Episode 02 // Permintaan Maaf Dewa

Di sinilah sekarang seorang pria menunggu sang kekasih yang tengah pergi entah kemana. Dewa memang langsung pulang ke rumah Bunga, karena merasa bersalah dengan kekasihnya. Dewa telah berani menyembunyikan sesuatu selama ini, tanpa berniat menjelaskannya kepada Bunga.

"Kamu kemana ajha Bunga? aku nungguin kamu dari tadi, ini udah jam 9 malam," tanya Dewa yang semula duduk, sekarang berdiri di hadapan Bunga."

"Maaf!!" balas Bunga singkat.

"Kamu dari mana? kenapa ngak ngabarin aku? itu ponsel kamu di non aktifkan. Jawab aku Bunga!!" teriak Dewa marah.

Bunga tersenyum santai ke arah Dewa, pria yang membuat dirinya selalu menunggu dan menangis dan berteriak seperti orang gila di danau, menumpahkan semua sakit hatinya, sekarang Dewa sudah keterlaluan.

"Bunga!! jawab aku!!" teriak Dewa kembali menekan suaranya dengan keras.

"Aku capek, kita bahas besok pagi ajha," balas Bunga melangkah pergi, namun tangannya langsung di cengkram keras oleh Dewa.

"Kamu dari mana tadi ah? keluyuran ngak jelas, sampai jam segini," bentak Dewa tidak ingin melepas tangan Bunga.

Bunga mencoba melepas cengkraman Dewa, namun usahanya tidak memuaskan, tangan Dewa terlalu kekar dan kuat, mencengkram tangannya dengan kasar.

"Aku baru pulang dari masjid, shalat Maghrib di sana, terus cari makan sebentar dan shalat Isya di masjid lagi, berdo'a semoga kekasih yang ada di depanku ini cepat insaf," jelas Bunga santai.

"Ka_kamu do'ain aku?" Dewa bertanya serius memandang wajah Bunga, kekasih yang selama ini ia cintai.

"Makanya jangan suka su'uzon, lepasin tangan aku!! kita bukan mahrom tau," sinis Bunga dengan wajah kesal.

"Kamu kok marah sama aku? biasanya kan kita selalu Peganggangan tangan," balas Dewa cemberut, lalu memenuhi perkataan Bunga, dengan melepaskan tangan tunangannya.

"Itu berlaku dulu ya, sekarang ngak lagi, kamu lebih mentingin pekerjaan kamu dari pada aku, jadi aku ngak salah dong, jaga jarak sama kamu."

"Tapi itu untuk masa dep...."

Bunga langsung memotong perkataan Dewa, ia tidak menginginkan alasan itu. Omong kosong, batin Bunga melotot ke arah Dewa.

"Udah ya! aku capek, kamu sibuk ajha sana sama kerjaan kamu, mentang-mentang udah jadi tuan muda yang sukses, giliran aku dilupakan."

"Aku jadi curiga sama kamu Wa,

jangan-jangan kamu selingkuh di belakang aku," ucap Bunga penasaran dengan respon Dewa, walaupun Bunga hanya berniat menggertak Dewa.

"Ngak sayang, aku sibuk di kantor ajha kok, ngak ada pekerjaan yang lain."

"Aku ngak suka pria yang suka bohong ya? awas ajha kalau kamu ketauan mempunyai hubungan dengan cewek lain, dan alasannya sibuk berkerja, aku pastikan hubungan kita berakhir sampai di sini," ancam Bunga penuh kemenangan.

"Kok kamu ngomong seperti itu yang? terus pernikahan kita di batalkan?"

"Di batalkan!! percuma punya suami sibuk ngurusin wanita lain, mending aku nyari cowok lain kan, walaupun ngak kaya tapi waktunya tetap untuk aku."

"Aku ngak mau yang!! pokoknya kamu itu hanya milik Dewa seorang, ngak boleh yang lain," ujar Dewa memeluk Bunga dengan erat.

Bunga mencubit pinggang Dewa cukup keras, membuat empunya kesakitan, bukannya melepas pelukannya, Dewa mempererat pelukannya di pinggang Bunga, dan sedikit lagi ingin mencium kening Bunga, walaupun gadis itu memberontak, karena sedang marahan dengan Dewa.

"Wa!! lepasin aku, aku kesulitan bernafas," kesal Bunga mencoba melepas pelukan erat Dewa.

"Ngak!! sampai kapanpun, kamu hanya milik aku, kamu itu jodoh aku, aku berjanji akan menghancurkan hidup pria yang mencoba merebut kamu dari aku."

"Tuh mulut harus di jaga," sungut Bunga mencubit kembali pinggang Dewa dengan keras.

"Auww!!" pekik Dewa kegelian.

"Kamu sih nyebelin," lirih Dewa cemberut.

"Oh, kamu nyalahin aku gitu?"

"Ngak sayangku, aku kan yang salah, maaf ya!! jangan marah dong yang? aku jadi ngak fokus kerja besok pagi kalau kamu seperti ini."

"Biarin, biar kamu sekalian berhenti jadi CEO, dan selalu ada waktu untuk aku."

"Kok ngomongnya seperti itu sayang?"

"Kenapa emangnya? kamu keberatan ahh?"

"Ngak kok sayang, jangan marah lagi ya?" Dewa mengetahui, Bunga sedang lelah sekarang, sehingga ia tidak ingin membantah semua perkataan Bunga, dari pada Bunga marah nanti kepadanya dan ingin berpisah, apa jadinya hidup Dewa tanpa Bunga, lebih baik Dewa menjadi gila, kalau tidak bersama Bunga.

"Ya udah, aku maafkan, kamu pulang gih, ngak enak sama tetangga, bertamu sampai tengah malam, mana mama dan papa lagi di luar lagi."

"Mama dan papa di luar ya? kapan pulangnya?" tanya Dewa senyum tidak jelas.

"Mungkin mereka akan menginap di rumah nenek, karena mama akhir-akhir ini nyariin nenek, katanya rindu."

"Oh, bagus dong."

"Bagus apa'an?" tanya Bunga melotot.

"Heh, ngak ada dong yang."

"Jangan macem-macem!! kamu mau aku makan ya?" sungut Bunga menatap tajam Dewa.

"Ampun yang!! aku hanya bercanda kok, mana mungkin aku berani nyentuh kamu, walaupun sebentar lagi kita akan menikah."

"Bagus, kamu nyadar diri, sebelum jadi santapan aku malam ini."

"Serem banget sih kamu yang."

"Sayang!!" teriak Bunga menatap tajam ke arah Dewa. Memperingati Dewa agar cepat angkat kaki dari rumahnya.

"Iya sayang, aku pamit dulu ya? ya udah sini aku kecup keningnya dulu."

"Ngak ada," sinis Bunga marah.

"Kok ngak ada sih yang?"

"Pulang!!" bentak Bunga.

"Iya deh, besok pagi aku jemput."

"Baiklah, tuh pintu jangan lupa di tutup!"

"Siap sayang love you!!"

"Love you too," balas Bunga melangkah menaiki tangga, dan masuk ke dalam kamar.

Terpopuler

Comments

Nurshaleha Enuy

Nurshaleha Enuy

berasa baca kisah sendiri hehe
ngakunya sibuk taunya punya yg lain di luar

2021-08-22

2

Yuli Ani

Yuli Ani

dr awal baca ceritanya udah bgus bnget aku ska.semngat thor

2021-08-21

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 // Caffe
2 Episode 02 // Permintaan Maaf Dewa
3 Episode 03 // Bertemu lagi
4 Episode 04 // Rumah Sakit
5 Episode 05 // Rumah Sakit 2
6 Episode 06 // Seorang Dokter
7 Episode 07 // Makan siang
8 Episode 08 // Nenek Ti
9 Episode 09 // Dunia Hayalan
10 Episode 10 // Bunga VS Dewa
11 Episode 11 // Sahabat atau Selingan??
12 Episode 12 // Mencoba Bertahan
13 Episode 13 // Kecelakaan
14 Episode 14 // Penyesalan
15 Episode 15 // Dewa Abraham
16 Episode 16 // CEO Tampan VS Dokter Ganteng
17 Episode 17 // Menghindar Dari Indah
18 Episode 18 // Asisten Dosen
19 Episode 16 // Dewa ku Kembali
20 Episode 20 // Ancaman dan Teror
21 Episode 21 // Sadar
22 Episode 22 // Menjenguk Indah
23 Episode 23 // Rumah Indah
24 Episode 24 // Kesalahan Luna
25 Episode 25 // Hanya Milik Dewa
26 Episode 26 // Dewa Pemaksa.
27 Episode 27 // Pulang Ke rumah
28 Episode 28 // Rencana Pernikahan
29 Episode 29 // Pertengkaran
30 Episode 30 // Pertengkaran (2)
31 Episode 31 // Memaafkan
32 Episode 32 // Dosen
33 Episode 33 // Hasutan Indah
34 Episode 34 // Jangan Ganggu Milikku
35 Episode 35 // Belanja ke Mall
36 Episode 36 // Rapat anggota Organisasi
37 Episode 37 // Kak Angga
38 Episode 38 // Perusuh Baru
39 Episode 39 // Merasa Sepi
40 Episode 40 // Lita si perusuh
41 Episode 41. Janji Dewa kembali
42 Episode 42 // Menjenguk Nenek Sihir
43 Episode 43 // Rencana Kejahatan yang hampir berhasil.
44 Episode 44 // Telpon Yang menyebalkan
45 Episode 45 // Kemarahan Indah
46 Episode 46 // Luna dan Angga
47 Episode 47 // Sakit Hati untuk kesekian Kalinya
48 Episode 48 // Hati yang terluka
49 Episode 49 // Aku Butuh Kamu Wa!!
50 Episode 50 // Sebuah Pilihan
51 Episode 51. Ancaman Bunga
52 Episode 52. Bertemu dengannya
53 Episode 53. Sang Penolong
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Episode 01 // Caffe
2
Episode 02 // Permintaan Maaf Dewa
3
Episode 03 // Bertemu lagi
4
Episode 04 // Rumah Sakit
5
Episode 05 // Rumah Sakit 2
6
Episode 06 // Seorang Dokter
7
Episode 07 // Makan siang
8
Episode 08 // Nenek Ti
9
Episode 09 // Dunia Hayalan
10
Episode 10 // Bunga VS Dewa
11
Episode 11 // Sahabat atau Selingan??
12
Episode 12 // Mencoba Bertahan
13
Episode 13 // Kecelakaan
14
Episode 14 // Penyesalan
15
Episode 15 // Dewa Abraham
16
Episode 16 // CEO Tampan VS Dokter Ganteng
17
Episode 17 // Menghindar Dari Indah
18
Episode 18 // Asisten Dosen
19
Episode 16 // Dewa ku Kembali
20
Episode 20 // Ancaman dan Teror
21
Episode 21 // Sadar
22
Episode 22 // Menjenguk Indah
23
Episode 23 // Rumah Indah
24
Episode 24 // Kesalahan Luna
25
Episode 25 // Hanya Milik Dewa
26
Episode 26 // Dewa Pemaksa.
27
Episode 27 // Pulang Ke rumah
28
Episode 28 // Rencana Pernikahan
29
Episode 29 // Pertengkaran
30
Episode 30 // Pertengkaran (2)
31
Episode 31 // Memaafkan
32
Episode 32 // Dosen
33
Episode 33 // Hasutan Indah
34
Episode 34 // Jangan Ganggu Milikku
35
Episode 35 // Belanja ke Mall
36
Episode 36 // Rapat anggota Organisasi
37
Episode 37 // Kak Angga
38
Episode 38 // Perusuh Baru
39
Episode 39 // Merasa Sepi
40
Episode 40 // Lita si perusuh
41
Episode 41. Janji Dewa kembali
42
Episode 42 // Menjenguk Nenek Sihir
43
Episode 43 // Rencana Kejahatan yang hampir berhasil.
44
Episode 44 // Telpon Yang menyebalkan
45
Episode 45 // Kemarahan Indah
46
Episode 46 // Luna dan Angga
47
Episode 47 // Sakit Hati untuk kesekian Kalinya
48
Episode 48 // Hati yang terluka
49
Episode 49 // Aku Butuh Kamu Wa!!
50
Episode 50 // Sebuah Pilihan
51
Episode 51. Ancaman Bunga
52
Episode 52. Bertemu dengannya
53
Episode 53. Sang Penolong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!