Akhir Sujud Maryam

Akhir Sujud Maryam

Ikrar Maryam

Ikrar Maryam terucap kala kegundahan hati yang terus mencari jawaban atas segala pertanyaan dalam hidupnya tak kunjung dia dapatkan.

Maryam mengucap ikrar pada sang maha kuasa agar bisa menemukan jati dirinya dengan sejelas mungkin.

Identitasnya yang masih belum sempurna tanpa nama seorang ayah di belakangnya.

Memaksa Maryam harus menunda pernikahannya, karena sebagai mempelai wanita, tentunya Maryam harus mempunyai wali yang ada hubungan darah dengannya, yaitu ayah.

Kalaupun ayahnya sudah tiada, maka bisa di gantikan oleh saudara orangtuanya.

Dalam sujud akhir rakaat sholatnya, ikrar Maryam pun terucap.

"Ya Allah sekiranya engkau mempertemukan hamba dengan ayah hamba yang seorang ahli ilmu, maka panjangkan lah umur kami, agar kami bisa senantiasa dakwah bersama dalam agamamu. Namun sekiranya engkau mempertemukan hamba dengan ayah yang seorang pendosa, maka dengan seijin mu jemput lah hamba dalam keadaan yang baik dan ikhlas"

Air mata Maryam berderai kala mengucap ikrar untuk hidup dirinya dan sang ayah yang sedang dia cari.

Kegundahan hati yang selalu dia rasakan selalu membebani hati dan pikirannya.

Saat dia mengetahui jika ayahnya masih ada, ingin sekali dia tahu dan mencari keberadaan ayah yang telah merenggut kesucian sang ibu, dan menyebabkan dirinya di cap sebagai anak haram.

Dan kini, setelah dia dewasa, dia mulai semakin memahami setiap perkataan dan hinaan yang selalu terlontar padanya di masa lalu, Maryam pun bertekad untuk mencari keberadaan sang ayah, meskipun Azizah (ibu kandung Maryam) selalu berkata jika ayahnya sudah tiada.

Namun semua itu tidak serta Merta membuat Maryam percaya, karena bukti nyata pemakaman sang ayah yang sudah tiada pun tidak pernah ada.

***

Maryam kini sedang menempuh pendidikan S2 nya di salah satu universitas Jakarta, dia tinggal di pondok dan menjadi salah satu pengurus disana bersama sahabatnya yang lain.

Hingga akhirnya, setelah sekian lama Maryam tinggal di pondok tersebut, Muhammad Ridwan salah satu putra pemilik pondok hendak meminangnya.

Maryam yang sudah mengenal dan mengetahui karakter Ridwan tak mampu menolak pinangannya.

karena dia termasuk pemuda yang baik dan soleh, dia juga ramah dan sopan pada semua orang.

Namun

"Maaf mas Ridwan, mas paham sekali apa yang menjadi syarat pernikahan kita agar sah di mata hukum dan agama, saya minta ijinkan saya untuk mencari wali saya terlebih dahulu, saya berjanji, saya tidak akan pernah meninggalkan mas Ridwan"

Permintaan terakhir Maryam pada Ridwan sebagai calon suaminya,

Pesan terakhir Maryam sebelum pergi meninggalkan Ridwan untuk mencari keberadaan ayahnya.

"Baiklah kalau itu memang sudah menjadi keputusan mu, saya tidak akan pernah bisa memaksamu, aku hanya bisa mendoakan semoga kamu bisa segera menemukan ayah kandung mu dalam keadaan sehat"

Ridwan pun mengijinkan Maryam untuk pergi mencari keberadaan ayahnya.

...

Maryam pun merasa lega karena calon suaminya mengijinkan dan mendukung niatnya,

tak lupa Maryam pun pamit dan meminta ijin pada umi dan Abah, orangtua Ridwan sebagai pemimpin pondok.

"Maryam minta ijin dan doanya umi, semoga niat dan usaha Maryam berjalan dengan lancar"

Pamit Maryam pada kedua orangtua Ridwan,

Umi kulsum dan Abah Bahrudin.

Keduanya juga sangat mendukung niat baik Maryam untuk mencari keberadaan sang ayah, tak lupa mereka mengingatkan Maryam untuk selalu bersikap baik dimana pun dan kepada siapapun. mereka juga berpesan agar Maryam jangan sampai melewatkan waktu solat nya.

"Abah dan umi doakan semoga niatmu bisa di lancarkan oleh allah, dan segera kamu bisa menemukan ayahmu nak"

Ucap umi dan Abah Bahrudin pada Maryam,

Maryam pun mengucapkan terima kasih kepada keduanya dan berucap salam sebelum pergi.

"Assalamualaikum Abah umi"

Salam perpisahan Maryam untuk semuanya.

Maryam kini menuju terminal, dia teringat pada kelurga sang ibu di Yogya, diapun berniat hendak memulai pencariannya kembali ke Yogyakarta.

Berbekal sebuah gantungan kalung milik sang ayah berinisial V yang berhasil Azizah rebut dari lehernya saat dirinya di lecehkan dulu, Maryam menggunakan itu sebagi petunjuknya untuk mencari siapa ayahnya.

"Siapa ayahku? Dimana dia? Berikanlah petunjuk mu untukku ya Allah"

ucap Maryam terus melihat gantungan kalung itu.

Sepanjang jalan, Maryam sangat teringat akan sosok ibunya yang tangguh dan Soleh, sosok penyayang yang selalu melindunginya dalam setiap keadaan, sosok yang tidak pernah bisa marah padanya.

"Ibu, Maryam sangat rindu ibu"

Dalam tangisnya Maryam terus teringat senyum sang ibu.

"Andai waktu bisa terulang kembali, ingin rasanya aku tetap bersama ibu, kita hidup bahagia walau hanya di sebuah gubuk kecil berdindingkan bambu, kasih sayangmu selalu menghangatkan suasana rumah sehingga aku tidak merasa kekurangan apapun"

Tangisnya semakin terisak, hingga nafasnya pun terasa berat dan sesak.

Semua kini tinggal kenangan, sang ibu yang sudah berpulang ke pangkuan ilahi karena penyakit yang dia derita sejak lama, membuatnya harus berpisah dengan Maryam.

Maryam yang kala itu masih remaja, tak kuasa menahan sedih dan tangis akan kepergian sang ibu yang sangat dia cintai, sang ibu yang menjadi satu-satunya kekuatan dalam hidupnya.

"Ibu..."

Panggil Maryam dalam tangisnya.

Maryam terus menyeka air matanya, hingga dia lupa jika dirinya sedang berada dalam perjalanan menuju Yogyakarta.

Setiba di rumah sang nenek dan budenya nanti, Maryam berniat akan ziarah ke makam sang ibu dan mencurahkan segalanya di depan pusara nya mengenai niat dan tujuannya untuk menikah dengan Ridwan.

Setelah menempuh perjalanan hampir 5 jam, Maryam pun tiba di Yogya, dia langsung menuju makam sang ibu sebelum pergi ke rumah neneknya.

...

Saat Maryam hendak pergi ke makam sang ibu, dia tidak sengaja melihat seorang ibu berkerudung sedang nyekar juga di makam ibunya.

Maryam tidak tahu siapa wanita itu, namun dari perawakannya, dia terlihat seusia dengan ibunya.

"Siapa wanita itu, apa dia teman ibuku?"

Tanya hati Maryam, diapun segera menuju makam ibunya, namun saat Maryam hendak melihat siapa wanita itu, tiba-tiba saja wanita itu menghilang dari pandangannya.

"Loh kemana wanita tadi, dia ada disini tadi?"

Maryam pun heran dan bingung, mengapa wanita itu bisa menghilang dengan cepat.

Maryam coba untuk tidak terlalu memikirkan semua itu,

Dan akhirnya Maryam pun memanjatkan doa untuk sang ibu agar selalu berada di sisi Allah dalam kebahagiaan surgawi.

Maryam banyak bicara sendiri di depan makam sang ibu, berharap sedikit bebannya akan tercurahkan.

"Semoga ibu tidak keberatan dengan niat Maryam untuk mencari keberadaan ayah Bu, meskipun Maryam tidak tahu harus mulai dari mana?, Tapi maryam akan berusaha keras, doakan Maryam Bu"

Curahan hati Maryam di pusara sang ibu, berharap dia akan mendapat petunjuk atas apa yang dia ceritakan tentangnya.

salam reader .. ini buku ke 5 karya Maher qirani yang bertema wanita kuat ya, mungkin akan berbau religius, namun akan di balut dengan konflik rumah tangga, persahabatan, penghianatan bahkan perjodohan.. simak cerita nya terus yuk..bantu dukung dengan cara like koment dan vote sebanyak-banyaknya ya ..🥰🥰 happy reading

Terpopuler

Comments

Qirani❤️

Qirani❤️

baru baca bab 1 saja sudah mau mewek nih 😢😢

2022-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!