Kakak Iparku Cinta Pertamaku
...Pengantin Pengganti...
Seorang gadis memasuki ruang tamu, dengan tatapan bingung. Dua orang terlihat bertengkar hebat hingga terdengar menggema di sekeliling ruangan itu. "Ayah, Ibu. Ada apa ini?"
Pertengkaran seketika terhenti, mereka menghampiri gadis itu dengan langkah terburu-buru. "Karina, kamu harus menggantikan Kakak kamu menikah dengan Arfan."
Gadis itu bernama Karina Devita, dia adalah Putri kedua dari pasangan Hendri Setyanto dan Melinda. Wajah Karina semakin terlihat kebingungan. "Menikah, dengan calon suami Kakak? Sebenarnya ada apa ini."
Hendri mendekat dan langsung mencengkeram erat kedua sisi pundak sang putri. "Kakak kamu kabur. Dia membawa semua perhiasan Ibu, tabungan dan mobil kamu." Dia memperlihatkan sebuah surat yang sempat ditulis oleh Kakak Karina. "Lihat ini, pokoknya Ayah tidak mau tahu, ada ataupun tanpa Kakak kamu pernikahan ini harus tetap berlanjut, tolong selamatkan nama baik keluarga kita."
Kedua tangan Karina bergetar hebat ketika membaca surat tersebut. Dia menatap kedua orang tuanya dengan mata berkaca-kaca. "Tapi kenapa harus aku? Aku tidak bisa menikah dengan cara seperti ini ayah, ibu."
"Karina! Ini bukan masalah kamu mau atau tidak tetapi pikirkan bagaimana cara agar nama baik keluarga kita terjaga. Apakah kamu lupa perjodohan ini untuk mengikat dua keluarga besar. Ayah sudah banyak berhutang budi dengan keluarga itu."
Karina menatap kedua orang tuanya secara bergantian sambil meneteskan air mata. Kenapa semua ini harus terjadi kepadanya, ke mana kakaknya pergi. "Dari awal, Kakak Rita memang sudah tidak menyetujui perjodohan ini, tapi ayah dan ibu memaksanya. Sama seperti Kak Rita aku juga tidak bisa menikah dengan pria yang tidak aku kenal."
Paaak!
Hendri mendaratkan satu pukulan tepat diwajah Karina. "Pokoknya Ayah tidak mau tahu, pernikahan akan dilangsungkan satu minggu lagi setuju ataupun tidak kamu harus menikah dengan Arfan. Ayah akan pergi mengurus dokumen pernikahan kamu."
Karina langsung terduduk lemas di lantai ruang tamu sambil memandangi kepergian sang ayah. Baru saja memulai karir sebagai seorang desainer yang membuka butik dengan brandnya sendiri tetapi sekarang mimpi itu seolah terhalang karena perjodohan yang tidak dia inginkan.
***
Satu minggu berlalu...
Di depan meja rias, Karina terduduk melamun. Tatapannya terlihat kosong seolah tidak ada lagi harapan untuk lepas dari semua ini. Selama satu minggu dia terus berpikir dan mencoba untuk menerima pernikahan ini meski sulit.
Saat ini penampilannya sudah sangat cantik dibalut dengan kebaya putih dan riasan make up flowles. Semua orang nampak berbahagia kecuali dia yang biasa-biasa saja.
"Sebentar lagi mempelai pria akan datang, Kamu benar-benar sudah siap menikah, Karina?"
Karina menoleh melihat sahabatnya yang hari ini datang untuk menyaksikan pernikahan antara dia dan Arfan. "Aku belajar ikhlas demi kedua orang tuaku, apapun yang terjadi nanti aku akan menerima dia sebagai suamiku. Ranty, jangan marah seperti itu aku baik-baik saja."
Ranty mendekat dan langsung memeluk sahabatnya. "Aku tahu kamu wanita hebat. Semoga kamu bahagia dengan pernikahan ini ya."
"Tentu saja aku akan bahagia." Karina mencoba untuk tersenyum. Dia merasa tidak perlu menyesal karena melakukan semua ini demi membahagiakan kedua orang tuanya. Seminggu yang lalu Mungkin dia sedikit shock tetapi hari ini dia sudah mengikhlaskan segalanya.
Pintu kamar itu terbuka seorang wanita paruh baya masuk dengan langkah tergesa-gesa. "Mempelai pria sudah datang, sebentar lagi ijab kabul akan di mulai, Ranti mau tetap di sini menemani Karina atau ikut keluar?"
"Saya akan keluar bersama Karina nanti, Bi. karena tidak ada siapapun di sini," jawab Ranti.
"Baiklah, kalau begitu aku keluar lagi," ucap wanita paruh baya itu lalu berbalik pergi meninggalkan kamar tersebut. Mendengar hal itu Karina semakin nampak gelisah karena sebentar lagi akan menjadi istri.
Melihat Karina yang nampak tidak tenang, Ranti segera mengambil segelas air putih di atas meja rias dan diberikan kepada sahabatnya. "Ayo diminum dulu kamu tenang saja ya semua akan berjalan lancar."
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya terdengar kata sah yang menggema hingga ke kamar pengantin. Karina memejamkan matanya sejenak karena akhirnya sah menjadi seorang istri.
Ranti langsung memeluk Karina yang duduk tertunduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Selamat Karina sekarang kamu sudah menjadi seorang istri. Ayo sekarang kita keluar, semua orang pasti sudah menunggu kamu.
Dengan dituntun oleh Ranti, Karina melangkah keluar dari kamar tersebut. Nampak di ruang tamu kediaman kedua orang tuanya suasana begitu ramai dipenuhi tamu.
Namun tiba-tiba pandangan Karina tertuju kepada seorang pria yang duduk di antara para tamu. Langkahnya terhenti sebentar, ia terlihat kaget.
Dia, kenapa bisa ada di sini. Kak Arga, apa aku tidak salah lihat, batinnya.
Sekujur tubuh karena terasa bergetar karena Cinta pertamanya dimasa SMA kini muncul kembali di hadapannya. Pria itu bernama argantara atau lebih kerap disapa dengan panggilan Arga.
Argantara pun terlihat memandangi karena dari kejauhan, wajahnya juga terlihat kaget. Mungkin dia merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Karina saat ini.
"Karina, kamu kok bengong. Ayo jalan," tegur Ranti.
Seketika lamunannya langsung buyar saat di tegur oleh Ranti. "Oh, iya. Ayo." Dia kembali melangkah, sang Ibu pun menyambutnya dan menuntun dia duduk di samping pria yang saat ini sudah sah menjadi suaminya.
Pandangan Karina pun masih tidak lepas dengan pria yang tidak jauh darinya. Begitu juga dengan pria yang bernama Argantara, dia terus melihat kearah Karina tanpa berkedip sekalipun.
"Karina, ayo cium tangan suamimu," tegur Melinda kepada sang putri.
"I-iya, Bu." Dia menoleh ke samping dan langsung meraih tangan suaminya. Saat ini dia sudah resmi menjadi istri tetapi tiba-tiba dia dipertemukan oleh seorang pria yang dulu begitu dia cintai. Hal itu membuat Karina bertanya-tanya apa maksud dari semua ini.
Setelah mencium tangan sang suami posisi dilanjutkan dengan pemasangan cincin pernikahan. Karina mencoba untuk tersenyum tetapi wajah sang suami terlihat begitu datar seolah tidak bahagia dengan pernikahan ini.
***
Malam harinya, pesta pernikahan digelar di sebuah hotel berbintang. Sekitar pukul sepuluh malam setelah pesta selesai. Karina menyusul Arfan ke sebuah kamar di hotel tersebut yang akan menjadi tempat istirahat mereka. Ya selesai pesta, dia langsung ditinggalkan begitu saja oleh suaminya.
Saat tengah melangkah menyusuri koridor hotel, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika tidak sengaja berpapasan dengan argantara. Karina terlihat begitu gugup dan salah tingkah.
"Long time now see, Karin."
Kepala Karina yang sempat tertunduk, kini tegap, menatap sang mantan. "Oh i-iya. Apa kabar. Lama tidak bertemu, Aku tidak menyangka ternyata Mas Arga adalah kakak dari Mas Arfan. Aku juga baru tahu tadi saat pesta resepsi."
Argantara mendekat hingga jaraknya dan Karina hanya beberapa centimeter saja. Ya, aku juga tidak menyangka ternyata Karina yang dinikahi oleh adikku adalah mantan pacarku sendiri."
"Itu hanya masa lalu, cinta monyet memang selalu terjadi di masa putih abu-abu, bukan? Sekarang kita adalah keluarga dan aku harap kejadian di masa lalu tidak Kakak bahas lagi, permisi."
Karina kembali melanjutkan langkahnya. Sementara argantara masih berdiri di sana sambil memandangi kepergian Karina. "Kenapa harus kamu yang menjadi istri Arfan," gumam Arga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Dara Muhtar
Aku mampir Thor...awal yang baik 👍
2023-01-25
0
ian machmud
aku mampir thor
2022-12-31
0
Mystera11
mampir thor
2022-12-15
0