Malam hari tepatnya pukul 9 malam yang biasanya Rian pulang lebih awal, tapi malam itu ia belum juga sampai di rumah. Sedangkan Namira dengan setianya menunggu kepulangan Rian dengan duduk di sofa ruang tamu.
Duduk dengan tidak tenang kemudian beranjak kembali dari sofa dan mondar-mandir kesana kemari sembari sesekali melihat ke arah jam dinding. Hingga pukul 11 malam Rian juga belum kembali dan Namira memutuskan untuk menelfonnya namun tidak ada jawaban sama sekali darinya.
"Sudah selarut ini kenapa belum pulang?" Namira terus berjalan kesana kemari seraya melihat keluar jendela memastikan kepulangan Rian.
Sementara di tempat lain, di sebuah bar tepatnya terlihat seorang pria tengah duduk dengan menikmati minumannya di sana. Siapa lagi pria itu jika bukan Rian. Tidak sendiri, Rian berada di sana bersama Keynan.
Menghabiskan beberapa tegukan wine, hingga nampak beberapa botol wine yang bercecer karena Rian yang tidak berhenti untuk minum. "Sebaiknya kita pulang, kau sudah terlalu banyak minum." Ucap Keynan yang mengajak Rian pulang.
Rian yang sudah mabuk itu pun tetap enggan untuk di ajak pulang oleh Keynan, bahkan ia meminta untuk menambah minumannya namun Keynan melarangnya. "Biarkan aku minum Key." Tangan Rian meraih botol wine di hadapannya yang kemudian di jauhkan botol itu oleh Keynan.
Tidak sabar melihat keadaan sahabatnya yang terlihat sudah mabuk berat itu, Keynan menuntun Rian keluar dari bar dan mengantarnya pulang sampai di kediaman Rian.
Hingga sesampinya di rumah, lantas Keynan menekan bel pintu rumah Rian yang tak lama kemudian langsung di buka pintu itu oleh Namira. Terkejutnya Namira saat membuka pintu dan melihat Rian yang tak berdaya dan tercium bau alkohol yang cukup menyengat. "Keynan, mas Rian kenapa!" Tanya Namira khawatir.
"Nanti saja aku jelaskan, sebaiknya biarkan dia berbaring." Ujar Keynan yang kemudian segera membawa Rian masuk kedalam rumah. Keynan lantas membaringkan Rian di sofa dan Namira melepas sepatu Rian beserta jas kerjanya berikut dasinya juga. "Dia kenapa Key?" Tanya Namira pada Keynan.
"Dia mabuk Namira."
Namira yang khawatir karena melihat Rian tidak sadarkan diri justru di tangisi olehnya. Namira mengusapi tangan Rian seolah memberi kehangatan untuknya. Melihat apa yang di lakukan Namira, membuat Keynan merasakan cemburu dalam hatinya. "Secinta itukah kau pada Rian?" Gumam Keynan dalam hati yang kemudian pergi dari rumah Rian.
Sementara itu Namira terus mengusapi kedua telapak tangan Rian sampai tidak menyadari jika Keynan sudah tidak ada di sana. Sampai ke esokan paginya, tanpa di sadari Namira sampai tertidur dengan kepala yang bersandar di sofa samping tepat Rian terbaring semalam.
Hingga Rian pun terbangun dan tidak sengaja tangannya menyenggol pipi Namira yang tengah tertidur di sampingnya. Di lihat sejenak oleh Rian wajah lelap Namira dan kemudian Rian pun duduk yang kemudian membuat Namira terbangun perlahan. "Mas, kau sudah bangun?" Namira beranjak dari duduknya dan berdiri di sana.
Rian hanya mengangguk seraya memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing akibat meminum banyaknya wine semalam. Tanpa menyakan perihal apa yang sudah di lakukan Rian semalam, Namira pun lekas ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.
Namun saat Namira akan melangkah pergi, tiba-tiba Rian menahan tangan Namira. "Kau mau kemana?" Namira menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah belakangnya seraya menatap tangannya yang di pegang oleh Rian. "Aku mau kedapur mema--" Belum sempat Namira menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Rian beranjak dari duduknya lalu menarik perlahan tangan Namira membawanya naik kelantai atas.
"Egh... mas ada apa? Tanya Namira yang langkahnya mengikuti Rian. Gadis itu mulai tidak bisa berpikir positif dengan apa yang Rian lakukan. Bagaimana tidak, pasalnya Namira ingat betul kejadian saat malam itu. Malam dimana tiba-tiba Rian membawanya keatas dalam keadaan mabuk.
"Mungkinkah mas Rian pagi ini masih mabuk?" Pikir Namira dengan langkah kaki yang masih mengikuti Rian. Dan benar saja, ternyata Rian membawa Namira kekamar. Sesampainya di depan pintu kamar lantas Namira menghentikkan langkahnya yang kemudian Rian pun ikut berhenti di sana. "Kenapa berhenti?" Tanya Rian dan Namira pun menatap wajah Rian sekilas kemudian menundukkan wajahnya.
Rian kembali menarik tangan Namira perlahan kemudian membawanya masuk kedalam kamar. Baru saja masuk lantas Namira langsung melepas tangan Rian dari tangannya dan berdiri di tepi tembok. Melihat hal itu Rian pun menatap wajah Namira dan keduanya kini saling bertatapan. "Ada apa mas? kenapa kau membawaku ke kamar?" Tanya Namira dengan sedikit takut.
Rian melangkah maju semakin mendekat pada Namira. Melihat kaki Rian yang melangkah satu langkah dari hadapannya, lantas Namira juga melangkah mundur satu langkah darinya. Namun sayangnya tubuh Namira yang sudah menetap pada tembok itu pun membuat Namira sudah tidak bisa melangkah bahkan bergerak sedikit pun dari sana. "A-ada apa?" Tanya Namira dengan gugup.
Rian mengangkat dagu Namira dan menatapnya, sebaliknya Namira justru seolah memalingkan wajahnya dari tatapan suaminya seraya menahan nafasnya dan tidak berani berkutik sedikit pun. "Apa kau takut padaku?" Tanya Rian dengan tatapannya yang begitu dekat. Namira menggelengkan kepalanya dengan cepat dan membuat Rian seketika melontarkan senyum smirknya. "Se-sebenarnya ada apa mas?" Tanya Namira lagi.
Rian memegang kedua pundak Namira yang membuat Namira sontak melihat gerik tangan Rian. Dengan menelan salivanya dalam-dalam, Namira pun menunduk. "Hari ini aku tidak kekantor, bagaimana kalau kita pergi?"
"Pergi?" Tanya Namira yang kemudian mendongak menatap pada suaminya. Rian mengangguk dan kemudian meminta Namira untuk bersiap. Namira yang masih tidak tau akan di ajak pergi kemana oleh Rian, tanpa banyak bertanya akhirnya Namira pun mengikuti apa di minta oleh Rian. Gadis itu pun bergegas mandi dan Rian menunggunya di kamar.
Di dalam kamar mandi Namira sedikit berfikir, kenapa Rian tiba-tiba mengajaknya pergi? Apa yang salah dengannya pagi ini? mungkinkah karena masih terperanguh alkohol semalam atau entahlah. Seolah pertanyaan itu terus terbesit dalam fikiran Namira.
30 Menit kemudian, Namira dengan balutan handuk putihnya keluar dari kamar mandi. Saat ia membuka pintu ia melihat Rian yang tengah duduk di tepi tempat tidur seraya menatapnya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Namira berjalan perlahan melewati Rian yang kebetulan lemari pakaian Namira ada tepat di hadapan Rian duduk. Gadis itu dengan sedikit takut membuka lemari miliknya dan mencari satu pakaian yang akan ia kenakan. "Kenapa mendadak pakaian yang ingin ku pakai justru ada di tempat paling atas?" Gumam Namira yang kesulitan untuk mengambil pakaiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Franki Lengkey
apa yg akan terjadi
2023-06-22
0
Nuna
Siap² dimakan sama rian
2022-11-06
0
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ
Kemudian, Rian menarik handuk Namira dan melemparnya begitu saja. Rian mendekat dan... dan... dan..
2022-11-04
0