"Terima kasih untuk makan siangnya, Mas. Kalau begitu aku pergi dulu." Karina berbalik melangkah menuju taksi yang sudah menunggunya di halaman restoran.
Argantara masih berada disana hingga beberapa detik kemudian dia mempercepat langkahnya dan langsung meraih pergelangan tangan Karina.
Karina hendak masuk kedalam taksi, kembali berbalik melihat Argantara. "Ada apa?"
"Jika kamu butuh bantuan, atau ada masalah jangan segan hubungi aku. Aku tidak bermaksud lancang, hanya saja aku--"
"Aku harus pergi sekarang." Potong Karina sambil melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Argantara. "Terima kasih untuk perhatiannya, Kakak ipar." Dia kembali berbalik lalu masuk kedalam taksi.
Saat taksi itu melaju pergi, Argantara hanya bisa menghela napas panjang tanpa bisa melakukan apapun. Dia tidak punya hak untuk ikut campur namun entah mengapa dia takut terjadi sesuatu kepada Karina. "Kau selalu berhasil membuatku tak tenang, baik dulu ataupun sekarang."
***
Sesampainya di butik. Karina langsung di sapa oleh sang sahabat, Ranti. Selama satu minggu ini, Rantilah yang mengurus butik dan menghandle semua pesanan.
"Lemas amat pengantin baru. Kurang tidur ya?" tanya Ranti penuh selidik.Ya, Karina belum menceritakan apapun tentang kehidupan rumah tangganya.
"Entahlah, aku pusing. Tolong berikan laporan penjualan minggu ini." Karina melangkah menuju ruangannya yang terletak tak jauh dari sana. Saking stresnya dia bahkan tak membalas senyum para karyawan butik yang baru saja menyapanya.
Menyadari ada yang tidak beres, Ranti pun segera menyusul sang sahabat ke dalam ruangan. "Karin, sekarang kamu ceritakan sebenarnya ada apa? Hubungan kamu dan Arfan tidak baik ya?"
Karina kembali melihat sang sahabat. "Ya begitulah. Sepertinya perjodohan ini sangat berat diterima oleh Mas Arfan. Selama satu minggu ...." Karina terlihat ragu untuk melanjutkan cerita KDRT yang dialami, dia tidak mau membuat Ranti khawatir.
"Satu minggu ini kenapa?" sahut Ranti.
"Ah tidak apa-apa. Mungkin Mas Arfan belum terbiasa saja dengan kehadiranku. Aku juga tidak mau terlalu memaksa dia, sekarang aku ingin fokus mengurus butik ini dan bekerja. Aku sudah cukup lega karena bisnis Ayah berjalan lancar kembali."
"Astaga, Karin. Kamu yang sabar ya, aku yakin sebentar lagi Mas Arfan akan sadar betapa beruntungnya dia mendapatkan istri sebaik kamu."
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Karina, dia hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
***
Dua hari berlalu...
"Aaah baby, you so hot." Rintihan seorang wanita menggema disekeliling ruangan remang-remang. "Stop sayang. Kamu harus pulang ke Jakarta satu jam lagi."
Arfan menghentikan aktivitasnya sambil mengusap bibir yang sudah terlihat basah. "Benar juga. Aku harus segera ke bandara. Terima kasih untuk pelayananmu semalaman ini." Arfan mengeluarkan segepok uang dan di lemparkan kepada wanita itu.
Wanita itu terlihat sumbrigah saat menerima bayarannya. "Bukannya kamu sudah menikah? Apa istrimu tidak bisa memuaskan kamu hingga masih mencari kenikmatan diluar?"
Arfan melirik kearah wanita itu. "Apa kamu sudah bosan melayaniku? Jika iya, aku akan mencari wanita lain untuk memuaskan ku saat ada tugas keluar kota."
Wanita itu terlihat panik dan langsung bergegas memeluk Arfan dari belakang. "Jangan, sayang. Aku akan selalu menunggumu, jangan cari wanita lain. Hubungi aku saat kamu kembali kesini."
Arfan adalah seorang arsitek yang mempunyai wanita pemuas batin di setiap kota. Ya, tugasnya mendesain bangunan mengharuskan dia terus bepergian dari kota ke kota. Tanpa mengatakan apapun lagi, dia segera bergegas meninggalkan kamar hotel itu.
~
Hari ini Karina sudah berjanji akan datang kerumah sang mertua. Namun dia sangat kesal karena Arfan tidak bisa dihubungi. "Disaat seperti ini dia mashh saja tidak bisa dihubungi. Apa aku pergi sendiri saja ya ...."
Lama Karina berpikir, sampai akhirnya dia mengambil tas dan juga jaketnya. Apapun yang terjadi dia harus pergi kerumah mertua hari ini, karena merasa tidak enak hati semenjak menikah dia tidak pernah berkunjung.
***
"Arga, hari ini kamu tidak kemana-mana 'kan?" Miska melangkah menghampiri sang putra pertama yang duduk di sofa ruang keluarga sambil menikah secangkir kopi.
"Tidak, hari ini restoranku tutup. Para pegawai minta libur." Argantara meletakkan cangkir kopinya lalu menoleh melihat sang Mama. "Mama mau kemana? Bukannya hari ini kita mau kumpul keluarga."
"Itu dia. Tiba-tiba teman Mama mengajak pergi ke Bogor untuk menghadiri event penting. Tapi cuma sebentar kok, paling sore ini pulang. Kalau Karina dan adikmu datang, suruh tunggu saja ya, kita makan malam bersama nanti."
"Baiklah, nyonya sibuk." Argantara menyadarkan tubuhnya dengan malas. Dihari libur seperti ini, dia hanya bisa berdiam diri di rumah. Pandangannya tiba-tiba tertuju kepada pembantunya yang juga sudah nampak rapi. "Loh, Bibi juga ikut?"
"Iya, Pak. Ibu ngajak," sahutnya.
Argantara menoleh melihat sang Mama seolah meminta penjelasan.
"Nanti Mama juga mau belanja, jadi Bibi harus ikut," jawab Miska.
"Terus nanti kalau mereka datang, aku harus apa kalau Bibi juga pergi."
"Kamu 'kan Chef. Keluarkan keahlianmu. Sudah ya, Mama sudah telat nih."
Argantara hanya bisa memandangi kepergian sang Mama dengan mulut terperangah. "Aku ingin menikmati hari libur, kenapa malah jadi pelayan pengganti."
~~
Satu jam berlalu, Argantara melangkah cepat menuruni tangga saat mendengar punyi bel pintu. Dia bergerak cepat membuka pintu dan--
"Karina." Dia melihat kiri kanan. "Arfan mana?"
Karina bingung harus menjawab apa, mau tidak mau dia harus berbicara lagi. "Em, Mas Arfan masih diluar kota karena ada proyek. Jadi aku datang sendiri, Mama ada?"
"Mama sedang ada urusan mendadak. Jadi pergi sebentar." Argantara membuka pintu lebih lebar. "Masuklah, Mama minta kamu untuk menunggu dirumah."
Karina terlihat ragu, namun dia tidak punya pilihan lain. Tanpa mengatakan apapun, dia melangkah masuk kedalam kediaman mewah itu.
"Duduklah. Aku ambilkan air minum sebentar." Argantara melangkah menuju dapur dengan langkah cepat. Sementara Karina menatap kagum kearah ruangan yang didesain sangat mewah.
Tak lama Argantara datang membawa dua kaleng minuman soda dan juga cake dari kulkas. "Bibi, juga ikut bersama Mama jadi aku hanya sendiri di rumah. Kamu tidak perlu sungkan, ini juga rumah kamu." Argantara ikut duduk di hadapan Karina.
"Mas Arga tidak ke restoran?" tanya Karina.
"Aku sedang libur. Aku pikir hari ini kita jadi kumpul keluarga tapi ternyata Mama sendiri yang punya acara dadakan. Kalau kamu lelah, kamu bisa beristirahat dikamar Arfan di lantai dua, sepertinya Mama akan pulang sore."
Di rumah ini berdua dengan dia, batin Karina.
"Mas, kalau memang masih lama, aku pulang saja. Besok aku akan kembali lagi bersama Mas Arfan." Karina beranjak dari tempat duduknya dan hendak melangkah pergi.
Melihat hal itu, Argantara pun segera berdiri, namun karena kurang hati-hati dia tersandung hingga minuman yang dia pegang mengenai dres yang dipakai Karina. "Ma-maaf."
Bersambung 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
ian machmud
udah tempramen kang celup lagi pria macam yang di jodohkan sama kamu karin
2022-12-31
0
Yunerty Blessa
lanjut
2022-12-10
0
Baya Azka
lanjut thor💪💪💪☕
2022-11-04
0