CINTA DALAM IKATAN TAKDIR

CINTA DALAM IKATAN TAKDIR

tentang restu

Takdir cinta Hawa

Perihal restu

Selama tidak membunuhmu, hal yang menyakitkan mu justru akan membuatmu kuat.

Sebait kata yang ia sematkan sebelum perpisahan, dan akhirnya hanya meninggalkan duka dan rindu yang tak bertepi, bersama melesatnya pesawat yang kian terbang tinggi menjauh hingga hilang dari pandangan ini.

Satria Wardana, sesosok lelaki yang nyaris sempurna di mataku, kami merajut mimpi dan mengikat janji setia saat masih duduk di bangku sekolah dasar, meskipun kami berada disekolah yang berbeda, Satria selalu setia menjemput ku saat pulang sekolah, saat itu dia sekolah di SMP favorit dan aku duduk di bangku sekolah madrasah. Jarak tak menjadikan kami jauh, tapi justru semakin erat dalam ikatan sebuah kesetiaan dan kepercayaan.

Sikapnya yang dewasa dan penuh perhatian, selalu sabar dan tak sedikitpun berpaling meskipun kita berjauhan.

Cinta kami utuh, saling menjaga kesetiaan meskipun saat kami sudah duduk di bangku SMA.

Aku harus pindah ke kota Blitar karena ayahku dipindah tugaskan disana, namun itu tak mengurangi perasaan kami sedikitpun.

Satria yang tinggal di Kediri, yang tak mengenal kata lelah dan menyerah dalam menunjukkan cinta dan kesungguhannya, selalu datang berkunjung menemui ku di Blitar setiap akhir pekan. Meskipun kami hanya di ijinkan bertemu dan mengobrol saja di dalam rumah dengan pendampingan keluarga.

Waktu itu tak ada masalah dengan keluargaku, bahkan ayah nampak begitu dekat dengan Satria, itu bisa dilihat bagaimana ayah sangat betah ngobrol dengan Satria saat ia berkunjung ke rumah. Tak ada yang patut di cemaskan, karena restu pasti akan kami dapatkan. Itulah yang membuat cinta kami semakin kuat dan tumbuh dalam jarak berkilo-kilo meter.

Hingga suatu saat, kenyataan pahit itu mengoyak mimpi yang selama ini kita tanam.

Entahlah, apa yang ada dipikiran ayah, hingga beliau begitu menentang dan tidak sedikitpun memberikan kesempatan untuk Satria membuktikan jika ia mampu untuk menjaga dan membahagiakan putrinya ini. Terkadang sesuatu yang kita impikan tak harus terwujud dalam nyata, pun dengan cinta yang telah terjaga sekian tahun, harus rela kandas karena terhalang restu orang tua. Sakit, tapi tak berdarah, itulah luka asmara.

Kita mungkin memang memiliki perjalanan menemukan yang berbeda, tetapi bagiku, menemukanmu ialah sebuah titik balik. Meskipun kita hanya saling bicara di antara ke terdiaman yang panjang, aku sadar betul bahwa mencintaimu telah memberiku nyawa setelah mati di dalam kesunyian yang paling sepi.

Aku akan menjadi seseorang yang paling tabah, entah melupakan lelah ataupun memilih kalah.

Keduanya sama sama mencipta resah dalam keterkaitan.

Pendar cahaya nampak meredup, seiring sunyi yang membasahi penantian.

Kamu sebuah keniscayaan yang tak lagi ingin ku perjuangkan.

Sesunyi itu kamu di rinduku.

☘️☘️☘️

"Ayah harap, kamu tidak menjadi anak durhaka yang tak mengindahkan omongan orang tuamu.

Karena setiap orang tua punya alasan tersendiri dan itu semua bertujuan untuk kebaikan anak anaknya.

Ayah tau, kamu dan Satria saling mencintai, pun dengan Satria. Ayah tau dia lelaki baik, bertanggung jawab dan Sholeh, tapi ayah tidak suka dengan profesi yang dia pilih, karena ayah punya kenangan buruk tentang itu.

Ayah harap, kamu bisa mengerti maksud ayah."

Tiba tiba ayah mengutarakan keberatannya soal hubunganku dengan Satria. Dan itu benar benar membuatku shock dan tak mengerti dengan jalan pikiran ayahku.

"Tapi yah, apa yang salah dengan profesi yang Satria pilih, itu adalah pekerjaan yang mulia, itu impiannya Satria, bisa menjadi pelindung untuk orang lain, mengabdi pada negara dan menjadi kebanggan keluarganya.

Hawa mohon, ayah Jangan begini, Hawa sangat mencintai Satria, Hawa ingin mendampinginya dan mewujudkan semua impian kami.

Hawa janji sama ayah, Hawa tidak akan mengecewakan ayah, Hawa tidak akan meninggalkan gelar Hawa menjadi sia sia, Hawa akan tetap menjadi seorang yang sukses seperti yang ayah inginkan dan Satria juga mendukung Hawa mewujudkan impian Hawa."

Air mata dan tatapan tak berdaya terus aku hujamkan pada ayah, berharap ayah luluh dan merestui hubunganku dengan Satria.

"Hawa, belajarlah iklas dan lupakan Satria, kecuali dia mau meninggalkan mimpinya itu." Ayah seolah tak perduli dan masih kekeuh dengan keputusannya. Tak pernah aku melihat ayah se kaku ini dalam bersikap dan mengambil keputusan. Apalagi ini menyangkut masa depan dan kebahagiaanku.

Entahlah apa yang membuat ayah bisa berubah aneh dan berbalik menentang kehadiran Satria dalam hidupku.

"Tapi yaah...." aku tak lagi mampu berucap selain pasrah dengan apa yang diucap ayah, karena aku sangat tau karakter beliau, yang tak pernah bisa di tentang apapun itu.

"Jika Satria mencintaimu, dia akan meninggalkan mimpinya dan lebih memilihmu untuk membangun mimpi yang lebih indah lagi, dan untuk itu ayah janji, ayah akan membantu kalian untuk membangun mimpi yang lebih baik." lanjut ayah masih dengan keputusannya .

"Ayah...."

Lidah ini terasa kelu, saat mendengar ucapan ayahku, aku tak akan sanggup meminta Satria untuk meninggalkan mimpinya, karena aku tau bagaimana perjuangan Satria untuk bisa meraih itu semua.

Lebih memilih diam dan meninggalkan perdebatan dengan ayah, agar tidak keluar kata kata yang tak sepantasnya dari mulut ini.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Kenapa ayah menjadi egois?

kasihan Hawa."

Bu Erma baru membuka suara setelah Hawa pergi masuk ke dalam kamarnya, wanita itu bisa memahami bagaimana perasaan sang putri, namun dia juga tidak berani untuk membantah keputusan sang suami, bu Erma sadar, ini semua karena kesalahan dimasa lalunya, dan itu masih mencipta luka di hati sang suami.

"Sudahlah bu, tidak perlu menggurui ku, aku tau apa yang terbaik untuk Hawa dan kenapa aku begini, itu semua juga karena kamu!" balas pak Danu dengan sinis.

"Maafkan ibu....."

Bu Erma menunduk dan terpancar penyesalan yang begitu dalam dari setiap tetesan kristal bening yang kini mulai mengalir membasahi pipi putihnya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

#sebenarnya kesalahan seperti apa yg dibuat Bu Erma hingga pak Danu begitu sangat keras menentang hubungan Hawa dengan Satria hanya karena Satria memilih menjadi seorang prajurit.

Hanya karena kisah masa lalu yang suram, kisah yang harusnya indah harus dipaksa kandas, Tak bisa menentang karena perihal restu. Taat dan patuh itulah yang jadi alasan utama untuk Hawa menerima dan terpaksa melepaskan mimpinya untuk bisa bersama Satria.

#yuuuuk kak dukung cerita aku ini ya, biar aku lebih semangaat lagi nulisnya, haturnuhun.

jangan lupa tinggalkan vote, like n love 💓❤️🔥

Happy ending ❤️

Terpopuler

Comments

Aas Azah

Aas Azah

aku mampir thoor 💪

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!