Ketika Pernikahan Menjadi Syarat

Ketika Pernikahan Menjadi Syarat

Awal Mula

"Apa! Kakak saya kecelakaan?" pekik seorang gadis.

"..."

"Baik lah, saya akan segera ke sana" gadis itu memutuskan sambungan telponnya.

"Ada apa?" tanya Tika selaku teman gadis itu.

"Kakak aku kecelakaan" jawabnya dengan wajah pucat pasi.

"Apa! Terus sekarang gimana keadaannya?" tanya Widia.

"Aku juga gak tau. Sekarang aku mau ke rumah sakit" gadis itu tampak panik.

"Mau aku anterin gak?" tawar Sarah.

"Gak usah. Aku naik ojol aja. Kalian tolong izinin aku ya" tolak gadis itu diakhiri dengan permintaan.

"Ok. Nanti kita izin kamu" balas Tika.

"Makasih, aku pergi dulu ya"

"Iya. Hati-hati. Jangan terlalu panik. Nanti malah kamu yang celaka" ucap Widia sedikit berteriak.

"Iya.." balas gadis itu dengan berlari.

Aliza Putri Safira

Gadis yang baru saja menerima berita tidak mengenakan dari rumah sakit. Saat ini dia berusia 18 tahun. Dia duduk di kelas 11 IPA 1. Ketiga wanita yang berbincang dengannya tadi, adalah teman terdekat Aliza, yaitu Sarah, Tika dan Widia.

Dengan tergesa-gesa, Aliza kembali ke kelasnya dan segera mengambil tas sekolahnya. Dia sangat khawatir pada kakaknya yang mengalami kecelakaan.

Aliza berjalan cepat di lorong sekolahnya. Karna terlalu panik dan tergesa-gesa, Aliza tidak sengaja menabrak seseorang.

"****" umpat seorang pria yang tertabrak Aliza.

"Ahh.." pekik Aliza.

"Gila lo!" bentak Lexy.

"Lo punya mata gak sih? Udah tau orang segede gajah lagi jalan, malah ditabrak. Mata lo rabun ya." timpal Sean.

"Ck.. Baju temen gue jadi basah karna lo" ucap Lexy.

"Ma-maaf kak. Aku gak sengaja. Aku buru-buru" sesal Aliza.

"Buru-buru sih Buru-buru. Tapi liat-liat juga" sewot Sean.

"Sekali lagi aku minta maaf kak. Aku beneran gak sengaja. Aku bakalan tanggung jawab kak. Tapi gak sekarang. Aku harus pergi" Aliza melangkahkan kakinya dan pergi dari sana.

Lexy dan Sean memandang geram pada Aliza. Tidak hanya mereka berdua. Ada Faiz dan juga Gavin. Mereka selaku korban dari Aliza dan juga saksi mata. Baju dari korban Aliza basah karna minuman yang dibawanya tumpah mengenai bajunya.

"Lo gak papa?" tanya Lexy.

"Gak"

"Baju lo basah nih" ujar Sean menyentuh bagian dada yang basah.

"Gak usah sentuh-sentuh" desisnya sambil menajamkan matanya.

"Iya nih, lo cari kesempatan aja" balas Lexy.

"Eh,, niat gue baik ya"

"Diem lo. Baik dari mananya"

"Siapa gadis itu?"

"Kalo gak salah, namanya Aliza. Dia anak 11 IPA 1" jawab Lexy.

Tak ada lagi percakapan.

Kita tinggalkan mereka. Mari beralih pada Aliza.

Aliza menaiki ojol yang sudah dia pesan. Dalam hatinya tak henti berdoa untuk keselamatan kakaknya.

"Pak bisa lebih cepat. Saya buru-buru" pinta Aliza.

"Iya neng"

15 menit kemudian, Aliza sampai di rumah sakit. Dia segera ke resepsionis untuk menanyakan ruangan kakaknya. Setelah tau, Aliza pergi menuju ruangan di mana kakaknya di rawat.

Aliza berjalan gontai saat melihat kakaknya terbaring lemah tak sadarkan diri. Perlahan air mata Aliza turun membasahi pipi mulus Aliza.

"Kak Iqbal.. kenapa kakak bisa gini? Hiks.. hiks.." Aliza menangis di samping Iqbal.

5 menit menangis, Aliza dihampiri oleh seorang suster.

"Permisi mbak"

"Eh.. iya suster. Ada apa?" tanya Aliza menghapus sisa air matannya.

"Dokter mau berbicara dengan mbak" jawab suster itu.

"Baik sus"

Aliza bangkit dan pergi menuju ruangan dokter dengan dituntun oleh suster tadi. Aliza duduk berhadapan dengan dokter.

"Dok, bagaimana kondisi kakak saya? Dia tidak memiliki luka serius kan?" tanya Aliza khawatir.

Dokter menghirup udara sebelum menjawab pertanyaan Aliza.

"Pak Iqbal tidak mengalami luka serius. Hanya mengalami memar dan beberapa luka kecil. Hanya saja, menurut pengamatan saya, pak Iqbal mengalami guncangan pada mentalnya. Hingga dia mengalami serangan jantung ringan" jelas dokter menjelaskan keadaan Iqbal.

"Serangan jantung?"

"Iya. Dan itu yang membuat pak Iqbal kecelakaan"

Aliza menatap dokter dengan tatapan bingung. Bagaimana bisa kakaknya, terkena serangan jantung lalu kecelakaan. Aliza tidak mengerti itu.

"Pak Iqbal terkena serangan jantung saat sedang mengemudi. Oleh sebab itu dia kecelakaan" jelas dokter menjawab kebingungan Aliza.

Sekarang Aliza mengerti kenapa kakaknya kecelakaan.

"Beruntung pak Iqbal mengalami kecelakaan ringan. Dan dia juga beruntung karna warga segera membawanya ke rumah sakit" lanjut dokter.

Aliza tertegun. Dia tidak bisa membanyangka jika kakaknya tidak segera mendapat penanganan yang cepat.

"Apa yang harus saya lakukan dok?" tanya Aliza.

"Mbak harus menjaga pak Iqbal. Jangan sampai ada sesuatu yang membuat dia mengalami serangan jantung lagi. Jika dia mengalami serangan jantung untuk yang kedua kalinya, kondisinya akan lebih buruk dari ini"

"Baik dok"

Setelah berbincang dengan dokter, Aliza Kembali ke ruangan Iqbal. Dia sangat bersyukur karna kakaknya masih selamat. Aliza melihat Iqbal sudah sadar dan kini dia menatap langit-lagi ruangan yang dia huni. Tatapan Iqbal beralih pada Aliza yang menatapnya dari pintu masuk. Aliza tersenyum dan segera menghampiri Iqbal.

"Gimana kondisi kakak?" tanya Aliza.

"Alhamdulillah. Kakak baik-baik aja" balas Iqbal membalas senyuman Aliza.

Aliza masih tersenyum. Dia duduk dikursi yang ada di sebelah ranjang Iqbal. Dia menggenggam erat tangan Iqbal.

"Maaf sudah membuat kamu khawatir" sesal Iqbal.

"Iya. Aku maafin. Tapi jangan kayak gini lagi ya" ucap Aliza menahan air matanya yang hendak keluar.

Iqbal tersenyum dan mengelus kepala Aliza dengan tangan yang satunya.

Aliza tak dapat membendung air matanya lagi. Setetes air mata membasahi pipi Aliza. Dengan cepat Iqbal mengusap air mata Aliza.

"Jangan nangis. Kenapa kamu malah nangis? Cengeng banget, kayak bayi" ejek Iqbal.

"Ih,, gimana aku gak nangis coba? Aku khawatir sama kakak" rengek Aliza sambil menangis.

"Tapi sekarang kakak udah gak papa."

"Kakak selalu bilang gak papa. Kakak selalu buat aku khawatir.." keluh Aliza

"Tadi kan kakak udah minta maaf."

"Iya, tapi aku masih marah sama kakak."

"Kamu marah? Kakak kira kamu gak bisa marah. Oh.. rupanya gini adek kakak kali lagi marah. Baru tau kakak" canda Iqbal.

"Ih.. kakak.." geram Aliza.

Iqbal tertawa karna candaannya pada Aliza.

"Kamu bolos sekolah?" tanya Iqbal karna mengingat Aliza ada di rumah sakit saat jam sekolah. Iqbal mencoba mengubah topik pembicaraan.

"Enggak. Aku gak bolos. Aku cuma izin" sangkal Aliza.

"Sama aja" balas Iqbal.

"Beda lah kah.."

"Sama."

"Beda."

"Ah.. terserah kakak aja deh" Aliza mengalah.

Waktu makan siang tiba. Iqbal mendapat makanan rumah sakit. Sementara Aliza membeli makanan dari kantin rumah sakit untuk makan siang. Keduanya makan dengan makanan masing-masing.

Sebenarnya Aliza sangat ingin tau kenapa Iqbal bisa sampai terkena serangan jantung ringan. Tapi dia masih menunggu waktu yang pas. Mungkin setelah makan siang, Aliza akan mendapat waktu untuk berbicara dengan Iqbal.

Terpopuler

Comments

Mamah Kekey

Mamah Kekey

assalam mualaikum 🙏

2023-11-15

0

manda_

manda_

mampir thor

2023-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!