Dendam

Dendam

Part 1 Hari yang menyenangkan

Pagi yang cerah, seperti suasana hati Aisah. Ibu yang selalu sigap dan cepat tanggap ini, selalu aktif setiap saat.

“Bangun sayang, nanti terlambat lho!” ujar Aisah sembari menarik kain selimut yang menutupi sebagian tubuh putri sulungnya itu.

“Aduh, Ma! Ayu masih ngantuk nih.”

“Ayo sayang, nanti terlambat lhoh.”

Mesti terdengar jelas di telinga Ayu, namun dia tetap tak mau membuka kedua matanya, rasa kantuk masih dapat mengalahkan panggilan Mama tercintanya.

Setelah membangunkan putrinya, Aisah langsung menuju kamar suaminya, dan mencoba untuk membangunkan suaminya yang masih tertidur dengan nyenyak nya.

“Ayo bangun Mas, udah siang, nanti terlambat lhoh.”

“Bentar lagi sayang, masih ngantuk.”

“Kalau kang Mas nggak bangun, nanti jangan salahkan Isah kalau terlambat ya?”

“Ah, masa Istri tercinta kang Mas langsung sewot, kalau bangunin suami itu yang sabar dong sayang.”

“Isah capek lhoh, nggak anak nggak Papa sama doang, susah kalau di bangunin,” ujar Isah, sembari berjalan menuju kamar putrinya yang masih tertidur.

Melihat putrinya masih tertidur dengan nyenyak, Aisah melakukan berbagai macam cara, agar suami dan putrinya segera bangkit dan berkemas untuk tugas kesehariannya.

Di saat Aisah telah duduk sendiri di meja makan, maka satu persatu anggota keluarga pun bermunculan, dan duduk tenang menikmati hidangan yang telah di sajikan di meja makan.

Semua tampak tenang dan diam, mereka sama-sama menikmati masakan yang telah di buat oleh tangan lembut Aisah.

“Masakan Mama pasti enak dan paling mantap nggak ada tandingannya deh!” ujar Ayu memuji masakan Aisah.

“Yang mujinya siapa?”

“Ya putrinya lah Pa, kalau orang lain, nggak bakalan.”

“Kenapa?”

“Karena masakan Mama nggak boleh di promosikan di seluruh daerah ini!”

“Loh, kok gitu sih?” tanya Aisah ingin tau.

“Karena aku nggak mau berbagi rasa dengan mereka, hehehe!” jawab Ayu sembari terkekeh.

“Kamu ya, kalau giliran ngomong, pasti paling pintar,” ujar Aisah seraya menyisir rambut putrinya itu.

“Ya udah, aku berangkat ya Ma, Pa! assalamu’alaikum.” Ujar Ayu seraya melambaikan tangannya.

“Wa’alaikum salam, hati-hati di jalan sayang!”

“Iya, Ma,” jawab Ayu sambil berlari menghampiri mobilnya.

Setelah Ayu berangkat, suaminya pun menyusul, Rinaldi yang bekerja sebagai di rektur Bank, selalu di siplin dalam bertugas, dia tak pernah terlambat mesti sekali pun. Hal itu sengaja di lakukan Rinaldi, agar karyawannya juga mengikuti kedisiplinan dirinya.

Di saat semua orang telah pergi, Aisah pun juga ikut berangkat ke kantor. Seperti suaminya, Aisah juga menanamkan jiwa disiplin pada dirinya.

Sementara itu si kecil Arif, berangkat bersama Aisah ke sekolah, karena Arif masih kecil dan duduk di bangku SD.

Mereka adalah keluarga yang tertib dan menjunjung tinggi disiplin, baik di dalam rumah mau pun diluar.

Di sekolah, Ayu yang masih duduk di kelas satu SMA, dia memiliki hobi menari. Hampir setiap kali ada acara perlombaan menari, atau sejenisnya, Ayu selalu dapat menampilkan kebolehannya dan hasilnya Ayu selalu mendapatkan nilai pertama.

Hal itu membuat Rinaldi dan Aisah menjadi senang, Aisah bahkan membayar guru pelatih untuk putrinya, agar Ayu lebih mahir lagi dalam mengembangkan bakatnya menjadi seorang penari.

Siang itu Kenedi datang berkunjung kerumah Ayu dan hal itu sudah menjadi kebiasaan Kenedi sedari kecilnya, karena antara Ayu dan Kenedi masih terbilang saudara dekat. Mesti demikian, benih-benih cinta sebenarnya sudah lama tertanam di lubuk hati keduanya.

Karena hubungan mereka sangat baik, apa lagi Kenedi sudah lama bergaul di rumah itu, Rinaldi dan Aisah mengizinkan hubungan mereka berdua.

Bersama Kenedi, Ayu merasa begitu nyaman sekali, apa lagi Kenedi seorang anak pengusaha Garmen yang terkenal, tentu semua kebutuhan Ayu selalu saja diturutinya.

Kenedi yang berhati baik dan lembut, tak sekali pun menaruh rasa marah apa lagi mencurigai gerak gerik Ayu yang di sekolahnya agak sedikit tomboi.

Namun meski demikian Ayu tetaplah seorang wanita yang harus di lindungi dari orang-orang yang tak bertanggung jawab.

“Tok, tok, tok! assalamu’alaikum.” Sapa Kenedi mengucapkan salam.

Wa’alaikum salam,” jawab Aisah dari dalam.

Mendengar seseorang mengucapkan salam dari luar, Ayu langsung saja berlari menghampiri pintu, walau saat itu Ayu tau kalau Mamanya sudah duluan menghampirinya.

“Hep! Ini bagian ku!” ujar Ayu sembari mengibas-ngibaskan tangannya kearah Aisah.

Melihat sikap Ayu yang telah mendahuluinya, Aisah tak mau tinggal diam, dengan cepat di pegangnya gagang pintu, agar Ayu tak bisa membuka pintu untuk Kenedi kekasihnya.

“Mau saya laporkan pada kekasih Mama?”

“Nggak non,” jawab Aisah seraya membungkukkan separuh badannya.

“Jangan pernah berlagak di hadapan saya, karena ini adalah bagian saya!”

Sambil berlagak seperti orang sedang ketakutan, Aisah pun mundur dan bersembunyi di balik pintu.

Lalu, Ayu membukakan pintu untuk pangerannya dan mempersilahkan dirinya masuk kedalam.

“Silahkan masuk tuan,” ujar Ayu sembari membungkukkan sebagian tubuhnya dengan tangan di ayunkan kearah samping.

“Terima kasih, lain kali kalau kedatangan tamu jangan biarkan dia menunggu dengan lama, bikin capek tau!” jawab Kenedi seraya memukulkan bunga yang dipegangnya ke pundak Ayu yang sedang membungkuk.

“Widih! Bunganya pada rontok semua!” ujar Ayu yang melihat bunga yang dipukulkan Kenedi berjatuhan ke lantai.

“Ya ampun, kok bisa rontok ya!” jawab Kenedi yang kemudian mengumpulkan bunga itu berdua.

“Drama udah selesai, semua kembali pada keadaan normal,” ucap Aisah yang kembali keluar dari persembunyiannya.

Suasana tampak begitu menyenangkan saat itu, baik Aisah, Kenedi dan Ayu, ketiga langsung menikmati makan siang bersama.

“Gimana kuliah mu nak?” tanya Aisah sembari menyendok nasi ke piringnya.

“Alhamdulillah, berjalan dengan baik Ma.”

“Oh, syukurlah. Gimana keadaan Mama mu saat ini Ken?”

“Mama sedang sakit saat ini, Ma.”

“Sakit, sakit apa? kemaren aja Mama lihat Mama mu sehat kok.”

“Mama terpeleset di kamar mandi Ma, untuk ada Bi Yuli yang mengetahuinya, jadi Mama cepat mereka bawa kekamar.”

“Ada yang terkilir?”

“Pinggang Mama, katanya masih terasa sedikit nyeri.”

“Nggak di bawa kerumah sakit, nanti bahaya lho.”

“Kata Papa emang begitu, tapi Mama menolaknya.”

“Ah, dari dulu Mama mu selalu begitu, nggak mau patuh pada perintah suaminya, padahal kalau sakit, kan orang terdekatnya juga yang sibuk.”

“Iya juga sih,” jawab Kenedi pelan.

“Kak Ken, nanti anterin Ayu ya?”

“Anterin kemana sayang?”

“Ayu mau ke mall.”

“Ngapain kesana? Buat uang Kak Ken habis nantinya.”

“Widih jadi kekasih kok pelit banget?”

“Nah, gitu kan Ma, baru di bilangin begitu aja langsung ngambek deh.”

“Ayu, barang kali Kak Ken belum punya uang, untuk mengajak mu belanja ke moll, lain kali aja kan bisa, nggak mesti harus sekarang dong.”

“Kak Ken, kita pergi ke mall ya, aku mau beli sesuatu!” rengek Ayu pada kekasihnya itu.

“Ya udah, sana siap-siap, nanti Kak Ken antar kamu ke mall, tapi ingat jangan minta yang macam-macam.”

“Hah, Kak Ken, mau ngantar Ayu ke mall?”

“Iya, sana berkemas-kemas.”

Mendengar kesanggupan Kenedi yang bersedia mengantarkan Ayu ke mall, gadis belia ini pun melompat-lompat kegirangan.

Bersambung...

\*Selamat membaca\*

Terpopuler

Comments

MasWan

MasWan

izin baca novel mu ya thor

2023-06-08

0

AbyGail

AbyGail

Hi... dah aku subscribe yaa

2022-12-13

1

Mugiya is back

Mugiya is back

Hadir sudah like and subscribe. 😁

2022-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Hari yang menyenangkan
2 Part 2 Kejadian naas
3 Part 3 Menjalani hidup baru
4 Part 4 Menepati kos baru
5 Part 5 Memasuki sekolah baru
6 Part 6 Berebut idola yang tampan
7 Part 7 Penasaran
8 Part 8 Ketakutan
9 Part 9 Hal yang janggal
10 Part 10 Janji yang diucapkan Ravi
11 Part 11 Penampakan
12 Part 12 Penumpang baru
13 Part 13 Mendapat bantuan
14 Part 14 Munculnya penggalan kepala
15 Part 15 Tragedi memilukan
16 Part 16 Bekas cakaran di leher
17 Part 17 Solusi seorang ustadz
18 Part 18 Rencana yang gagal
19 Part 19 Dihantui rasa takut
20 Part 20 Ketegaran iman Sila
21 Part 21 Akibat begadang
22 Part 22 Keputusan yang diambil
23 Part 23 Bantuan seorang Ustadz
24 Part 24 Mimpi buruk
25 Part 25 Kasih sayang Ravi
26 Part 26 Serupa dengan Ravi
27 Part 27 Ungkapan perasaan Ayu
28 Part 28 Kejadian di luar dugaan
29 Part 29 Lendir
30 Part 30 Siksaan dari makhluk gaib
31 Part 31 Keputusan yang Sulit
32 Part 32 Aula sekolah
33 Part 33 Menyeramkan
34 Part 34 Disiksa makhluk halus
35 Part 35 Menembus dinding
36 Part 36 Malam yang mencekam
37 Part 37 Dapat serangan gaib.
38 Part 38 Mengalami koma
39 Part 39 kejadian yang mengerikan
40 Part 40 Membuat gaduh
41 Part 41 Penyelidikan
42 Part 42 Di kunjungi oleh Sovia
43 Part 43 Siksaan
44 Part 44 Menghilang
45 Part 45 kamar 107
46 Part 46 Di kerjain makhluk halus
47 Part 47 Salah tingkah
48 Part 48 Bertemu Sahabat lama
49 Part 49 Curiga
50 Part 50 Tanda yang di berikan Sovia
51 Part 51 Dilema
52 Part 52 Resah
53 Part 53 Memberi tanda
54 Part 54 Nasihat Ibu
55 Part 55 Membongkar rahasia
56 Part 56 Menampakkan diri
57 Part 57 Akhir hidup Ihsan
58 Part 58 Penyebab kematian Ihsan
59 Part 59 Pengakuan
60 Part 60 Mengadakan pengajian
61 Part 61 Selalu di ikuti
62 Part 62 Perlakuan baik Rinaldi
63 Part 63 Kembali ke sekolah
64 Part 64 Nasihat seorang sahabat
65 Part 65 Kejadian aneh.
66 Part 66 Sosok misterius
67 Part 67Murid jenius
68 Part 68 Kejadian di luar dugaan
69 Part 69 Korban roller coaster
70 Part 70 Siksaan yang dialami Leo.
71 Part 71 Kehilangan Revan
72 Part 72 Wafatnya Revan
73 Part 73. Anjuran Ustadz Safir
74 Part 74. Mendekam di balik jeruji besi
75 Part 75 Rasa takut
76 Part 76 Pingsan
77 Part 77 Penyelidikan
78 Part 78 Simpatik Kepsek
79 Part 79 surprise
80 Part 80 Terperangkap
81 Part 81 Selamat
82 Part 82 Rahasia
83 Part 83 Diganggu
84 Part 84 Meninggal dengan tragis
85 Part 85 Memakan belatung
86 Part 86 Kritis
87 Part 87 Kecurigaan
88 Part 88 Hampir ketahuan
89 Part 89 Lari dari rumah kost
90 Part 90 Takut bicara
91 Part 91 Dilema
92 Part 92 Menemukan Rambut panjang
93 Part 93 Pertemuan
94 Part 94 Rahasia yang dibongkar
95 Part 95 Disekap
96 Part 96 Ketahuan
97 Part 97 Ingin kembali
98 Part 98 Berkumpul di rumah Ravi
99 Part 99 Penggrebekan yang gagal
100 Part 100 Malam yang mencekam
101 Part 101 Bruno dibawah pergi
102 Part 102 Dilindas kereta hantu
103 Part 103 Kepergian Bruno
104 Part 104 Hantu pemilik kost
105 Part 105 Warisan untuk Leo
106 Part 106 Amanah untuk Leo.
107 Part 107 Menyelamatkan Laila
108 Part 108 Pencarian yang gagal
109 Part 109 Penghancuran altar pemujaan
110 Part 110 Kebahagiaan
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Part 1 Hari yang menyenangkan
2
Part 2 Kejadian naas
3
Part 3 Menjalani hidup baru
4
Part 4 Menepati kos baru
5
Part 5 Memasuki sekolah baru
6
Part 6 Berebut idola yang tampan
7
Part 7 Penasaran
8
Part 8 Ketakutan
9
Part 9 Hal yang janggal
10
Part 10 Janji yang diucapkan Ravi
11
Part 11 Penampakan
12
Part 12 Penumpang baru
13
Part 13 Mendapat bantuan
14
Part 14 Munculnya penggalan kepala
15
Part 15 Tragedi memilukan
16
Part 16 Bekas cakaran di leher
17
Part 17 Solusi seorang ustadz
18
Part 18 Rencana yang gagal
19
Part 19 Dihantui rasa takut
20
Part 20 Ketegaran iman Sila
21
Part 21 Akibat begadang
22
Part 22 Keputusan yang diambil
23
Part 23 Bantuan seorang Ustadz
24
Part 24 Mimpi buruk
25
Part 25 Kasih sayang Ravi
26
Part 26 Serupa dengan Ravi
27
Part 27 Ungkapan perasaan Ayu
28
Part 28 Kejadian di luar dugaan
29
Part 29 Lendir
30
Part 30 Siksaan dari makhluk gaib
31
Part 31 Keputusan yang Sulit
32
Part 32 Aula sekolah
33
Part 33 Menyeramkan
34
Part 34 Disiksa makhluk halus
35
Part 35 Menembus dinding
36
Part 36 Malam yang mencekam
37
Part 37 Dapat serangan gaib.
38
Part 38 Mengalami koma
39
Part 39 kejadian yang mengerikan
40
Part 40 Membuat gaduh
41
Part 41 Penyelidikan
42
Part 42 Di kunjungi oleh Sovia
43
Part 43 Siksaan
44
Part 44 Menghilang
45
Part 45 kamar 107
46
Part 46 Di kerjain makhluk halus
47
Part 47 Salah tingkah
48
Part 48 Bertemu Sahabat lama
49
Part 49 Curiga
50
Part 50 Tanda yang di berikan Sovia
51
Part 51 Dilema
52
Part 52 Resah
53
Part 53 Memberi tanda
54
Part 54 Nasihat Ibu
55
Part 55 Membongkar rahasia
56
Part 56 Menampakkan diri
57
Part 57 Akhir hidup Ihsan
58
Part 58 Penyebab kematian Ihsan
59
Part 59 Pengakuan
60
Part 60 Mengadakan pengajian
61
Part 61 Selalu di ikuti
62
Part 62 Perlakuan baik Rinaldi
63
Part 63 Kembali ke sekolah
64
Part 64 Nasihat seorang sahabat
65
Part 65 Kejadian aneh.
66
Part 66 Sosok misterius
67
Part 67Murid jenius
68
Part 68 Kejadian di luar dugaan
69
Part 69 Korban roller coaster
70
Part 70 Siksaan yang dialami Leo.
71
Part 71 Kehilangan Revan
72
Part 72 Wafatnya Revan
73
Part 73. Anjuran Ustadz Safir
74
Part 74. Mendekam di balik jeruji besi
75
Part 75 Rasa takut
76
Part 76 Pingsan
77
Part 77 Penyelidikan
78
Part 78 Simpatik Kepsek
79
Part 79 surprise
80
Part 80 Terperangkap
81
Part 81 Selamat
82
Part 82 Rahasia
83
Part 83 Diganggu
84
Part 84 Meninggal dengan tragis
85
Part 85 Memakan belatung
86
Part 86 Kritis
87
Part 87 Kecurigaan
88
Part 88 Hampir ketahuan
89
Part 89 Lari dari rumah kost
90
Part 90 Takut bicara
91
Part 91 Dilema
92
Part 92 Menemukan Rambut panjang
93
Part 93 Pertemuan
94
Part 94 Rahasia yang dibongkar
95
Part 95 Disekap
96
Part 96 Ketahuan
97
Part 97 Ingin kembali
98
Part 98 Berkumpul di rumah Ravi
99
Part 99 Penggrebekan yang gagal
100
Part 100 Malam yang mencekam
101
Part 101 Bruno dibawah pergi
102
Part 102 Dilindas kereta hantu
103
Part 103 Kepergian Bruno
104
Part 104 Hantu pemilik kost
105
Part 105 Warisan untuk Leo
106
Part 106 Amanah untuk Leo.
107
Part 107 Menyelamatkan Laila
108
Part 108 Pencarian yang gagal
109
Part 109 Penghancuran altar pemujaan
110
Part 110 Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!