Bab 4 HSM

Valerie Dominguez segera keluar dari mobil itu dengan kaki pincang. Ia merasa sangat kesakitan tetapi berusaha ia tahan. Demi bertemu dengan ibunya yang sedang sakit di dalam sana ia rela menahan rasa nyeri di kakinya.

"Aaaaaakh," gadis itu berteriak tertahan karena tiba-tiba tubuhnya ia rasakan melayang ke udara

"Tuan?!" Valerie Dominguez memandang wajah pria yang sedang menggendongnya yang ternyata adalah Bradley Timothy.

"Aku masih punya rasa kemanusiaan nona aneh. Aku akan mengantar kamu sampai ke dalam." gadis itu tersenyum meringis kemudian mengucapkan terimakasih.

Bradley Timothy menunggu dengan sabar sampai Valerie Dominguez selesai diberikan tindakan dan juga obat anti nyeri. Pria itu merasa heran sendiri kenapa bisa ia seperti ini pada seorang gadis asing yang baru ditemuinya.

"Anda masih disini tuan?" tanya Valerie saat melihat Bradley Timothy masih berdiri di depan pintu Emergency Room.

"Aku akan mengantarmu pulang. Setelah itu tanggung jawabku selesai. Dengan begitu urusan hidupku lebih baik ke depannya." Valerie Dominguez tersenyum kemudian menjawab,

"Aku akan tinggal di sini tuan. Ibuku sedang dirawat di Rumah Sakit ini karena kecelakaan. Jadi anda bisa pulang."

"Oh ya? kalau begitu aku ingin bertemu dengan ibumu."

"Tidak perlu tuan, anda bisa langsung pulang. Pasti anda ingin beristirahat. Terima kasih banyak."

"Aku akan mengikuti permintaanmu." Valerie terhenyak dengan kata-kata pria itu padanya.

"Apa maksud anda?" tanya gadis itu dengan alis saling bertaut.

"Aku akan menikahimu tetapi hanya sampai anak itu lahir, mengerti?" Valerie tersenyum kemudian menatap pria itu.

"Apa anda sudah mulai menyukaiku?" tanyanya dengan wajah malu-malu.

"Jangan mimpi. Itu hanya karena aku ingin kamu melahirkan anakku. Dan aku pikir keturunanku haruslah terjamin, bersih dan suci."

Bradley Timothy tiba-tiba merasa aneh dengan ucapannya sendiri.

Sejak kapan aku punya pemikiran seperti itu?.

Tapi sudahlah, gadis ini cantik dan pasti masih perawan jadi tentu saja masih sangat steril.

Dan kuharap anak yang dilahirkannya nanti tidak akan cantik seperti dirinya.

Cassandra pasti akan bisa merawat bayi kami nanti.

Atau mungkin kakek akan menjadi pria yang akan menguasai putraku.

Aku tidak peduli. Yang penting warisannya diberikan semuanya padaku sebagai pewaris satu-satunya.

"Baiklah tuan, katakan pada ibuku tetapi anda tak perlu mengatakan kalau anda membayarku." ucap Valerie Dominguez dengan hati berdebar-debar.

Pria itu hanya mengangguk dan mulai mendorong kursi roda yang ditempati oleh gadis itu. Mereka berdua pun pergi ke ruangan Julia Dominguez, ibu kandung Valerie.

"Ibu," panggil gadis itu pada seorang perempuan tua yang sedang berbaring lemah dengan banyak perban dikepalanya.

Bradley Timothy seketika merasakan hatinya nyeri. Rupanya perempuan yang jadi korban tabrakan tadi pagi adalah ibu dari gadis yang akan ia nikahi secara singkat ini.

Oh My, kenapa bisa jadi sangat kebetulan seperti ini?

Sepertinya ia benar-benar butuh uang.

"Valerie? kau kah itu nak?" jawab Julia sembari membuka kelopak matanya. Perempuan itu berusaha untuk bangun tetapi putrinya tidak mengizinkannya.

"Ibu, ini aku Valerie. Bagaimana kabarmu?" tanya Valerie berusaha menutupi rasa sedihnya. Penyakit kanker stadium tinggi dengan luka yang cukup banyak di tubuh perempuan yang telah melahirkannya itu membuatnya merasa ngilu.

"Ibu baik nak. Ini cuma luka luar saja. Dan tidak begitu parah." ujar Julia berusaha tersenyum meskipun seluruh tubuhnya terasa sangat sakit.

Rasa panas dan nyeri yang ia rasakan selama terkena penyakit kanker *********** ditambah dengan luka luar membuatnya tidak sadarkan diri beberapa saat yang lalu. Tetapi Ia tidak ingin tampak lemah di depan putri semata wayangnya.

"Dan kamu kenapa memakai kursi roda Val?" tanya sang ibu dengan wajah khawatir.

"Dan kamu sedang bersama siapa?" Julia memandang dua orang dihadapannya itu bergantian.

"Saya Bradley Timothy Bu, saya ingin melamar putri anda." jawab pria itu dengan cepat. Baginya mengikuti permintaan kakeknya sangatlah penting dan darurat meskipun ia harus menikahi gadis asing ini untuk menyelesaikan masalahnya.

"Benarkah? ibu sangat senang sekali mendengarnya," jawab Julia Dominguez dengan mata berkaca-kaca. Hatinya sangat gembira diantara rasa nyeri yang ia rasakan diseluruh tubuhnya.

Ia sekarang bisa meninggalkan dunia ini dengan tenang, jika sudah ada yang siap menjaga putrinya.

"Kapan kalian akan menikah?" tanyanya lagi dengan pandangan tak lepas dari wajah tampan sang calon menantu.

"Besok pagi ibu, kami akan menikah di catatan sipil." jawab Bradley Timothy tanpa berpikir panjang. Valerie Dominguez tersentak kaget mendengar jawaban pria itu. Ia tak menyangka kalau ia benar-benar akan menikah dengan pria itu secepat ini.

Gadis itu memandang wajah Bradley Timothy yang nampak sangat tenang dan tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Oh, syukurlah. Ibu hanya bisa berharap kalian berbahagia. Semoga pernikahan kalian diberkahi." Julia meraih tangan putrinya kemudian menciumnya.

"Ibu tidak menyangka kalau kamu sudah dewasa anakku." Julia berusaha tersenyum diantara lelehan air matanya.

"Yang penting ibu sehat dan bahagia. Aku akan melakukan apapun untukmu." ujar Valerie sembari membalas menciumi tangan ibunya.

"Baiklah, aku permisi ibu. Dan Valerie. Aku akan menjemputmu besok di sini." ucap Bradley Timothy kemudian meninggalkan tempat itu.

"Terimakasih banyak tuan." ucap Valerie dengan suara pelan. Gadis itu memandang punggung lebar pria itu yang sudah tampak semakin jauh dan akhirnya menghilang di balik pintu.

"Valerie, apa pria itu mencintaimu nak?" tanya Julia dengan perasaan yang tiba-tiba khawatir. Nampak kalau dua orang yang akan menikah itu tidak akrab samasekali.

"Cinta akan datang ibu dengan sendirinya. Jadi ibu tidak perlu khawatir." jawab Valerie sembari memperbaiki letak selimut sang ibu. Ia tidak perlu mengatakan perjanjian yang sudah ia buat dengan pria itu agar ibunya tidak khawatir.

"Tapi Val, kamu sedang tidak menyembunyikan sesuatu 'kan?"

"Tidak ibu. Aku baik-baik saja."

"Val?!"

"Setelah aku menikah. Ibu akan dioperasi dan akan sehat kembali. Ibu akan panjang umur." senyum teduh Valerie Dominguez ia tunjukkan agar ibunya tidak berpikir macam-macam lagi.

Julia ikut tersenyum meskipun hatinya merasa putrinya menyembunyikan sesuatu darinya. Ia hanya berharap keputusan putrinya itu baik untuk masa depan gadis itu.

Malam itu mereka tidur dengan pikiran masing-masing. Begitu pun dengan Bradley Timothy. Pria itu menghubungi Cassandra sang kekasih ingin memberitahu niatnya tetapi nomor gadis itu tidak pernah bisa dihubungi.

Bradley Timothy berusaha menyakinkan dirinya kalau keputusannya ini akan sangat menguntungkan dirinya dan gadis itu. Menikah dan membuatnya hamil setelah itu menunggu dan pisah.

Warisan kerajaan bisnis dari sang kakek akan ia dapatkan sebentar lagi. Dengan cepat tangannya membuka smartphonenya. Mencari sumber dari mesin pencarian itu. Berapa lama lagi ia bisa menikmati seluruh kekayaan kakeknya.

"9 bulan atau 10 bulan." ujarnya pelan dengan tarikan nafas berat.

"Waktu yang cukup lama." lanjutnya kemudian segera membaringkan tubuhnya ke atas ranjangnya.

"Valerie Dominguez harus cepat hamil dan melahirkan setelah itu kita End!"

*Bersambung

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

*Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***