Senja tidak bisa memejamkan matanya, pikiran nakalnya sedari tadi memikirkan Bara yang berada di kamar sebelah. Senja kan pengen tidur sama Bara, ya walaupun bukan yang gimana, tapi kalau ada di satu tempat tidur yang sama, rasanya gimana gitu.
Tiba-tiba Senja mendapatkan ide cemerlang, Senja langsung duduk dan berjoget riang di atas kasurnya. Senja memang cerdasss! pikirnya.
Senja melihat jam di dinding kamarnya, sudah jam setengah dua dini hari. Harusnya Bara sudah tertidur pulas. Senja melangkahkan kakinya dan membuka pintu kamarnya diam-diam kemudian menutupnya lagi tanpa suara.
Senja melangkahkan kakinya hati-hati menuju kamar Bara, dengan hati-hati Senja menempelkan telinganya di pintu kamar Bara, memastikan bahwa tidak ada suara dan Bara sudah tidur.
Satu tangan Senja meraih gagang pintu, mengecek apakah pintu kamar Bara terkunci atau tidak. Bingo! tidak terkunci. Senja kemudian membuka pintu kamar Bara sepelan mungkin, lalu mengintip di antara celah pintu yang sedikit Senja buka. Bara sudah tertidur.
Senja mengigit bibirnya, melihat ke arah sebuah kasur yang terletak di tengah kamar. Ada seorang pria tampan yang kini jadi suaminya tengah tertidur pulas.
Dengan perlahan Senja berjingkrak ke arah kasur Bara. Tepat saat Senja berhenti di hadapan Bara, Senja mengibas-ngibaskan tangannya. Memastikan Bara sudah tidur atau belum.
Nasib baik sedang mengikuti Senja, karena ternyata Bara sudah tertidur pulas.
Senja tidak bisa menahan senyum sumringahnya karena Bara sudah tertidur. Secepat kilat Senja menghapus pikiran rasa bersalahnya. Sejenak Senja bagaikan wanita tak bermoral yang menyelinap masuk ke kamar seorang laki-laki yang sedang tertidur.
Namun Senja segera menghilangkan pikiran itu, karena toh nyatanya dia sedang menyelinap di kamar laki-laki yang sudah menikahinya.
Senja naik pelan-pelan ke atas tempat tidur Bara, untungnya Bara tidak terbangun. Tapi saat Senja hendak merebahkan tubuhnya di atas kasur Bara, lelaki itu bergerak, membuat Senja keringat dingin.
"Haahhh!" Senja mengelus dadanya, untung cuma bergerak dikit. Senja memandangi wajah tampan Bara yang sedang tertidur. Berdoa dalam hatinya semoga selamanya Senja bisa melihat Bara tertidur di sampingnya. Amin!
Senja memandangi wajah Bara, lalu bibirnya sungguh membuat Senja ngiler, bibir merah yang kecil tapi penuh. Duh! Gimana ya mendeskripsikannya, Senja bingung. Yang pasti itu minta dicium banget. Tanpa nunggu lagi, Senja langsung menempelkan bibirnya pada bibir Bara.
"Oh my God!" teriak Senja dalam hatinya. Akhirnya dia bisa mencium Bara! Senja tersenyum penuh kemenangan. Alhamdulillah suami sendiri, ucap Senja kegirangan.
Senja lalu merebahkan tubuhnya dan menarik selimut menutupi dagunya sambil berbaring menatap Bara.
Hihihi, masalah Bara marah itu sih tinggal besok aja. Yang penting Senja bisa tidur bareng Bara malam ini.
Saat pagi menjelang, Bara membalikkan tubuhnya, lalu menggesekkan kakinya pada bantal guling nya. Tapi kok, yang ini kerasa beda? berasa keras tapi mulus.
Dengan rasa ngantuk yang masih mendera, Bara membuka matanya lalu melihat jam di dindingnya. Sudah jam 06.30 pagi, Bara berusaha bangkit namun bahunya terasa berat.
"Allahuakbar Senja!!" Bara kaget melihat Senja tidur cantik di atas dadanya. Senja langsung terbangun membuka matanya. Saat itu matanya saling bertatapan langsung dengan mata Bara yang hampir keluar.
Melihat tampang Bara yang sudah memasang wajah sangar, lalu Senja pura-pura tidur sambil membalikkan tubuhnya.
"Duh, ngantuk banget" ucap Senja dari balik punggungnya sembari menggigit bibirnya karena ketakutan.
Dari suaranya saja Bara sudah tau jika Senja sudah bangun dan pura-pura untuk tidur. "Gak usah akting deh, udah bangun cepetan" suara Bara terdengar tidak sabaran.
Senja cengengesan lalu membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Bara. Tidak lupa juga Senja menarik selimut sambil menutupi seluruh wajahnya. Senja takut mendengar omelan dari Bara.
Bara dengan tidak sabar, akhirnya Bara menarik selimut Senja lalu menggeret Senja keluar bagaikan membuang anak kucing. Meoww!
...----------------...
Bara menatap tajam pada Senja yang duduk tertunduk di meja makan mereka. Sarapan memang penting, tapi memperjelas tindakan Senja tadi lebih penting.
"Sekarang jelasin, kenapa kamu bisa ada di dalam kamarku pagi ini?" tanya Bara to the point.
Senja mengigit bibir bawahnya, menelan ludahnya susah payah. Bagaimana dia akan menjelaskan pada Bara kalau dia tadi malam diam-diam menyelinap masuk ke dalam kamar Bara.
"Kenapa? Gak bisa jawab?" kejar Bara. Sementara Senja masih tertunduk meremas jarinya. Senja mengangkat wajahnya dengan bibir mengerucut lalu menggeleng pelan.
"Terus kenapa Senjaaa?" Bara mulai tidak sabar. Bara tidak bisa membiarkan jika Senja mengulangi kejadian semalam.
"Ck, yaa kan Senja pengen tidur bareng sama Mas Bara" desisnya pelan. Bara menghela nafasnya kasar.
"Senja, kamu gak bisa sesukanya maksain kehendak kamu. Dari awal aku udah bilang sama kamu, kamu udah tau kalo aku gak punya perasaan apapun sama kamu, aku masih melihat kamu sebagai adik aku. Jadi please, aku mohon kasih aku waktu" jelas Bara panjang lebar.
Senja mengangkat wajahnya dengan wajah bersungut "Tapi Senja gak apa-apa kok kalau emang Mas Bara belum bisa melihat Senja sebagai wanita. Tapi Senja mau kita bisa tidur bareng Mas" protes Senja.
"Iya, tapi aku gak mau" jawab Bara malas. Baru saja Senja akan mengajukan protes, Bara langsung memotong "Udah, pokoknya aku gak mau kejadian ini terulang lagi. Kamu gak boleh masuk ke dalam kamarku tanpa seijin aku. Kamu paham?"
Senja mengangguk lemah, memasang wajah memelas. "Udah gak usah pasang muka kasihan, gak mempan sama aku" potong Bara dengan cepat.
"Terus kalau kamu udah mikirin mau ditata gimana ini rumah, hari ini kita keluar cari perabotan yang kamu mau. Kalau belum, ya kita di rumah aja" ujar Bara sambil berdiri.
Senja langsung sigap menarik lengan Bara dengan kedua tangannya, "Mau, mau! Senja udah nyari-nyari kok apa yang mau dibeli" wajah Senja langsung berubah sumringah dalam hitungan detik.
Hiihh, dasar bocah, cepat banget berubah moodnya, gerutu Bara dalam hatinya.
Sepanjang perburuan mereka mencari barang-barang, Senja senang bukan main. Rasa bahagia seperti pasangan pengantin baru pada umumnya.
Lain halnya dengan Bara yang merasa biasa saja, mungkin karena dia melakukan ini dengan Senja yang notabene tidak dicintai Bara. Mungkin akan berbeda rasanya jika dia melakukan ini dengan Nina. Astagfirullah Bara, udah nikah masih saja mikirin cewek lain. Dosa!
"Mas, malam ini kita makan di rumah yuk. Tapi Mas Bara yang masakin ya" Senja kembali memasang wajah memelas pada Bara. Bara memandangi mata bening milik Senja, seperti terhipnotis oleh wajah lugu Senja, Bara mengangguk tanpa sadar. Yaelah, nih kepala pakai ngangguk segala sih!
"Yeaayy!! Senja mau makan udang dong Mas. Terserah udangnya mau dimasak gimana" saran Senja. Bara berpikir sejenak"Yaudah, tapi kamu yang bersihin udangnya, mau?" tawar Bara.
Senja nyengir lalu mengangguk bersemangat. Dengan enerjik Senja kembali menarik Bara masuk ke dalam supermarket. Selama mencari-cari bahan makanan, Senja selalu nemplok pada Bara seperti koala. Kadang Senja berlarian di supermarket mengambil bahan-bahan makanan serta jajanan yang disukainya seperti anak kecil.
Lalu Bara? Bara dengan malasnya hanya mendorong troli saja.
Haahhh, Bara merasa sedang mengasuh seorang anak saja!
Sementara barang-barang yang tadi dipilih oleh Senja untuk perabotan rumah sudah dipesan dengan persetujuan Bara, hanya tinggal menunggu diantar paling lama dua hari lagi. Memang semuanya tidak mereka beli di sini, sebagian akan dipesan melalui online.
Senangnya hidup di zaman sekarang, apapun bisa langsung dipesan online tanpa repot membawa dan mengangkutnya sendiri.
Bara memasukkan barang belanjaan mereka ke dalam CR-V hitam miliknya, lalu melakukan mobilnya ke rumah mereka.
"Mas, tau nggak? Dulu waktu Senja melihat Mas Bara nyelametin Senja dari serangan angsa-angsa itu, Senja ngerasa kalo Mas Bara itu keren banget" cerocos Senja.
Ya iyalah keren, kakiku yang jadi sasaran amukan angsa!
Bara hanya menjawab dengan kata Hmm, iya, enggak, oh selama perjalanan mereka pulang. Si Senja gak berhenti nyerocos bikin telinga Bara pengang.
Kenapa Bara bisa nikah sama perempuan yang kebalikan sekali dengan tipenya?
Bara suka wanita yang kalem, tapi Senja hobinya nyerocos.
Bara suka wanita yang langsung ngerti apa yang dibilang Bara, tapi Senja malah diam-diam menyelinap ke dalam kamar Bara.
Bara sukanya wanita yang gak genit, tapi Senja malah nemplok pada Bara terus bagai koala.
Bara sukanya wanita berambut panjang, tapi Senja suka dengan rambut sebahunya, biar tetap imut katanya.
Senja, Senja! Bara cuma bisa ngelus dada ngelihat tingkah ajaib Senja.
Seketika Bara terheran karena suasana tiba-tiba sepi, padahal tadi si Senja lagi nyanyi-nyanyi lagu boyband yang entah apa bahasanya itu. Bara menolehkan kepalanya, melihat Senja.
"Yeee, si Senja malah enak-enak tidur" dengus Bara. Bara kemudian menatap wajah Senja yang tertidur pulas.
Jika dilihat lagi, Senja sebenarnya memang tidak terlalu cantik, tapi imut dan enak dipandang. Senja benar, rambut pendeknya membuat dia tetap kelihatan imut.
Senja tersenyum heran, barusan dia muji Senja? Bara menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
****
*bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Vianka
gw harap suatu saat si bara ngejar senja, saat senja ud nyerah am cinta
2022-11-09
2