Hanya Sekedar Melahirkan
"Cassandra sayangku..." bisik Bradley Timothy pada kekasihnya yang sedang berada dibawah kungkungannya.
Perempuan cantik itu tersenyum lembut kemudian meraih sesuatu dari atas meja.
"Pakai ini Bradley," ucapnya sebelum bagian tubuh dari kekasihnya itu melakukan tugasnya seperti biasa.
Sebuah benda kecil elastis ia berikan pada pria yang sudah beberapa tahun ini menjadi kekasih dan partner ranjangnya.
"Tapi aku ingin anak darimu sayangku," Bradley tidak mau menerima benda itu. Ia menggelengkan kepalanya tanpa melepaskan tatapannya pada tubuh indah milik Cassandra.
"Pakai atau kita end!" ucap perempuan cantik itu tak mau mengalah.
"Cassandra."
"Aku belum siap Bradley. Aku ada kontrak selama 2 tahun kedepan. Dan engkau pasti tahu konsekuensinya. Aku tidak boleh hamil."
"Cassandra, aku yang akan membayarmu sayang. Aku akan membayar pinaltinya. Kita akan menikah. Asalkan kamu mau mengandung anakku."
"Maafkan aku Bradley, tapi untuk saat ini karirku sedang berada di puncak. Aku tak akan meninggalkannya."
"Cassandra, apa pun akan aku berikan sayang...Aku sangat mencintaimu."
"Bradley, never say it! Aku tidak suka. Kamu egois! Kamu hanya bisa memaksakan kehendakmu padaku!"
"Cassandra maafkan aku,"
"Sudahlah Bradley, aku sekarang sudah tidak mood lagi." Gadis itu mendorong tubuh kekar sang kekasih dan langsung meraih pakaiannya yang sedang berceceran di lantai.
"Cassandra."
"Maafkan aku Bradley tapi sekarang aku tidak punya banyak waktu. Engkau menghancurkan waktu berkualitas kita. Bye!" Cassandra mengecup bibir Bradley Timothy singkat kemudian segera meninggalkan kamar hotel itu.
Pria tampan dengan sejuta pesona itu meraup wajahnya kasar. Ia memandang dirinya yang sangat menyedihkan saat ini.
Entah apa yang menyebabkan ia begitu tergila-gila pada model yang sedang naik daun itu padahal begitu banyak perempuan di luar sana yang sangat menginginkannya. Mereka rela antri untuk menjadi penghangat ranjangnya.
Dan lihatlah sekarang. Bradley Timothy, pangeran kerajaan bisnis di Amerika ditinggalkan pada saat ia sedang ingin bercinta dengan gadis itu hanya karena ia tidak ingin menggunakan pengaman.
Sungguh menyedihkan!
Dengan wajah frustrasi ia memakai pakaiannya kembali kemudian meninggalkan kamar mewah itu. Hatinya bertambah kusut ketika ia menerima pesan penting dari kakeknya David Timothy.
Kerajaan bisnis ini hanya akan aku serahkan padamu jika engkau mempunyai keturunan.
Brakkk
Pria itu melempar smartphonenya dan berhasil mengenai seorang gadis layanan kamar yang baru saja keluar dari pintu kamar dihadapannya.
Pletak!
"Aaaargh!" gadis itu berteriak tertahan dengan menyentuh keningnya yang ia rasakan sangat sakit.
"Maaf, saya tidak sengaja," ujar Bradley Timothy dan segera mengambil kembali benda pipih elektronik yang sempat mendarat cantik di kening sang gadis.
"Ambil ini untuk mengobati lukamu," lanjutnya sembari memberikan beberapa lembar dollar Amerika di tangan gadis yang sedang membawa gulungan seprei dan selimut dari dalam kamar yang baru saja ia bersihkan.
Valerie Dominguez yang sedang berada dalam masalah keuangan menyerahkan kembali uang itu kemudian menatap Bradley Timothy.
"Saya ingin uang yang lebih banyak tuan. Ibuku sedang sakit keras dan butuh biaya yang banyak untuk operasinya."
"Berapa?"
"5000. 000 dollar tuan!"
"Kalau begitu pergilah ke Bank. Benjol sedikit saja kamu meminta sebanyak itu. Mau memeras aku ya?" Bradley Timothy menyerahkan kembali uangnya pada gadis itu sembari menambahkan beberapa dollar lagi kemudian meninggalkan Valerie Dominguez dengan langkah cepat.
"Jack, kita pergi dari sini!" titahnya pada sang asisten setelah duduk di dalam mobil dengan perasaan yang semakin kesal.
"Baik tuan." pria itu menghidupkan mesin mobilnya kemudian mulai melajukan kendaraan roda empat itu menuju perusahaan tempat mereka bekerja.
Bradley Timothy kembali mengerang emosi setelah membuka layar handphonenya dan kembali menemukan pesan kakeknya yang sama dengan sebelumnya. Tidak tanggung-tanggung. Pesan itu sekarang dikirim dengan huruf kapital dalan jumlah yang banyak.
"Brengsek!" tua bangka itu sepertinya ingin meneror ku." geramnya sembari melempar kembali benda pipih itu ke sembarang arah.
"Awwww," Jackson Thomson berteriak tertahan sembari menyentuh kepalanya yang terasa sangat sakit.
Pria itu kemudian menunduk dan berusaha mengambil smartphone bosnya itu yang terjatuh di lantai mobil. Ia lupa kalau sedang mengemudi di sebuah jalan ramai. Dan...
Brakkkk
Sebuah benda keras menghantam bamper mobil mewah yang ia kendarai. Suaranya yang begitu besar berhasil membuat dua orang itu tersentak. Pria itu dengan cepat mengerem mendadak mobil yang sedang dikemudikannya.
"Jack, cepat periksa!" seru Bradley Timothy dengan nada tinggi. Rasanya saat ini adalah hari terburuk baginya. Semua hal menjadi sangat tidak terkontrol di depan matanya.
"Baik tuan," ujar Jackson Thomson seraya membuka seatbeltnya dan turun dari mobil itu. Di depan mobil itu sudah tergeletak seorang perempuan tua dengan sebuah keranjang bunga ditangannya.
Pria itu sudah bisa menebak kalau perempuan tua itu adalah seorang penjual bunga.
"Oh my God." Jackson meraup wajahnya kasar dan segera mengangkat tubuh perempuan tua itu dan membawanya ke mobil.
"Ada apa Jack?" tanya Bradley Timothy dengan wajah penasaran.
"Aku menabrak perempuan tua ini tuan." jawab Jackson Thomson dengan perasaan khawatir.
"Bawa Ke Rumah Sakit sekarang juga!" teriak Bradley Timothy dengan perasaan campur aduk.
"Baik, tuan." jawab Jackson Thomson kemudian memutar arah mobilnya untuk ke Rumah Sakit saat itu juga.
Setelah sampai di Rumah Sakit, mereka menyimpan sejumlah uang yang sangat besar untuk pengobatan perempuan tua itu kemudian mereka kembali ke Perusahaan.
Dan sesuatu yang sangat dihindari oleh Bradley Timothy adalah, kakeknya sudah duduk dikursi kebesarannya menyambutnya dengan wajah dinginnya.
"Darimana saja kamu Bradley?" tanya David Timothy tanpa berdiri dari duduknya.
"Aku mengalami banyak hal buruk kakek." jawab Bradley dengan wajah lesu.
"Itu pantas kamu dapatkan ketika kewajibanmu untuk bekerja hanya kamu gunakan untuk bermain-main dengan model itu."
"Kakek, sudahlah. Aku tahu kakek tak suka padanya tetapi aku mencintainya kek."
"Ia tidak pantas menjadi seorang ibu dari keturunan Timothy, Bradley."
"Heh, bukankah kakek hanya menginginkan keturunan dariku, jadi tidak perlu tahu siapa yang jadi ibunya."
"Baiklah. Kalau begitu berikan padaku kabar kalau kamu sudah mempunyai keturunan. Atau jangan-jangan kamu pria impoten ya?"
Bradley Timothy mengeratkan rahangnya marah dengan penghinaan yang diberikan oleh kakeknya itu.
"Aku normal kakek, dan aku yakin sekali saja aku melakukannya maka pasti akan menghasilkan. Aku jamin itu!"
"Hehehe," David Timothy terkekeh pelan.
"Buktikan kalau begitu. Atau kamu tidak akan mendapatkan satu dollar pun dari saya. Kerjamu saja tidak becus. Bisa-bisa kekayaanku akan habis ditanganmu." lanjutnya dengan senyum mengejek. Ia ingin sekali cucunya itu bisa serius dalam karir dan rumah tangga. Hingga ia bisa pergi dari dunia ini dengan tenang.
*Bersambung
Like dan komentarnya dong supaya aku semangat updatenya okey?
Ini visual untuk tokoh Bradley Timothy, semoga cocok dengan ekspektasi para readers tersayang.
Dan ini adalah Valerie Dominguez
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Oma Pipik
hai
2024-05-01
1
Suartati Hasibuan
masuk keranjang favorit..
visual nya keren..
2024-03-08
1
Pipin Davian
Aq suka visualmu thor
2023-03-14
1