Misteri Lukisan Tua

Misteri Lukisan Tua

Rumah Baru

“Akhirnya kita sampai di rumah baru kita Ayu,” ujar Dimas yang mulai memarkirkan mobilnya di depan halaman rumah barunya.

Ayu mulai memperhatikan bangunan rumah barunya yang diberikan oleh Dimas untuk hadiah pernikahan mereka yang baru saja berlangsung minggu lalu.

Rumah itu tampak luas dengan gaya Eropa kesan klasik tampak jelas terasa namun karena lama tidak di tempati lagi membuat nuansa seram pada rumah tersebut.

“Ayo kita masuk,” ajak Dimas yang menarik tangan Ayu.

Dimas mengeluarkan kunci di balik sakunya dan membuka pintu rumah tersebut ia ingin memperlihatkan isi dari rumah itu kepada istrinya, berharap Ayu menyukai rumah yang ia beli untuk keluarga kecil mereka nanti.

Ayu yang mulai melihat-lihat isi rumah tersebut, dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan terakhir menuju kamar yang akan mereka pakai untuk kamar mereka nanti.

Ayu memperhatikan setiap detail yang ada di kamar tersebut, Dimas sangat tahu jika Istrinya itu sangat menyukai seni itulah alasan Dimas memilih rumah klasik tersebut apalagi harga yang ditawarkan tergolong murah.

Hingga mata Ayu sampai pada sebuah lukisan yang di dalamnya terdapat seorang wanita cantik mengenakan gaun merah sambil memegang setangkai bunga mawar merah.

“Lukisan yang indah,” gumam Ayu.

“Kau menyukainya Ayu?” tanya Dimas.

“Iya mas aku menyukainya rumah ini sangat indah interiornya sangat klasik apalagi lukisan ini,” ucapnya sambil memandangi lukisan tersebut.

“Aku pun terpesona saat pertama kali melihat lukisan wanita ini, begitu indah,” ujar Dimas

Mereka berdua seakan-akan terhipnotis dengan lukisan wanita bergaun merah tersebut.

Ayu meraba lembut setiap detail lukisan itu terlihat di bawah lukisan terdapat tulisan Mawar, 13 Juni 1966.

“Lukisan ini begitu nyata wanita yang di lukisan ini pun sangat cantik, apakah nama Mawar yang tertulis di lukisan ini adalah dirinya?” Ayu yang terkesima dengan kecantikan wanita yang ada di dalam lukisan itu.

Ayu yang terus menerus memandang lukisan Wanita itu sambil meraba penuh ketakjuban.

“Bagaimana sayang apakah besok kita mulai pindah ke rumah baru kita ini?” Dimas yang memecahkan lamunan Ayu.

“Eh ... Iya, tentu saja, terima kasih sayang,” ucap Ayu sembari memeluk mesra suaminya.

“Besok kita berpamitan dengan ayah dan ibuku,” ucap Dimas.

*KRING*... (Suara telepon genggam berbunyi).

Ayu dengan sigap merogoh tasnya karena mendengar HP-nya berdering.

“Siapa yang menelepon?” tanya Dimas.

“Bapak Mas,” sahut Ayu sembari melihat nama yang meneleponnya.

“Ya sudah kamu angkat dulu,” sahut Dimas.

“Halo Pak,” Ayu menjawab teleponnya.

“Halo Nduk, bagaimana kabarmu dengan Dimas?” ucap seorang laki-laki dengan suara yang serak dan berat.

“Oh Bapak, alhamdulillah Ayu dan Dimas baik-baik saja, Bapak kapan ke Jakarta.”

“Iya Nduk, nanti Bapak dan ibu ke sana sudah kangen sama anak Bapak semata wayang ini.”

“Beneran ya Pak, oh iya bagaimana keadaan ibu Pak apa sudah membaik?” tanya Ayu.

“Maafkan Bapak, Bapak tidak bisa datang di acara resepsimu Nduk, Bapak tidak bisa meninggalkan ibumu, tapi doa Bapak dan ibu selalu untukmu Nduk menjalankan rumah tangga yang harmonis, ibu alhamdulillah sudah membaik Nduk,” orang tua Ayu yang sedang menjelaskan kondisi saat ini.

“Alhamdulillah Pak, Bapak dan ibu sehat-sehat di sana, maaf Ayu dan Mas Dimas belum bisa ke rumah Bapak karena cuti kerja cuma 3 hari Pak.”

“Iya Nduk tidak apa-apa Bapak mengerti, baik-baik kamu di sana sama suamimu.”

“Iya Pak, terima kasih doanya.”

“Ya sudah, Bapak pamit Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam,” sahut Ayu.

Telepon pun di tutup oleh Bapak Ayu. Ayu dan Dimas yang sudah puas melihat rumah barunya bersiap-siap untuk pulang, dan ingin mempersiapkan barang-barang mereka yang ingin mereka bawa ke rumah baru mereka.

“Sayang mari kita pulang, kita harus mempersiapkan barang-barang yang ingin kita bawa ke rumah baru kita,” ajak Dimas.

“Iya Mas, aku pun tidak sabar tinggal di rumah baru ini dan semoga kita mempunyai keluarga harmonis anak yang lucu-lucu nanti,” ucap Ayu dengan tersenyum.

Melihat istrinya berbicara seperti itu, Dimas tersenyum bahagia dan memeluk istrinya.

Setelah selesai melihat rumah baru mereka, Dimas dan Ayu pun kembali masuk ke dalam mobil menuju pulang ke rumah Ayah dan Ibu Dimas.

Dimas mulai memacu mobil dengan kecepatan sedang sepanjang jalan mereka membicarakan masa depan mereka berdua kelak.

“Terima kasih Ayu, aku sangat bahagia ke depannya aku akan membahagiakanmu dan menjadikanmu ratu dalam istana kecil kita,” ucap Dimas seraya mencium tangan Ayu.

Mendengar ucapan Dimas Ayu tersenyum dan sesekali tertawa kecil.

“Kenapa kamu tertawa? Apakah kata-kataku tadi aneh?” tanya Dimas.

“Bukan begitu Mas, hanya saja aku tidak menyangka jika Mas akan mengucapkan kata-kata seperti itu,” Ayu tertawa kecil.

“Yaah ... itu spontan Mas ucapkan, dan itu akan Mas wujudkan untuk istri Mas yang cantik ini,” Dimas mengusap lembut rambut Ayu.

Ayu tersipu malu mendengar ucapan dari Dimas, layaknya pasangan baru hubungan mereka sangat hangat dan penuh kebahagiaan layaknya kuncup bunga yang baru saja mekar.

Sesampainya di rumah mereka berdua sudah di sambut oleh Ayah dan Ibu Dimas.

“Bagaimana rumah barumu Ayu kau menyukainya?” tanya Gunawan ayah dari Dimas.

“Iya yah, Ayu sangat menyukai rumah itu sangat klasik.”

“Baguslah kalau kau menyukainya Ayu,” cakap Gunawan.

“Oh iya, rencananya besok kami akan pindah ke sana,” celetuk Dimas.

“Ya sudah, baik-baik kalian di sana, dan segera mempunyai anak jangan sibuk kerja terus, ibu sudah tidak sabar ingin segera menimang cucu,” celetuk Ratih ibu Dimas.

“Iya Bu, Dimas usahakan agar ibu segera menimang cucu,” sahut Dimas.

“Apaan sih mas, kita saja baru seminggu menikah masa langsung punya anak,” sahut Ayu dengan tersenyum malu.

“Ayah, Ibu, Dimas sama Ayu mau mempersiapkan barang-barang yang ingin di bawa dulu,” celetuk Dimas.

Dimas yang mengakhiri percakapannya dan ingin mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa besok dengan dibantu oleh mang Ujang dan Bi Inem.

Semua anggota keluarga sedang sibuk membatu Dimas dan Ayu mempersiapkan barang-barangnya.

“Tuan Dimas, apa lagi yang harus saya bantu?” tanya mang Ujang yang telah selesai melaksanakan tugasnya.

“Sudah mang Ujang, sudah cukup sebaiknya mang Ujang dan Bi Inem beristirahat saja besok ikut kami membenahi rumah baru kami,” sahut Dimas.

“Baik Tuan kalau tidak ada yang dikerjakan lagi saya sama Bi Inem pamit ke belakang.”

Malam mulai tiba, Dimas, Ayu beserta keluarga pun sedang menyantap makan malam sambil asyik berbincang-bincang.

“Besok Ibu temani kalian berbenah ya,” ucap Ratih Ibu Dimas.

“Tidak usah Bu, biar Ayu saja lagian ada Bi Inem dan Mang Ujang yang akan membantu,” pungkas Ayu.

“Tidak apa-apa, sekalian Ibu mau lihat rumah Baru kalian,” tutur Ratih.

“Ya sudah Bu, tapi Ibu jangan angkat yang berat-berat,” sahut Dimas.

Beberapa jam kemudian Dimas dan Ayu pun pergi ke kamar mereka untuk beristirahat, Ayu yang sedari tadi tidak bisa tidur teringat akan lukisan Wanita itu.

“Ada apa sayang apa yang kamu pikirkan, aku lihat dari tadi kamu seperti memikirkan sesuatu?” tanya Dimas seraya memeluk istrinya.

“Aku teringat lukisan Wanita itu Mas, Dia begitu anggun dan cantik,” ucap Ayu menjelaskan apa yang sedang dia pikirkan.

“Istriku juga cantik dan anggun,” celetuk Dimas sambil tersenyum memandang wajah istrinya Ayu.

“Uh ... Gombal, aku hanya penasaran dengan tulisan di bawah lukisan itu tertera nama Mawar.

Apakah Wanita di lukisan itu bernama Mawar atau sebaliknya si pelukis yang bernama Mawar,” sahut Ayu yang sedang berpikir.

“Sudahlah sayang jangan terlalu di pikirkan, lagi pula itu hanya sebuah lukisan tempo dulu sebaiknya kita tidur dan beristirahat besok kita mulai membenahi rumah baru kita, apa kau mau membaut cucu untuk Ibu,” celetuk Dimas.

“Aku lelah hari ini mas lebih baik kita beristirahat,” sahut Ayu yang mulai menguap.

Mereka pun tertidur lelap dengan berbalut selimut dan pelukan hangat.

Hay gengs terimakasih sudah mampir di karya otor terbaru, kali ini otor mau bikin kalian sedikit deg-degan 😄. mohon tinggalkan jejak dan dukungan ya . Terimakasih 🙏😄

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

hai thor ceritanya sangat menarik

2022-11-20

0

Bagus Effendik

Bagus Effendik

cerita baru ya seneng deh banyak teman-teman Author buat cerita baru hadir ya Thor

salam dari novel TOH Level Up

2022-11-02

2

Ghiie-nae

Ghiie-nae

ada yang hangat lagi nih...

semangat 💪💪💪💪

2022-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!