Bab 5 Rencana Ervan

Makan malam sudah berakhir, tiga pria bujang itu duduk mengelilingi sebuah meja kayu berukuran kecil. Ervan menautkan jari-jarinya, lalu menopang kedua tangannya diatas lutut. Menampilkan raut wajahnya dalam mode serius. Dihadapannya, dua sahabatnya menunggu dengan posisi duduk sambil mengunyah cemilan diatas meja.

“Seperti yang kalian katakan, kalau anak itu mirip denganku. Jadi, aku memiliki rencana agar ibuku berhenti menjodohkanku.” Ervan memulai percakpan.

“Apa itu?” Alan masih dengan mode santai, mengunyah cemilan. Begitu juga dengan Tirta, karena ia sudah mengetahuinya terlebih dulu.

“Aku akan menikah dengannya.”

"Apa?" Uhuk ... uhuk... Alan tersedak, cemilannya belum terkunyah sempurna, tapi langsung menelannya karena ucapan Ervan. “Kau gila!" Meminum air sampai tandas, lalu melanjutkan kalimatnya. "Dia sudah punya anak, ditambah statusnya tidak jelas. Ia hamil diluar nikah. Apa kamu pikir orang tuamu mau menerimanya?” cerca Alan dengan suara berbisik, setelah membaca informasi tentang wanita itu.

“Aku juga sudah berkata padanya, kalau dia memang sudah gila,” imbuh Tirta.

“Kalian, diamlah. Aku belum selesai,” ucap Ervan. Lalu, kembali melanjutkan perkataanya, “aku hanya akan menikahinya secara kontrak.”

“APAAA??” pekik keduanya, membuat Ervan mendaratkan pukulan diatas kepala mereka dengan kuat.

“Kalian mau mati, ya?”

Alan dan Tirta mengelus kepala mereka yang sakit, ingin membalas tapi tidak memiliki keberanian. Keduanya, hanya bisa menyalahkan diri sendiri.

“Van, jika kamu hanya ingin pernikahan kontrak, kamu bisa memilih wanita manapun. Bahkan, kamu bisa menerima perjodohan orang tuamu. Kenapa harus dia?” saran Alan.

“Karena dengan menikah dengannya, orang tuaku tidak akan menuntut meminta cucu. Kalian mengerti?”

“Ooohh,” ucap keduanya, lalu kembali tersadar akan jawaban Ervan.

“Apa? Cucu? Maksudmu, kamu mau mengaku kepada mereka, kalau anak ini adalah putramu? Dan wanita itu adalah kekasih yang kau buang, begitu?” terka Alan.

“Benar." Menjawab dengan santai, sambil meneguk air dalam botolnya.

Ervan dan tirta, memandang satu sama lain, jawaban Ervan, membuat keduanya kehilangan akal sehat. Bagaimana mungkin Ervan memiliki pemikiran seperti ini? Apa karena sering di desak untuk menikah, membuatnya mengambil jalan pintas?

“Ervan, apa kamu yakin dengan ide gilamu ini? Bagaimana jika ketahuan? Apa kamu pikir, dengan mengandalkan kemiripan wajah kalian, orang tuamu langsung percaya?” imbuh Tirta mencoba meyakinkan Ervan.

“Untuk itulah, aku membutuhkan bantuan kalian meyakinkan kedua orang tuaku.”

"Tapi, bagaimana caranya? Kau menyuruh kami membuat sebuah naskah, menceritakan cinta kalian yang kandas seperti dalam sinetron, begitu?" Alan memandang tirta meminta pembenaran, tapi yang ditatap hanya mengangkat bahunya. Lalu, kembali menatap Ervan. “Maaf, aku tidak mau terlibat dengan ide gilamu ini. Aku tidak mau menghadapi kemarahan orang tuamu, mungkin mereka akan membuangku ke Afrika,” tegas Alan.

“Alan, dengarkan aku. Kita bisa membuat satu cerita yang sama dan aku ingin kalian menjadi saksiku. Kalian cukup mengatakan iya dan menambahkan sedikit kisah masa laluku dengan gadis itu.” Ervan kembali membujuk.

“Van, bukan itu intinya. Kita bisa mengarang bebas bahkan sebebas-bebasnya. Tapi, bagaimana meyakinkan mereka kalau itu adalah putramu? Apa tidak terpikir olehmu, kalau mereka melakukan tes DNA?”

“Itulah alasan yang akan aku gunakan nanti untuk menceraikannya. Sebelum itu terjadi, aku akan berusaha mencegah mereka melakukan tes DNA.”

“Tapi, bagaimana caranya? Jangan bilang, kamu akan menyuruhku bersiaga di rumah sakit dan terus menerus mengabarimu, seperti seorang mata-mata." Tirta terkikik, mendengar ocehan Alan yang dari tadi tidak berhenti. Lalu bersuara, membantu Alan dan menyelamatkan mereka dari rencana Ervan yang terdengar gila.

“Sepertinya, pembicaraan kita, sudah terlalu jauh. Sebelum meyakinkan orang tuamu, bukankah kita harus mendapatkan persetujuan dari calon mempelai wanita terlebih dahulu?”

Ervan dan Alan saling menatap, perkataan Tirta begitu tepat sasaran hingga membuat keduanya terdiam sejenak. Mereka terlalu fokus pada orang tua Ervan, hingga melupakan hal yang paling penting. Yah, si calon mempelai wanita yang sama sekali tidak mengetahui rencana mereka, bahkan masih terbaring diatas ranjang pasien. Mereka sibuk memikirkan rencana untuk meyakinkan orang tua Ervan, padahal belum tentu keinginan Ervan disambut baik oleh calon mempelai wanita.

“Kita benar-benar melupakan hal penting. Hahaha...” tawa Alan memecah keheningan mereka setelah terdiam cukup lama.

Ervan mendengus kesal, rencananya begitu sempurna dalam pikirannya. Tapi, ternyata ia harus ke titik awal sebelum menjalankannya. Mereka bertiga pun kembali berdiskusi tapi dengan tema pembicaraan yang berbeda. Kini Alan mengambil alih sebagai ketua yang akan memimpin diskusi mereka. Karena, kedua sahabatnya sama

sekali tidak memiliki pengalaman, dalam hal mengejar wanita. Yang satu terlalu tenggelam pada rasa bersalahnya, sedangkan satunya, tentu saja karena terlalu sibuk mengurus atasannya.

“Dengarkan aku, sekarang kita akan membicarakan hal dasar tentang seorang perempuan. Lihat, wanita itu adalah seorang ibu, jadi untuk membuatnya terkesan, kamu harus memulai dengan anaknya. Kamu mengertikan maksudku?” Alan mulai memberikan saran terbaiknya.

“Maksudmu, aku harus menyayangi anaknya?” tanya Ervan yang mulai menangkap arah pembicaraan Alan.

“Tepat sekali. Kamu harus menunjukkan, bahwa kamu pantas menjadi seorang ayah untuk anaknya. Tunjukkan sisi lembutmu pada seorang anak kecil.”

“Kenapa aku harus melakukan itu? Aku kan hanya menikahi ibunya, apa hubungannya dengan anak itu?”

“Ervan, aku mohon tolong gunakan sedikit otakmu dalam mempelajari seorang wanita. Ini bukan pelajaran biasa, mereka ini seperti kumpulan soal matematika yang perlu dipelajari dengan cermat. Untuk memenangkan hati mereka, kamu membutuhkan berbagai jenis rumus.”

“Apa itu seperti semacam trik?” cetus Tirta yang dilanda rasa penasaran.

“Benar sekali, kalian harus memiliki banyak trik dan tentu saja menyimpannya sebagian sebagai cadangan. Jangan lupakan itu!”

“Hahaha... aku tidak perlu sedramatis itu, untuk mengajaknya menikah. Lagi pula, pernikahan itu hanya kontrak bukan sungguhan.” Ervan tergelak, ucapan konyol Alan menggelitik pikirannya.

“Hei, meskipun hanya kontrak, kamu harus membuatnya menerima pernikahan ini. Seorang wanita yang pernah terluka sekali, membutuhkan waktu yang lama untuk membuka hatinya,” kritik Alan

“Aku memiliki caraku sendiri, agar ia mau menerimaku dan tentu saja cara yang paling jitu.” Menatap serius.

“Apa itu?” tanya Alan dan Tirta kompak dengan memajukan posisi duduk mereka ke arah Ervan.

“Kalian akan tahu, nanti. Sekarang, aku mau tidur. Kalian berdua, carilah tempat yang nyaman untuk menemaniku. Jangan berpikir, untuk meninggalkan aku, mengerti!” Ervan menekankan kalimat terakhirnya, lalu membaringkan tubuhnya diatas sofa.

Tirta dan Alan, mengangguk paham lalu mengambil posisi duduk dengan menyandarkan punggung mereka. Keduanya mencari posisi nyaman, agar dapat melewati malam ini. Belum sempat Alan memejamkan mata, ia bangkit mendorong kereta bayi dan menaruh tepat disamping kepala Ervan yang mulai tertidur. Alan kembali di sofa, menyandarkan punggungnya dan perlahan memejamkan mata.

Terpopuler

Comments

Jamilah Nuraini

Jamilah Nuraini

nyimak

2023-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Dia
3 Bab 3 Wajah yang mirip
4 Bab 4 Tiga Baby Sister
5 Bab 5 Rencana Ervan
6 Bab 6 Gara-gara Tirta
7 Bab 7 Dua Identitas
8 Bab 8 lamaran tiba-tiba
9 Bab 9 Hanya kontrak
10 Bab 10 Ancaman ervan
11 Bab 11 Semakin terdesak
12 Bab 12 Maaf
13 Bab 13 Terjebak
14 Bab 14 Rahasia Ervan
15 Bab 15 Bujukan Alan
16 Bab 16 Rumah baru
17 Bab 17 Kesepakatan
18 Bab 18 Identitas Sarah
19 Bab 19 Kunjungan Tiba-tiba
20 Bab 20 Panik
21 Bab 21 Drama dilarut malam
22 Bab 22 Penampilan baru
23 Bab 23 Pernikahan
24 Bab 24 Ribetnya malam pertama
25 Bab 25 Dua jomblo yang kepo
26 Bab 26 Kecurigaan Mama
27 Bab 27 Gosip
28 Bab 28 Sarah atau Tamara
29 Bab 29 Tes DNA
30 Bab 30 Mama yang berubah
31 Bab 31 Sarah Pergi
32 Bab 32 Terungkap
33 Bab 33 Kakak aku datang
34 Bab 34 Menolak kembali
35 Bab 35 Suasana menakutkan
36 Bab 36. Mencari hadiah
37 Bab 37. Siasat Clarissa
38 Bab 38. Bertemu mereka
39 Bab 39. Drama makan malam
40 Bab 40. Kursus kilat
41 Bab 41. Tamu tak diundang.
42 Bab 42. Pertengkaran
43 Bab 43. Dua lawan satu
44 Bab. 44 Rencana yang gagal
45 Bab 45. Mencari bukti
46 Bab 46. Dua saksi
47 Bab 47. Badai belum berlalu
48 Bab. 48. Tulus atau ada maunya?
49 Bab 49. Dokter Alan jatuh cinta
50 Bab 50. Petualangan tak terduga.
51 Bab 51. Terpesona pada pandangan pertama
52 Bab 52. Kakak ipar?
53 Bab 53. Hari pertama
54 Bab 54. Perkara telpon-telponan
55 Bab 55. Semua karena Ervan.
56 Bab 56. Modus
57 Bab 57. Ke mana Alan?
58 Bab 58. Salah siapa?
59 Bab 59. Kabar baik
60 Bab 60. Merasa aneh
61 Bab 61. Sabar, Tirta
62 Bab 62. Serba salah
63 Bab 63. Kejutan di apartemen Alan
64 Bab 64. Bulan madu, ala Ervan
65 Bab 65. Masak bersama
66 Bab 66. Kisah tiga sahabat (1)
67 Bab 67. Kisah tiga sahabat (2)
68 Bab 68. Mengunjungi Alan
69 Bab 69. Waktu yang dinikmati
70 Bab 70. Gadis kecil
71 Bab 71. Makan malam yang gagal
72 Bab 72. Badai
73 Bab 73. Pendendam
74 Bab 74. Hari bahagia. Tapi?
75 Bab 75. Ada Apa dengan CEO? (1)
76 Bab 76. Ada apa dengan CEO? (2)
77 Bab 77. Rencana masa depan
78 Bab 78. Perkenalan keluarga
79 Bab 79. Final
80 Pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Dia
3
Bab 3 Wajah yang mirip
4
Bab 4 Tiga Baby Sister
5
Bab 5 Rencana Ervan
6
Bab 6 Gara-gara Tirta
7
Bab 7 Dua Identitas
8
Bab 8 lamaran tiba-tiba
9
Bab 9 Hanya kontrak
10
Bab 10 Ancaman ervan
11
Bab 11 Semakin terdesak
12
Bab 12 Maaf
13
Bab 13 Terjebak
14
Bab 14 Rahasia Ervan
15
Bab 15 Bujukan Alan
16
Bab 16 Rumah baru
17
Bab 17 Kesepakatan
18
Bab 18 Identitas Sarah
19
Bab 19 Kunjungan Tiba-tiba
20
Bab 20 Panik
21
Bab 21 Drama dilarut malam
22
Bab 22 Penampilan baru
23
Bab 23 Pernikahan
24
Bab 24 Ribetnya malam pertama
25
Bab 25 Dua jomblo yang kepo
26
Bab 26 Kecurigaan Mama
27
Bab 27 Gosip
28
Bab 28 Sarah atau Tamara
29
Bab 29 Tes DNA
30
Bab 30 Mama yang berubah
31
Bab 31 Sarah Pergi
32
Bab 32 Terungkap
33
Bab 33 Kakak aku datang
34
Bab 34 Menolak kembali
35
Bab 35 Suasana menakutkan
36
Bab 36. Mencari hadiah
37
Bab 37. Siasat Clarissa
38
Bab 38. Bertemu mereka
39
Bab 39. Drama makan malam
40
Bab 40. Kursus kilat
41
Bab 41. Tamu tak diundang.
42
Bab 42. Pertengkaran
43
Bab 43. Dua lawan satu
44
Bab. 44 Rencana yang gagal
45
Bab 45. Mencari bukti
46
Bab 46. Dua saksi
47
Bab 47. Badai belum berlalu
48
Bab. 48. Tulus atau ada maunya?
49
Bab 49. Dokter Alan jatuh cinta
50
Bab 50. Petualangan tak terduga.
51
Bab 51. Terpesona pada pandangan pertama
52
Bab 52. Kakak ipar?
53
Bab 53. Hari pertama
54
Bab 54. Perkara telpon-telponan
55
Bab 55. Semua karena Ervan.
56
Bab 56. Modus
57
Bab 57. Ke mana Alan?
58
Bab 58. Salah siapa?
59
Bab 59. Kabar baik
60
Bab 60. Merasa aneh
61
Bab 61. Sabar, Tirta
62
Bab 62. Serba salah
63
Bab 63. Kejutan di apartemen Alan
64
Bab 64. Bulan madu, ala Ervan
65
Bab 65. Masak bersama
66
Bab 66. Kisah tiga sahabat (1)
67
Bab 67. Kisah tiga sahabat (2)
68
Bab 68. Mengunjungi Alan
69
Bab 69. Waktu yang dinikmati
70
Bab 70. Gadis kecil
71
Bab 71. Makan malam yang gagal
72
Bab 72. Badai
73
Bab 73. Pendendam
74
Bab 74. Hari bahagia. Tapi?
75
Bab 75. Ada Apa dengan CEO? (1)
76
Bab 76. Ada apa dengan CEO? (2)
77
Bab 77. Rencana masa depan
78
Bab 78. Perkenalan keluarga
79
Bab 79. Final
80
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!