untuk mengurus sebuah keluarga. Semua itu terus berputar di dalam benak Bara, "Bagaimana bisa Senja yang masih dua puluh satu tahun akan merawat anakku nanti? Sedangkan dia mengurus dirinya sepertinya belom sepenuhnya bisa. Hmm, aku sangat ragu pada dia" ucap Bara dalam hatinya.

Berbeda dengan Bara yang terlihat biasa saja, bahkan bisa dibilang tidak senang. Senja yang hari ini resmi menjadi istri dari pria pujaan hatinya, terlihat senang bukan main. Hal itu terlintas dari wajahnya yang selalu tersenyum karena impiannya dapat tercapai.

Senja berjalan dengan penuh semangat menuju kamar hotelnya, oh salah, kamarnya dan Bara maksudnya. Diikuti Bara yang berjalan malas di belakangnya.

"Nja, hari ini jangan lupa pakai yang kemarin Mbak kasih ke kamu ya" bisik Wulan, kakaknya Bara.

Mendengar bisikan Wulan, Senja cekikikan sambil menahan rasa malu. "Ihh Mbak Wulan, Senja malu tau ih" balasnya sambil bergelayutan malu pada Wulan.

Wulan menoyor kepala Senja dengan gemas "Ck, kamu ini! Pake acara malu segala. Paling juga nanti kamu yang bakal nyosor Bara duluan" omel Wulan, tapi tetap masih menjaga suaranya agar tidak terdengar oleh Bara yang sebenarnya sejak tadi penasaran apa yang dibicarakan Senja dan kakaknya.

Senja terkikik sambil menutup bibirnya dengan telapak tangan kirinya, "Hihihi Mbak Wulan tau aja rencana Senja" balas Senja.

Wulan membuka pintu kamar hotel dengan kartu di tangannya, lalu membawa masuk barang yang ada di tangannya disusul Senja dan Bara di belakangnya.

"Yaudah Dek, Mbak tinggal dulu ya. Nanti kamu kalau mau apa-apain Senja tenang aja, gak bakal ada yang denger kok" goda Wulan sambil tersenyum pada Bara.

Wulan adalah anak tertua dan Bara adalah anak paling bontot. Maka keluarganya manggil Bara dengan sebutan Dek. Bahkan Mamah dan Papahnya manggil dirinya "Dek Bara".

Bara memandangi kakaknya malas, "Ck, udah sana cepetan keluar Mbak! Siapa juga yang mau apa-apain Senja" usir Bara sambil mendorong tubuh kakaknya keluar.

Wulan berdecak kesal lalu memukul adiknya kesal, "Ck, iya ini Mbak keluar. Kamu ini gak sabar banget sih dek" omel Wulan sambil berjalan keluar karena tubuhnya didorong oleh Bara.

Sebelum keluar, Wulan sempat berteriak pada Senja, "Nja! Inget pesan Mbak yang tadi ya" ucap Wulan sambil mengedipkan sebelah matanya lalu terkekeh dan menghilang di balik pintu kamar Senja dan Bara.

Mendengar teriakan Wulan, membuat Senja tersenyum malu-malu. Namun mengingat Bara tidak berniat mengapa-apakan dirinya, Senja langsung cemberut.

Bara langsung menyentil dahi Senja saat melihat gadis itu cemberut sambil memandanginya, "Ngapain manyun gitu bibirnya? Mending sana mandi. Aku mau ngerokok bentar di balkon"

Senja mencebik kesal sambil mengelus-elus jidat mulus miliknya yang baru saja disentil Bara. "Iya iyaa, ini Senja mau mandi. Udah gak sabar banget emangnya ya?" canda Senja.

Malas mendengarnya, Bara memilih tidak menjawab dan langsung ngeloyor menuju balkon.

Senja berjalan mondar-mandir di dalam kamar mandi, jantungnya berdegup dengan kencang. Senja bimbang apakah dia akan keluar kamar mandi dengan pakaian seperti ini atau tidak?

"Duh, Gusti. Nanti kalau Mas Bara gak suka gimana ya?"

Senja komat-kamit sambil meremas jari-jarinya untuk menghilangkan rasa gugup. Ini adalah malam pertama pernikahan Senja dan Bara. Sudah pasti dong malam ini mereka bakalan, ehm! Senja menggelengkan kepalanya gugup.

"Senjaaa! Kamu kok lama banget sih di dalam? Kamu tidur ya?" teriakan Bara dari luar membuat Senja kaget.

Senja menarik nafasnya dalam-dalam, lalu mengeluarkannya lagi. "Tenang Senja, tenang. Mas Bara pasti suka" Senja mensuges pada dirinya sendiri.

Senja memberanikan diri membuka pintu kamar mandi.

"Astagfirullah Senjaa! Kamu ngapain sih pakai baju begituan?" Bara kaget setengah mati melihat Senja memakai baju tidur tipis bertali satu, bahkan panjangnya tidak sampai setengah paha Senja dan pakaiannya berwarna hitam pula!

Senja nyengir lebar ke arah Bara lalu mengusap tengkuknya malu, "Kok kenapa sih Mas? kan Senja mau nyenengin suami Senja" protesnya manja.

Bara bangkit dari duduknya, lalu mengalungkan handuknya "Senja, kamu jangan lupa loh sama kata-kata kamu sendiri" peringat Bara.

Senja berdecak sebal, kenapa sih Bara mesti ingat omongan Senja kemarin?

Senja mengerucutkan bibirnya, "Kali ini aja Mas Bara khilaf kan?" Senja kembali memasang cengirannya pada Bara yang hanya dibalas dengan malas dari Bara.

"Kalau kamu masih pakai baju ini, aku gak mau tidur di sini loh" ancam Bara sambil menggeser tubuh Senja yang sedari tadi bersandar pada pintu kamar mandi.

Senja memanyunkan bibirnya kesal, "Iya iya Senja ganti! Heran deh, dikasih enak kok gak mau" gerutu Senja.

"Senja!" peringat Bara, ternyata dia bisa mendengar gerutuan Senja dari dalam kamar mandi.

Senja, anak gadis berusia dua puluh satu tahun itu akhirnya bisa menikah dengan cowok ganteng berusia dua puluh sembilan tahun itu yang merupakan pujaan hati Senja sejak dahulu kala.

Tidak ada yang telah membahagiakan daripada itu dalam hidup Senja, menunggu Bara membuka hatinya untuk Senja bukanlah hal yang tidak mungkin lagi, menurut Senja.

****

*bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!