Alarm dari HP milik ayu berbunyi, ayu meraba-raba meja di dekatnya dengan mata yang masih mengantuk, Ayu mengambil HP dan mematikan alarm.
Dengan nyawa yang masih terkumpul setengahnya perlahan bangkit dari tempat tidurnya.
Ayu melihat suaminya masih terlelap dan membangunkannya.
“Mas bangun,” ucap Ayu dengan lembut.
“Sebentar lagi ya sayang 5 menit aja,” eluh Dimas dengan mata yang masih terpejam.
“Ayo Mas bangun!” Ayu mengelus kepala suaminya.
“Oke tapi cium dulu dong,” ucap Dimas sambil menyodorkan pipinya.
“Nggak ah! Ayo bangun Mas,” Ayu menarik tangan Dimas.
“Ya udah Mas tidur lagi,” Dimas kembali menyusup ke dalam selimutnya.
“Ya sudah, tapi beneran bangun ya,” ucap Ayu.
Ayu mencium lembut pipi suaminya dengan penuh kasih sayang, hal itu membuat Dimas tersenyum.
“Sudah ayo bangun dan langsung mandi!” ucap Ayu yang beranjak dari tempat tidurnya.
“Siap komandan!” sahut Dimas.
Aktivitas pagi pertama mereka di rumah baru itu penuh kehangatan, namun sayangnya Ayu harus sendirian malam ini di rumah.
“Sayang, malam ini aku tidak bisa menemanimu di rumah jika terjadi sesuatu kamu harus segera menghubungiku,” Dimas yang sangat khawatir kepada istrinya.
“Iya Mas, seperti anak kecil saja aku, biasanya kamu meninggalkanku keluar kota beberapa hari tidak masalah,” Ayu yang protes menganggap Dimas terlalu berlebihan.
“Beda Sayang, jika kemarin kita masih tinggal di rumah Ayah dan Ibu. Aku tidak terlalu khawatir sekarang kau tinggal hanya berdua dengan Bi Inem.”
“Iya ... Iya Mas, sudah kamu tidak perlu khawatir aku akan baik-baik saja kok,” sahut Ayu menenangkan suami ia akan baik-baik saja.
“Ya sudah, Mas berangkat dulu rekan-rekan kantor sudah menungguku,” ucap Dimas sambil mencium kening Ayu.
Ayu yang mencium tangan suaminya dan mengantarkan suaminya ke depan teras.
“Hati-hati Mas, hubungi aku jika Mas sudah sampai di Surabaya ya!” celetuk Ayu kepada Dimas.
“Iya Sayang.” Sahut Dimas.
Dimas yang segera masuk ke dalam mobil di temani sopir pribadinya pergi menuju kantor, sementara Ayu yang mulai mempersiapkan diri untuk pergi ke kantornya.
“Bi Inem, saya berangkat dulu jika ada orang yang tidak di kenal ke rumah bisa hubungi saya dulu,” pesan Ayu kepada Bi Inem.
“Baik Non,” sahut Bi Inem.
Ayu pun mulai meninggalkan Bi Inem sendirian di rumah, ia mulai masuk ke dalam mobilnya dan menuju kantor tempat Ayu bekerja.
Beberapa menit kemudian Ayu sampai di kantornya, ia langsung di sambut teman baiknya yang bernama Sinta.
“Ciee ... Pengantin baru. Oh iya Ayu, kamu sudah di tunggu Pak Damar di ruangan meeting,” ucap Sinta.
“Iya sebentar,” sahut Ayu.
“Pengantin baru datangnya telat mulu,” celetuk Sinta yang mengejek Ayu.
“Apaan sih Sin, baru kali ini aja aku telat dikit,” sahut Ayu yang protes ke Sinta.
Mereka berdua berjalan pergi menuju ke ruang meeting, di sana Ayu di mempresentasikan hasil desain yang ia buat.
Sementara itu di rumah Bi Inem sedang asyik membereskan rumah dari menyapu hingga mengepel, Bi Inem yang saat itu ingin membersihkan kamar majikannya. Ia mulai membuka kamar Ayu dan mulai menyapunya, Bi Inem di kejutkan dengan satu buah kelopak bunga mawar merah yang ia temukan lantai tepat di bawah lukisan Wanita itu berada. Hati Bi Inem tergelitik pasalnya di kamar itu tidak ada bunga mawar.
“Kok ada kelopak bunga mawar di lantai kamar Non Ayu ya, dari mana asalnya perasaan di kamar ini tidak ada bunga mawar,” gumam Bi Inem yang kebingungan.
Bi Inem yang masih bingung dengan hal tersebut hanya diam dan mencoba memandangi lukisan yang membuat ia penasaran.
Saat lukisan itu ia pandangi secara saksama tiba-tiba muncul sesuatu yang aneh pada lukisan itu, dari kepala wanita yang berada di lukisan itu mengalir cairan berwarna merah seperti darah yang membasahi wajah wanita yang berada di lukisan itu.
Melihat hal yang menakutkan membuat Bi Inem menjadi sangat ketakutan dan ia terburu-buru keluar dari kamar Ayu karena rasa takut dengan hal yang ia lihat.
Bi Inem yang saat itu berjalan kembali ke dapur, dikejutkan seseorang yang tiba-tiba muncul.
“Hantuu ....”
“Bi ini aku Bi Pak Joko,” sahut seseorang laki-laki paruh baya.
Ternyata itu adalah Pak Joko sopir pribadi Dimas yang mengagetkan Bi Inem.
“Bibi kira hantu ternyata Pak Joko, Pak Joko mengagetkan saja tadi perasaan Bibi gak lihat Pak Joko masuk.”
“Bibi saja yang tidak lihat saya masuk,” ucap Pak Joko.
“Ada apa sih Bi kok terlihat seperti ketakutan begitu kaya habis lihat setan aja,” celetuk Pak Joko dengan sekap Bi Inem.
“Begini Pak Joko, Bibi kan tadi mau membersihkan kamar Non Ayu. Nah pas ingin menyapu ada kelopak bunga mawar yang jatuh padahal di kamar itu tidak ada bunga mawar sama sekali. Karena penasaran Bibi melihat lukisan itu eh tidak tahunya lukisan wanita itu mengeluarkan darah dari kepalanya Bibi takut dan buru-buru keluar dari kamar Non Ayu.” Bi Inem yang menjelaskan hal yang ia alami ke Pak Joko.
“Masa Sih Bi,” cetus Pak Joko yang tidak yakin.
“Kalau Pak Joko tidak percaya ayo kita liat kamar Non Ayu kelopak bunganya masih berada di sana belum Bibi beresin,” sahut Bi Inem.
Akhirnya Pak Joko pun mengikuti ucapan Bi Inem, karena Pak Joko juga penasaran dengan perkataan Bi Inem.
Sesampainya di kamar Ayu Bi Inem pun terkejut, ia dan Pak Joko tidak menemukan sesuatu yang aneh kelopak mawar merah yang Bi Inem lihat di lantai tidak ada sama sekali dan lukisan Wanita yang Bi Inem lihat tadi sangat bersih bahkan debu pun tidak ada yang terlihat hanya Wanita cantik dan anggun memegang setangkai bunga, merasa dibohongi oleh Bi Inem Pak Joko pun protes kepadanya.
“Ah Bibi ini, tidak ada apa-apa di kamar Non Ayu,” celetuk Pak Joko yang kesal.
“Benaran Pak, Bibi yakin Bibi melihat kelopak itu di bawah lukisan ini,” sahut Bi Inem sambil menunjuk lantai yang kelopak bunga mawar itu berada.
“Buktinya tidak ada apa-apa, mungkin itu hanya halusinasi Bibi saja dan lagi lukisan cantik kaya gini dibilang seram,” Pak Joko yang tidak percaya dengan ucapan Bi Inem.
Akhirnya Pak Joko meninggalkan Bi Inem sendirian di kamar Ayu, Bi Inem pun sedikit kesal semua orang tidak ada yang percaya dengan ucapannya, Bi Inem pun mulai takut dan penasaran dengan lukisan yang berada di kamar Non Ayu.
“Sebenarnya ada apa dengan lukisan ini? setiap kali aku melihatnya menyeramkan, tapi tidak satu pun orang yang percaya dengan ucapanku,” gumam Bi Inem yang juga meninggalkan kamar Ayu dan kembali melakukan aktivitasnya.
Sore harinya saat jam pulang, Sinta menghampiri Ayu karena ia mengetahui Ayu baru saja pindah ke rumah baru.
“Yu aku ikut kamu pulang ya, mau lihat rumah baru mu yang dibelikan oleh Dimas,” celetuk Sinta yang mengikuti Ayu.
“Aduh Sin, namanya rumah sama aja tidak ada yang berbeda lagi pula masih berantakan,” sahut Ayu yang merendah diri.
“Pokoknya aku ikut,” ucap Sinta dengan tegas.
“Iya Sin kalau kamu mau main ke rumahku ayo, nanti aku tunjukan sebuah lukisan Wanita yang membuat aku dan Dimas terpana akan lukisan itu.”
Ucapan Ayu tentang lukisan itu membuat Sinta menjadi tambah penasaran dan ingin melihatnya.
Bersambung gengs, sebenarnya ada apa ya dengan lukisan ini ?
Jangan lupa dukungannya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nur Bahagia
syereemmm 😱
2024-06-15
0
Putri Minwa
Widih mulai deh, bikin merinding
2022-11-20
0
Tutik Lestari Nasa
ngeri² sedap kak😊
2022-11-03
0