Ternyata Aku Sendiri...

Ternyata Aku Sendiri...

Bab 1 : I'M FINE

Pukul 20:00, Waktu negara bagian Utara, terlihat seorang gadis cantik sedang membersihkan toko roti tempat dimana dia pekerjaan di samping aktivitas nya sebagai seorang mahasiswi semester 5.

"Vania, kamu pulang saja lebih dulu. Biar aku yang tutup toko nya." Ucap Riko.

"Baiklah, terima kasih Riko." Ucap Vania sambil berlalu pergi ke ruang ganti.

Riko adalah teman sekaligus anak dari pemilik Toko roti tempat dimana Vania bekerja.

Riko juga bekerja di toko roti itu, sehingga orang tuanya memperlakukan Riko sama seperti karyawan toko roti yang lain.

Vania pulang dengan mengendarai sepeda motor, perasaannya sungguh gembira karena hari ini tokonya tutup lebih awal.

Vania pikir setelah sampai di rumah, dia bisa beristirahat sebentar sebelum melanjutkan tugas kuliah yang tadi sempat tertunda karena keadaan toko sangat ramai.

Namun, itu semua hanya ada dalam bayangan Vania, ketika dia baru saja memasuki mansion terlihat seluruh keluarga nya berkumpul.

Ada Mama, Papa, Abimanyu, Salsa, Laudya, dan Naura.

"Vania ...." Pekik Salsa. Kakak kedua dari Vania.

"Hai semuanya..." Vania menghampiri kedua orang tuanya mencium tangannya.

"Duduk." Perintah Pak Johnson.

"Ada apa ini?" Tanya Vania saat melihat wajah semuanya tegang.

"Begini, Papa dan Mama akan berpisah. Jadi...."

"Apa, tapi kenapa?" Tanya Vania terkejut, pasal nya tidak ada tanda-tanda dari kedua orang tuannya berseteru atau semacamnya.

"Sudah lah, kamu anak kecil tidak akan mengerti urusan orang dewasa." Pekik Pak Johnson.

"Abimanyu dan Salsa akan ikut Mama." Pekik Mama.

"Laudya dan Naura akan ikut Papa." Pekik Pak Johnson.

"Aku?" Tanya Vania sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Terserah kamu mau kemana saja." Ucap Mama.

"Apa aku boleh memilih sendiri ikut Mama atau Papa?"

"Vania, maksud dari perkataan Mama adalah kamu terserah mau kemana asal tidak dengan kami." Ucap Pak Johnson yang langsung menusuk hati Vania.

"Tapi kenapa?" Tanya Vania.

"Vania, kamu sebenernya hanya anak pungut yang tidak sengaja kami adopsi dari seorang ibu yang menangis karena saat itu tidak bisa membayar tagihan rumah sakit." Pekik Mama.

"Jadi?" Tanya Vania.

"Jadi kamu harus angkat kaki dari rumah ini karena rumah ini sudah terjual dan hasilnya akan dibagi dua untuk mama dan papa." Ucap Mama.

"Lalu aku tinggal dimana?" Tanya Vania dengan air mata yang sudah siap membasahi pipi.

"Terserah kamu, yang jelas Papa tidak bisa lagi menampung dirimu karena sebentar lagi papa akan bekerja sendiri dan harus menghidupi dua anak kandung papa." Ucap Pak Johnson.

Pandangan Vania mengarah pada Mama.

"Jangan memandangku seperti itu, aku akan jauh lebih sulit jika kamu ikut bersama denganku."

"Ma, biarkan Vania ikut bersama dengan kita." Ucap Salsa.

"Salsa biarkan saja dia dengan kehidupannya sendiri, toh dia sebenarnya bukan siapa-siapa dari keluarga kita." Ucap Laudya.

"Kamu tidak boleh begitu walaupun Vania bukan bagian dari keluarga tapi dia tetap berkeluarga karena dia bersama kita sejak dia masih kecil bukan?" Ucap Salsa.

"Salsa. Jika kamu begitu menyayangi Vania kenapa tidak memilih untuk tinggal bersamanya." Ucap Mama.

"Ma.." Pekik Salsa.

"Sudah Mama tidak ingin ada perdebatan lagi semuanya sudah cukup dan jelas, bahwa Abimanyu dan Salsa akan ikut mama pergi malam ini juga, dan papa serta Laudya dan Naura akan ikut Papa."

Mama dan Papa Johnson bangkit dari tempat duduknya. Vania langsung bersimpuh di hadapan Erin Johnson.

"Ma, izinkan Vania untuk tinggal bersama dengan mama, jika Vania tidak bersama dengan salah satu dari kalian lalu kalian, Vania akan tinggal bersama dengan siapa?" Isak Vania.

"Bukan urusan ku." Ketus Mama sambil berlalu pergi meninggalkan Vania yang menangis sambil menatap iba ke arah Pak Johnson.

Pak Johnson hanya menghela nafas panjang lalu memilih untuk pergi dan tidak memperdulikan teriakan dari Vania.

Ketiga saudara Vania yang lain juga pergi dari sana.

Salsa yang hendak menghampiri Vania langsung ditarik paksa oleh Naura.

"Ayo kak, kita harus berkemas karena kita akan pergi malam ini." Ucap Naura.

"Tapi, Vania...."

Salsa hanya bisa menatap Vania dengan tatapan pilu karena Naura terus menariknya hingga mereka berada di kamar masing-masing.

Vania menangisi kenyataan yang baru saja dia terima.

"Aku bukan anak dari keluarga ini?"

Vania mengambil beberapa album keluarga dan mulai membukanya. Dalam foto itu terlihat biasa saja bahkan tidak ada yang mengira bahwa sebenarnya Vania bukan anggota dari keluarga Johnson.

Tok

Tok

Tok

Ceklek...

"Papa..." Pekik Vania sambil tersenyum karena mengira Pak Johnson akan mengajaknya untuk tinggal bersama. Namun ternyata Vania salah.

"Apa ini?" tanya Vania saat Pak Johnson memberinya sebuah amplop.

"Ambil saja untuk mencukupi kehidupan kamu sampai kamu menemukan pekerjaan yang bisa menunjang kehidupan kamu setelah ini."

"Papa tidak berniat mengajak aku untuk tinggal bersama dengan papa?" Tanya Vania.

"Vania mengertilah perpisahan ini saja sudah terlalu berat bagi Papa dan kamu harus bisa berdiri dengan kaki tanganmu sendiri. Papa sudah menemukan ibu kandung kamu dan papa akan mengatur secepatnya kamu bisa bertemu denganmu. Lekas lah berkemas karena besok pagi kita harus mengosongkan mansion ini."

Vania menatap nanar kepergian laki-laki yang selama ini dia kenal sebagai ayahnya. Laki laki yang memberinya kasih sayang dan memberinya tempat bernaung serta memberinya pendidikan yang layak hingga kini Vania menjadi mahasiswa universitas terbaik di negara itu.

Dengan berlinang air mata, Vania membereskan semua barang-barang miliknya yang memang tidak terlalu banyak.

Ceklek....

" Vania..."

Salsa berjalan dan duduk di sebelah Vania.

"Sejak kapan kakak tahu bahwa aku bukan anggota dari keluarga ini?" Tanya Vania.

"Beberapa hari lalu, Papa dan Mama yang mengatakan nya saat kami sedang berdiskusi dengan siapa kami akan tinggal."

Vania memejamkan mata, Salsa memeluknya hingga air mata Vania kembali menetes.

"Dengar, walaupun kamu bukan anggota dari keluarga ini tapi kamu tetaplah adikku, dan aku adalah kakakmu." Pekik Salsa yang ikut menangis.

Selama ini memang Vania lebih dekat dengan Salsa.

"Pergilah kak..." Ucap Vania saat mereka mendengar suara dari mama yang memanggil-manggil Salsa.

"Vania ikutlah bersama kami aku akan membujuk Mama agar membiarkan kamu untuk tinggal bersama dengan kami."

Vania menggeleng lemah.

"Lalu kamu akan tinggal dimana?" Tanya Salsa.

"Aku akan tinggal di mess tempat aku bekerja untuk sementara waktu, sampai aku menemukan tempat kos yang sesuai." Ucap Vania sambil tersenyum.

"Salsa kamu dimana, kita harus pergi sekarang..." Teriak Mama.

"Pergilah kak..

"Tapi, bagaimana dengan mu?"

"I'M FINE, jangan khawatirkan aku." Ucap Vania sambil tersenyum dan memeluk Salsa untuk terkahir kalinya.

Vania melambaikan tangan pada Salsa dari balik jendela kamarnya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!