"Vi, ntar malam kamu ada acara ga? aku pingin ngajak kamu jalan?"
"ga ada, memang mau kemana, Di?"
"entahlah, aku cuma pingin ngabisin waktu malam ini sama kamu..."
"oh, gitu..., jam berapa?"
"jam tuju ya? ntar aku jemput dirumah..."
"i... iya..."
"tutttt....."
***
sore itu,
sehabis mandi, Via nampak sibuk dikamarnya,
"yang ini kekecilan...! yang ini udah ga jaman lagi...! yang ini terlalu seksi...! ah, kayaknya yang ini aja deh...! eh, apa yang ini ya...???" gumannya sambil membandingkan dua buah gaun ditangannya.
"yang ini enak dipake, tapi modelnya aku kurang suka...! yang ini bagus banget, tapi agak panas...! ah, jadi pusing...!!!"
saat bingung memilih, tiba-tiba terdengar ketukan dipintu kamarnya,
"tok tok...! tok tok...!"
"masuk aja, Ma...! ga dikunci...!" sahut Via setengah berteriak.
"klek, krit..."
"Ma..., menurut Mama bagusan Via pakai yang mana? yang ini apa yang ini?" Via menunjukkan dua buah gaun ditangannya ke arah pintu.
"emang kamu mau kemana pakai pakaian kayak gitu...?"
"DEG...!!!"
"Hah...!!!"
Via nampak terkejut, yang masuk bukan mamanya, melainkan seorang pria tampan bermata hitam, berambut hitam lurus belah tengah, berkulit bersih sawo matang.
Via yang saat itu hanya mengenakan bra dan ****** ***** langsung menyilangkan kedua tangannya didada, mencoba menutupi tubuhnya yang setengah telanjang dengan gaun yang dipegangnya.
"Adi...!!! kok masuk ga bilang-bilang...?!" pekik Via menahan malu, wajahnya memerah, semerah kepiting rebus.
"ga bilang-bilang gimana...?! aku kan barusan sudah ketok pintu, salahmu sendiri aku belum ngomong apa-apa sudah kamu suru masuk...! ya sudah aku masuk aja, hehehe..." jawab pria tampan yang tidak lain adalah Adi terkekeh.
"ngomong-ngomong, memang kamu mau kemana pakai gaun kayak gitu?" kembali Adi mengulang pertanyaannya tadi.
"lho, bukannya kita mau jalan-jalan...?!" tanya Via balik.
"Via sayangggg..., aku mau ngajak kamu jalan-jalan, bukan ke pesta...! bisa ga pakai pakaian yang biasa aja, yang lebih santai...?!"
"bukan begitu, Di..., hari ini kan hari terakhir kita jalan berdua sebelum kamu pergi, jadi aku ingin kelihatan cantik didepanmu..."
"dasar bodoh...! apa kamu lupa siapa aku...???" balas Adi sembari menghempaskan pantatnya disisi ranjang Via.
"buatku, penampilan yang cantik itu adalah penampilan yang sederhana...! cukup dengan pakaian biasa, dan riasan seadanya...!" lanjutnya.
"aku tau..., tapi masa dihari terakhir kita jalan bareng aku berpenampilan seperti biasanya...?! ini kan hari spesial Di, HARI SPESIAL...!!! jadi boleh dong kalau aku ingin tampil cantik-cantiknya...!!!" protes Via cemberut.
"Vi, Vi..., bukannya aku selalu bilang kalo kamu itu sudah cantik...! mau pake apapun kamu tetep cantik kok..." balas Adi tidak mau mengalah.
"tapi Di..., ini kan hari terakhir kita...! aku mau terlihat cantik dan lain dari bisanya..., masa itu aja ga boleh...?! hiks..., hiks..., hiks..." air mata nampak menetes di pipi Via.
melihat Via mulai menangis, akhirnya Adi mengalah dan berkata, "dasar cengeng, masa gitu aja nangis...! ya sudah, terserah kamu aja mau pake baju apa, tapi riasnya jangan lama-lama, ntar keburu ketiduran aku nungguin...!"
"iya, Di..., iya..." Via mengusap air matanya dan tersenyum gembira.
sejenak mereka sama-sama terdiam, saling pandang.
"woi..., kok malah bengong...?! sana cepat pakai baju, trus dandan...! ntar keburu malam...!" tegur Adi, melihat Via yang cuma berdiri mematung.
"ma... masa aku ganti bajunya didepanmu...???" Via terlihat ragu.
"memang kenapa? biasanya dulu juga begitu...!"
"i... itukan dulu..., waktu kita masih kecil...! sekarang kan beda..." jawab Via malu-malu.
"memang apa bedanya? kamu malu...?"
Via mengangguk pelan.
"ya sudah, kalau gitu aku tutup mata..." Adi menutup matanya dengan sebelah tangan.
setelah menentukan gaun mana yang akan dipakai, perlahan Via mulai mengenakannya.
baru setengah gaunnya terpakai, tiba-tiba Adi berkata, "ah, kirain sudah berubah..., ternyata masih tetap sama...! dada rata, pantat tepos, hehehe..."
Via yang terkejut sontak menoleh, dan melihat Adi mengintipnya dari sela-sela jari.
"Adi...!!!" teriaknya, wajahnya kembali memerah, kali ini semerah kepiting panggang.
"dasar mesum...!!!" umpatnya lagi berbalik badan.
secepatnya Via merapikan gaunnya, lalu duduk di meja rias.
baru saja Via memakai bedak dan lipstik, kembali Adi berkata, "cepetan...! sudah malam...!!!"
"iya, iya...! ga sabaran amat jadi orang...!!!" balas Via kesal.
"memang sejak kapan kapan aku jadi orang yang sabar? hehehe..." tiba-tiba Adi berbisik ditelinga Via.
"DEG...!"
seketika jantung Via berdetak keras, menyadari bibir Adi tepat berada disamping pipinya.
tidak ingin jantungnya berdetak lebih cepat, secepatnya Via merapikan rambutnya, lalu berdiri,
"sudah selesai, puas...?!"
"puas banget, hehehe..." jawab Adi sambil memperhatikan riasan Via yang seadanya.
"nah, kayak gini aja kamu sudah cantik, jadi buat apa buang-buang waktu dengan berias lebih lama...?! toh kamu tidak akan jadi lebih cantik, hehehe..." lanjutnya.
"terserah kamu saja deh...! percuma saja aku ngomong, toh kamu ga akan ngalah...! ujung-ujungnya malah aku yang nangis lagi...!"
"tuh, akhirnya sadar, hehehe... ya sudah, yuk kita jalan biar ga kemalaman"
Via mengangguk.
.
.
"Ma, Via jalan dulu ya..."
"iya Sayang... Hati-hati dijalan."
"Tante, saya ijin ngajak Via jalan..."
"iya Di, jaga putri kesayangan tante baik-baik..."
"siap, Tante...!"
"ngomong-ngomong, kalian mau kemana?"
"saya juga belum tau..., saya cuma pingin jalan aja sama Via..."
"pulang jam berapa?"
"itu juga belum tau, bisa malam atau mungkin begadang sampe pagi..."
"oh, gitu..., ya sudah, yang penting kalian jaga diri, JANGAN MACAM -MACAM DAN BIKIN YANG ANEH-ANEH...!!!"
"siap, Tante...!"
setelah luntang - lantung lebih dari satu jam dijalan, akhirnya Via dan Adi memutuskan untuk makan malam di sebuah Resto di tepi pantai.
setelah memesan menu kesukaannya masing-masing, mereka pun memulai acara makan malam semi romantis itu,
ya, semi romantis...! karena romantis bagi Via, tapi tidak bagi Adi...!"
sambil menikmati hidangan dihadapannya, sesekali Via mencuri-curi pandang ke Adi,
"Di, Di..., bagaimana mungkin aku tidak tergila-gila padamu...?! semakin lama kamu semakin tampan dan gagah...! sungguh, aku sangat senang walau hanya bisa melihatmu, tanpa memilikimu...!"
"selain itu, kamu juga selalu baik padaku, yah..., walaupun kadang-kadang kamu usil, tapi saat aku membutuhkanmu, kamu selalu datang membantuku..., betapa bahagianya aku saat kau ada disisiku...!"
"tapi sayang, tidak lama lagi kamu akan pergi, sehingga aku tidak bisa lagi menikmati kebahagiaan itu...! ah, andaikata bisa, aku ingin waktu berhenti saat ini juga, sehingga aku bisa menikmati waktu lebih lama lagi denganmu...!"
"Woi...!, makan kok bengong...!!!"
teguran Adi sontak membuyarkan lamunan Via.
"ada makanan enak kok malah bengong...! kenapa? ga suka, ya...?! kalau ga suka..., sini, biar aku yang habisin, hehehe..."
"eh, bu...bukan, i... itu..."
"itu apa...?!"
"aku cuma sedih aja..., dua hari lagi kamu akan pergi, dan aku pasti akan merasa kesepian... emmm... apa kamu beneran akan pergi?" Via terlihat sedih.
"tentu saja..., kenapa? ada yang salah...?" jawab Adi sambil memasukkan sepotong daging ke mulutnya.
"terus terang aku sama temen-temen masih ga ngerti, kenapa kamu mendadak pergi tanpa alasan yang jelas...?"
"lho, bukannya aku sudah bilang, kalau aku cuma bosan aja disini...! aku ingin mencari suasana baru di luar sana...!"
"jangan bohong...! itu ga mungkin...!!!"
"kenapa ga mungkin...?"
"karena kamu selalu bahagia disini...!"
"sok tau...!"
"bukan sok tau, tapi itu kenyataan...!!! mungkin semua orang bisa kamu tipu, tapi tidak aku...! aku sudah mengenalmu dari kecil, kita tumbuh bersama, dan tidak ada yang tidak aku tau dari sifat dan kebiasaanmu...!"
sejenak Via menarik nafas dalam.
"aku tau kamu bahagia disini, dan ga mungkin cuma gara-gara bosan kamu tiba-tiba pergi begitu saja...! aku yakin kamu berbohong dan menyembunyikan sesuatu...! YA, PASTI KAMU MENYEMBUNYIKAN SESUATU...!!!"
beberapa saat mereka hanya saling menatap tanpa kata-kata, hingga kemudian Adi berkata,
"lalu menurutmu, apa yang membuatku pergi dan meninggalkan semua itu...?!"
"aku rasa ini ada hubungannya dengan Dia...!"
"Dia...?! Dia siapa...???"
"SONIA...!!!"
Via menatap Adi lebih dalam, seolah mencari kebenaran kata-katanya.
sekilas Adi nampak terkejut, rahangnya kencang, wajahnya menegang, layaknya anak kecil yang baru ketangkap maling mangga.
merasa tebakannya benar, kembali Via berkata,
"sudah kuduga, pasti gara-gara Dia...!!!memang ada masalah apa lagi kamu sama Dia? bukannya kalian sudah lama BERPISAH...?!"
alih-alih menjawab pertanyaan Via, Adi malah memasukkan sepotong daging kemulutnya dan mengunyahnya.
"ditanya kok malah makan...!" Via terlihat kesal.
dengan cuek Adi kembali memasukkan sepotong daging kemulutnya.
"Di..., jawab dong...!" Via terlihat semakin kesal.
"jawab apa?" kali ini Adi menjawab dengan wajah kebingungan.
"jangan pura-pura bodoh deh...! jawab aja pertanyaanku yang tadi...! ada masalah apa kamu dengan Dia, sampai kamu harus pergi dari sini...?!"
"aku ga ada masalah apa-apa kok denganya...! itu hanya dugaaanmu saja...!" kembali Adi memasukkan sepotong daging kemulutnya.
"jangan bohong...!!!"
"aku ga bohong...!"
"kalau begitu, apa alasanmu pergi dari sini...???"
"ya karena aku bosan disini...!"
"ka... kamu...!"
Via yang merasa frustasi akhirnya menghentikan kalimatnya.
cukup lama Via terdiam, tanpa kata dan suara, hanya memandangi Adi yang tetap santai menikmati makanannya.
hingga akhirnya, Via yang tidak tahan lagi berkata,
"kukira selama ini kamu mengganggap aku teman baikmu, ternyata aku salah...! kamu ga pernah mengganggap aku siapa-siapa...! kamu ga mau cerita masalahmu ke aku, bahkan mungkin, kamu ga pernah percaya sama aku...!"
sindirian Via akhirnya berhasil membuat Adi menghentikan makannya.
"kata siapa aku ga percaya kamu...?! aku percaya kok sama kamu, makanya malam ini aku ngajak kamu jalan, supaya kamu tau semua yang aku fikir dan rasakan...!"
"tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan itu..., saat ini aku hanya ingin menikmati malam dan bersenang-senang...! nanti saja aku ceritain semuanya...!" lanjutnya.
"bener ya, nanti kamu cerita...?"
"iya, iya...! kapan sih aku pernah bohong...?!"
"SERING...!!!"
"hahahaha... hahahaha, bener juga ya, hahahaha...!"
tawa lebar Adi kembali membuat Via terdiam, wajahnya ditekuk, bibirnya cemberut.
melihat Via ngambek, Adi lalu memajukan jari kelingkingnya dan berkata,
"iya deh, AKU JANJI HARI INI GA AKAN BOHONGI KAMU...!"
"bener ya...???" Via balas menempelkan jari kelingkingnya di kelingking Adi
"iya, Via Sayang..."
Via akhirnya tersenyum lagi.
"nah, kalau kamu sudah ga ngambek lagi, bagaimana kalau sekarang kita cerita mengenai masa lalu...? rasanya kangen banget sudah lama ga cerita ngarol - ngidul sama kamu...!"
Via mengangguk setuju.
kembali mereka melanjutkan acara makan malam semi romantis itu sambil berbincang dan mengenang masa lalu...
***
sehabis makan malam, mereka lalu pergi ke sebuah kafe yang berada tidak jauh dari sana.
ditemani beberapa botol Tuak dan Arak, mereka bernyanyi dan menari gembira, hingga tak terasa malam semakin larut.
setelah puas bersenang-senang di kafe, mereka lalu memutuskan untuk melanjutkan menikmati malam itu di tepi pantai.
"malam yang menyenangkan..., sungguh, aku bahagia malam ini...!" kata Adi sambil meneguk tuak dari botolnya.
"aku juga...!" balas Via ikut meneguk arak dari botolnya.
"Vi..., nanti setelah aku pergi, aku ingin minta tolong sesuatu padamu...?"
"minta tolong apa...?"
"tolong jaga, SIMBA..."
"Simba...?! memang kenapa dengan Simba? Papa, Mamamu sama Reza ga mau jaga Dia...?!" Via mengerutkan dahinya.
"bukan begitu, Vi... entah kenapa aku merasa Simba lebih suka kamu daripada keluargaku. mungkin kamu ga sadar, tapi setiap melihat kamu, Dia pasti kegirangan...! seolah-olah kamu adalah tuan keduanya selain aku...!"
"oya.. ?!, kok aku baru tau, ya...???"
"mana mungkin kamu tau...! setiap kamu keluar, matamu ga jelas kemana...!!!" Adi terlihat kesal.
"dasar bodoh...!!! setiap aku keluar, yang aku cuma perhatiin itu cuma kamu...! mana mungkin aku sempat perhatiin ANJINGMU...!!!" batin Via ikut kesal.
"bisa ga...???" tanya Adi lagi, membuyarkan lamunan Via.
"i... iya..., bisa Di..." jawab Via tergagap.
"makasi Vi... kamu memang teman terbaikku, hehehe..." kata Adi lagi sambil merangkul pundak Via.
"DEG...!"
tiba-tiba jantung Via berdetak keras, takala tubuhnya merasakan hangatnya dekapan sang pujaan hati.
"sa... sama - sama Di..." balas Via tersipu malu.
"oh, iya..., nanti setiap bulan purnama kamu kurung Dia...! dan pastikan jangan sampe Dia melihat bulan purnama...!"
"hah! kok gitu...?" Via nampak terkejut.
"soalnya kalo dia melihat bulan purnama, dia akan jadi liar, dan melolong sepanjang malam...!"
"ishh... memangnya dia keturunan Serigala...?!" Via bergidik ngeri.
"aku juga ga tau, soalnya waktu VIA ngasi ke aku, dia ga ngejelasin apa-apa..., cuma mewanti-wanti supaya tidak melihat bulan penuh."
"DEG...!"
"Vi... Via...?! Via mantanmu dulu...?!" kembali Via terkejut, sebuah perasaan kesal, marah dan cemburu menyelimutinya.
"iya, memang siapa lagi...?"
"kenapa selama ini kamu ga pernah cerita kalau Simba pemberianNya...?!" protes Via.
"karena kalau aku bilang itu dari Dia, dari dulu kamu pasti akan membencinya...! dan nanti kamu ga akan mau menjaganya..."
"lalu, apa bedanya dengan sekarang...?"
"kalau sekarang, meskipun kamu membencinya, tapi kamu tetap akan menjaganya sesuai janjimu, bukan begitu...???"
"dasar curang...! sepertinya kamu memang sengaja membuat aku berjanji dulu baru mengatakannya...?!" Via merasa terjebak.
"tentu saja, hahahaha... hahahaha...." Adi tertawa penuh kemenangan.
kembali mereka meneguk minuman dari botolnya masing-masing.
"baiklah..., walaupun aku tidak suka Dia karena pernah membuatmu melupakanku, tapi aku akan tetap menepati janjiku dengan menjaga dan menyayangi Simba..., tapi dengan satu syarat...!"
"apa...???"
"kamu tepati juga janjimu tadi, kalau kamu tidak akan membohongiku malam ini...!"
"tentu saja aku tidak akan berbohong padamu malam ini...! dan aku harap kamu juga begitu...! mari kita jadikan malam ini malam kejujuran, JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA...!!!"
malam itu,
ditepi pantai,
dibawah indahnya sinar bulan,
dua insan berlainan jenis sedang asik menikmati malam.
ditemani beberapa botol tuak dan arak, mereka asik bercanda dan tertawa, seolah -olah dunia milik mereka berdua.
"Vi, kamu tau ga? kenapa waktu Bram dulu coba deketin kamu, dia akhirnya mundur dan tidak berani merayu kamu lagi...?"
Via menggeleng.
"karena waktu Dia bilang ke aku kalau Dia mendekatimu cuma buat bersenang-senang, saat itu aku langsung menghajarnya dan menyuruhnya menjauhimu...!"
"o,ya...?"
Adi mengangguk.
"kenapa kamu lakukan itu...?"
"karena aku tidak mau orang yang KUSAYANGI dipermainkan...! bahkan oleh orang yang kuanggap saudaraku sendiri...!!!"
"DEG...!!!"
mendadak jantung Via berdetak keras takala Adi mengatakan kata sayang.
"memang kamu sayang aku...?"
"ya iyalah...! bagiku, kamu itu teman terbaik yang paling kusayang dan harus kujaga sampai kapanpun...!"
"teman...?! apa ha*nya se***batas itu kamu menganggapku...? apa tidak lebih...?" batin Via kecewa.
walaupun kecewa, Via tetap tersenyum,
"makasi Di..., selama ini kamu selalu jagain aku...!"
"sama-sama Vi..., apasih yang engga buat kamu? hehehe..." balas Adi tersenyum.
"DEG...!"
melihat senyuman Adi, kembali jantung Via berdetak keras.
"Di, Di... senyummu itu..."
secepatnya Via memalingkan wajah, takut jantungnya copot.
sejenak mereka terdiam, menikmati indahnya suara debur ombak dimalam itu.
.
.
"Di..., sebelum kamu pergi, boleh ga aku nanya sesuatu?"
"mengenai apa...?"
"jujur aja, selama ini ada beberapa hal yang selalu mengganggu pikiranku, dan ingin kutanyakan kekamu...!"
"ya sudah, kamu tanya aja...!"
"tapi kamu harus jawab jujur ya...?"
"iya Via, sayang...! bukannya tadi aku sudah bilang, jangan ada Dusta malam ini diantara kita...! kamu tanya saja semua yang kamu mau tanya sampai puas...! supaya tidak ada lagi yang mengganjal dipikiranmu selepas aku pergi...!"
Via mengangguk.
sebelum Via mulai bertanya, Adi berkata lagi
"tapi inget ya, Vi...! yang namanya kejujuran itu kadang kala tidak menyenangkan, jadi kamu harus siap menerima apapun kenyataannya...!"
"aku tau..., tapi bagiku itu lebih baik daripada aku terus penasaran...!"
"baguslah kalau begitu...! dengan berani menghadapi kenyataan, itu artinya kamu sudah lebih dewasa...! sepertinya aku harus sedikit merubah pandanganku padamu, kamu sudah bukan anak-anak lagi...!!!"
"memang selama ini kamu masih menganggap aku anak-anak...?!"
"tentu saja...! apalagi ketika melihat dadamu yang rata, dan pantatmu yang tepos, hehehe..."
"ADUH...!!!"
seekor semut menggigit paha Adi.
...
"Di..., kamu inget ga pernah teks-an sama Siska? trus Siska maksa kamu untuk bilang siapa orang yang kamu sukai...?"
sejenak Adi terlihat berfikir,
"oh, itu..., ya, aku ingat...! kalau ga salah, waktu itu aku cuma ngasi huruf depan dan belakangnya saja...!"
"ya, waktu itu kamu bilang huruf depannya eS dan hurup belakangnya A..." sambung Via.
"lho, kok kamu bisa tahu...?! apa Siska cerita kekamu...?!"
"Dia ga cerita..., waktu itu aku ada disana...!"
"oh, begitu...!, trus, sekarang apa yang kamu ingin tanyakan?"
"waktu itu kamu menjawabnya dengan jujur...? atau cuma bercanda...?"
tanpa berfikir, Adi langsung menjawab,
"aku jujur...! memangnya kenapa?"
Via tidak langsung menjawab, dihidupkannya sebatang rokok, lalu menghisapnya dalam-dalam,
"waktu itu, kami mengira orang yang kamu suka itu adalah aku, karena diantara kami bertiga, yang berhuruf depan eS dan belakang A cuma aku, 'Sephia Sheila', sedangkan Ayuk eR dan I, dan Siska eF dan I...
tapi setelah beberapa kali kita bertemu, kamu tidak pernah menunjukkan tanda-tanda suka aku, kamu tetap seperti biasa. jadi aku anggap waktu itu kamu cuma asal jawab saja...!"
kembali Via menghisap rokoknya dalam-dalam,
"kalo sekarang kamu bilang kamu jujur... sebenarnya, siapa yang kamu maksud waktu itu...???"
kali ini Adi yang menghidupkan sebatang rokok, dan menghisapnya dalam-dalam.
setelah menghembuskan asapnya dengan cepat, Adi lalu menjawab, "Dia... si pemilik TG itu sendiri...!"
(*TG \= telpon genggam)
"DEG...!!!"
"maksudmu SISKA...???" Via nampak terkejut.
"ya, Siska...! waktu itu aku benar-benar suka dan jatuh hati padanya... tapi waktu membalas teksnya, saat itu aku sedang mabuk, dan ga ingat nama lengkapnya, aku cuma ingat namanya Siska, makanya aku ketik eS dan A..."
"sudah kuduga...!" guman Via.
"sudah kuduga??? maksudmu...?!" kali ini Adi yang terkejut mendengar kata-kata Via.
"waktu itu aku sempat berfikir Dia orangnya, tapi aku ragu..., selain karena kamu ga ada nunjukin tanda-tanda suka Dia, kamu malahan dekat dengan beberapa cewek lain, seperti Erna, Jessika dan Sonia..., bahkan yang terakhir malah jadi pacarmu...!" jelas Via.
"sebenarnya kamu ga salah, hanya sedikit kurang peka...! atau mungkin karena aku terlalu pintar menyembunyikan perasaan, hehehe..." Adi tersenyum bangga.
"ya, ya, ya... terserah kamu mau bilang apa...! tapi ada satu hal yang aku tidak mengerti...?! kalo memang kamu suka Dia, kenapa kamu ga pernah mengungkapkannya...?! tidak seperti kamu yang biasanya...!"
"itu karena sebelum aku sempat bilang ke Dia, secara tidak sengaja aku menemukan sebuah kenyataan yang mengejutkan...!"
"kenyataan apa...?" Via menatap Adi penuh tanya.
"kenyataan kalo Dia selama ini punya hubungan rahasia dengan BRAM...!!!"
"Hah...! Siska dengan Bram...!!!" Via tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"ya... ternyata selama ini diam-diam Bram sering menginap di rumah Siska, dan mereka sudah sering melakukannya...!"
"kamu yakin...?" Via seakan tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya.
"sangat yakin...! aku sudah pernah bicara langsung dengan Bram, dan Dia tidak mengelak akan hal itu...! Dia mengakui bahwa Dia dan Siska memang ada hubungan spesial, walaupun bukan sebagai kekasih...!" jelas Adi.
Via termenung,
"hmmm..., akhirnya aku mengerti siapa yang Siska maksud waktu itu...! dan akhirnya aku mengerti kenapa dia bersikeras merahasiakan TG nya yang lagi satu...! ternyata itu Bram...!!!"
"woiii...! kok bengong...!!!"
Kata-kata Adi membuyarkan lamunan Via,
"ada lagi yang mau kamu tanyakan mengenai itu?" lanjutnya.
"ti... tidak ada..., aku rasa semuanya cukup jelas...!"
"baiklah kalo begitu, apa ada pertanyaan lain yang kamu ingin tanyakan?"
Via mengangguk,
"waktu kita..."
"tunggu dulu...!" potong Adi tiba-tiba.
"sebelum kamu bertanya, bagaimana kalo kita bersulang, untuk KEJUJURAN...!" lanjutnya sembari mengangkat botol tuak ditangannya.
"tentu saja...!" balas Via, ikut mengangkat botol arak ditangannya.
"untuk kejujuran...!!!"
"Tiiinggg...!!!"
segera mereka meneguk minumannya masing-masing.
efek minuman yang sejak tadi diminumnya mulai bekerja. badan Via mulai panas, kepalanya mulai pusing, pikiran mulai kacau dan emosinya mulai tidak stabil.
"apa kamu ingat? waktu kita sempat mencoba pacaran, saat itu kamu bilang kita akan menjalaninya selama sebulan, lalu kita akan mencari tau apa itu berhasil atau tidak...!" Via mulai bertanya.
"tentu saja aku ingat...!" jawab Adi cepat.
"tapi waktu baru berjalan dua minggu, tiba-tiba kamu sudah memutuskan untuk berhenti, dengan alasan yang sampai sekarang aku tidak mengerti...! sebenarnya, apa alasanmu mutusin aku waktu itu...?! apa menurutmu aku tidak pantas jadi kekasihmu...? apa aku tidak sebanding dengan pacar-pacarmu yang lain...? apa aku melakukan suatu kesalahan berat, sehingga kamu seenaknya mencampakkanku begitu saja...?!" Via terlihat emosional.
"sabar Vi, sabar...! itu tidak seperti yang kamu pikirkan...!" Adi berusaha menenangkan Via.
"lalu apa...?!"
"waktu itu bukan kamu yang salah, tapi aku...! aku yang melanggar perjanjian kita...!"
"aku tidak mengerti maksudmu...! kamu salah apa...?! melanggar perjanjian apa...?!"
"kamu ingat ga perjanjian-perjanjian yang kita buat waktu itu...?"
sejenak Via berfikir, lalu menjawab,
"kita akan menjadi kekasih selama sebulan...!"
"lalu...?"
"kita akan berusaha saling mencintai satu sama lain...!"
"lalu...?"
"kita akan saling jujur satu sama lain...!"
"lalu...?"
"aku rasa cuma itu, memang apa lagi...?!" Via balik bertanya.
"coba kamu ingat-ingat lagi, apa perjanjian terakhir yang kita buat...?"
kembali Via berfikir, kemudian berkata, "selama kita pacaran, kamu tidak boleh BERCINTA dengan wanita manapun, selain aku...!"
"nah, itu dia...!" balas Adi cepat.
"sekarang aku mau jujur, waktu itu..., secara tidak sengaja aku bercinta denganNYA...! saat itu aku dan Dia sama-sama mabuk, dan melakukannya dalam keadaan tidak SADAR...!!!walaupun TIDAK DISENGAJA, tapi tetap saja aku telah melanggar perjanjian kita, karena itu, mau tidak mau aku harus memutuskan hubungan kita...!" wajah Adi terlihat penuh penyesalan.
sejenak Via terdiam, kemudian berkata,
"baiklah, aku mengerti alasanmu..., tapi siapa Dia?"
Adi tidak menjawab, hanya diam menatap jauh ke laut.
"Di..., siapa Dia...?! siapa wanita itu...?!"" Via meninggikan suaranya.
Adi tetap tidak menjawab.
melihat Adi yang hanya membisu, membuat Via semakin kesal,
"Di...! kenapa kamu cuma Diam...?! jawab Dong...!!! siapa Dia...?! Erna...?! Jessika...?! Sonia...?! atau jangan-jangan Siska...!!!"
teriakan Via akhirnya membuat Adi menjawab,
"bukan...! bukan mereka...!!!"
"lalu siapa...???"
"kamu yakin mau tau...?"
"tentu saja...!!!"
"Dia..., AYUK...!!!"
"DEG...!!!"
"hah! Ayuk...??? Ayuk Lemon...?!"
"ya, Ayuk si Gajah Bengkak..."
"PLAK...!!!"
"dasar brengsek...!!! kukira selama ini kamu cowok baik-baik! ternyata kamu cowok bajingan...!!!"
Adi tidak membalas, hanya meringis menahan rasa sakit di pipinya.
"PLAK...!!!"
"ternyata selama ini aku salah...! kukira kamu lebih baik dari Bram, ternyata kamu lebih brengsek darinya, dasar Buaya...!!!"
kembali Adi tidak membalas, hanya menatap Via dalam.
"dasar cowok sombong...! mentang-mentang ganteng, semua orang kamu tiduri...!!! bahkan SAHABATKUPUN kamu cumbu demi memuaskan nafsumu...!!!" emosi Via semakin menjadi, amarahnya kian tak tertahan.
"hei, hei! jaga omonganmu...! bukannya sudah kubilang aku tidak sengaja...!!!" Adi yang ikut terpancing emosinya akhirnya membalas.
"tidak sengaja bagaimana...?! apa kamu bermaksud mengatakan selama ini kamu MENIDURI cewek -cewek karena kamu ga sengaja...!!! " emosi Via semakin meluap.
"bu... bukan begitu...! tapi aku bisa jelasin semuanya...!"
"mau jelasin apa lagi...?! aku sudah tahu semuanya...! kamu memang cowok BAJINGAN...!!!"
tiba -tiba tangan Via meraih botol arak disebelahnya, dan mengayunkannya ke kepala Adi.
Adi yang menyadari Via mulai berbahaya langsung menerjangnya, sehingga membuat tubuh mereka berdua terguling diatas pasir.
dengan cepat Adi merampas botol dari tangan Via dan melemparnya jauh-jauh, lalu menindih tubuh Via dan menedekapnya, sehingga membuat Via tidak bisa bergerak.
"lepasin aku, Brengsek...!!! lepasin aku...?!" Via meronta -ronta, berusaha melepaskan diri dari dekapan Adi.
tapi semakin kuat Via meronta, semakin kuat juga Adi mendekapnya, hingga akhirnya Via yang merasa putus asa mulai menangis,
"hiks... hiks... lepasin aku, Di... lepasin aku... hiks... hiks..."
Adi tidak membalas.
"kumohon..., lepasin aku, Di... lepasin Aku..., hiks... hiks..." pintanya memelas.
"tidak akan...! aku tidak akan melepaskanmu sampai kamu tenang...!" kali ini Adi membalas tegas.
"bagaimana aku bisa tenang...?! kamu teman baikku dari kecil, sedangkan Ayuk sahabatku..., segitu sayang dan percayanya aku ke kalian, tapi apa yang kalian lakukan dibelakangku...?! kalian tega menusukku dari belakang...! sakit Di rasanya, sakit banget...! hiks... hiks... hiks..." tangisan Via semakin keras, air matanyapun mengalir semakin deras.
"aku mengerti perasaanmu, Vi..., tapi kasi aku kesempatan buat ngejelasin...!"
"ngejelasin apa lagi...?! semua sudah jelas kok! tidak ada yang mengerti perasaanku! kamu, Siska, bahkan Ayuk...!!! selama ini kalian semua cuma mempermainkanku...!!!" pengaruh alkohol membuat Via semakin tidak terkendali.
"tidak ada yang mempermainkanmu, Vi..., semuanya hanya salah paham...!" kembali Adi berusaha menenangkan Via.
"salah paham gimana...?! sahabatku tidur dengan pacarku...! apa itu salah paham...!!!" Via kembali meronta.
"bukan begitu... itu semua..."
"semua apa...?! semua salah paham...?! aku bukan manusia bodoh yang bisa kamu bohongi...!!!" Via meronta semakin keras.
Adi yang mulai kewalahan menahan Via akhirnya berteriak,
"makanya kubilang tenang Dulu...!!! dengar penjelasanku baik-baik...!!!"
bentakan Adi membuat Via kembali tersadar dan berhenti meronta.
menyadari Via mulai tenang, Adi kembali berkata,
"kasi aku kesempatan untuk menjelaskannya, kalau setelah itu kamu masih marah, silahkan kamu memperlakukan aku sesukamu...!"
"waktu itu, aku sama Ayuk memang janjian bertemu untuk membahas ORPEKEDIA..., tapi entah kenapa, Ayuk terus menanyakan mengenai perasaanku ke kamu, seakan-akan Dia ingin memastikan bahwa orang yang aku sukai itu adalah kamu...! tapi saat itu aku tidak mau menjawab, hingga akhirnya Ayuk menantangku bermain JUJUR ATO TANTANGAN...! saat kami bermain, keadaan sama-sama mabuk berat, hingga permainan mulai ngawur...! kita mulai saling menantang buka baju, kemudian menantang saling cium, dan akhirnya..."
mendengar penjelasan Adi, Via tidak berkata apa-apa, hanya menangis sekeras-kerasnya.
setelah puas menangis, Via berkata,
"apa kamu menyukainya?"
"nggaklah, mana mungkin aku suka gajah bengkak kayak Dia, hehehe..."
"apa setelah itu kalian pernah melakukannya lagi?"
"ga pernah..!."
"kamu ga bohong, kan...?"
"iya, Via Sayang..., sumpah demi apapun, aku ga pernah melakukan itu lagi dengannya...! itu cuma sekali, SEKALI...! itupun karena tidak sengaja, gara-gara mabuk...!" Adi berusaha meyakinkan Via.
sesaat Via terdiam, hingga akhirnya berkata,
"iya Di..., aku percaya kamu...!"
"nah, gitu dong...! itu baru namanya Via ku, hehehe..." Adi tersenyum lebar.
"Di..., lepasin aku dong...! kamu berat banget...!" pinta Via.
"tapi janji ga ngamuk lagi...?"
"i... iya... iya, aku janji..."
Adi lalu melepaskan dekapannya dan membantu Via duduk kembali.
sesaat mereka hanya diam menatap deburan ombak, tanpa suara, tanpa kata-kata, asik dengan pikirannya masing-masing.
hingga tiba-tiba Adi berkata,
"Vi..., kamu sudah ga marah lagi kan...?"
Via menggeleng,
"marah sih enggak, cuma masih kesel aja...! rasanya pingin nangis sekeras-kerasnya...!"
"ya sudah, nangis aja disini..."
Adi lalu merangkul Via, dan menyandarkan wajahnya didadanya.
...
malam itu, beberapa kenyataan telah terungkap.
walaupun menyakitkan, tapi bagi Via jauh lebih baik dari pada sebuah kebohongan.
...
malam semakin larut,
sinar bulanpun semakin Indah.
diiringi merdunya deburan ombak,
dua insan berlainan jenis saling berpelukan, hanyut dalam indahnya KEJUJURAN.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!