Ahli Waris Sesungguhnya
Prang!
Prang!
Prang!
Seorang wanita bertubuh tambun sedang mengamuk. Panci, wajah, sutil dan sejenis peralatan dapur dibuang ke lantai hingga menimbulkan kebisingan.
"Aska!!!"
"Aska!!!"
"Aska!!!"
Wanita itu berteriak memanggil seorang pria muda yang masih tertidur lelap. Ia lalu mengambil air di gayung dan masuk ke dalam kamar dan...
Byur!
Wanita itu sengaja menyiramkan ke arah pemuda tadi. Pemuda itu terbangun lalu menatap sang ibu berwajah muram.
"Ibu,'' pekik pemuda itu.
"Ini jam berapa!" teriaknya dengan kencang.
"Maaf bu. Tubuhku sangat sakit sekali,'' ucap pemuda itu dengan lemah.
Sang ibu menjadi murka dengan wajah durjana. Wanita itu akhirnya mengambil kayu rotan dan memukulkannya ke pemuda itu.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Mau tidak mau pemuda itu beranjak dari tidurnya. Pemuda itu masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Pemuda itu adalah Aska Wicaksono usia dua puluh tiga tahun. Parasnya sangat tampan, memiliki wajah orang luar dan rambutnya coklat tembaga. Aska tidak mengerti kenapa dirinya memiliki wajah orang luar. Sedangkan Aska sudah menyelidiki ayah dan ibunya adalah asli orang Indonesia. Aska berpikir kalau dirinya tidak mungkin tertukar oleh orang lain.
Selesai membersihkan tubuhnya, Aska keluar dari kamar mandi. Walau merasakan tubuhnya perih Aska hanya bisa diam. Jika Aska mengeluh tentang luka di tubuh itu sangat percuma sekali.
Aska pergi ke dapur dan melihat seluruh alat dapur berantakan. Jangankan alat dapur, dapurnya saja sedang berantakan seperti kapal pecah. Aska segera membersihkan dapur itu dengan cepat. Selesai membersihkan dapur, Aska tidak menemukan kopi dan gula. Matanya beralih ke arah meja makan. Aska melihat tudung saji dan membukanya. Ia tidak sengaja menemukan secarik kertas dan membacanya dalam hati, "Kalau pengen sarapan pagi-pagi, kerja!"
Aska hanya menghembuskan nafasnya secara kasar. Semalam dirinya sudah mendapatkan upah dari Pak Broto juragan buah di kampungnya. Upah yang didapatkan lumayan bisa menyambung hidup selama dua Minggu. Namun sang ibu menghamburkan uang itu untuk membeli barang-barang tidak terpakai.
Dengan terpaksa Aska pergi ke kebun milik Pak Broto tanpa sarapan. Sepanjang perjalanan Aska bertegur sapa dengan para tetangga. Aska termasuk pria ramah dan murah senyum. Beda dengan sang ibu, jika sang ibu bertemu dengan tetangga di sekitarnya. Sang ibu sering memasang wajah muram dan masam.
Sesampainya di kebun Pak Broto, Aska dipanggil oleh Bu Siti istri dari juragan buah. Aska bergegas mendekatinya sambil bertanya, "Iya Bu, ada apa?"
"Kamu pasti belum sarapan. Lebih baik kamu sarapan dulu. Setelah ini bantu Pak Ahmad mengirimkan buah ke Pasar Induk Cibitung,'' jawab Bu Siti memberi perintah.
"Baiklah Bu,'' balas Aska.
Aska pergi ke pendopo di tengah kebun. Di sana Aska melihat Pak Ahmad dan Pak Broto sedang menikmati sarapan. Melihat kedatangan Aska, Pak Broto mengangkat kepalanya sambil menyapa, "Aska.''
"Iya pak,'' sahut Asia yang tidak enak hati.
"Kemarilah... Kita sarapan bersama!" ajak Pak Broto.
Aska mendekati pendopo itu dan duduk di samping Pak Ahmad. Pak Broto menyuruhnya mengambil sarapan. Sementara Aska mengambil nasi dan lauk. Aska akhirnya mengisi perutnya sebelum bekerja.
"Ka," panggil Pak Ahmad.
"Iya pak,'' sahut Aska.
"Habis gajian kok muram begitu,'' celetuk Pak Ahmad.
"Gajian tidak gajian sama saja pak. Hidupku tidak semenarik ini,'' ucap Aska yang melahap makanannya.
Mereka paham apa yang terjadi dengan Aska. Selama ini ibunya tidak memperlakukan dengan baik. sebagai juragannya Aska, Pak Broto hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa sang ibu memperlakukan putranya tidak layak. Masalah ini sudah menjadi konsumsi masyarakat desa. Seluruh masyarakat pun tahu dengan watak sang ibu.
"Aska, bolehkah aku bertanya sesuatu sama kamu?" tanya Pak Broto yang menyelesaikan makannya.
"Boleh saja pak,'' jawab Aska dengan ramah.
"Aku lihat kamu enggak mirip dengan ibumu dan almarhum bapakmu. Aku sering memandang wajahmu yang mirip ke orang bule,'' ucap Pak Broto yang meminum air.
"Itu yang menjadi pertanyaan di dalam benak saya pak. Jujur saja saya sedang mencari jawabannya ini. Aku sudah memeriksa seluruh foto yang dimiliki ibu ternyata enggak ada yang mirip sekali. Disinilah aku bertanya-tanya dalam hati, aku anak siapa jika tidak mirip mereka?" ujar Aska.
Aska sering mencurahka hatinya ke juragannya itu. Aska sangat nyaman dan menganggap Pak Broto ayahnya. Untung saja Pak Broto orangnya sangat baik sekali dan mengerti keluh kesah Aska dan para pegawainya tersebut.
"Semua orang menebak kalau kamu bukan anaknya ibumu. Keturunan ibumu dan bapakmu itu asli pribumi. Sepertinya kamu harus mencari jati dirimu sesungguhnya,'' saran Pak Broto untuk Aska.
"Aku juga setuju. Sepertinya kamu harus mencarinya dan menemukan semua jawaban pertanyaan itu,'' sahut Pak Ahmad.
"Itu benar pak. Aku sedang mencari semua jawaban. Sepertinya ada yang mengganjal di dalam hatiku. Jika ibuku bukan ibuku, lalu siapa ibu kandungku? Kenapa ibu sangat kejam sekali dan memperlakukanku seperti anak tiri?" tanya Aska yang sudah tidak kuat menahan kesedihannya.
Mereka terdiam dan saling memandang. Mereka membenarkan semua pertanyaan Aska. Jika Aska anak kandungnya, maka Ibu Minah sangat menyayanginya. Akan tetapi ini kebalikannya. Aska sering diperlakukan sebagai hewan. Makian demi makian selalu dilontarkan oleh ibunya itu. Pak Broto pun terdiam sambil memikirkan solusi yang baik buat Aska.
"Apakah kamu betah tinggal di rumah?" tanya Pak Broto.
"Betah enggak betah dibetah-betahin pak. Jika saya keluar dari rumah itu, bagaimana saya akan tinggal? Di sini tidak seperti di kota. Masyarakat di sini jarang ada yang mau mengkontrakkan rumahnya. Kalaupun ada tempatnya jauh dari perkebunan Pak Broto,'' ungkap Asia dengan jujur.
"Kalau begitu kamu boleh tinggal di mes. Kamu bisa hidup disana dengan damai. Jika disana, kamu bisa menjalani hidup normal. Kamu bisa mendapatkan makan tiga kali," jelas Pak Broto sambil menjelaskan fasilitas di dalam mes.
"Bagaimana dengan ibu jika aku ikut dengan bapak?" tanya Aska yang sedang menimbang-nimbang penawaran Pak Broto.
Pria paruh baya itu paham dengan apa yang dirasakan Aska. Jika Aska pergi kemungkinan besar ibunya bertambah masam. Wanita tambun itupun akan mencari cara agar bisa menemukan Asia. Disisi lain Aska sudah menjadi pria dewasa. Cepat atau lambat Aska akan menikah dan memiliki kehidupan sendiri. Aska harus memanage keuangannya dan mengaturnya. Tidak semua uang yang dimiliki olehnya diberikan oleh ibunya itu. Aska berhak memutuskan memberikan berapapun ke ibunya. Sisanya bisa ditabung untuk melamar seorang perempuan untuk dijadikan pendamping hidup.
"Kalau dipikir-pikir kamu harus memanage keuangan kamu. Cepat atau lambat kamu pasti menikah,'' usul Pak Ahmad.
Mendengar kata menikah Aska terkejut. Memang benar sih dengan usulan Pak Ahmad. Pria mana yang tidak mau membangun rumah tangga dan memiliki istri? Semua pria pasti mau dan ingin hidupnya teratur. Lalu bagaimana dengan Aska? Aska berdiam sejenak dan membayangkan dirinya.
"Gimana mau nikah pak? Kalau uang cepat habis begini. Jika aku menikah, apa yang harus aku lakukan? Bapak tahu sendiri kalau ibuku kejam,'' ujar Aska sambil membayangkan betapa beratnya kehidupannya.
"Solusi untuk kamu sekarang, apakah kamu mau tinggal di mes?" tanya Pak Broto.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
✨¥ulia∆rz
kasian sekali aska. tapi sabar banget ya. anak udah segede gitu masih disiksa. ckckck. ntar kalo ditinggalin bingung
2023-08-14
3
DR_army
Maaf mau rekomendasiin novel judulnya KING GULF.. Tentang kerajaan dan vampir.. Jangan lupa mampir yah 😉
2023-06-23
0
LANANG MBELING
aska apa asia ya???
2023-01-15
1