PENYIHIR UNGU
"Vi, ntar malam kamu ada acara ga? aku pingin ngajak kamu jalan?"
"ga ada, memang mau kemana, Di?"
"entahlah, aku cuma pingin ngabisin waktu malam ini sama kamu..."
"oh, gitu..., jam berapa?"
"jam tuju ya? ntar aku jemput dirumah..."
"i... iya..."
"tutttt....."
***
sore itu,
sehabis mandi, Via nampak sibuk dikamarnya,
"yang ini kekecilan...! yang ini udah ga jaman lagi...! yang ini terlalu seksi...! ah, kayaknya yang ini aja deh...! eh, apa yang ini ya...???" gumannya sambil membandingkan dua buah gaun ditangannya.
"yang ini enak dipake, tapi modelnya aku kurang suka...! yang ini bagus banget, tapi agak panas...! ah, jadi pusing...!!!"
saat bingung memilih, tiba-tiba terdengar ketukan dipintu kamarnya,
"tok tok...! tok tok...!"
"masuk aja, Ma...! ga dikunci...!" sahut Via setengah berteriak.
"klek, krit..."
"Ma..., menurut Mama bagusan Via pakai yang mana? yang ini apa yang ini?" Via menunjukkan dua buah gaun ditangannya ke arah pintu.
"emang kamu mau kemana pakai pakaian kayak gitu...?"
"DEG...!!!"
"Hah...!!!"
Via nampak terkejut, yang masuk bukan mamanya, melainkan seorang pria tampan bermata hitam, berambut hitam lurus belah tengah, berkulit bersih sawo matang.
Via yang saat itu hanya mengenakan bra dan ****** ***** langsung menyilangkan kedua tangannya didada, mencoba menutupi tubuhnya yang setengah telanjang dengan gaun yang dipegangnya.
"Adi...!!! kok masuk ga bilang-bilang...?!" pekik Via menahan malu, wajahnya memerah, semerah kepiting rebus.
"ga bilang-bilang gimana...?! aku kan barusan sudah ketok pintu, salahmu sendiri aku belum ngomong apa-apa sudah kamu suru masuk...! ya sudah aku masuk aja, hehehe..." jawab pria tampan yang tidak lain adalah Adi terkekeh.
"ngomong-ngomong, memang kamu mau kemana pakai gaun kayak gitu?" kembali Adi mengulang pertanyaannya tadi.
"lho, bukannya kita mau jalan-jalan...?!" tanya Via balik.
"Via sayangggg..., aku mau ngajak kamu jalan-jalan, bukan ke pesta...! bisa ga pakai pakaian yang biasa aja, yang lebih santai...?!"
"bukan begitu, Di..., hari ini kan hari terakhir kita jalan berdua sebelum kamu pergi, jadi aku ingin kelihatan cantik didepanmu..."
"dasar bodoh...! apa kamu lupa siapa aku...???" balas Adi sembari menghempaskan pantatnya disisi ranjang Via.
"buatku, penampilan yang cantik itu adalah penampilan yang sederhana...! cukup dengan pakaian biasa, dan riasan seadanya...!" lanjutnya.
"aku tau..., tapi masa dihari terakhir kita jalan bareng aku berpenampilan seperti biasanya...?! ini kan hari spesial Di, HARI SPESIAL...!!! jadi boleh dong kalau aku ingin tampil cantik-cantiknya...!!!" protes Via cemberut.
"Vi, Vi..., bukannya aku selalu bilang kalo kamu itu sudah cantik...! mau pake apapun kamu tetep cantik kok..." balas Adi tidak mau mengalah.
"tapi Di..., ini kan hari terakhir kita...! aku mau terlihat cantik dan lain dari bisanya..., masa itu aja ga boleh...?! hiks..., hiks..., hiks..." air mata nampak menetes di pipi Via.
melihat Via mulai menangis, akhirnya Adi mengalah dan berkata, "dasar cengeng, masa gitu aja nangis...! ya sudah, terserah kamu aja mau pake baju apa, tapi riasnya jangan lama-lama, ntar keburu ketiduran aku nungguin...!"
"iya, Di..., iya..." Via mengusap air matanya dan tersenyum gembira.
sejenak mereka sama-sama terdiam, saling pandang.
"woi..., kok malah bengong...?! sana cepat pakai baju, trus dandan...! ntar keburu malam...!" tegur Adi, melihat Via yang cuma berdiri mematung.
"ma... masa aku ganti bajunya didepanmu...???" Via terlihat ragu.
"memang kenapa? biasanya dulu juga begitu...!"
"i... itukan dulu..., waktu kita masih kecil...! sekarang kan beda..." jawab Via malu-malu.
"memang apa bedanya? kamu malu...?"
Via mengangguk pelan.
"ya sudah, kalau gitu aku tutup mata..." Adi menutup matanya dengan sebelah tangan.
setelah menentukan gaun mana yang akan dipakai, perlahan Via mulai mengenakannya.
baru setengah gaunnya terpakai, tiba-tiba Adi berkata, "ah, kirain sudah berubah..., ternyata masih tetap sama...! dada rata, pantat tepos, hehehe..."
Via yang terkejut sontak menoleh, dan melihat Adi mengintipnya dari sela-sela jari.
"Adi...!!!" teriaknya, wajahnya kembali memerah, kali ini semerah kepiting panggang.
"dasar mesum...!!!" umpatnya lagi berbalik badan.
secepatnya Via merapikan gaunnya, lalu duduk di meja rias.
baru saja Via memakai bedak dan lipstik, kembali Adi berkata, "cepetan...! sudah malam...!!!"
"iya, iya...! ga sabaran amat jadi orang...!!!" balas Via kesal.
"memang sejak kapan kapan aku jadi orang yang sabar? hehehe..." tiba-tiba Adi berbisik ditelinga Via.
"DEG...!"
seketika jantung Via berdetak keras, menyadari bibir Adi tepat berada disamping pipinya.
tidak ingin jantungnya berdetak lebih cepat, secepatnya Via merapikan rambutnya, lalu berdiri,
"sudah selesai, puas...?!"
"puas banget, hehehe..." jawab Adi sambil memperhatikan riasan Via yang seadanya.
"nah, kayak gini aja kamu sudah cantik, jadi buat apa buang-buang waktu dengan berias lebih lama...?! toh kamu tidak akan jadi lebih cantik, hehehe..." lanjutnya.
"terserah kamu saja deh...! percuma saja aku ngomong, toh kamu ga akan ngalah...! ujung-ujungnya malah aku yang nangis lagi...!"
"tuh, akhirnya sadar, hehehe... ya sudah, yuk kita jalan biar ga kemalaman"
Via mengangguk.
.
.
"Ma, Via jalan dulu ya..."
"iya Sayang... Hati-hati dijalan."
"Tante, saya ijin ngajak Via jalan..."
"iya Di, jaga putri kesayangan tante baik-baik..."
"siap, Tante...!"
"ngomong-ngomong, kalian mau kemana?"
"saya juga belum tau..., saya cuma pingin jalan aja sama Via..."
"pulang jam berapa?"
"itu juga belum tau, bisa malam atau mungkin begadang sampe pagi..."
"oh, gitu..., ya sudah, yang penting kalian jaga diri, JANGAN MACAM -MACAM DAN BIKIN YANG ANEH-ANEH...!!!"
"siap, Tante...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Joshua Newgate
grup apa itu?
2023-03-19
0
Ayu Ap
hallo kak, ceritanya bagus. ada yg mau ikut group menulis gak, biar kita semakin menambah wawasan
2023-03-18
0