Takdir Pengantin Pengganti
Pagi ini merupakan pagi yang sangat sibuk di kediaman keluarga Werner. Sebab, Noah Olsen Werner, anak laki-laki keluarga tersebut rencananya akan menggelar pemberkatan pernikahan di sebuah gereja, yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka.
Wanita beruntung yang akan menjadi menantu keluarga konglomerat itu adalah Maria Anna Kendrick, anak dari pemilik dua hotel termewah di Fantasiana, Ibu Kota Zernedien.
Hingga saat ini, selain keluarga, tidak ada satupun yang mengetahui soal hubungan keduanya, yang telah terjalin selama hampir tiga tahun. Noah dan Maria memang telah bersepakat untuk tidak membeberkan hubungan mereka ke publik atas dasar kenyamanan dan privasi.
Pernikahan mereka saat ini bahkan digelar dengan sangat pribadi dan terbatas. Tamu undangan hanya berkisar lima puluh orang saja, dan kebanyakan dari mereka terdiri dari keluarga inti kedua belah pihak.
Para asisten rumah tangga di kediaman keluarga Werner tengah sibuk berlalu-lalang, saat Bella keluar dari kamar. Dari penampilannya yang sedikit berantakan, bisa dipastikan bahwa gadis itu baru saja terbangun dari tidurnya.
"Bella!" Tiba-tiba suara teriakan terdengar dari arah walk in closet milik ratu rumah ini, Jessica Verro Werner, sang ibu angkat.
Tak ingin mendapatkan kemarahan dari Jessica, Bella bergegas pergi menuju tempat wanita itu berada.
"Enak sekali kau, baru bangun tidur jam segini! Jangan karena tidak berpartisipasi di acara ini, kau bisa bangun tidur sesuka hatimu!"
Bella yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan, sudah mendapatkan sambutan manis dari Jessica. Sambutan yang hampir setiap hari dia dapatkan selama lima belas tahun tinggal di tempat ini.
"Maaf, Ma." Seperti biasa, tanpa bantahan Bella hanya akan melontarkan permintaan maaf sambil menundukkan kepalanya.
"Maaf, maaf! Sekarang ambilkan sepatuku di lemari teratas!" seru Jessica sembari menunjuk salah satu bagian lemari tertinggi yang berada persis di hadapannya.
Bella menurut. Gadis itu mengambil tangga mini yang tergeletak di sudut ruangan dan mulai menaikinya. Diiringi teriakan Jessica, Bella mengambil sepasang stiletto dan wedges untuk dipilih sang ibu angkat nanti.
"Hati-hati, Bodoh! Sepatu-sepatu itu lebih mahal dari harga dirimu!" Teriakan Jessica kembali bergema, ketika Bella tanpa sengaja terpeleset anak tangga yang dia naiki.
Bella terdiam. Meski hinaan kerap menggores hatinya berulang kali, dia tak pernah berani membalas. Mau bagaimana lagi, karena merekalah, Bella tak harus tinggal di panti asuhan lebih lama setelah kehilangan kedua orang tuanya.
Keluarga Werner memang bukan keluarga kandung Bella. Harold Mathieu Werner, sang ayah angkat, merupakan sahabat dari mendiang ayahnya, Nicholas Gladwin. Kecelakaan yang merenggut hidup kedua orang tua Bella, membuat Harold berinisiatif untuk mengangkat gadis itu sebagai bagian dari keluarga Werner.
Selama lima belas tahun tinggal bersama keluarga ini, hanya Harold lah yang benar-benar memberikan kasih sayang padanya, sedangkan Jessica lebih banyak menganggap Bella tak lebih tinggi dari asisten rumah tangga mereka. Sementara Noah, sang kakak angkat, malah tak pernah menganggap keberadaan gadis itu.
Noah akan lebih banyak mengabaikannya meski mereka berada dalam satu tempat yang sama.
"Hei, jangan melamun, Bodoh! Cepat bantu pakaikan!" titah Jessica sambil melipat dan mengangkat tinggi-tinggi satu kakinya. Hal itu nyaris membuat wajah Bella terkena ujung kaki wanita itu.
Bella bergegas mengambil sepatu dan mencoba mencocokkannya pada kaki Jessica. Setelah memastikan bahwa wedges-lah yang menjadi pilihan wanita itu, Bella langsung menyimpan kembali stiletto milik Jessica ke tempat semula.
"Bagaimana penampilanku?" tanya Jessica yang kini berdiri menatap pantulan dirinya di cermin.
"Cantik, Ma," puji Bella tulus. Dibalik sifatnya yang buruk, Jessica memang memiliki penampilan yang fantastis. Tubuh wanita itu bahkan masih terlihat seksi meski telah berkepala enam.
"Aku bukan sedang bertanya padamu ... tapi, boleh juga pujianmu."
Martha, kepala asisten rumah tangga yang juga berada di sana, tersenyum sinis sambil menatap Bella dengan pandangan menghina. Orang kepercayaan Jessica itu memang ikut-ikutan membenci dirinya. Jika sang ibu sedang tidak berada di rumah, ia lah yang paling berkuasa.
"Nyonya, Tuan Harold dan Tuan Noah sudah menunggu." Salah seorang asisten rumah tangga mereka yang lain, tiba-tiba masuk ke dalam ruangan untuk memberitahu.
"Ahh, benar juga!" Dengan langkah terburu-buru, Jessica keluar dari dalam ruangan kesayangannya itu menuju tangga rumah.
Bella yang turut mengikuti Jessica di belakang, nyaris saja menabrak punggungnya, saat wanita itu berbalik dan mengacungkan jari telunjuknya tepat di wajah Bella. "Ingat Bella, tidak ada keluar rumah! Tetaplah di kamarmu setelah membantu membersihkan seisi rumah ini, mengerti?"
"Mengerti Ma." Bella mengangguk patuh. Lagi-lagi dia akan mengurung diri di istana megah ini, seperti yang biasa dilakukan gadis itu.
Jessica adalah ratu di istana megah ini. Oleh sebab itu, setiap perintah yang keluar dari mulutnya adalah mutlak. Itulah mengapa dia tak pernah mengenyam pendidikan di sekolah umum. Jangankan pergi ke sekolah seperti orang lain, keluar dari rumah saja dia tak pernah diperkenankan.
Maka tak heran, bila hanya segelintir orang saja yang tahu bahwa dirinya juga merupakan bagian dari keluarga Werner.
"Good!" Jessica bergegas turun dari tangga dan masuk ke dalam mobil.
"Darling, Bella benar-benar tidak ikut?" tanya Harold saat mendapati hanya sang istri lah yang masuk ke dalam menyusul mereka.
"Ya. Tidak ada pertanyaan selanjutnya Sayang, waktu kita sudah semakin sempit!" sahut Jessica.
Harold terdiam sejenak, sebelum kemudian meminta Oliver, sang supir pribadi, untuk menjalankan mobilnya meninggalkan rumah.
Bella yang ternyata berdiri di balik jendela rumahnya, hanya bisa menatap kepergian Limosin mewah tersebut, hingga menghilang dari pandangan.
"Hei, apa yang kau lakukan? Cepat sapu semua lantai dua hingga bersih, atau kau tidak akan kuberi makan sampai malam hari!"
Martha berdiri di hadapan Bella sembari bertolak pinggang. Wanita tua yang sudah puluhan tahun bekerja pada keluarga Werner itu pun mulai melempari Bella dengan sapu dan kain kotor untuk ia gunakan nanti.
Selama ini Bella memang tidak diperkenankan membereskan rumah menggunakan alat-alat elektronik seperti asisten rumah tangga lain. Itulah mengapa Bella sering mengalami sakit pada beberapa bagian sendi di tubuhnya.
Harold sama sekali tidak mengetahui sikap Jessica dan Martha yang memperlakukan Bella seperti pembantu, sebab pria itu memang jarang berada di rumah.
Satu-satunya teman baik Bella di rumah ini hanyalah Viola, asisten rumah tangga termuda yang sekarang sedang mengambil cuti.
Tanpa banyak bicara, Bella segera naik ke lantai dua dan menyapu seluruh ruangan megah tersebut, sedangkan Martha dengan santai membersihkan lantai satu menggunakan vacuum cleaner.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(Nama kota atau negara yang terdapat dalam cerita ini seratus persen fiktif, agar tidak menyalahi aturan mau pun sejarah yang sebenarnya, bila memakai nama kota atau negara yang ada di dunia nyata).
Ini adalah kisah tentang ketidakberdayaan seorang gadis menghadapi suami dan keluarga angjatnya. Jadi dimohon pengertiannya dengan tidak memberikan komentar menyudutkan.
Bagi yang tidak berkenan dan ingin mencari bacaan sesuai yang dimau (MC wanita kuat dan tidak mudah tertindas) bisa diskip yang ini ya, dan beralih ke novel saya yang lain. Silakan dicek.
Terima kasih. 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kehidupan Bella sungguh kasian sekali.. pergi saja bella..
2023-05-23
0
MAY.s
Booh... tuwek pisan😂😂😂
2022-11-25
1
MAY.s
Ingin ku bunuh dirimu....💃💃💃
😡😡😡😡
2022-11-25
0