3. Menjadi Pengantin Pengganti.

Bella baru saja menyelesaikan acara mandinya, saat Oliver, supir pribadi keluarga Werner, tiba-tiba datang dan mengetuk pintu kamar gadis itu.

Dia bahkan sampai harus terburu-buru mengenakan pakaiannya agar Oliver tidak terlalu menunggu lama.

Bella sebenarnya sempat terkejut dengan kedatangan Oliver di rumah. Sebab, saat ini dia seharusnya sedang mengantar ayah dan ibu angkatnya, bersama seluruh para tamu undangan menuju salah satu hotel milik keluarga Kendrick, untuk melaksanakan acara makan siang yang juga diselenggarakan secara tertutup.

Namun, mengapa tiba-tiba Oliver pulang ke rumah dan menemui dirinya?

"Nona, Anda diminta ikut bersama saya ke gereja saat ini juga." Itulah sebaris kalimat yang terurai dari lisan Oliver, saat Bella menanyakan alasan pria itu pulang ke rumah.

Bella mengerutkan keningnya. Waktu pemberkatan seharusnya telah usai, tetapi mengapa mereka masih berada di sana?

"Ada apa memangnya, Pak? Bukankah aku dilarang pergi ke sana?" tanya gadis itu terheran-heran.

"Maaf Nona, saya tidak diperkenankan menjawab. Anda bisa mengetahuinya secara langsung, ketika sampai di sana nanti. Tuan dan Nyonya lah yang meminta saya untuk menjemput Anda," jawab Oliver santun.

Bella sontak terdiam. Entah mengapa, tiba-tiba perasaannya diliputi rasa ketidaknyamanan kala mendengar jawaban Oliver.

Mengapa ayah dan ibu angkatnya meminta gadis itu untuk pergi ke sana? Dia mungkin tidak akan heran dengan sikap sang ayah, tetapi ibunya? Sungguh sebuah keanehan, padahal pagi tadi Jessica jelas-jelas meminta dirinya untuk tidak pergi ke mana pun.

Tiba-tiba isi kepala Bella mendadak dipenuhi banyak pertanyaan.

Namun, meski memiliki segunung perasaan tak nyaman yang menggulung memenuhi hatinya, Bella tetap menuruti permintaan Oliver. Ingat, biar bagaimana pun perintah sang ibu adalah mutlak baginya.

Tak ingin membuat Oliver menunggu lama, gadis itu pun bergegas mengganti pakaiannya dengan pakaian terbaik yang ia miliki, sebelum kemudian ikut bersama Oliver ke gereja, tempat di mana pernikahan sang kakak sedang berlangsung saat ini.

Sesampainya di halaman gereja, Oliver langsung mengantar Bella masuk melalui pintu belakang menuju bangunan terpisah.

"Pak, bukankah gerejanya ada di depan? Mengapa kita ke sini?" Lagi-lagi Bella tak dapat menahan diri untuk tidak mengajukan pertanyaan. Keduanya kini sedang berjalan memasuki lorong bangunan.

Oliver sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan Bella. Pria berpenampilan tinggi besar itu terus melangkah masuk menuju satu-satunya pintu yang ada di sana.

Beberapa pasang mata langsung menyoroti kedatangan Bella yang baru saja muncul, tak terkecuali dengan Noah dan Jessica.

Bella memang sudah terbiasa mendapati pandangan demikian dari mereka berdua, hanya saja sepertinya hari ini tampak sedikit berbeda.

"Ma—maaf Ma, aku bukannya ingin ikut ke sini. Aku hanya menuruti perintah dari Papa dan Mama melalui Mr. Oliver." Dengan sedikit panik, Bella berusaha menjelaskan pada Jessica perihal alasannya datang ke tempat itu.

"Bella." Tiba-tiba Harold datang menghampirinya.

"Iya, Pa," jawab Bella santun.

Seulas senyum lembut muncul dari wajah sang ayah. Itulah satu-satunya kehangatan yang hanya bisa Bella dapatkan selama tinggal bersama keluarga Werner.

"Kau tahu, Papa sangat menyayangimu, kan?" tanya Harold seraya mengelus rambut panjang Bella.

Bella mengangguk tanpa keraguan. "Aku sangat tahu," jawabnya lugas.

"Kalau begitu, Papa harap kau mau menuruti permintaan Papa. Selama ini Papa tak pernah meminta apa-apa darimu, bukan?"

Bella terdiam sejenak. Sepertinya kata-kata yang baru saja terlontar dari mulut Harold sedikit menakutkan sekaligus membingungkan.

"Iya, Pa." Bella kini hanya mampu menganggukkan kepalanya.

Harold kemudian memegangi tangan Bella dengan penuh kasih sayang dan pengharapan. "Menikahlah dengan Noah." Sebaris kalimat singkat meluncur begitu saja dari lisan pria yang telah membesarkannya itu.

Kalimat yang cukup membuat dada gadis berusia dua puluh tujuh tahun itu sesak seketika. Suasana agung yang tercipta di tempat sakral ini, bahkan sama sekali tak mampu menghilangkan perasaan kacaunya yang mulai menggunung tinggi.

Kaki Bella sontak goyah. Lantai marmer yang dia pijak saat ini, seolah tidak jauh berbeda dengan lumpur hidup yang kapan saja bisa menelannya ke dalam.

Rasanya hal itu jauh lebih baik dari pada menghadapi pembicaraan yang baru saja dilontarkan sang ayah, bukan? Batin Bella menjerit.

Mengetahui reaksi putri angkatnya, Harold pun berusaha memberi penjelasan singkat mengenai kepergian Maria, yang seharusnya menjadi pengantin wanita Noah hari ini.

Butuh waktu bagi Bella untuk memutuskan semuanya, tetapi pihak penyelenggara maupun Harold sendiri tidak bisa memberinya kesempatan untuk sekadar berpikir. Detik itu juga Bella dituntut untuk langsung menjawab.

...**********...

Para tamu yang sejak tadi menunggu kedatangan kedua pengantin, kini berdiri untuk menyambut Noah yang muncul dan berdiri gagah di atas altar. Pria itu menunduk singkat kepada para tamu sebagai permohonan maaf karena telah lama menunggu.

Berselang dua menit kemudian, pintu gereja pun terbuka. Namun, alih-alih melihat sosok Maria yang berjalan di atas bentangan karpet merah, para tamu justru mendapati sosok cantik gadis asing yang belum pernah mereka lihat.

Tak hanya itu saja yang membuat para tamu terkejut, tetapi juga munculnya Harold yang menggandeng gadis itu dan mengantarnya menuju Noah.

Di sepanjang perjalanan menuju altar, Bella hanya mampu tertunduk demi menghindari tatapan para tamu. Gadis itu sudah cukup tertekan dengan sang ayah, dan dia tak ingin mendapatkannya lagi dari para tamu.

"Terima kasih, Sayang. Papa harap, Noah dan ibumu bisa lebih menerima keberadaanmu setelah ini," ucap Harold dengan suara pelan.

Bella menoleh menatap sang ayah dengan mata nanar.

Itu tidak mungkin, Pa! katanya dalam hati. Gadis itu masih mengingat jelas bagaimana sorot mata mereka berdua, sedetik setelah dia menyetujui permintaan Harold.

Bella mengangguk sembari mengulas senyum tipis pada sang ayah. Berkali-kali dia merapal sebuah kalimat dalam hati, bahwa keputusan yang dia buat merupakan salah satu bentuk baktinya pada Harold yang telah sudi menampung dan membesarkan dirinya hingga detik ini.

Keduanya sampai di depan altar. Harold menyerahkan tangan Bella pada Noah dan membimbing gadis itu untuk berdiri di sebelahnya.

Tak ada raut kebahagiaan yang tercermin di wajah kedua insan itu. Bahkan, setelah keduanya selesai mengucap sumpah pernikahan, mereka tetap memasang ekspresi wajah yang sama.

Meski akhirnya pria itu mendaratkan sebuah kecupan di bibir Bella, itu tak lebih dari sekadar rangkaian prosesi semata. Sebab, tepat setelah Noah memberikan kecupan tersebut, dia berbisik sinis di telinga Bella. "Pernikahan ini terjadi bukan atas kemauanku. Jadi, jangan pernah sekali-kali bertingkah seolah kau adalah istriku!"

Bella berusaha tetap berdiri tegak, meski kakinya sudah gemetaran hebat. Alih-alih terluka dan menangis, gadis itu malah memasang senyum paling manis yang dia miliki.

Tak ada satu pun orang yang tahu selain Noah, bahwa Bella kini tengah memainkan perannya.

Terpopuler

Comments

Sophia Verheyden✨

Sophia Verheyden✨

gak kebayang gimana perasaan bella, berat bgt jalan hidupnya 😢

2022-11-07

0

Siska Agustin

Siska Agustin

Harold mengorbankan Bella demi nama baik kluarga,apa Harold berfikir ini balasan yg pantas karna dia membesar kan Bella slama ini?? Brati Harold sama aja gak ikhlas donk ngrawat Bella dr kecil..Bella siap kan hati mu mulai hari ini kehidupanmu akan semakin menyakitkan di kluarga itu..

2022-11-03

0

Nena Anwar

Nena Anwar

Tuan Harold kenapa kau tega menumbalkan Bella 😥😥😥, teruslah tersenyum meskipun kau tersakiti Bella, kau perempuan kuat jangan perlihatkan kelemahanmu didepan mereka yg tau menyukaimu 🥺🥺🥺

2022-11-03

2

lihat semua
Episodes
1 1. Rencana Pernikahan.
2 2. Kepergian Maria.
3 3. Menjadi Pengantin Pengganti.
4 4. Tersesat.
5 5. Perintah Harold.
6 6. Janji Harold.
7 7. Segenggam Luka.
8 8. Bayang-bayang Noah.
9 9. Air mata Bella.
10 10. Viola Margaretha.
11 11. Makan Malam Keluarga.
12 12. Kacau Balau.
13 13. Hari Pertama.
14 14. Melamar Pekerjaan.
15 15. Wawancara Kerja.
16 16. Tugas Istri.
17 17. Kebencian Queen.
18 18. Nyaris.
19 19. Fakta Tersembunyi.
20 20. Kekecewaan.
21 21. Hari Libur.
22 22. Kekacauan.
23 23. Kehadiran Noah.
24 24. Pengkhianatan.
25 25. Ketahuan.
26 26. Perasaan yang Sama.
27 27. Mendapat Pembelaan Tak Terduga.
28 28. Momen Manis Bella.
29 29. Ibl1s Sejati.
30 30. Sikap Noah.
31 31. Kehadiran Masa Lalu.
32 32. Serba Salah.
33 33. Tak Lagi Sama.
34 34. Insiden Tidak Disengaja.
35 35. Air mata Arabella.
36 36. Keputusan Terbaik Saat Ini.
37 37. Keadaan Noah.
38 38. Luruskan Niat.
39 39. Fakta Tentang Maria.
40 40. Kerinduan.
41 41. Pulanglah.
42 42. Pertengkaran Hebat.
43 43. Akal-akalan Harold.
44 44. Insiden Tak Terduga.
45 45. Sebuah Fakta (1).
46 46. Masa Lalu (1).
47 47. Sebuah Fakta (2).
48 48. Sebuah Fakta (3).
49 49. Bantuan Tristan.
50 50. Fakta Terkuak.
51 51. Kebenaran.
52 52. Penebusan.
53 53. Tiga Tahun Kemudian.
54 54. Keputusan Bella.
55 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
1. Rencana Pernikahan.
2
2. Kepergian Maria.
3
3. Menjadi Pengantin Pengganti.
4
4. Tersesat.
5
5. Perintah Harold.
6
6. Janji Harold.
7
7. Segenggam Luka.
8
8. Bayang-bayang Noah.
9
9. Air mata Bella.
10
10. Viola Margaretha.
11
11. Makan Malam Keluarga.
12
12. Kacau Balau.
13
13. Hari Pertama.
14
14. Melamar Pekerjaan.
15
15. Wawancara Kerja.
16
16. Tugas Istri.
17
17. Kebencian Queen.
18
18. Nyaris.
19
19. Fakta Tersembunyi.
20
20. Kekecewaan.
21
21. Hari Libur.
22
22. Kekacauan.
23
23. Kehadiran Noah.
24
24. Pengkhianatan.
25
25. Ketahuan.
26
26. Perasaan yang Sama.
27
27. Mendapat Pembelaan Tak Terduga.
28
28. Momen Manis Bella.
29
29. Ibl1s Sejati.
30
30. Sikap Noah.
31
31. Kehadiran Masa Lalu.
32
32. Serba Salah.
33
33. Tak Lagi Sama.
34
34. Insiden Tidak Disengaja.
35
35. Air mata Arabella.
36
36. Keputusan Terbaik Saat Ini.
37
37. Keadaan Noah.
38
38. Luruskan Niat.
39
39. Fakta Tentang Maria.
40
40. Kerinduan.
41
41. Pulanglah.
42
42. Pertengkaran Hebat.
43
43. Akal-akalan Harold.
44
44. Insiden Tak Terduga.
45
45. Sebuah Fakta (1).
46
46. Masa Lalu (1).
47
47. Sebuah Fakta (2).
48
48. Sebuah Fakta (3).
49
49. Bantuan Tristan.
50
50. Fakta Terkuak.
51
51. Kebenaran.
52
52. Penebusan.
53
53. Tiga Tahun Kemudian.
54
54. Keputusan Bella.
55
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!