Bab 3 : Terima kasih.

" Vania, ayo ikut aku ke ruangan dosen." Ucap Pak Johnson.

Vania mengikuti langkah kaki Pak Johnson, dan hal itu tentu saja memperkuat omongan netizen yang menduga bahwa setelah ini Vania tidak akan lagi kuliah di fakultas itu karena dia sudah bukan bagian dari keluarga Sultan.

Para netizen hanya mengetahui bahwa Vania bukanlah lagi bagian dari keluarga Sultan itu tapi mereka tidak mengetahui bahwa sebenarnya keluarga Sultan itu sudah terpecah belah.

Di dalam ruangan dosen, Vania hanya bisa menahan diri untuk tidak menangis ketika secara terang-terangan Pak Johnson mengatakan bahwa dia sudah tidak akan lagi membiayai Vania karena memang Vania bukan anak kandung dari Pak Johnson.

" Baiklah pak, tidak masalah karena memang selama ini Vania termasuk salah satu mahasiswi yang berprestasi sehingga dia memiliki beberapa beasiswa." Ucap salah satu komite fakultas tersebut sambil memberikan beberapa dokumen yang berisi tentang beasiswa yang diterima oleh Vania.

" Jadi tagihan bulanan yang selama ini masuk ke dalam tagihan saya bukan termasuk tagihan dari biaya Vania selama dia kuliah di sini?" Tanya Pak Johnson.

" Tagihan Vania hanya saat bapak memasukannya ke dalam sini, lalu ketika pembelajaran sudah dimulai Vania lebih menonjol dari mahasiswa lainnya sehingga para dosen memutuskan untuk menguji Vania dan ternyata Vania layak untuk mendapatkan beasiswa."

" Bisa ya seperti itu?" Tanya Pak Johnson.

" Walaupun fakultas ini termasuk dalam kategori fakultas Sultan tapi kami tidak pernah membeda-bedakan mahasiswa itu dari kalangan atas atau bawah kami hanya melihat ketika mahasiswa itu berprestasi maka kita akan memberikannya beasiswa sebagai bentuk apresiasi terhadap mahasiswa."

" Ya sudah kalau begitu, saya datang ke sini hanya menyampaikan itu agar kedepannya bapak tidak memasukkan tagihan Vania ke dalam tagihan saya." Ucap Pak Johnson.

" Baik pak, saya mengerti."

Pak Johnson lalu keluar keluar lebih dulu meninggalkan Vania.

" Vania, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Pak komite.

" Saya baik pak, izinkan saya untuk keluar karena saya harus menghadiri satu mata pelajaran lagi." Ucap Vania.

" Silahkan, dan ya Vania. Bapak tahu kamu sedang mengalami sesuatu hal yang sangat besar dalam kehidupanmu Tapi bapak harap kejadian ini tidak membuat semangat kamu luntur tapi justru semakin membakar semangat kamu untuk terus berprestasi."

" Terima kasih Pak.." Ucap Vania.

Saat Vania keluar dari ruangan komite banyak sekali bisikan-bisikan yang terdengar di Vania.

Vania memejamkan mata mencoba untuk tidak menghiraukan bisikan-bisikan itu karena dia harus tetap semangat untuk memperjuangkan pendidikan nya dan menata masa depannya nanti.

Namun sayangnya bisikan dari para netizen itu mengalahkan semangat yang membara di dalam diri Vania.

Hari ini, untuk pertama kalinya Vania sangat tidak bersemangat mengikuti kelas sehingga Vania memutuskan untuk pulang lebih awal.

" Vania.."

Seseorang memanggil Vania saat Vania berada di parkiran kampus dan siap untuk pergi.

" Kak Salsa?"

Salsa terlihat berlari dan langsung menghampiri Vania dan memeluknya.

" Vania ternyata kamu ada di sini dari tadi aku nyariin kamu loh aku tanya sama Laudya dan Naura tapi mereka bilang mereka tidak melihatmu."

Vania hanya tersenyum karena Vania tahu tidak mungkin Laudya dan Naura tidak melihatnya karena jelas-jelas Vania melewati Laudya dan Naura saat dia akan menuju tempat parkir sepedanya.

" Ada apa kakak mencari aku?"

" Kakak mengkhawatirkan kamu kamu sekarang tinggal di mana?"

" Aku tinggal di mes."

" Udah lah, kamu ikut kakak aja pulang ke rumah mama dan kakak akan membujuk Mama agar Mama mau mengizinkan kamu untuk tinggal bersama dengan kita."

" Tidak perlu kak, aku baik-baik saja."

" Vania.."

" Terima kasih karena kakak mengkhawatirkan aku dan terima kasih juga atas kebaikan yang kakak berikan tapi aku sudah tidak pantas berada di lingkaran keluarga Pak Johnson yang jelas-jelas sekarang bukan keluarga kandungku aku juga tidak ingin menjadi beban mama."

" Van...."

" Maaf kak, Vania harus kembali untuk menata barang-barang Vania sebelum barang-barang Vania diculik oleh rentenir wakakak.." Kekeh Vania mencoba untuk mencairkan suasana agar Salsa mengerti bahwa Vania baik-baik saja walaupun dia sudah tidak lagi ada di lingkungan keluarga Pak Johnson.

Salsa memeluk Vania.

"Vania ingatlah selalu bahwa walaupun kita bukan saudara kandung tapi kamu tetap adik bagiku jadi jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan ketika kamu sedang menghadapi masalah." Ucap Salsa.

" Terima kasih kak.."

Salsa kemudian hanya bisa menatap nanar kepergian Vania.

Sesampainya di mess, Vania sedikit terkejut karena melihat barang-barangnya sudah tidak ada lagi di Puput.

" Ya Tuhan, apa Puput membuang semua barang-barangku?"

Tak lama kemudian, Puput dan Riko turun dari lantai dua.

Mes itu terbagi menjadi dua lantai. Lantai bawah khusus untuk pegawai toko roti dan lantai atas adalah ruangan pribadi untuk Riko dan juga terdapat ruangan lain yang memang sengaja disediakan untuk berjaga-jaga jika ada anak saudara atau kerabat dari keluarga Riko yang datang dan akan dipersilakan untuk beristirahat di sana.

" Puput, semua barang barangku kamu buang ke mana?" Tanya Vania.

" Vania tumben kamu pulang lebih awal biasanya kamu akan kembali jam 12.00 nanti."

" Ya aku ikut kelas percepatan." Ucap Vania asal.

" Dimana barang barang ku?" tanya Vania lagi.

" Di atas." Ucap Riko

" Kok di atas, bukankah aku meminta kunci mess dan Puput mengatakan bahwa aku akan mendapatkan kamar tepat di sebelahnya?"

" Ya, awalnya memang kamu akan mendapatkan kamar tepat di sebelahku tapi ketika Riko mengetahui bahwa kamu yang akan tinggal di sini jadi Riko memutuskan untuk menempatkan kamu di ruangan atas saja." Terang Puput

" Kenapa?" Tanya Vania.

" Diatas ada tempat untukmu mengerjakan tugas-tugas dan menata barang-barang mu." Ucap Puput.

" Tidak tidak, aku tidak bisa menerima itu karena aku hanya karyawan biasa jadi aku juga harus menerima kamar seperti yang ditempati oleh Puput, kecuali kalau kamu mengijinkan aku untuk membayar sewa kamar itu." Ucap Vania.

" Baiklah baik." Ucap Riko.

Vania kemudian naik ke atas bersama dengan Riko dan Puput menuju kamar tempat di mana dia akan tinggal.

Vania sedikit terkejut karena ruangan yang akan dia tempati 3 kali lipat dari luas kamar yang ditempati oleh Puput. Tapi karena Riko mau menerima jika Vania akan membayar selama dia akan tinggal di sana jadilah Vania menempati ruangan itu.

" Terima kasih Riko, Puput..."

" Tidak masalah, dan Vania jika kamu membutuhkan sesuatu atau membutuhkan bantuan jangan lupa untuk memberi tahu kepadaku karena aku pasti akan menolong mu." Ucap Riko.

" Benar, jangan pernah menganggap bahwa kamu sendiri karena kamu masih memiliki kami." Ucap Puput.

Vania tidak dapat lagi menahan air mata, dia kembali menangis di pelukan Puput.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!