Malam pertama telah gagal, tapi nanti masih banyak malam-malam yang lainnya. Pikir Senja sambil senyum-senyum sendiri.
"Senja! Ngapain kamu senyum-senyum sendiri kaya gitu? Bikin takut aja ih"
Senja menoleh ke arah sumber suara, terlihat Bara sudah siap dengan barang-barangnya untuk meninggalkan hotel.
"Ganteng banget sih suami Senja" bukannya menjawab, Senja malah dengan semangatnya memuji Bara yang tampak ganteng hanya dengan kaos dan celana jeans panjangnya.
Mendengar dirinya dipuji ganteng, tentu aja Bara langsung salah tingkah, Senja ini memang tidak bisa ditebak orangnya. Tiba-tiba langsung muji begitu, padahal kan Bara lagi ngomelin dia. Gerutu Bara dalam hatinya.
"Senja, kamu udah selesai belom? Cepetan dong! Kalau masih lama aku tinggalin nih" ancam Bara yang berupaya mengalihkan perhatian.
Senja mengerutkan hidungnya kesal melihat Bara berjalan lempeng membawa barang-barangnya sendiri tanpa berniat menunggu Senja yang sedang mengancing kopernya.
"Hish! Untung aku sayang" gerutunya.
Senja menggeret kopernya dengan perasaan dongkol, Bara tidak ada rasa kasihan sedikit pun melihat Senja membawa koper besar miliknya sendirian. "Huh, dasar!" umpat Senja dalam hati.
Tiba di lobby hotel, Senja dan Bara sudah disambut keluarga mereka.
Ada Ayah dan Bunda Senja, ada Ryan adik Senja satu ayah beda ibu. Ibu kandung Senja sudah meninggal saat melahirkan Senja. Ayah Senja tidak menikah lagi hingga Senja kelas lima SD.
Bunda Senja memang bukan merupakan ibu kandung Senja, tapi mereka berdua sangat dekat. Saking dekatnya tidak ada yang akan menyangka kalau mereka bukan ibu dan anak kandung.
Selain itu, ada Papah dan Mamah Bara, ada Wulan kakaknya Bara, ada Deni suami Wulan dan Airlangga anaknya Wulan.
Melihat Senja dan Bara sudah muncul di lobby hotel, Wulan langsung menghampiri Senja, "Gimana Nja? Berhasil ngga semalam?" bisik Wulan penasaran. Senja mengerutkan hidungnya sambil menggeleng pasrah, "Gagal Mbak" jawab Senja dengan cemberut.
Gimana mau berhasil, kalau target tidak menunjukkan minat sama sekali, raung Senja dalam hatinya.
Wulan tersenyum simpati mendengarnya, bagaimana tidak, jika Wulan dulu saat malam pertama langsung dua ronde, hihihi.
"Tenang Nja, masih ada kok malam-malam selanjutnya" kikik Wulan menyemangati Senja. Senja menatap Wulan yang menepuk pelan bahunya lalu mengangguk senang, pikiran Wulan memang sesuai dengan pikiran Senja.
"Jadi selanjutnya kalian pulang kemana, Dek? Ke rumah dulu atau ke rumah kalian langsung?" tanya Papah Bara pada anak bontotnya.
"Bara dan Senja langsung aja ya, Pah. Lagian juga masih ada beberapa yang mesti diberesin" jawab Bara.
Mamah Bara yang berdiri di samping Papahnya langsung memeluk Senja berpamitan.
"Hati-hati di jalan ya nak, nanti kalo udah sampai di rumah kabarin Mamah ya" Senja langsung mengangguk dan mencium tangan Papah dan Mamah Bara.
"Iya Mah, nanti Senja kabarin Mamah. Mamah sama Papah juga hati-hati di jalan ya"
Setelah itu Senja langsung menghampiri Ayah dan Bundanya, "Gak kerasa kamu udah jadi istri orang lain ya Mbak. Ayah ngga nyangka loh"
Senja langsung memeluk Ayahnya manja "Ihh Ayahh udah deh dramanya, kan kemaren Ayah udah nangis-nangisan. Masa gak malu dilihatin orang sih" rengek Senja manja sambil memeluk Ayahnya.
Bara menggaruk batang hidungnya melihat drama Ayah dan anak ini. "Kan betul, Senja memang anak manja, lihat aja kelakuannya begitu sama Ayahnya" pikir Bara.
Senja lalu beralih memeluk Bundanya tidak kalah manja, "Mbak, inget pesan Bunda ya. Mbak udah jadi istri orang sekarang, mesti nurut sama suami" Bunda Senja lalu mengecup kedua pipi putri kesayangannya itu.
"Iya Bunda, Senja inget kok. Bunda jangan ngomelin Ryan terus ya, nanti muka Bunda makin keriput loh hehehe" Senja terkikik pelan, yang dibalas pukulan pelan di lengannya.
Setelah kenyang melihat Senja berdrama dengan keluarganya, Bara dan Senja akhirnya berpamitan pulang terlebih dahulu.
Selama di dalam perjalanan Bara hanya diam sambil menyetir, secuil pikirannya masih memikirkan Nina, andaikan saja...
Bara kemudian berdecak kesal, kenapa malah kepikiran Nina sih? omelnya pasa diri sendiri.
Decakan Bara membuat Senja menoleh, "Kenapa Mas?" tanya Senja polos. "Nggak, gak apa-apa kok" ucap Bara singkat.
Senja memandangi wajah jutek suaminya itu, lalu Senja melihat jari manis Bara yang dilingkari cincin kawin mereka.
Seketika wajah Senja langsung merona, jantungnya berdegup kencang. "Akhirnya, impian Senja terkabul" jerit Senja senang dalam hatinya. Bahkan sampai saat ini pun Senja tidak percaya kalau dirinya sudah menjadi istri Bara. Pria pujaannya yang udah bertahun-tahun ia idamkan.
Senja kemudian memandangi jarinya juga, cincin yang sepasang dengan milik Bara. Tanda ikatan Bara dan Senja yang terikat tali pernikahan. Meskipun Senja tau, Bara belum menaruh hati padanya. Namun Senja tau, Bara adalah lelaki yang selalu memegang ucapannya.
Hmm, Senja sudah sah secara hukum dan agama sebagai istri Bara. Dengan sigap Senja membuka tas nya dan mengambil dua buah buku kecil berlambang garuda berwarna hijau dan merah tua. Dengan senyum mengembang Senja mengelus-elus dua buku itu.
"Senja, kamu emang beneran sakit?" tanya Bara penasaran. Senja langsung menoleh pada Bara dan mengerutkan dahinya keheranan.
"Hah? Emang Senja sakit apaan Mas?" tanya Senja heran.
"Itu" tunjuk Bara pada buku nikah mereka dengan dagunya. "Dari tadi kamu senyum-senyum sambil ngelus-ngelus buku nikah, terus tadi di hotel kamu senyum-senyum sendiri sambil ngancing koper. Serem tau ihh" ringis Bara sambil menggelengkan kepalanya, namun pandangannya tetap fokus pada jalan karena dia sedang menyetir.
Senja mencebik, tidak terima jika dibilang sakit oleh Bara. "Ihh, Mas Bara! Senja itu bahagia bisa punya buku ini sama Mas Bara. Nih lihat nih" Senja kemudian membuka satu buku itu, lalu menunjukkan sekilas pada Bara apa yang tertulis di dalam sana.
"Ada nama Darya Bara Adanu, terus di sampingnya ada nama Senja Kirana Prameswari. Huuhh! Buku ini tuh bukti kepemilikan Senja terhadap Mas Bara!" jelas Senja dengan berapi-api.
Bara terbatuk mendengar penuturan Senja. Sejak kapan Bara jadi milik Senja? Senja ada-ada aja.
Senja mengeluarkan ponselnya lalu dengan wajah sumringah memotret buku nikahnya dengan Bara dan mempostingnya di akun instagram pribadinya. Tidak lupa Senja menambahkan caption di postingannya.
Officially Mrs. Adanu
Tulis Senja dalam captionnya, lalu mentag instagram Bara. Sambil mentag Bara, Senja lalu kepikiran untuk mengintip instagram cowok ganteng yang sekarang berubah statusnya menjadi suami dari Senja Kirana Prameswari.
Tidak ada foto-foto yang menampilkan wajah Bara, karena Bara hanya memposting foto-foto pemandangan atau hasil kerjanya.
"Suatu saat mesti ada foto Senja nih" tawa Senja dalam hati.
****
*bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments