CEO Maksa Nikah

CEO Maksa Nikah

Bab 1 Awal Mula

“Pak,saya mohon. Tolong, jangan seperti ini. Tolong, bertanggung jawablah. Saya bisa hancur, Pak.” Gadis itu memohon dengan bersimpuh di kaki Ervan yang merupakan atasannya.

“Tanggung jawab? Ambil ini.” Melemparkan selembar cek. “Apa yang terjadi malam ini adalah kesalahanku. Dan aku, tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dengan menikahimu.”

Setelah melemparkan cek, Ervan melangkah pergi begitu saja, tanpa mempedulikan gadis itu bersimpuh di kakinya sambil bercucuran air mata. Ia menerobos gelapnya malam, mempercepat langkahnya, mencoba melepaskan diri dari gadis itu, yang terus mengikuti langkahnya dari belakang.

Keringat perlahan menetes dari pelipisnya, napasnya mulai tersengal, begitu juga dengan kedua kakinya yang terasa berat. Ervan mengedarkan pandangannya, tak disangka ia tiba di tepi jalan raya. Dan tepat dihadapannya, gadis itu berdiri tegak dengan perut yang sudah membuncit.

Ervan membelalak dan ternganga, melihat gadis itu. Sorot matanya terkunci, pada perut yang sudah membuncit. Lidahnya terasa kelu, saat ia ingin bertanya, begitu juga dengan tubuhnya yang menjadi kaku , saat ia ingin pergi menjauh.

Gadis itu, menatapnya tanpa ekspresi, tapi sorot matanya yang tajam seperti sebilah pisau yang siap menancap di tubuhnya yang tidak bergerak.

“Aku mengutukmu, hatimu akan mati bersamaku!” ucapnya lalu tersenyum, detik berikutnya ia berlari menuju jalan raya, pada saat bersamaan sebuah mobil truk melintas hingga menabrak tubuhnya hingga terpelanting jauh.

“TIDAAAKK,”

Ervan berteriak dengan histeris, lalu tersentak bangun dari tidurnya. Ia memperhatikan sekeliling, ternyata masih berada di kamarnya dengan cahaya lampu yang remang. Ervan menekan dadanya dengan kuat, merasakan denyut jantung yang berdegup kencang. Memejamkan matanya sesaat, membiarkan air matanya mengalir jatuh, bercampur dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya.

“Maaf, Maafkan, aku,” lirih sembari menghapus air matanya.

Ervan menyibak selimutnya, duduk di tepi ranjang menatap nanar ruang kamarnya. Perlahan bangkit, membuka pintu balkon kamar, membiarkan angin malam menyapu wajahnya. Ia menengadahkan kepala, dilihatnya bulan dengan cahayanya yang memudar karena tertutupi awan.

“Maafkan aku, Sarah.”

Pagi menjelang, sinar matahari menyapa tubuh Ervan yang masih duduk bersandar di balkon kamar. Matanya terpejam, sampai akhirnya ia mengerjap karena silaunya cahaya matahari. Ia bangkit perlahan, berpegangan pada tiang besi pembatas, menatap kebawah, dilihatnya para pelayan rumah sedang melakukan tugasnya masing-masing. Tukang kebun dengan sapu lidi di tangannya dan satpam rumah yang sudah bersiap dengan seragamnya.

Ervan berjalan meninggalkan balkon, ia harus membersihkan tubuhnya dan bergegas menuju perusahaan. Di meja makan, terlihat kedua orang tuanya sedang menikmati sarapan. Ervan menarik kursi, lalu duduk bergabung di meja makan. Tidak ada pembicaraan yang terjadi diantara mereka, yang terdengar hanyalah suara sendok dan piring. Sampai akhirnya, ibunya membuka suara untuk memecah suasana hening yang tercipta.

“Kapan kamu akan menikah?”

Ervan tidak menjawab, raut wajahnya berubah masam, ia menarik napas perlahan. Lalu, menjatuhkan sendok dan garpunya dengan kasar diatas piring yang masih di penuhi makanan.

Ia merasa muak, mendengar pertanyaan yang sama setiap harinya. Bahkan, sudah seperti lauk pelenkap, saat ia akan menikmati sarapan dan jadwal makan lainnya. Ervan menyambar gelas yang berisi jus, meminumnya sampai tandas. Lalu bangkit, meninggalkan orang tuanya.

“Ervan.” berhenti, lalu memalingkan wajahnya.

“Ma, please! Aku malas jika Mama dan Papa membahas ini setiap hari. Aku belum terlalu tua untuk menikah buru-buru.”

“Van, dengarkan Mama. Kamu mungkin tidak buru-buru, tapi kamu harus lihat usia Mama dan Papa. Lihat paman dan bibimu, mereka sudah punya 3 cucu. Sedangkan, Mama jangankan cucu, menantu saja tidak punya.”

“Ma, aku akan menikah jika aku sudah menemukan gadis yang aku cinta. Jadi, tolong untuk sementara jangan memaksaku.”

“Kapan itu, Van? Sampe Mama pegang tongkat, gitu?

“Ma,” sela Ervan

“Dengar, malam ini anak teman Mama akan datang. Jadi, malam ini kamu makan malam di rumah. Mama tidak mau mendengar alasan kamu.”

Mama segera meninggalkan Ervan tanpa menunggu jawaban, entah iya atau tidak yang akan keluar dari mulut putranya. Sudah kesekian kalinya perjodohan dilakukan, tapi Ervan jangankan untuk menerima, bertemu saja ia menolak.

Ervandara Nugrah, seorang  CEO di perusahaan  PT. Anugerah Group. Perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan dan minuman serta pakaian. Umurnya masih 28 tahun, tapi entah kenapa kedua orang tuanya terus memaksanya untuk menikah. Ervan sendiri tidak ada niat untuk menikahi siapapun, bukan karena sakit hati atau tidak percaya akan cinta. Tapi, karena rasa bersalahnya pada seorang gadis dimasa lalu.

Yah, sekitar dua tahun lalu, Ervan melakukan kesalahan fatal dengan memperawani seorang gadis yang bekerja di salah satu cabang perusahaannya. Pengaruh minuman keras membuatnya tidak berpikir jernih, bahkan minuman itu juga membuatnya tidak mampu menahan hasrat. Setelah malam itu, Ervan meninggalkan gadis itu begitu saja tanpa ada niat untuk bertanggung jawab.

Tiga bulan kemudian, Ervan kembali untuk menemui gadis itu, setelah di hantui rasa bersalah selama berbulan-bulan. Tapi, sepertinya rasa bersalah itu akan terus menghantui selama sisa hidupnya. Karena gadis itu bunuh diri, dalam keadaan hamil. Mengetahui hal itu, Ervan semakin tenggelam dalam penyesalan.

Setelah, mendengarkan ocehan ibunya, Ervan melangkah pergi, dengan rahang mengeras menatap tajam sekretarisnya yang sudah menunggu di halaman rumah, sambil membuka pintu mobil. Ia berjalan masuk tanpa menyapa, menunggu Tirta duduk di kursi kemudi.

“Tirta,apa aku perlu menikah?”

“Tidak, tidak perlu. Tetaplah seperti itu,”

Sampai kau menua. Tirta melanjutkan kalimatnya dalam hati.

Ervan menatap ke arah luar, lalu lintas pagi ini kembali sibuk seperti hari-hari kemarin. Tampak kendaraan, memadati jalan raya. Ada kendaraan bermotor dengan penumpangnya menggunakan seragam PNS. Ada juga yang berkendara seorang diri, hanya dengan pakaian biasa.

Ia kembali memalingkan wajahnya, melihat Tirta mengemudi tanpa mengajaknya bicara. Pria itu, hanya fokus dengan jalanan dihadapannya. Sesekali membunyikan klakson, bahkan terkadang berdengus kesal, jika kendaraan lain menyalipnya.

"Tirta, mampir di sebuah cafe. Belikan aku kopi dan roti lapis. Beli dua porsi."

"Baiklah." Menengok  ke arah kanan dan kiri, sepanjang perjalanan. Kemudian, berhenti, di sebuah cafe tidak jauh dari gedung perusahaan.

Tirta keluar dari mobil, berlari kecil masuk dalam sebuah cafe. Memesan, lalu duduk sebentar sembari menunggu pesanannya datang. Tak lama, pelayan cafe memanggilnya, menerima pesanannya, lalu berjalan pergi.

"Ini." Menyodorkan kepada Ervan.

"Untukmu." Memberikan segelas kopi pada Tirta.

"Apa kamu tidak sarapan lagi?" meneguk kopinya, sebelum menyalakan mesin mobil.

"Bagaimana aku bisa sarapan, jika menu dihadapanku hanya pertanyaan tentang pernikahan.?"

"Apa kamu tidak bisa menerima saja?" Melihat kursi penumpang melalui kaca spion. "Tidak, lupakan saja." Panik, setelah dibelakang sana menatapnya dengan tajam.

Terpopuler

Comments

Zayna Khanza

Zayna Khanza

stlah dibuat begadang sama bukan hanya cinta,langsung mampir ksni

2024-06-30

0

Rosemitha

Rosemitha

oke setelah baca , bukan hanya cinta,
lanjut kesini 😁

2024-02-19

1

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-07-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Dia
3 Bab 3 Wajah yang mirip
4 Bab 4 Tiga Baby Sister
5 Bab 5 Rencana Ervan
6 Bab 6 Gara-gara Tirta
7 Bab 7 Dua Identitas
8 Bab 8 lamaran tiba-tiba
9 Bab 9 Hanya kontrak
10 Bab 10 Ancaman ervan
11 Bab 11 Semakin terdesak
12 Bab 12 Maaf
13 Bab 13 Terjebak
14 Bab 14 Rahasia Ervan
15 Bab 15 Bujukan Alan
16 Bab 16 Rumah baru
17 Bab 17 Kesepakatan
18 Bab 18 Identitas Sarah
19 Bab 19 Kunjungan Tiba-tiba
20 Bab 20 Panik
21 Bab 21 Drama dilarut malam
22 Bab 22 Penampilan baru
23 Bab 23 Pernikahan
24 Bab 24 Ribetnya malam pertama
25 Bab 25 Dua jomblo yang kepo
26 Bab 26 Kecurigaan Mama
27 Bab 27 Gosip
28 Bab 28 Sarah atau Tamara
29 Bab 29 Tes DNA
30 Bab 30 Mama yang berubah
31 Bab 31 Sarah Pergi
32 Bab 32 Terungkap
33 Bab 33 Kakak aku datang
34 Bab 34 Menolak kembali
35 Bab 35 Suasana menakutkan
36 Bab 36. Mencari hadiah
37 Bab 37. Siasat Clarissa
38 Bab 38. Bertemu mereka
39 Bab 39. Drama makan malam
40 Bab 40. Kursus kilat
41 Bab 41. Tamu tak diundang.
42 Bab 42. Pertengkaran
43 Bab 43. Dua lawan satu
44 Bab. 44 Rencana yang gagal
45 Bab 45. Mencari bukti
46 Bab 46. Dua saksi
47 Bab 47. Badai belum berlalu
48 Bab. 48. Tulus atau ada maunya?
49 Bab 49. Dokter Alan jatuh cinta
50 Bab 50. Petualangan tak terduga.
51 Bab 51. Terpesona pada pandangan pertama
52 Bab 52. Kakak ipar?
53 Bab 53. Hari pertama
54 Bab 54. Perkara telpon-telponan
55 Bab 55. Semua karena Ervan.
56 Bab 56. Modus
57 Bab 57. Ke mana Alan?
58 Bab 58. Salah siapa?
59 Bab 59. Kabar baik
60 Bab 60. Merasa aneh
61 Bab 61. Sabar, Tirta
62 Bab 62. Serba salah
63 Bab 63. Kejutan di apartemen Alan
64 Bab 64. Bulan madu, ala Ervan
65 Bab 65. Masak bersama
66 Bab 66. Kisah tiga sahabat (1)
67 Bab 67. Kisah tiga sahabat (2)
68 Bab 68. Mengunjungi Alan
69 Bab 69. Waktu yang dinikmati
70 Bab 70. Gadis kecil
71 Bab 71. Makan malam yang gagal
72 Bab 72. Badai
73 Bab 73. Pendendam
74 Bab 74. Hari bahagia. Tapi?
75 Bab 75. Ada Apa dengan CEO? (1)
76 Bab 76. Ada apa dengan CEO? (2)
77 Bab 77. Rencana masa depan
78 Bab 78. Perkenalan keluarga
79 Bab 79. Final
80 Pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Dia
3
Bab 3 Wajah yang mirip
4
Bab 4 Tiga Baby Sister
5
Bab 5 Rencana Ervan
6
Bab 6 Gara-gara Tirta
7
Bab 7 Dua Identitas
8
Bab 8 lamaran tiba-tiba
9
Bab 9 Hanya kontrak
10
Bab 10 Ancaman ervan
11
Bab 11 Semakin terdesak
12
Bab 12 Maaf
13
Bab 13 Terjebak
14
Bab 14 Rahasia Ervan
15
Bab 15 Bujukan Alan
16
Bab 16 Rumah baru
17
Bab 17 Kesepakatan
18
Bab 18 Identitas Sarah
19
Bab 19 Kunjungan Tiba-tiba
20
Bab 20 Panik
21
Bab 21 Drama dilarut malam
22
Bab 22 Penampilan baru
23
Bab 23 Pernikahan
24
Bab 24 Ribetnya malam pertama
25
Bab 25 Dua jomblo yang kepo
26
Bab 26 Kecurigaan Mama
27
Bab 27 Gosip
28
Bab 28 Sarah atau Tamara
29
Bab 29 Tes DNA
30
Bab 30 Mama yang berubah
31
Bab 31 Sarah Pergi
32
Bab 32 Terungkap
33
Bab 33 Kakak aku datang
34
Bab 34 Menolak kembali
35
Bab 35 Suasana menakutkan
36
Bab 36. Mencari hadiah
37
Bab 37. Siasat Clarissa
38
Bab 38. Bertemu mereka
39
Bab 39. Drama makan malam
40
Bab 40. Kursus kilat
41
Bab 41. Tamu tak diundang.
42
Bab 42. Pertengkaran
43
Bab 43. Dua lawan satu
44
Bab. 44 Rencana yang gagal
45
Bab 45. Mencari bukti
46
Bab 46. Dua saksi
47
Bab 47. Badai belum berlalu
48
Bab. 48. Tulus atau ada maunya?
49
Bab 49. Dokter Alan jatuh cinta
50
Bab 50. Petualangan tak terduga.
51
Bab 51. Terpesona pada pandangan pertama
52
Bab 52. Kakak ipar?
53
Bab 53. Hari pertama
54
Bab 54. Perkara telpon-telponan
55
Bab 55. Semua karena Ervan.
56
Bab 56. Modus
57
Bab 57. Ke mana Alan?
58
Bab 58. Salah siapa?
59
Bab 59. Kabar baik
60
Bab 60. Merasa aneh
61
Bab 61. Sabar, Tirta
62
Bab 62. Serba salah
63
Bab 63. Kejutan di apartemen Alan
64
Bab 64. Bulan madu, ala Ervan
65
Bab 65. Masak bersama
66
Bab 66. Kisah tiga sahabat (1)
67
Bab 67. Kisah tiga sahabat (2)
68
Bab 68. Mengunjungi Alan
69
Bab 69. Waktu yang dinikmati
70
Bab 70. Gadis kecil
71
Bab 71. Makan malam yang gagal
72
Bab 72. Badai
73
Bab 73. Pendendam
74
Bab 74. Hari bahagia. Tapi?
75
Bab 75. Ada Apa dengan CEO? (1)
76
Bab 76. Ada apa dengan CEO? (2)
77
Bab 77. Rencana masa depan
78
Bab 78. Perkenalan keluarga
79
Bab 79. Final
80
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!