Part 5 Memasuki sekolah baru

“Hai manis!” sapa Irgi sembari mengulurkan tangannya.

“Hai juga,” jawab Ayu menyambut uluran tangan dari Irgi tersebut.

“Boleh Abang yang ngantar?”

“Ngantar kemana?” tanya Ayu heran.

“Ke penghulu!” ujar Irgi terkekeh.

Mendengar kata Irgi yang agak sedikit sensitive itu, Ayu jadi sedikit malu, tapi gadis cantik itu berjiwa besar, di anggapnya kelakar Irgi itu sebagai penyemangat untuk hari-harinya.

Tanpa terasa tibalah Ayu di depan ruang majelis guru, lalu pintu pun di ketoknya dengan pelan.

“Tok, tok, tok!”

Mendengar suara pintu di ketuk seorang guru perempuan keluar dari dalam ruangan itu.

“Assalamua’alaikum.”

“Wa’alaikum salam. Ada keperluan apa?” tanya Ibu itu.

“Saya Ayu, Bu. saya mau ketemu dengan kepala sekolah, apa beliau ada Bu?”

“Ooo, anak baru itu ya?”

“Benar Bu.”

“Oh, silahkan, silahkan masuk!”

“Baik, Bu,” jawab Ayu sembari masuk kedalam ruangan majelis guru.

Di dalam ruangan itu, banyak sekali guru yang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing, karena begitu lama menunggu, Ayu mencoba menyusuri Lorong yang jaraknya tidak begitu jauh, hingga ujungnya langsung tertumpu pada ruangan kepala sekolah.

Ayu mencoba untuk tetap berdiri di depan ruangan itu, matanya yang indah berkeliaran melihat apa yang ada di sekitarnya. Lalu seorang guru datang menghampirinya.

“Silahkan ketuk pintunya, Kepsek ada didalam kok.”

“Baiklah terimakasih Pak.”

“Ya sama-sama.”

Setelah mendapat izin dari guru tersebut, Ayu mencoba memberanikan diri mengetuk pintu ruangan itu.

“Tok, tok, tok! Assalamu’alaikum,” ujar Ayu dengan suara lantang.

Mendengar pintu di ketuk dari laur Kepsek langsung berdiri, dan dia melangkah untuk membukakan pintu.

“Wa’alaikum salam. Silahkan masuk,” jawab Kepsek tersenyum.

Karena mendapat perintah, tanpa berbasa basi lagi Ayu langsung masuk kedalam.

“Silahkan duduk!”

“Baik pak, terimakasih,” jawab Ayu dengan suara lembut.

Sembari menarik kursi yang ada di hadapannya, Ayu pun langsung duduk dengan tenang. Setelah Ayu duduk, kepala sekolah tak langsung bertanya pada gadis belia itu, akan tetapi dia hanya menatap tajam kearah wajah Ayu yang cantik.

Melihat hal itu, Ayu jadi salah tingkah dan merasa sedikit kikuk di buatnya, apa lagi mata kepsek tak berkedip saat menatap ke arahnya.

“Usia mu udah berapa tahun sekarang?” tanya kepsek tersenyum.

Mendengar ucapan kepsek yang agak sedikit aneh itu, spontan Ayu jadi menjadi gelagapan menjawabnya.

“Anu, oh baru enam belas tahun Pak.”

Saat mendengar usia Ayu enam belas tahun, kepsek hanya menganggukkan kepala nya.

“Kamu pindahan dari Jakarta ya?”

“Beb, benar Pak."

“Nggak usah takut, tenang aja!” kata Kepsek sembari berjalan menghampiri tempat duduk Ayu.

Melihat kepsek datang menghampiri dirinya, Ayu menjadi gemetaran, kedua tangannya terasa dingin, apa lagi saat kepsek duduk di sudut meja yang ada di hadapannya.

Pikiran Ayu saat itu benar-benar sudah tak karuan, seperti yang di lihatnya di film yang pernah ditontonnya.

“Bapak juga punya anak perempuan seusia kamu!”

Mendengar ucapan dari Kepsek, pikiran Ayu jadi sedikit tenang, karena kepsek telah menyerupai dirinya dengan anaknya.

“Dia baik, cantik dan lembut. Tapi Allah berkehendak lain, dia meninggal di usia remaja, dia pergi meninggalkan kami untuk selamanya,” ujar Kepsek dengan mata yang berkaca-kaca.

Ayu yang awal mulanya ketakutan, perasaan itu tiba-tiba saja menghilang, justru Ayu menjadi sedih saat itu, dia terbawa suasana dengan cerita Kepsek.

Di saat itu, Ayu juga teringat bagai mana sakitnya kehilangan orang yang di cintai.

“Pesan Bapak, jadilah anak yang baik, belajar dengan sungguh-sungguh agar kelak kau menjadi siswa yang berprestasi.”

“Baik, Pak,” jawab Ayu datar.

“Satu hal lagi pesan Bapak untuk mu, jangan pernah kau lawan guru mu, karena dia telah mencurahkan semua ilmu yang dia miliki untuk kalian semua, agar kelak kalian menjadi anak yang pintar.”

“Baik Pak.”

“Nah sekarang pergilah, masuk ke lokal B2,” jelas kepsek pada Ayu.

Hati Ayu menjadi sedikit tenang, ternyata kepsek hanya teringat kepada putrinya yang telah tiada. Setelah Ayu mencium tangan kepala sekolah itu, dia pun masuk ke lokal B2.

Di dalam kelas telah berdiri seorang pria yang sangat tampan, dia itu seorang guru seni budaya.

“Tok, tok, tok! Assalamua’alaikum,” ucap Ayu sembari mengucapkan salam.

“Wa’alaikum salam,” jawab guru tampan yang berada di dalam lokal itu.

Di saat pria tampan itu menoleh keluar kelas, seluruh murid pun ikut melihat keluar, semua mata pun tertuju pada Ayu saat itu.

“Murid yang baru itu, kan?” tanya Pak Ravi pada Ayu.

“Benar Pak,” jawab Ayu sembari sedikit membungkukkan punggungnya.

“Silahkan masuk, cari tempat duduk mu sendiri.”

“Terimakasih Pak,” jawab Ayu seraya melangkah masuk kedalam.

Seorang siswa memberi tempat duduk pada Ayu, dan Ayu langsung menyambut kebaikan hati siswa itu.

“Kenalkan, nama saya farhan.”

“Saya Ayu.”

“Senang satu meja dengan mu.”

“Aku juga,” jawab Ayu tersenyum lebar.

Ayu putri Rinaldi, itulah nama aslinya, wajah cantik dan kulit putih yang dia miliki membuat gaya tersendiri pada dirinya.

Pria mana yang tak ingin memiliki kekasih secantik Ayu, begitulah pendapat dari kaum adam tentang penilaian mereka.

“Anak baru, silahkan perkenalkan diri mu terlebih dahulu, sebelum mengikuti pelajaran bersama Bapak.”

“Baik, Pak,” jawab Ayu seraya menuju kedepan kelas.

Di hadapan semua murid, tampak Ayu dengan anggunnya berdiri tegap, tanpa ada rasa takut sedikit pun.

“Assalamua’laikum wr.wb, perkenalkan nama saya Ayu putri rinaldi. Panggilan sehari-hari adalah Ayu, saya berasal dari Jakarta, tapi setelah Mama saya meninggal dunia, Papa memutuskan untuk pindah ke desa Tanjung, sekian.”

“Udah selesai?”

“Udah Pak,” jawab Ayu pelan.

“Kalau kami ingin berkunjung kerumah mu, apa boleh?” tanya Ravi pada Ayu.

Ayu tidak langsung menjawabnya, hanya senyum manis yang menyeruak di antara kedua lesung di pipinya yang mencekam.

“Baiklah, kalau begitu, bagi teman-teman, jika kalian punya waktu dan kesempatan, datanglah kerumah, karena kami sekeluarga akan menerima kalian dengan senang hati. Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikum salam.”

Setelah memperkenalkan dirinya, Ayu langsung duduk di bangkunya kembali, tepuk tangan pun mengiringi langkahnya, tampak Ayu tersenyum manis saat itu.

“Nah itu tadi teman baru kalian, yang katanya baru pindah dari Jakarta. Jadi dengan kehadiran Ayu ada ditengah-tengah kalian, semoga dapat menjadikan hari-hari kalian semakin menyenangkan.”

“Baik, Pak!” jawab seluruh murid serentak.

“Rangkul dia, bergaulah dengan baik dengannya, tunjukkan pada nya kalau kalian adalah teman sejati untuknya,” sambung Pak Ravi.

“Iya, Pak!”

“Nah sekarang, kembali kita pada pelajaran yang sedang kita bahas tadi, untuk murid-murid Bapak semuanya, kali ini kita akan membahas pelajaran "Tari”, buka buku paket kalian, halaman 25 Bab 1!”

Setelah semua murid membuka buku paket miliknya, lalu pak Ravi, mulai menjelaskan pelajaran itu sedetail mungkin.

Semua murid tampak diam mendengarkan penjelasan dari Pak Ravi saat itu. Hingga jam pergantian siang itu pun berlanjut.

Bersambung...

\*Selamat membaca\*

Terpopuler

Comments

Iril Nasri

Iril Nasri

enak ya, baru Sekolah aja, langsung dapat teman, cowok lagi.

2023-01-08

1

Adronitis

Adronitis

semoga Ayu dapat teman yang banyak di sekolah barunya ya.

2023-01-03

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

eh si Abang malah modus

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Hari yang menyenangkan
2 Part 2 Kejadian naas
3 Part 3 Menjalani hidup baru
4 Part 4 Menepati kos baru
5 Part 5 Memasuki sekolah baru
6 Part 6 Berebut idola yang tampan
7 Part 7 Penasaran
8 Part 8 Ketakutan
9 Part 9 Hal yang janggal
10 Part 10 Janji yang diucapkan Ravi
11 Part 11 Penampakan
12 Part 12 Penumpang baru
13 Part 13 Mendapat bantuan
14 Part 14 Munculnya penggalan kepala
15 Part 15 Tragedi memilukan
16 Part 16 Bekas cakaran di leher
17 Part 17 Solusi seorang ustadz
18 Part 18 Rencana yang gagal
19 Part 19 Dihantui rasa takut
20 Part 20 Ketegaran iman Sila
21 Part 21 Akibat begadang
22 Part 22 Keputusan yang diambil
23 Part 23 Bantuan seorang Ustadz
24 Part 24 Mimpi buruk
25 Part 25 Kasih sayang Ravi
26 Part 26 Serupa dengan Ravi
27 Part 27 Ungkapan perasaan Ayu
28 Part 28 Kejadian di luar dugaan
29 Part 29 Lendir
30 Part 30 Siksaan dari makhluk gaib
31 Part 31 Keputusan yang Sulit
32 Part 32 Aula sekolah
33 Part 33 Menyeramkan
34 Part 34 Disiksa makhluk halus
35 Part 35 Menembus dinding
36 Part 36 Malam yang mencekam
37 Part 37 Dapat serangan gaib.
38 Part 38 Mengalami koma
39 Part 39 kejadian yang mengerikan
40 Part 40 Membuat gaduh
41 Part 41 Penyelidikan
42 Part 42 Di kunjungi oleh Sovia
43 Part 43 Siksaan
44 Part 44 Menghilang
45 Part 45 kamar 107
46 Part 46 Di kerjain makhluk halus
47 Part 47 Salah tingkah
48 Part 48 Bertemu Sahabat lama
49 Part 49 Curiga
50 Part 50 Tanda yang di berikan Sovia
51 Part 51 Dilema
52 Part 52 Resah
53 Part 53 Memberi tanda
54 Part 54 Nasihat Ibu
55 Part 55 Membongkar rahasia
56 Part 56 Menampakkan diri
57 Part 57 Akhir hidup Ihsan
58 Part 58 Penyebab kematian Ihsan
59 Part 59 Pengakuan
60 Part 60 Mengadakan pengajian
61 Part 61 Selalu di ikuti
62 Part 62 Perlakuan baik Rinaldi
63 Part 63 Kembali ke sekolah
64 Part 64 Nasihat seorang sahabat
65 Part 65 Kejadian aneh.
66 Part 66 Sosok misterius
67 Part 67Murid jenius
68 Part 68 Kejadian di luar dugaan
69 Part 69 Korban roller coaster
70 Part 70 Siksaan yang dialami Leo.
71 Part 71 Kehilangan Revan
72 Part 72 Wafatnya Revan
73 Part 73. Anjuran Ustadz Safir
74 Part 74. Mendekam di balik jeruji besi
75 Part 75 Rasa takut
76 Part 76 Pingsan
77 Part 77 Penyelidikan
78 Part 78 Simpatik Kepsek
79 Part 79 surprise
80 Part 80 Terperangkap
81 Part 81 Selamat
82 Part 82 Rahasia
83 Part 83 Diganggu
84 Part 84 Meninggal dengan tragis
85 Part 85 Memakan belatung
86 Part 86 Kritis
87 Part 87 Kecurigaan
88 Part 88 Hampir ketahuan
89 Part 89 Lari dari rumah kost
90 Part 90 Takut bicara
91 Part 91 Dilema
92 Part 92 Menemukan Rambut panjang
93 Part 93 Pertemuan
94 Part 94 Rahasia yang dibongkar
95 Part 95 Disekap
96 Part 96 Ketahuan
97 Part 97 Ingin kembali
98 Part 98 Berkumpul di rumah Ravi
99 Part 99 Penggrebekan yang gagal
100 Part 100 Malam yang mencekam
101 Part 101 Bruno dibawah pergi
102 Part 102 Dilindas kereta hantu
103 Part 103 Kepergian Bruno
104 Part 104 Hantu pemilik kost
105 Part 105 Warisan untuk Leo
106 Part 106 Amanah untuk Leo.
107 Part 107 Menyelamatkan Laila
108 Part 108 Pencarian yang gagal
109 Part 109 Penghancuran altar pemujaan
110 Part 110 Kebahagiaan
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Part 1 Hari yang menyenangkan
2
Part 2 Kejadian naas
3
Part 3 Menjalani hidup baru
4
Part 4 Menepati kos baru
5
Part 5 Memasuki sekolah baru
6
Part 6 Berebut idola yang tampan
7
Part 7 Penasaran
8
Part 8 Ketakutan
9
Part 9 Hal yang janggal
10
Part 10 Janji yang diucapkan Ravi
11
Part 11 Penampakan
12
Part 12 Penumpang baru
13
Part 13 Mendapat bantuan
14
Part 14 Munculnya penggalan kepala
15
Part 15 Tragedi memilukan
16
Part 16 Bekas cakaran di leher
17
Part 17 Solusi seorang ustadz
18
Part 18 Rencana yang gagal
19
Part 19 Dihantui rasa takut
20
Part 20 Ketegaran iman Sila
21
Part 21 Akibat begadang
22
Part 22 Keputusan yang diambil
23
Part 23 Bantuan seorang Ustadz
24
Part 24 Mimpi buruk
25
Part 25 Kasih sayang Ravi
26
Part 26 Serupa dengan Ravi
27
Part 27 Ungkapan perasaan Ayu
28
Part 28 Kejadian di luar dugaan
29
Part 29 Lendir
30
Part 30 Siksaan dari makhluk gaib
31
Part 31 Keputusan yang Sulit
32
Part 32 Aula sekolah
33
Part 33 Menyeramkan
34
Part 34 Disiksa makhluk halus
35
Part 35 Menembus dinding
36
Part 36 Malam yang mencekam
37
Part 37 Dapat serangan gaib.
38
Part 38 Mengalami koma
39
Part 39 kejadian yang mengerikan
40
Part 40 Membuat gaduh
41
Part 41 Penyelidikan
42
Part 42 Di kunjungi oleh Sovia
43
Part 43 Siksaan
44
Part 44 Menghilang
45
Part 45 kamar 107
46
Part 46 Di kerjain makhluk halus
47
Part 47 Salah tingkah
48
Part 48 Bertemu Sahabat lama
49
Part 49 Curiga
50
Part 50 Tanda yang di berikan Sovia
51
Part 51 Dilema
52
Part 52 Resah
53
Part 53 Memberi tanda
54
Part 54 Nasihat Ibu
55
Part 55 Membongkar rahasia
56
Part 56 Menampakkan diri
57
Part 57 Akhir hidup Ihsan
58
Part 58 Penyebab kematian Ihsan
59
Part 59 Pengakuan
60
Part 60 Mengadakan pengajian
61
Part 61 Selalu di ikuti
62
Part 62 Perlakuan baik Rinaldi
63
Part 63 Kembali ke sekolah
64
Part 64 Nasihat seorang sahabat
65
Part 65 Kejadian aneh.
66
Part 66 Sosok misterius
67
Part 67Murid jenius
68
Part 68 Kejadian di luar dugaan
69
Part 69 Korban roller coaster
70
Part 70 Siksaan yang dialami Leo.
71
Part 71 Kehilangan Revan
72
Part 72 Wafatnya Revan
73
Part 73. Anjuran Ustadz Safir
74
Part 74. Mendekam di balik jeruji besi
75
Part 75 Rasa takut
76
Part 76 Pingsan
77
Part 77 Penyelidikan
78
Part 78 Simpatik Kepsek
79
Part 79 surprise
80
Part 80 Terperangkap
81
Part 81 Selamat
82
Part 82 Rahasia
83
Part 83 Diganggu
84
Part 84 Meninggal dengan tragis
85
Part 85 Memakan belatung
86
Part 86 Kritis
87
Part 87 Kecurigaan
88
Part 88 Hampir ketahuan
89
Part 89 Lari dari rumah kost
90
Part 90 Takut bicara
91
Part 91 Dilema
92
Part 92 Menemukan Rambut panjang
93
Part 93 Pertemuan
94
Part 94 Rahasia yang dibongkar
95
Part 95 Disekap
96
Part 96 Ketahuan
97
Part 97 Ingin kembali
98
Part 98 Berkumpul di rumah Ravi
99
Part 99 Penggrebekan yang gagal
100
Part 100 Malam yang mencekam
101
Part 101 Bruno dibawah pergi
102
Part 102 Dilindas kereta hantu
103
Part 103 Kepergian Bruno
104
Part 104 Hantu pemilik kost
105
Part 105 Warisan untuk Leo
106
Part 106 Amanah untuk Leo.
107
Part 107 Menyelamatkan Laila
108
Part 108 Pencarian yang gagal
109
Part 109 Penghancuran altar pemujaan
110
Part 110 Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!