Aisyah memeluk sang kakak.
"Sabar mba, ini semua sudah takdir yang maha kuasa, allah lebih menyayangi bapak, Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi umatnya "
Aisyah coba menenangkan hati Azizah yang sangat terpukul dengan kabar tersebut.
Tidak ada angin, tidak ada petir, kabar duka meninggalnya ayahanda membuatnya semakin terpuruk.
"Mba belum bisa membahagiakan bapak di"
Jawab Azizah menyesal dan larut dalam kesedihan dan air matanya.
"Doakan saja bapak, semoga bapak senantiasa berada di sisi allah s.w.t."
Jawab Aisyah meminta Azizah untuk mendoakan sang ayah.
Azizah pun teringat akan sang ibu, dia menanyakan kabar ibunya pada Aisyah.
"Ibu pun sekarang sudah mulai sakit-sakit an mba, dia terus menanyakan mbak? Ibu ingin sekali bertemu mba? dimana?bagaimana keadaan mba?"
Jawab Aisyah tentang ibunya.
Azizah pun terdiam seakan tak tahu harus bagaimana dengan kondisi nya sendiri yang memang sedang tidak sehat.
"Tapi bagaimana kamu bisa tahu keberadaan mba disini?"
Tanya Azizah tentang pencarian Aisyah menuju desanya.
"Ia bude, kenapa bude bisa tahu ibu ada disini"
Maryam pun ikut bertanya.
Aisyah pun menjelaskan jika sebenarnya setelah Azizah pergi dari rumah, Pak Suhendar mengutus kawannya untuk mengikuti mba dan melindungi mba dimana pun berada, namun naas saat dirinya hendak menuju ke rumah bapak untuk memberi kabar terakhir tentang mbak, dia kecelakaan, dan meninggal.
"Mbak masih ingat dengan pak Hasan?"
Tanya Aisyah pada sang kakak.
"Ia dik, mba masih ingat"
"Sebelum bapak meninggal, pak hasan selalu memberi kabar tentang mba kepadanya, mba dimana, bagaimana keadaan mba, tapi pada saat pak hasan hendak pulang ke rumah bapak untuk menyampaikan kabar terakhir mba, tiba tiba motor pak hasan ada yang menabrak, pak hasan meninggal di tempat, sampai saat ini polisi pun belum tahu siapa pelaku tabrak lari pak hasan, padahal ini sudah 15 tahun berlalu"
Penjelasan Aisyah tentang pak Hasan pada Azizah.
" Innalilahi pak hasan, jadi selama ini pak hasan selalu ada di dekat mba dik? jadi apa itu tanda nya bapak tidak membenci mba? tidak marah dengan mba?"
Tanya Azizah seakan tidak percaya jika selama ini bayangan sang ayah selalu melindunginya, meskipun melalui tangan pak Hasan.
Aisyah pun menceritakan jika sebenarnya pak Suhendar sangat sedih dengan kepergian Azizah, dia sangat rindu dengan mbak, dia tidak pernah membenci mbak.
"Tapi kenapa pada malam itu bapak seakan murka dengan mba dik? mba sangat takut sekali melihat bapak marah, mba sangat sedih saat bapak tidak mau melihat mba dan tidak mau mempercayai mba sedikitpun".
Azizah teringat kejadian saat dimana dirinya di usir oleh seluruh warga termasuk bapak nya sendiri, dia sangat ingat dimana tak ada satu orangpun yang percaya pada dirinya, jika sebenarnya dia hanya korban kebiadaban laki-laki bejat yang menodai nya, bahkan bapak nya sendiri ikut mengusir dan menolak keras keberadaan dirinya karena malu.
Orangtua Azizah dan Aisyah memang seorang tokoh yang di hormati warga di desanya.
Pak Suhendar begitu warga memanggil nya, istri nya bernama bu ayu.
" Aku juga ikut sedih saat mendengar mba di marahi oleh bapak, saya merasa bersalah andai saja saat malam itu aku tidak meninggalkan mba, jika saja saat itu aku masih bersama mba mungkin kejadian itu tidak akan terjadi"
Ucap Aisyah yang menyesali semua yang terjadi di masa lalu.
"Maksud bude dan ibu kejadian apa? Maryam jadi bingung"
Tanya Maryam mengagetkan keduanya.
Karena terbawa suasana, mereka pun tak sadar percakapan yang mereka tutupi dari Maryam mulai dia curigai, meskipun sebenarnya dia sudah menduga, tapi Maryam tidak menampakan bahwa dirinya sudah menyadari hal yang bude dan ibu nya rahasiakan.
" Tidak apa apa nak, ibu hanya sedang rindu dengan kakek nenek mu,ibu jadi terbawa suasana"
Jawab bu Azizah coba menyembunyikan semuanya dari Maryam.
Untuk mencairkan suasana, akhirnya Aisyah coba membicarakan hal lain dengan kakaknya dan Maryam.
Maryam pun meminta Aisyah untuk meminum air yang sudah dia sediakan untuknya.
"Bude silahkan di minum air nya mumpung masih hangat, ibu di minum juga obat nya ya, Maryam masak dulu ke belakang"
Maryam pamit ke belakang untuk masak.
"Terimakasih nak"
jawab Aisyah.
"Baik nak, hati-hati ya di luar hujan jangan sampai kamu terpeleset di belakang"
Pesan sang ibu pada Maryam.
Maryam pun pergi ke belakang untuk memasak hidangan, kemudian air mata nya pun kembali menetes setiap dia teringat semua yang dia dengar
" Ya allah tenangkan lah hati hamba,berilah hamba petunjuk mu "
Rintihan doa dalam hati Maryam meminta petunjuk dari Allah akan semua kegelisahannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments