Aska tidak tahu harus menjawab apa lagi. Karena dirinya tidak mendapatkan jawaban sepenuhnya. Namun Aska harus melakukan sesuatu agar dirinya terlepas dari jeratan sang ibu.
"Pikirkan dulu Aska! Aku tidak mau mempengaruhi kamu. Aku juga tidak mau kalau dirimu menjadi bulan-bulanan ibumu,'' saran Pak Broto.
"Baik pak,'' balas Aska.
Selesai mereka makan sambil mengobrol, Aska langsung bersiap untuk mengecek segala kesiapan. Aska sangat teliti ketika mulai mengecek satu-persatu barang yang akan di bawa ke Jakarta.
"Pak," panggil Aska ketika Pak Ahmad sedang mengobrol sama Pak Broto.
Pak Ahmad menoleh dan melambaikan tangannya agar Aska segera mendekat. Lalu Aska mendekat sambil menunggu Pak Broto selesai berbicara. Tak butuh waktu lama Pak Broto memberikan catatan ke Pak Ahmad dan sejumlah uang untuk jalan. Lalu Pak Ahmad mengajak Asia berangkat ke Jakarta.
Di dalam perjalanan menuju Jakarta, Aska duduk di samping Pak Ahmad. Aska sejenak melamun sambil memikirkan masa depannya. Ketika melamun Pak Ahmad mengajaknya berbicara walau sedang membawa mobil.
"Aska,'' panggil Pak Ahmad.
Aska tersentak kaget dan langsung membubarkan lamunannya. Aska melihat ke depan sambil menyahutinya, "Iya pak.''
"Bapak mau nyaranin sama kamu. Kamu itu sudah dewasa. Sudah waktunya kamu memilih jalan hidupmu. Uang yang kamu milikki jangan sepenuhnya diberikan ke ibumu. Jika kamu enggak punya pegangan sudah nantinya. Kamu pengen ini pengen itu tidak bisa. Bapak enggak mau memprovokasi keadaan. Kamu bisa memberikan uang itu sepantasnya. Sisanya buat pegangan kamu dan tabung. Kelak suatu hari nanti kamu bisa meminang seorang gadis untuk dijadikan pasangan hidup,'' ucap Pak Ahmad.
Aska paham akan hal itu. Sejak pembicaraan tadi bersama Pak Broto, Aska sangat gelisah memikirkan hal ini. Apakah dia harus menuruti saran dari mereka? Kalau Aska menuruti saran dari mereka untuk memberikan uang yang layak, maka sang ibu pasti mengamuk.
Sebenarnya Aska tidak mempersalahkan soal uang pribadinya yang diberikan ke ibunya. Akan tetapi akhir-akhir ini Aska curiga dengan sang ibu. Seperti tadi pagi, kenapa di dapur tidak ada kopi dan gula? Kalau soal itu Aska bisa memahaminya. Aska akan berpikiran positif.
Kedua Aska membuka tudung saji dan melihat secarik kertas yang bertuliskan kata-kata menyakitkan. Kenapa ada kata-kata seperti itu? Jika tidak ada nasi atau apa, Aska bisa memahaminya. Inilah yang membuat Aska menjadi bingung.
Sepanjang perjalanan menuju ke Jakarta, Aska melihat mobil-mobil mewah berkeliaran. Dalam benaknya, kapan aku seperti ini? Aska tersenyum sumringah di dalam hati sambil berkata, "Bolehkah aku memiliki mobil seperti ini? Jika boleh maka berikan aku mobil seperti itu satu saja. Oh ya... aku juga pengen rumah. Meskipun tidak mewah-mewah asalkan bisa dibuat tidur dan beristirahat.''
Aska meminta dua barang itu saja kepada Tuhan agar mendapatkan hidup yang layak. Aska tahu bagi dirinya itu tidak mungkin.
Ketika memasuki kota, Aska melihat sebuah gedung mewah. Aska sangat tertegun sambil menelan salivanya. Aska tidak habis pikir kalau itu gedung bisa berdiri dengan tegak. Padahal sebelumnya gedung itu terkena sebuah masalah pelik antara sang kontraktor dan sang pemilik lahan.
Pak Ahmad segera menghentikan mobilnya karena di depan ada lampu merah menyala. Pak Ahmad menatap Aska yang sedari tadi melihat keluar. tak sengaja Pak Ahmad memanggilnya, "Aska."
"Iya pak,'' sahut Aska yang menoleh ke arah Pak Ahmad.
"Kenapa kamu melihat gedung itu?' tanya Pak Ahmad.
"Beberapa tahun yang lalu gedung itu mangkrak lama ya pak. sekarang sudah berdiri tegak,'' jawab Aska.
"Dulu itu memang ada sengketa lahan dari pihak kontraktor dan sang punya lahan. Mereka sama-sama tidak mau menang satu sama lain di pengadilan. Akhirnya sang pemilik gedung itu datang jauh-jauh dari Perancis untuk memberikan uang yang layak untuk mengganti lahan tersebut. Dua tahun belakangan ini sang pemilik gedung memberhentikan sang kontraktor dengan menggantinya dengan yang baru karena ketahuan korupsi. Dan skandal lahan itu juga sang pemilik lahan dibuat geram olehnya. Ya akhirnya mereka membangun dari awal lagi,'' jelas Pak Ahmad yang mengetahui seluk beluk gedung itu.
"Bapak tahu seluk beluk gedung itu?' tanya Aska.
"Ya... bapak tahu semuanya karena berita ini menjadi besar,'' jawab Pak Ahmad dengan santai.
Aska tersenyum lega mendapatkan jawaban Pak Ahmad yang jelas. Entah kenapa Aska seolah-olah paham akan semua ini.
Aska tidak sengaja melihat namanya tertera di atas gedung itu. Aska hanya bisa menggelengkan kepalanya dan sepat dilihat oleh Pak Ahmad, "Kamu kenapa Aska?"
"Nama gedung itu adalah Aska Food International. Aku ingin tertawa saja saat sang pemilik gedung memberikan akan Aska sebagai nama perusahaannya,'' jawab Aska.
"Entahlah. Bapak tidak tahu dengan gedung itu,'' celetuk Pak Ahmad.
"Ketimbang memikirkan perusahaan itu aku harus mengejar cita-citaku. Jujur saja aku ingin kuliah mengambil S1 bisnis dan manajemen. tapi apakah aku sanggup membayarkan kuliahku sendiri?" tanya Aska yang ingin menggapai cita-citanya setinggi langit itu.
"Kamu bisa meraih itu jika kamu benar-benar ingin mewujudkan cita-citamu. Tetaplah semangat jangan pernah menyerah,'' ujar Pak Ahmad yang benar-benar tulus mendoakan Saka.
Di tempat lain seorang wanita paruh baya telah menyelesaikan meeting dengan para divisi. Wanita itu masuk ke dalam ruangannya sambil menghempaskan bokongnya di kursi kebesaran. Tak sengaja matanya tertuju ke sebuah bingkai kecil dan melihat foto seorang pria kecil yang mirip dengannya.
Wanita itu memegang foto itu dengan penuh kerinduan. Airmatanya mulai menetes dan dadanya terasa sesak. Sudah hampir dua puluh satu tahun ia kehilangan anak itu.
Selang beberapa detik berlalu, ada seorang pria memakai baju serba hitam datang. Pria itu mendekat sambil membungkukkan tubuhnya sambil berkata, "Selamat siang Nyonya Christina.''
Wanita itu segera mengambil tisu dan menghapus air matanya. Wanita itu segera berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada sambil bertanya, "Apakah kamu sudah menemukan Aska putraku?"
"Ada nyonya,'' jawab pria itu.
"Dimana putraku berada?" tanya wanita itu.
"Ada di suatu tempat tepatnya di Karawang. Dia bekerja di pekerbunan buah,'' jawab pria itu.
"Lalu apakah kamu menemukan mantan suamiku?" tanya wanita itu lagi.
"Saya sudah menyebarkan pengawal untuk mencarinya di kampung itu. Namun kami tidak menemukannya. Menurut informasi yang saya dapatkan, mantan suami nyonya sudah meninggal karena sakit parah,'' jawab pria itu.
"Apa?" pekik wanita itu.
Sontak saja wanita itu terkejut karena berita kematian sang suami. Wanita itu menyuruh suruhannya pergi dari hadapannya.
Christina Hendricks seorang wanita paruh baya berusia 44 tahun. Dia adalah seorang pengusaha sukses di bidang makanan. Namun sayang kisah cintanya tragis karena kedatangan pelakor.
Akhirnya Christina memutuskan untuk pergi dari hidup sang suami. Namun ketika surat perceraiannya diurus, Christina ingin mengambil sang putra dari tangan suaminya. Akan tetapi sang suami tidak memberikannya melainkan dibawa kabur ke suatu daerah.
Sesampainya di pasar induk, Pak Ahmad memarkirkan mobilnya. Sebelum bongkar muat barang, Aska memeriksa kelengkapan surat jalan itu.
"Apakah sudah beres surat jalan itu dengan catatan kamu?" tanya Pak Ahmad yang melihat Aska mengecek kelengkapan surat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Mr. Dirg Ant
Senggol dong.... 😂 😂 😂
2023-05-14
0
Fano Jawakonora
keren ceritanya mantap tdk berbelit"
2023-01-25
1
Harman LokeST
seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt aska
2022-12-24
1