Bab 02

Sementara itu menjelang malam seperti biasanya Namira bersiap untuk menyiapkan hidangan makan malam. Sebenarnya Namira tidak perlu bersusah payah untuk melakukan hal itu karena di rumah sudah ada asisten rumah tangga yang juga memasak setiap harinya.

Namun Namira sengaja melakukannya untuk memberikan yang terbaik bagi Rian meski ia tau jika apa yang ia lakukan tidak lah pernah di hargai oleh suaminya sama sekali. "Nyonya tidak perlu melakukan hal ini, biar bibi saja nyonya." Ucap bibi Asih yang melarang Namira untuk memasak.

"Tidak apa-apa bi, ini hanya membuat sup untuk mas rian." Bibi Asih menatap sendu Namira. Betapa ia tau bagaimana tuannya itu selalu memperlakukan Namira dengan sangat tidak baik selama ini. Setiap kali Namira menyiapkan apapun, hasilnya selalu di abaikan oleh Rian.

"Bi, Asih tolong ambilkan wortelnya di kulkas."

"Baik nyo--" Ucapan bi Asih terhenti saat ia memutar tubuhnya untuk mengambil wortel di kulkas. "Bi, kenapa lama sekali?" Bi Asih masih diam mematung saat melihat Rian yang tengah berdiri di dapur entah sejak kapan. Kemudian Rian memberi kode meminta bi Asih untuk meninggalkan dapur dan ia pun pergi sesuai perintah Rian.

Karena cukup lama apa yang di minta Namira tidak kunjung di ambilkan oleh bi Asih, lantas Namira membalikkan tubuhnya memastikan apa yang di lakukan Bi Asih sejak tadi. Dan saat Namira membalikkan badannya terkejutnya Namira saat melihat Rian yang entah sejak kapan sudah berdiri dihadapannya. "Kau sudah pulang mas? egh, maaf aku belum sempat mema--"

"Cepat ganti pakaianmu, kita akan menghadiri jamuan makan malam di perusahaan." Ucap Rian yang kemudian pergi dari hadapan Namira. "Kau mengajakku?" Tanya Namira yang kemudian Rian pun menghentikan langkahnya. "Apa kau pikir aku sedang mengajak orang lain disini!" Mengerti akan apa yang diucapkan Rian, dengan cepat Namira lari kekamarnya untuk bersiap.

Sementara Namira yang sedang bersiap kini Rian menunggu Namira dengan duduk di sofa ruang tamunya. Setengah jam kemudian, Namira yang belum juga turun mulai membuat Rian kesal menunggu. "Kenapa lama sekali hanya mengganti pakaian saja." Rian beranjak lalu naik kelantai atas bermaksud untuk melihat apa yang Namira lakukan di kamar.

"Hanya mengganti pakaian saja lama sekali, memangnya dia it--" Baru beberapa langkah kaki Rian menaiki anak tangga, langkahnya pun terhenti saat mendengar suara Namira. Kedua mata Rian melihat dari bawah kaki Namira hingga tatapannya mulai naik keatas menatap Namira yang tengah berdiri di hadapannya.

Degh~

Kedua mata Rian seolah tidak berkedip saat melihat begitu cantiknya Namira pada malam itu. Mengenakan dress hitam yang menonjolkan dua gundukan kencang milik Namira yang mungkin itu baru pertama kali Rian lihat selama hampir satu tahun menikahinya, seketika itu juga membuat pria yang memiliki sifat egois dan kasar itu terdiam mematung di hadapan Namira dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

"Mas?"

"Mas Rian?" Namira melambaikan tangan di wajah Rian. Tersadar akan lamunannya, Rian pun memutar tubuhnya membelakangi Namira. Wajah Rian yang terlihat memerah bak tomat itu pun ia tutupi dengan pergi dari hadapan Namira terlebih dulu.

Di perjalanan menuju perusahaan, Rian memperingatkan Namira untuk bersikap normal padanya. Dan Normal yang di maksud oleh Rian adalah bersikap biasa saja layaknya sepasang suami istri pada umumnya. Dan Rian mengatakan hal itu lantaran ia tidak ingin jika hubungannya terlihat tidak baik di depan kolega bisnisnya yang lain.

...****************...

Sesampainya di perusahaan lantas dengan tiba-tiba Rian memegang tangan Namira yang sedikit membuat gadis itu terperangah. "Egh mas ini--" Ucap Namira yang sedikit bingung saat tiba-tiba Rian memegang tangannya. "Diamlah, bukankah sudah ku katakan untuk bersikap biasa dan tidak canggung?" Pekik Rian seraya membawa Namira masuk kedalam perusahaan.

Namira pun terdiam mengikuti apa yang di katakan oleh suaminya itu. Hingga sesampainya di dalam perusahaan, terlihat begitu banyak pasang mata yang menatap kearah Rian dan Namira sedang berjalan. Terutama tatapan para rekan bisnis muda Rian yang terus melihat kearah Namira karena kecantikannya.

Dan tatapan itu membuat Rian menyadarinya hingga ia menarik lebih dekat istrinya seoalah mengisyaratkan jika Namira adalah miliknya. Dan Namira yang merasa aneh akan sikap Rian pada malam itu hanya diam seraya menatap wajah tampan suaminya yang tengah memegangi tangannya dengan begitu eratnya.

"Hay presdir Rian." Sapa seorang rekan bisnis Rian yang kemudian menghentikan langkah kaki Rian dan Namira. "Hay tuan James, apa kabar?" Rian menjabat tangan rekan kerjanya itu.

"Baik, oh apa ini istrimu?" Rian lantas menatap wajah Namira sekilas lalu tersenyum mengangguk di hadapan tuan James. "Kau benar-benar luar biasa presdir Rian, istrimu sangat cantik, kulitnya begitu putih dan--"

"Ehem." Deheman Rian lantas membuat tuan James mengerti dan tidak melanjutkan ucapannya kembali. "Oh baiklah ayo kita duduk di sana untuk minum dan mengobrol." Rian mengangguk lalu mengikuti tuan James dengan masih memegang tangan Namira dan ketiganya pun duduk di sofa dengan meja yang sudah tersaji beberapa botol minuman wine.

Rian dan tuan James pun mulai mengobrol, dan tentunya obrolan mereka adalah membicarakan hal bisnis yang hal itu tidak di mengerti oleh Namira sama sekali. Kebosanan pun mulai menghampiri Namira dan membuat gadis itu ingin pergi dari sana. Sampai akhirnya pandangan Namira teralih pada satu meja yang di sana tersaji banyak kue dan minuman segar. Sementara tangan Namira yang sedari tadi itu masih di pegang oleh Rian, sampai membuat tangannya berkeringat.

"Mas?" Namira memanggil Rian dengan suara pelannya seraya menggoyangkan tangannya yang masih di genggam Rian. Sekali panggilannya itu belum juga di respon oleh suaminya, lantas Namira mentoel pinggang Rian dengan satu jarinya dan kemudian mendapat Respon darinya.

"Aku mau kesana, boleh tidak? aku lapar." Ucapmu seraya menunjuk kearah meja yang ada disebrang yang tidak jauh dari sofa duduk Namira dan Rian. "Ck, kenapa kau ini menyusahkan sekali?" Bisik Rian ditelinga Namira.

"Apanya yang menyusahkanmu? Bukankah kau mengajakku kesini untuk jamuan makan malam?"

"Kenapa presdir? biarkan saja istrimu kesana, lagi pula meja itu tidak jauh dari sini bukan?" Nampaknya kau sangat takut jika istrimu di goda pria lain." Ucap tuan James yang tanpa sengaja mendengar keluhan Namira tadinya. Rian yang terlihat sedikit malu itu pun hanya mengangguk seraya melontarkan senyum tipisnya di hadapan tuan James.

"Baiklah, setelah perutmu kenyang cepat kembali kesini." Ujar Rian yang kemudian mengijinkan Namira.

"Kalau begitu lepaskan tanganku dulu." Rian melihat kearah genggaman tangannya yang sedari tadi tidak ia lepaskan itu kemudian ia melepasnya dan membiarkan Namira pergi ke meja yang Namira maksudkan.

Terpopuler

Comments

Franki Lengkey

Franki Lengkey

waw syukurlah namirah sangat cantik dan ini pasti akan meluluhkan hati rian...semangat thorr💪🏽

2023-06-22

0

kholifah ifah

kholifah ifah

Terpesonah q terpesonah melihat melihat wajahmu yang cantik 🤭🤣 liat yang bening aja langsung g kedip🤦‍♀️itulah laki2.....
Kau abaikan istrimu ada banyak laki2 yang antri dibelakangmu.....awas lhooooo Yan

2022-11-04

1

😈 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑙 😈

😈 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑙 😈

awas ti gulutuk 🤭

2022-11-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!