NovelToon NovelToon

Hanya Sekedar Melahirkan

Bab 1 HSM

"Cassandra sayangku..." bisik Bradley Timothy pada kekasihnya yang sedang berada dibawah kungkungannya.

Perempuan cantik itu tersenyum lembut kemudian meraih sesuatu dari atas meja.

"Pakai ini Bradley," ucapnya sebelum bagian tubuh dari kekasihnya itu melakukan tugasnya seperti biasa.

Sebuah benda kecil elastis ia berikan pada pria yang sudah beberapa tahun ini menjadi kekasih dan partner ranjangnya.

"Tapi aku ingin anak darimu sayangku," Bradley tidak mau menerima benda itu. Ia menggelengkan kepalanya tanpa melepaskan tatapannya pada tubuh indah milik Cassandra.

"Pakai atau kita end!" ucap perempuan cantik itu tak mau mengalah.

"Cassandra."

"Aku belum siap Bradley. Aku ada kontrak selama 2 tahun kedepan. Dan engkau pasti tahu konsekuensinya. Aku tidak boleh hamil."

"Cassandra, aku yang akan membayarmu sayang. Aku akan membayar pinaltinya. Kita akan menikah. Asalkan kamu mau mengandung anakku."

"Maafkan aku Bradley, tapi untuk saat ini karirku sedang berada di puncak. Aku tak akan meninggalkannya."

"Cassandra, apa pun akan aku berikan sayang...Aku sangat mencintaimu."

"Bradley, never say it! Aku tidak suka. Kamu egois! Kamu hanya bisa memaksakan kehendakmu padaku!"

"Cassandra maafkan aku,"

"Sudahlah Bradley, aku sekarang sudah tidak mood lagi." Gadis itu mendorong tubuh kekar sang kekasih dan langsung meraih pakaiannya yang sedang berceceran di lantai.

"Cassandra."

"Maafkan aku Bradley tapi sekarang aku tidak punya banyak waktu. Engkau menghancurkan waktu berkualitas kita. Bye!" Cassandra mengecup bibir Bradley Timothy singkat kemudian segera meninggalkan kamar hotel itu.

Pria tampan dengan sejuta pesona itu meraup wajahnya kasar. Ia memandang dirinya yang sangat menyedihkan saat ini.

Entah apa yang menyebabkan ia begitu tergila-gila pada model yang sedang naik daun itu padahal begitu banyak perempuan di luar sana yang sangat menginginkannya. Mereka rela antri untuk menjadi penghangat ranjangnya.

Dan lihatlah sekarang. Bradley Timothy, pangeran kerajaan bisnis di Amerika ditinggalkan pada saat ia sedang ingin bercinta dengan gadis itu hanya karena ia tidak ingin menggunakan pengaman.

Sungguh menyedihkan!

Dengan wajah frustrasi ia memakai pakaiannya kembali kemudian meninggalkan kamar mewah itu. Hatinya bertambah kusut ketika ia menerima pesan penting dari kakeknya David Timothy.

Kerajaan bisnis ini hanya akan aku serahkan padamu jika engkau mempunyai keturunan.

Brakkk

Pria itu melempar smartphonenya dan berhasil mengenai seorang gadis layanan kamar yang baru saja keluar dari pintu kamar dihadapannya.

Pletak!

"Aaaargh!" gadis itu berteriak tertahan dengan menyentuh keningnya yang ia rasakan sangat sakit.

"Maaf, saya tidak sengaja," ujar Bradley Timothy dan segera mengambil kembali benda pipih elektronik yang sempat mendarat cantik di kening sang gadis.

"Ambil ini untuk mengobati lukamu," lanjutnya sembari memberikan beberapa lembar dollar Amerika di tangan gadis yang sedang membawa gulungan seprei dan selimut dari dalam kamar yang baru saja ia bersihkan.

Valerie Dominguez yang sedang berada dalam masalah keuangan menyerahkan kembali uang itu kemudian menatap Bradley Timothy.

"Saya ingin uang yang lebih banyak tuan. Ibuku sedang sakit keras dan butuh biaya yang banyak untuk operasinya."

"Berapa?"

"5000. 000 dollar tuan!"

"Kalau begitu pergilah ke Bank. Benjol sedikit saja kamu meminta sebanyak itu. Mau memeras aku ya?" Bradley Timothy menyerahkan kembali uangnya pada gadis itu sembari menambahkan beberapa dollar lagi kemudian meninggalkan Valerie Dominguez dengan langkah cepat.

"Jack, kita pergi dari sini!" titahnya pada sang asisten setelah duduk di dalam mobil dengan perasaan yang semakin kesal.

"Baik tuan." pria itu menghidupkan mesin mobilnya kemudian mulai melajukan kendaraan roda empat itu menuju perusahaan tempat mereka bekerja.

Bradley Timothy kembali mengerang emosi setelah membuka layar handphonenya dan kembali menemukan pesan kakeknya yang sama dengan sebelumnya. Tidak tanggung-tanggung. Pesan itu sekarang dikirim dengan huruf kapital dalan jumlah yang banyak.

"Brengsek!" tua bangka itu sepertinya ingin meneror ku." geramnya sembari melempar kembali benda pipih itu ke sembarang arah.

"Awwww," Jackson Thomson berteriak tertahan sembari menyentuh kepalanya yang terasa sangat sakit.

Pria itu kemudian menunduk dan berusaha mengambil smartphone bosnya itu yang terjatuh di lantai mobil. Ia lupa kalau sedang mengemudi di sebuah jalan ramai. Dan...

Brakkkk

Sebuah benda keras menghantam bamper mobil mewah yang ia kendarai. Suaranya yang begitu besar berhasil membuat dua orang itu tersentak. Pria itu dengan cepat mengerem mendadak mobil yang sedang dikemudikannya.

"Jack, cepat periksa!" seru Bradley Timothy dengan nada tinggi. Rasanya saat ini adalah hari terburuk baginya. Semua hal menjadi sangat tidak terkontrol di depan matanya.

"Baik tuan," ujar Jackson Thomson seraya membuka seatbeltnya dan turun dari mobil itu. Di depan mobil itu sudah tergeletak seorang perempuan tua dengan sebuah keranjang bunga ditangannya.

Pria itu sudah bisa menebak kalau perempuan tua itu adalah seorang penjual bunga.

"Oh my God." Jackson meraup wajahnya kasar dan segera mengangkat tubuh perempuan tua itu dan membawanya ke mobil.

"Ada apa Jack?" tanya Bradley Timothy dengan wajah penasaran.

"Aku menabrak perempuan tua ini tuan." jawab Jackson Thomson dengan perasaan khawatir.

"Bawa Ke Rumah Sakit sekarang juga!" teriak Bradley Timothy dengan perasaan campur aduk.

"Baik, tuan." jawab Jackson Thomson kemudian memutar arah mobilnya untuk ke Rumah Sakit saat itu juga.

Setelah sampai di Rumah Sakit, mereka menyimpan sejumlah uang yang sangat besar untuk pengobatan perempuan tua itu kemudian mereka kembali ke Perusahaan.

Dan sesuatu yang sangat dihindari oleh Bradley Timothy adalah, kakeknya sudah duduk dikursi kebesarannya menyambutnya dengan wajah dinginnya.

"Darimana saja kamu Bradley?" tanya David Timothy tanpa berdiri dari duduknya.

"Aku mengalami banyak hal buruk kakek." jawab Bradley dengan wajah lesu.

"Itu pantas kamu dapatkan ketika kewajibanmu untuk bekerja hanya kamu gunakan untuk bermain-main dengan model itu."

"Kakek, sudahlah. Aku tahu kakek tak suka padanya tetapi aku mencintainya kek."

"Ia tidak pantas menjadi seorang ibu dari keturunan Timothy, Bradley."

"Heh, bukankah kakek hanya menginginkan keturunan dariku, jadi tidak perlu tahu siapa yang jadi ibunya."

"Baiklah. Kalau begitu berikan padaku kabar kalau kamu sudah mempunyai keturunan. Atau jangan-jangan kamu pria impoten ya?"

Bradley Timothy mengeratkan rahangnya marah dengan penghinaan yang diberikan oleh kakeknya itu.

"Aku normal kakek, dan aku yakin sekali saja aku melakukannya maka pasti akan menghasilkan. Aku jamin itu!"

"Hehehe," David Timothy terkekeh pelan.

"Buktikan kalau begitu. Atau kamu tidak akan mendapatkan satu dollar pun dari saya. Kerjamu saja tidak becus. Bisa-bisa kekayaanku akan habis ditanganmu." lanjutnya dengan senyum mengejek. Ia ingin sekali cucunya itu bisa serius dalam karir dan rumah tangga. Hingga ia bisa pergi dari dunia ini dengan tenang.

*Bersambung

Like dan komentarnya dong supaya aku semangat updatenya okey?

Ini visual untuk tokoh Bradley Timothy, semoga cocok dengan ekspektasi para readers tersayang.

Dan ini adalah Valerie Dominguez

Bab 2 HSM

Valerie Dominguez membawa semua seprei dan selimut bekas pakai setiap kamar di hotel itu dalam sebuah trolley besar dan mendorongnya ke arah ruangan laundry.

Hanya menjadi anak seorang penjual bunga dengan pendidikan hanya sampai di tingkat elementary school membuatnya hanya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai room girl di sebuah hotel bintang lima tempatnya bekerja.

"Valerie, waktu kerjamu hampir habis, apakah kamu akan langsung pulang?" tanya Eliza sang sahabat. Mereka berdua adalah gadis miskin yang biasa mencari tambahan penghasilan dengan melakukan hal apa saja setelah tugas mereka selesai.

"Hum, ya. Aku pikir aku akan pulang menemui ibuku. Aku begitu rindu padanya." jawab gadis itu sembari menyusun kembali seprei dan selimut ke dalam rak-rak khusus.

"Apa ibumu sehat Val, aku dengar ia sedang tidak sehat bukan?" Valerie Dominguez terdiam. Aktivitasnya melipat pakaian ia hentikan sejenak. Air mata tiba-tiba saja menyeruak keluar dari matanya.

"Ibuku masih sakit. Dan kuharap ia tidak keluar untuk menjual bunga lagi, hiks," gadis itu tidak bisa lagi menahan kesedihannya. Hingga ia terisak-isak membayangkan ibunya yang tua renta itu masih saja berjualan bunga setiap harinya padahal penyakit kanker yang dideritanya sudah berada pada stadium tinggi.

"Sabar ya Val, mungkin ibumu hanya ingin menghibur dirinya dengan melakukan kebiasaannya selama ini." Eliza meraih tubuh sahabatnya dan menepuk punggungnya pelan.

"Aku tahu kamu pasti kuat Val, ibumu juga." Eliza ikut menyusut airmatanya kemudian melanjutkan,

"Kembalilah ke rumahmu. Ibumu pasti menantikanmu."

"Jam kerja ku masih ada 2 jam lagi Liz, aku takut tuan Frederic akan marah kalau aku selalu bolos seperti ini."

"Pergi saja Val, aku yang akan mengerjakan pekerjaanmu disini. Bukankah kamu sangat rindu pada ibumu?" Eliza terus memaksa sahabatnya itu untuk pergi.

"Tidak Liz, aku takut. Sudah sering tuan Frederic mendapatiku meninggalkan pekerjaan," balas Valerie menggelengkan kepalanya keras-keras. Ia sangat takut pada pemilik hotel ini yang terkenal sangat disiplin.

"Hey, terkadang kalau kita terlalu rindu pada seseorang takutnya hal buruk sedang terjadi padanya Val." Eliza terus membujuk karena ia tahu sahabatnya itu pasti sedang mengingat sang ibu. Maklumlah ia dan Valerie Dominguez sudah dua hari ini tidak pulang karena harus menggantikan teman yang lagi sakit.

Valerie menarik nafasnya berat. Ya benar sekali, ia memang sangat merindukan ibunya saat ini. Entah kenapa, perasaannya sangat kacau sejak tadi. Insiden kening yang kejedot handphone pria kaya dan merupakan tamu VVIP di hotel itu membuat perasaanya semakin buruk.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Dan aku harap kamu bisa menyelesaikan semua ini sendiri Liz."

"Aku pastikan itu terjadi sayang, aku akan mengerjakan semua ini sendiri. Nah pergilah dengan tenang, dan sampaikan salamku pada bibi Julia,"

"Terimakasih Liz, aku pulang kalau begitu." ucap Valerie Dominguez kemudian segera mengambil tasnya di loker kemudian menggantikan pakaian kerjanya dengan pakaian kasual biasa.

Seperti biasa semua karyawan harus keluar masuk dari Hotel itu dengan menggunakan pintu khusus pelayan rendahan seperti dirinya.

Ia mulai menggunakan topi kupluk yang biasa ia pakai ketika sedang dalam musim dingin seperti ini. Sembari menggosok kedua tangannya ia keluar dari ruangan itu dan tanpa sengaja justru bertemu dengan Frederick di ujung lorong.

"Kamu sengaja ingin membolos lagi Valerie?" tanyanya dengan ekspresi datar tak bersahabat.

"Ah eh iya Pak. Aku harus pulang sekarang. Ibuku..."

"Setiap aku mendapatimu pulang sebelum waktunya, ibumu yang selalu kamu jual. Kamu tidak tahu Bagaimana pentingnya orang untuk disiplin Hem?!"

"Maafkan aku Pak. Aku akan kembali bekerja kalau begitu." jawab Valerie dengan gugup.

"Tidak perlu. Kamu saya pecat dan kamu bisa pulang sekarang juga." Frederick tanpa perasaan mengeluarkan kata-kata pecat itu sembari memberi beberapa lembar dollar untuk gadis itu.

"Ambillah dan carilah pekerjaan yang bisa kamu lakukan sambil menjaga ibumu."

"Tapi Pak. Aku suka pekerjaan ini."

"Pergilah Valerie Dominguez. Penggantimu sudah lama antri di depan sana!" titah Frederick dengan suara tegasnya.

"Baik Pak. Terimakasih banyak atas kebaikan anda selama ini." gadis itu menyusut airmatanya kemudian melanjutkan langkahnya dengan menggenggam beberapa lembar dollar di dalam sakunya.

Air mata tak berhenti keluar dari pelupuk matanya. Hatinya sangat sedih dengan keadaan yang sangat buruk ini.

Dalam kondisi dingin ini ia merapatkan jaketnya dan menarik kupluk yang menutupi kepalanya lebih kebawah. Hingga hanya ujung-ujung rambutnya saja yang nampak.

Rumah kecilnya di dalam gang sempit ia ketuk pelan. Berharap ibunya datang untuk membukakannya pintu.

"Ibu, ini aku Valerie. Buka pintunya ibu." tidak ada jawaban sampai ia berkali-kali mengetuk pintu itu dengan wajah khawatir.

"Ibu.."

"Ibu.."

Seorang perempuan paruh baya yang merupakan sahabat ibunya datang memeluknya yang sedang bersandar di depan pintu sembari menangis.

"Ibumu sedang berada di Rumah Sakit Val, seorang polisi datang pada kami dan menanyakan keluarganya. Kami menghubungimu tapi tidak bisa tersambung."

"Apa yang terjadi dengan ibu bibi? handphoneku sedang rusak jadi semua orang mungkin tidak bisa menghubungiku." Valerie nampak sangat panik dengan berita yang didengarnya.

"Ibumu tertabrak mobil saat keluar menjual bunga tadi siang, Val."

"Oh My..." gadis itu meraup wajahnya dengan perasaan yang sangat takut. Penyakit kanker ibunya saja sudah sangat parah lalu ditambah dengan kecelakaan itu. Ia sudah tidak membayangkan beratnya cobaan yang diderita oleh perempuan tua itu.

"Aku akan segera kesana bibi," ujarnya dan langsung melepas pelukan perempuan paruh baya itu. Ia berlari tanpa henti di malam yang dingin itu. Sebuah kendaraan roda empat yang sedang lewat hampir saja menabraknya hingga ia jatuh ke pinggir trotoar.

"Oh Sial!" teriak Bradley Timothy dengan wajah sangat kesal. Entah kesialan apa lagi yang akan ia peroleh hari ini hingga dari pagi sampai malam pun ia masih mendapatkan masalah.

Dengan menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha menstimulasi otaknya untuk berpikir positif dan keluar dari mobilnya untuk menolong orang yang hampir mari tertabrak oleh dirinya sendiri itu.

Pria itu berharap dengan berbuat baik maka masalahnya juga akan teratasi.

"Nona, maafkan aku. Kalau kamu terluka aku bisa membawamu ke rumah sakit sekarang juga." ucapnya dengan nada perhatian. Tangannya ia ulurkan pada Valerie Dominguez yang nampak sangat kesakitan dengan kaki yang keseleo.

"Aku tidak bisa berdiri tuan. Kakiku sangat sakit hiks." gadis itu menyentuh kakinya kemudian meringis.

"Baiklah." Bradley menarik nafas dalam-dalam kemudian menggendong gadis itu ke dalam mobilnya. Tanpa sadar ia menatap wajah gadis yang sedang berada dalam gendongannya itu dan merasa mengingat sesuatu.

"Apakah kamu room girl yang ada di hotel tadi pagi?"

"Dan anda yang...?"

"Hey kamu hanya butuh uang yang banyak kan? dan sekarang ini menabrakkan diri lagi supaya dapat uang lagi begitu?" Valerie Dominguez meringis dengan kata-kata pria itu. Tetapi tidak sadar ia mengangguk karena ibunya sakit dan pastinya butuh uang yang banyak.

"Baiklah, aku akan memberimu uang yang sangat banyak asalkan kamu mau mengandung anakku."

Plak

Valerie Dominguez tanpa sadar menampar wajah pria itu karena tidak pernah sekalipun berniat menjual dirinya untuk mendapatkan uang.

*Bersambung

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Bab 3 HSM

Bradley Timothy sungguh tak percaya gadis room girl yang sedang ia tolong malah menamparnya seperti itu. Dengan mengerang kesal ia menurunkan tubuh Valerie Dominguez sebelum sampai di mobilnya. Niatnya ingin membawa gadis itu ke Rumah sakit itu langsung ingin ia batalkan.

"Berani sekali kamu menamparku nona room girl!"

"Aaaaaakh!" gadis itu berteriak kesakitan karena kakinya yang masih sangat sakit justru dipaksa berdiri di atas aspal keras oleh pria yang juga bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi padanya.

"Tolong, aku tidak bisa berdiri. Bawa aku ke Rumah Sakit!, Aaaaaa!" Valerie Dominguez menggapai tubuh tinggi tegap Bradley hingga hampir terjatuh lagi ke bawah tetapi pinggangnya segera ditangkap oleh pria itu.

"Kamu gadis tidak tahu terimakasih," gerutu Bradley Timothy kemudian mengangkat kembali tubuh gadis itu dan membawanya ke mobilnya.

"Terimakasih banyak tuan. Tapi kakiku ini sakit karena anda. Seharusnya andalah yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini." balas Valerie tidak mau salah sendiri. Bradley Timothy tidak merespon. Ia sedang tidak ingin berdebat.

Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Rumah Sakit. Ia rasanya ingin segera pergi ke Club malam ini untuk menghibur diri. Ia sungguh sangat stress dengan apa yang terjadi seharian ini padanya.

Sepanjang perjalanan itu mereka berdua tidak berkomunikasi. Begitu banyak pikiran dalam kepala mereka yang pada akhirnya berada pada satu titik yang sama.

Valerie Dominguez tanpa sadar memikirkan permintaan pria itu padanya. Bayangan ibunya yang sedang sakit keras dan membutuhkan banyak biaya sedangkan ia sudah tidak mendapatkan pekerjaan membuatnya melirik pria menjengkelkan di sampingnya.

Tampan juga

Apa mungkin ia sedang stress dan bermasalah dengan pasangannya sampai membutuhkan anak sesegera mungkin?

Oh my God

Lalu jika aku melakukannya, apakah ia benar-benar memberiku banyak uang?

Oh tidak!

Valerie Dominguez menggelengkan kepalanya keras-keras.

"Hey ada apa nona aneh? apa sekarang sakit kakimu pindah ke kepala?"

"Ah iya eh tidak." gadis itu merasa gugup karena telah memikirkan yang macam-macam tentang pria tampan yang sedang mengemudikan mobilnya itu.

Tak lama kemudian mereka berdua pun sampai di Depan Rumah Sakit.

"Kira sudah sampai, nah silahkan turun. Aku akan memanggil security untuk menggendongmu ke dalam." ujar Bradley Timothy sembari membuka seatbeltnya. Ia sudah hampir turun dari mobilnya tetapi tangannya diraih oleh Valerie Dominguez.

"Kenapa? kamu mau kalau aku yang menggendongmu?" tanya Bradley Timothy dengan senyum samar diwajahnya. Baru kali ini ia memperhatikan kalau gadis room girl ini ternyata cantik juga.

"Apa tawaran anda masih berlaku?" tanya Valerie Dominguez dengan wajah polosnya.

"Tawaran yang mana?" tanya Bradley Timothy sedikit bingung. Valerie Dominguez menutup matanya kemudian menyentuh perutnya. Hatinya sangat tak rela dengan keinginannya ini tetapi ia tidak punya pilihan lain.

Tidak ada harta yang bisa ia jual demi kesembuhan seorang perempuan yang telah melahirkan dan membesarkannya.

"Anda akan memberikan aku uang yang banyak jika aku mengandung anak anda. Apakah masih berlaku?" tanyanya dengan wajah ragu. Bradley Timothy tersenyum samar. Sebenarnya permintaan tadi itu hanya iseng saja ia ajukan. Tetapi kalau gadis ini mau maka itu lebih baik lagi.

Bradley Timothy menutup kembali pintu mobilnya dan menatap gadis itu intens.

"Akan aku berikan berapapun yang kamu mau tetapi kamu hanya sekedar mengandung dan melahirkan. Setelah itu berikan bayinya padaku dan kamu bisa pergi kemana saja." ucap Bradley Timothy setelah lama terdiam.

"Apa artinya kita berdua harus melakukan hal itu?" tanya gadis itu lagi dengan wajah polosnya.

"Tentu saja, memangnya kamu belum pernah melakukannya?" tanya Bradley Timothy dengan senyum diwajahnya. Valerie Dominguez menggelengkan kepalanya keras-keras kemudian menutup wajahnya yang tiba-tiba menghangat. Otak kecilnya sudah membayangkan yang tidak-tidak.

"Hey, jangan berpikir aku akan melakukannya berkali-kali denganmu. Hanya sekali dan aku pastikan kamu langsung hamil." mata bulat gadis itu semakin membulat besar.

"Benarkah? hanya sekali dan aku langsung mendapatkan uang yang banyak?" sekali lagi Bradley Timothy tersenyum.

"Aku punya kekasih yang ingin aku nikahi. Dan ya, aku selalu setia dan mencintainya jadi kamu tidak perlu khawatir." jawab pria itu dengan membayangkan permainan ranjang Cassandra yang sangat memabukkan.

"Tapi bolehkah anda menikahi aku dulu sebelum melakukannya? aku takut berdosa tuan. Kata ibuku jangan pernah sekali-kali melakukan hubungan dengan pria yang bukan suamimu. Setelah itu kita bisa berpisah."

"Hahahaha, kamu ingin menjebakku ya ?" Bradley Timothy tertawa keras kemudian mencengkeram wajah cantik Valerie Dominguez.

"Berani kamu mempermainkan aku ya?" geram pria itu dengan sangat kesal.

"Dasar gadis nakal. Hanya Cassandra yang akan jadi istriku, mengerti kamu?"

"Ah, iya tuan. Kalau begitu aku akan mencari pinjaman berbunga saja pada orang lain." jawab Valerie Dominguez berusaha melepaskan dirinya.

"Aaaargh!" Bradley Timothy melepaskan wajah gadis itu kemudian memukul setirnya dengan sangat kesal. Ia pikir masalahnya akan segera terpecahkan dengan keinginan gadis itu tetapi sekarang ia malah seperti sedang dipermainkan.

"Pergi sana! brengsek!" pria itu menunjukkan pintu mobilnya dan menyuruh gadis itu segera keluar dari kendaraan roda empat itu.

*Bersambung

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!