Selain itu juga tugas Winda untuk melindungi Aska dari kejahatan. Winda sendiri sering membela Aska jika Ibu Minah sudah di luar kendali.
Sesampainya di rumah Pak Broto, Aska dan Pak Ahmad segera laporan terlebih dahulu sebelum pulang. Pak Ahmad cerita kalau hari ini pekerjaannya sangat lancar.
"Alhamdulilah pak semuanya lancar,'' ucap Pak Broto dengan semangat.
"Kalau begitu saya pulang dulu pak,'' pamit Pak Ahmad.
"Saya juga pak,'' sahut Aska yang berpamitan.
"Kamu enggak jadi menginap di mes?" tanya Pak Broto.
"Mau pulang dulu. Sekalian mau pamit sama ibu,'' jawab Aska.
"Kalau ibuku enggak ngijinin gimana?" tanya Pak Broto.
"Aku harus meyakinkan terlebih dahulu. Kalau tidak ibu enggak akan percaya sama aku. Aku ingin belajar mandiri,'' ujar Aska.
"Semoga sukses nak,'' ucap Pak Broto dengan tulus.
"Kalau begitu aku pamit dulu pak,'' pamit AZska lagi.
Pak Broto menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis. Lalu Aska segera melangkahkan kakinya untuk mendekati Pak Ahmad.
"Ayo pak, pulang. Sudah kemalaman,'' ajak Aska.
Mereka akhirnya pulang melewati perkebunan yang jarang ada lampunya. Pak Broto memang sengaja tidak memberikan lampu agar tidak terjadi pencurian buah. Namun Pak Broto sering memberi pesan kepada masyarakat masalah ingin buah bilang saja terlebih dahulu. Setelah bilang Pak Broto akan memberikannya dengan ikhlas.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Aska dan Pak Ahmad hanya terdiam. Suasana di kampung sangat sepi dan hanya suara hewan-hewan malam menemani. Meskipun sepi Aska sangat betah tinggal di sini. Merasakan perasaan yang damai dan menyenangkan.
Sebelum berbelok Aska tidak sengaja melihat seorang wanita tambun dan pria muda sedang berpelukan. Aska segera menghentikan Pak Ahmad agar menemaninya. Lalu Aska mengajaknya bersembunyi di balik pohon dan menatap ke arah wanita itu.
Tidak sengaja Aska melihat wanita yang mirip dengan ibunya. Matanya dikucek-kucek untuk dilihatnya itu salah. Namun matanya mengatakan kebenarannya.
"Pak,'' panggil Aska yang merasakan jantungnya berdetak.
"Iya, ada apa?" tanya Pak Ahmad yang masih memperhatikan mereka sedang bercumbu.
"Wanita itu bukannya ibu ya?" tanya Aska yang mulai berkeringat dingin.
Aska segera keluar di balik pohon itu. Aska ingin memastikan kalau wanita itu adalah Bu Minah. Namun ketika keluar Pak Ahmad menarik tangannya. Namun Aska segera menepis tangan Pak Ahmad. Aska mendekati wanita itu dan langsung menariknya.
"Ibu,'' pekik Aska.
Wanita itu adalah Bu Minah yang kepergok oleh Aska. Wajahnya memerah menahan amarah. Namun Bu Minah sendiri langsung mendaratkan tangannya ke Asia.
Plak!
Plak!
Dua kali Aska mendapatkan tamparan dari Bu Minah. Matanya memerah menahan malu bercampur amarah. Aska sungguh malu atas perbuatan Bu Minah.
"Ibu, kenapa melakukan ini di tempat umum? Ibu telah mengkhianati ayah!" bentak Aska.
Sungguh malu Aska melihat ibunya berselingkuh. Ditambah lagi pria yang menjadi perselingkuhannya. Aska tidak bisa mengartikan semua ini. Kalau ibunya berselingkuh dengan pria yang sepadan Aska tidak jadi masalah. Akan tetapi Bu Minah malah menertawainya. Bu Minah mendekati Aska sambil memutari tubuh Aska.
"Lu harus tahu lu siapa! Lu enggak berhak mencampuri masalah gue! Sudah gue bilangin berkali-kali kalau lu itu anak yang tidak berguna!" teriak Bu Minah yang mengundang para tetangga keluar dari rumah.
"Aku anakmu ibu. Aku berhak menyelamatkan ibu dari dosa,'' ucap Aska dengan tulus.
Seluruh orang berbondong-bondong untuk mendekati pertengkaran Aska dan Bu Minah. Ketika ingin menarik Aska, Bu Minah menghardik semua warga. Bu Minah juga memaki mereka dengan kata-kata kasar hingga membuat para warga mundur.
Aska menarik nafasnya dalam-dalam untuk tidak meledakkan emosi. Hatinya mulai berdoa agar dilindungi dari iblis yang mempengaruhi berkata kasar.
"Asal lu tahu saja! Kalau lu itu bukan anak gue!" teriak Bu Minah.
Seketika Aska terdiam tubuhnya melemas. Ucapan sang ibu sangat menyakitkan bagi hatinya. sang ibu menorehkan luka yang dalam.
"A... a... a... apakah ibu serius mengatakannya?" tanya Aska yang tergagap.
"Ya... itu benar. Lu memang bukan anak gue!" tegas Bu Minah secara gamblang.
Aska hampir terjatuh ke tanah bila tidak ada menahannya. Pria yang menahannya meminta seluruh warga bubar. Karena masalah ini adalah masalah keluarga. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Namun mereka masih bertanya-tanya dalam hati. Benarkah apa yang dikatakan oleh Bu Minah malah Aska itu bukan anak kandungnya?
Seorang pria yang menahan jatuh Aska membawanya ke rumah. Pria itu tidak tega melihat Aska dipermalukan oleh Bu Minah. Sesampainya di rumah pria itu Aska mulai duduk walau tubuhnya melemas.
Pria itu mengambilkan air putih di belakang. Kemudian pria itu kembali sambil membawa gelas itu. Tak sengaja pria itu menangkap Aska yang sedang menangis. Pria itu mendekati Aska sambil menyodorkan gelas itu sambil menyuruhnya, "Minumlah terlebih dahulu. Lalu tenangkan pikiranmu.''
Kemudian Aska berhenti menangis sambil meraih gelas itu dengan tangan bergetar. Ia benar-benar shock mendengar pernyataan dari sang ibu. Aska meminum air itu hingga setengah gelas lalu menaruhnya di meja.
"Tenangkanlah pikiranmu. Jangan dimasukkan di dalam hati,'' ucap pria itu.
"Sakit banget hatiku mas. Baru kali ini ibu mengatakan yang menyakitkan,'' sahut Aska yang membuang nafasnya.
"Kamu tenang saja. Ibumu hanya emosi,'' hibur pria itu.
"Emosi bagaimana Mas Roni!" geram Aska yang mengetahui kenyataannya.
Pria itu adalah Roni suami dari Winda. Roni juga kaki tangan Christina yang bertugas untuk melindungi Aska. Wajahnya tidak terlalu tampan tapi pikirannya sudah dewasa.
"Kalau aku menceritakan siapa dirimu, apakah kamu percaya? Karena ibumu itu bukan ibu kandung. Kamu adalah ahli waris sesungguhnya. Tapi aku tidak akan menceritakan sesungguhnya sebelum tuan besar dan nyonya muda memberikan aba-aba,'' batin Roni.
"Mas, bolehkah aku menginap tidur di sini?' tanya Aska.
"Bolehlah. Ini rumahmu," batin Roni.
"Boleh saja. Tuh kamar depan pakai saja,'' suruh Roni.
Aska mengerutkan keningnya sambil menatap wajah Roni. Aska bertanya-tanya kenapa Roni memberikan kamar depan untuk dirinya.
"Mas, enggak salah?' tanya Aska.
"Salah apanya?" tanya Roni.
"Mas ngasih aku kamar di depan. Lebih baik aku tidur di belakang,'' jawab Aska.
"Tidak perlu di belakang. Di belakang ada gudang. Sementara aku tidur di kamar tengah. Winda tidak menyukai kamar depan karena setiap pagi rame,'' jawab Roni.
"Atau jangan-jangan mas?' tanya Aska.
"Sepolos-polosnya dirimu ternyata tahu aktivitas ranjang ya,'' ledek Roni.
Aska tersenyum smirk lalu berdiri meninggalkan Roni. Ketika ingin masuk ke dalam Aska memandang wajah Roni sambil bertanya, "Kamar mandi di mana ya?"
"Di belakang,'' jawab Roni.
"Terima kasih bang,'' ucap Aska.
Aska memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar. Sedangkan Roni memberikan laporan kepada atasannya itu tentang perkembangannya. Roni tidak menyangka kalau Ibu Minah adalah wanita yang sangat kejam. Sebelum menetap ke sini Roni sering melihat Aska diperlakukan tidak baik.
''Aku berjanji akan menggiringmu ke mamamu yang asli,'' batin Roni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Dewi Dj
ya bruan krimny bang Rony biar adem
2022-12-28
2