Possessive Tuan Muda

Possessive Tuan Muda

Episode 01 // Caffe

Seorang gadis cantik berambut hitam terurai, sedang menunggu di cafe, gadis itu tidak bosan-bosannya melihat ke arah pintu cafe, berharap sang pujaan hati datang menemuinya secepatnya. Hari sudah mulai lumayan sore, namun Bunga masih setia menunggu Dewa di tempat duduknya, entah sudah berapa jam gadis itu menunggu. Para pengunjung sudah mulai sepi dan hanya beberapa meja yang terisi.

"Maaf sayang!! ta-tadi ada kendala di jalan," suara pria yang Bunga sangat kenal. Bunga menoleh dan menemukan Dewa yang tengah duduk di sampingnya.

"Iya, tidak apa-apa sayang, aku mengerti kok, aku udah biasa kok nungguin kamu dari dulu, dan aku tidak akan marah, karena itu demi masa depan kita kan?" Bunga memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum.

"Makasih sayangku," balas Dewa mengelus surai Bunga dengan lembut, "Ya udah, kita makan ya? kamu udah makan?"

Bunga menggeleng, benar saja, Bunga tidak ***** makan dari tadi, karena menunggu Dewa entah sibuk berkerja atau yang lainnya?? pokoknya Bunga tidak ingin berprasangka buruk kepada Dewa.

"Pelayan!! kami pesan dua porsi nasi goreng, tanpa sayur dan sambal," ucap Dewa kepada pelayan wanita yang ramah, berpakaian rapi, dan menulis pesanan mereka di selembar kertas saku kosong, lalu melangkah pergi.

"Sayang!! aku boleh nanyaq ngak?" Bunga menatap lekat bola mata Dewa.

"Iya sayang? kamu mau menanyakan apa?" tanya Dewa memegang tangan Bunga lembut.

"Kamu sibuk banget ya di kantor? sampai lupa dengan aku? atau ada masalah lain," tanya Bunga serius.

"Ngak ada sayang, itu hanya perasaanmu saja, aku ngak ada masalah apapun, itu murni urusan kantor."

"Oh, gitu ya, kalau hanya urusan kantor hatiku sedikit lega."

"Emangnya ada apa sayang?"

"Ngak ada sih, soalnya kemarin aku lihat pria yang mirip dengan kamu di rumah sakit, sedang bersama seorang gadis, memakai kursi roda, aku kira itu kamu, soalnya mirip banget."

"Itu hanya perasaanmu saja sayang, aku kemarin sibuk di kantor, ngak

kemana-mana."

"Ini pesanannya mbak! mas! silahkan

di nikmati!!" ucap pelayan menyodorkan pesanan Bunga dan Dewa.

"Terima kasih," balas Bunga tersenyum dan menggeser piring ke arah Dewa dan dirinya.

"Sayang!! aku suapin ya?" tanya Bunga menawarkan.

"Iya sayang," Dewa tersenyum dan melahap satu sendok suapan Bunga.

Drtt.

"Entar dulu sayang, ada telpon."

"Baiklah," balas Bunga mulai memakan nasi gorengnya.

"Hallo!!"

"Maaf nak Dewa, keadaan Indah kritis, dia butuh kamu sekarang," suara seseorang di balik telpon, itu suara mama Indah, beliau menginginkan Dewa menyemangati Indah yang sedang kritis karena tidak ada Dewa di sampingnya.

Bagaimana aku harus jelasin ke Bunga, pasti dia akan marah karena aku akan meninggalkannya, sedangkan dia udah nunggu dari tadi, batin Dewa dilema.

"Nak Dewa!! bisa kamu ke sini sekarang?" tanya seseorang di balik telepon yang Dewa diamkan beberapa menit.

"Ba_baik tante, saya akan segera ke sana," putus Dewa membuang nafas kasar. Semoga kali ini dan untuk kesekian kalinya Bunga mengerti.

"Telpon dari siapa yang?" tanya Bunga penasaran. Bunga menyadari raut wajah Dewa yang menegang.

"Dari kantor sayang, aku di suruh ke sana sekarang," balas Dewa sedikit gugup, entah apa reaksi Bunga mendengarkannya.

"Oh, gitu ya. Ya udah," jawab Bunga santai, sembari memisahkan sedikit sayur di makanannya, padahal sudah di peringatkan ke pada pelayan tadi, agar tidak mengikut sertakan sayur di sana.

"Iya sudah apa sayang?" tanya Dewa lega, pasti Bunga akan mengizinkannya pergi seperti biasa, dia mengetahui sifat Bunga. Gadisnya yang pengertian.

"Ya sudah, kamu tetap di sini, nemenin aku," final Bunga singkat.

"Ta_tapi di kantor sayang, bagaimana?" tanya Dewa kembali menuntut.

"Soal itu, nanti aku telpon Andra buat ngurusin semuanya, kamu kayak ulat bulu ajha, ke sana kemari ngak bisa duduk dengan santai."

"Sekarang mana ponsel kamu?" tanya Bunga, menginginkan ponsel Dewa yang kini terdiam membisu. Dia tau sekarang Bunga mungkin akan balas dendam ke padanya, karena sudah beberapa kali, Bunga menunggu lama di cafe.

"Mana? cepetan dong?" ujar Bunga posesif.

"Ak_aku harus pergi sayang, maaf ngak bisa anterin kamu, muach nanti kabarin aku ya?" ucap Dewa berlari ke luar cafe.

"Oke fine, lihat ajha nanti Wa!" balas Bunga memakan nasi gorengnya.

Sesudah memakan semuanya, Bunga meninggalkan uang di atas meja makan, dan melangkah pergi dari cafe, sungguh kisah percintaannya sangat rumit, Dewa nya sungguh telah banyak berubah, dia lebih mementingkan urusan kantor ketimbang dirinya.

"Argh, aku ngak boleh berpikiran seperti itu!! pasti Dewa kerja keras karena pernikahan kita, pernikahan yang masih menghitung hari."

Sedangkan di lain tempat, Dewa segera beranjak ke rumah sakit, ia langsung menemui sahabatnya Indah yang lagi kritis, Dewa langsung membuka pintu dan melihat Indah berbaring lemah di sana bersama ibunya, yang menangis.

"Nak Dewa!!" lirih Intan melihat kedatangan sahabat anaknya.

"Bagaimana kondisi Indah tante?"

"Alhamdulliah, Indah bisa melewatinya, ini semua berkat nak Dewa."

"Karena aku?" Dewa masih bertanya-tanya di dalam hati, bukannya ia baru datang, dan bukannya tante Intan yang merawatnya tadi.

"Iya karena kehadiran kamu nak, Indah merasakan kamu peduli dengannya, hingga ia mau berjuang."

"Oh, gitu ya? alhamdulillah, kalau seperti itu tante, ya sudah, aku pamit dulu, masih ada urusan yang harus aku selesaikan."

"Dewa!!" lirih Indah membuka matanya.

"Iya," Dewa langsung menepis niatnya untuk pergi, ia sekarang khawatir dengan Bunga, mengapa Bunga tidak menelponnya, kalau ia sudah sampai rumah.

"Tunggu Wa!!" Indah memegang tangan Dewa, namun Dewa segera menepisnya dengan lembut, ia tidak ingin perempuan manapun menyentuhnya, termasuk Indah, karena hanya Bunga Lah yang berhak menyentuhnya kapanpun.

"Maaf Indah, kita bukan Mahrom," balas Dewa datar.

"Maaf Wa, aku tidak sengaja."

"Kamu sudah baikkan?"

"Iya Wa, makasih ya? udah ke sini," tersenyum manis.

"Iya sama-sama, karena kamu sudah baikkan, sekarang, aku izin pergi dulu," ucap Dewa melangkah untuk pergi.

"Makasih nak Dewa!!"

"Iya sama-sama."

****

"Aku capek Wa!! aku capek nungguin kamu terus, aku tau ini demi kebaikan kita, kamu udah kelewatan sama aku," Bunga menendang kaleng ke udara, dan

brukk,,, kaleng itu menimpa seseorang.

"Mampus!! pasti itu sangat sakit," Bunga berdiri dan hendak pergi dari danau tersebut, namun tangannya di tarik begitu keras oleh seseorang.

"Lo yang nendang ini kan?" Pria itu bertanya dengan rahang memanas dan sedikit benjolan di keningnya.

"Ngak kok, mas salah lihat mungkin," balas Bunga menyembunyikan rasa gugupnya.

"Gue lihat sendiri kok tadi, hanya lo yang ada di sini," pria itu melihat ke sekeliling danau yang sudah lumayan sepi, karena sebentar lagi waktunya shalat Maghrib.

"Mas!! tangannya di kondisikan dong, kita bukan mahrom," ketus Bunga menepis kasar tangan pria itu.

"Eh lo mau kemana? jangan kabur, tanggung jawab lo."

"Bodoh amat, salahin tuh kalengnya, kenapa mau di tendang," ejek Bunga lalu berlari dan kabur dari pria stress itu.

"Awas lo ya, besok ketemu lo lagi, gue akan minta pertanggung jawaban."

Terpopuler

Comments

Nurshaleha Enuy

Nurshaleha Enuy

hamil mas ? pake minta pertanggung jawaban segala wkwk

2021-08-22

0

Aisyah Prasutio

Aisyah Prasutio

baru mampir,koyone seru🤔🤔

2021-08-14

0

Nursari

Nursari

Lanjut! semangat up nya aku like, rat+5 dan fav❤️

Nextnya aku tunggu di karyaku :
- Psychopath and Me
- Not Until

Salam dariku💚

2020-05-21

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 // Caffe
2 Episode 02 // Permintaan Maaf Dewa
3 Episode 03 // Bertemu lagi
4 Episode 04 // Rumah Sakit
5 Episode 05 // Rumah Sakit 2
6 Episode 06 // Seorang Dokter
7 Episode 07 // Makan siang
8 Episode 08 // Nenek Ti
9 Episode 09 // Dunia Hayalan
10 Episode 10 // Bunga VS Dewa
11 Episode 11 // Sahabat atau Selingan??
12 Episode 12 // Mencoba Bertahan
13 Episode 13 // Kecelakaan
14 Episode 14 // Penyesalan
15 Episode 15 // Dewa Abraham
16 Episode 16 // CEO Tampan VS Dokter Ganteng
17 Episode 17 // Menghindar Dari Indah
18 Episode 18 // Asisten Dosen
19 Episode 16 // Dewa ku Kembali
20 Episode 20 // Ancaman dan Teror
21 Episode 21 // Sadar
22 Episode 22 // Menjenguk Indah
23 Episode 23 // Rumah Indah
24 Episode 24 // Kesalahan Luna
25 Episode 25 // Hanya Milik Dewa
26 Episode 26 // Dewa Pemaksa.
27 Episode 27 // Pulang Ke rumah
28 Episode 28 // Rencana Pernikahan
29 Episode 29 // Pertengkaran
30 Episode 30 // Pertengkaran (2)
31 Episode 31 // Memaafkan
32 Episode 32 // Dosen
33 Episode 33 // Hasutan Indah
34 Episode 34 // Jangan Ganggu Milikku
35 Episode 35 // Belanja ke Mall
36 Episode 36 // Rapat anggota Organisasi
37 Episode 37 // Kak Angga
38 Episode 38 // Perusuh Baru
39 Episode 39 // Merasa Sepi
40 Episode 40 // Lita si perusuh
41 Episode 41. Janji Dewa kembali
42 Episode 42 // Menjenguk Nenek Sihir
43 Episode 43 // Rencana Kejahatan yang hampir berhasil.
44 Episode 44 // Telpon Yang menyebalkan
45 Episode 45 // Kemarahan Indah
46 Episode 46 // Luna dan Angga
47 Episode 47 // Sakit Hati untuk kesekian Kalinya
48 Episode 48 // Hati yang terluka
49 Episode 49 // Aku Butuh Kamu Wa!!
50 Episode 50 // Sebuah Pilihan
51 Episode 51. Ancaman Bunga
52 Episode 52. Bertemu dengannya
53 Episode 53. Sang Penolong
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Episode 01 // Caffe
2
Episode 02 // Permintaan Maaf Dewa
3
Episode 03 // Bertemu lagi
4
Episode 04 // Rumah Sakit
5
Episode 05 // Rumah Sakit 2
6
Episode 06 // Seorang Dokter
7
Episode 07 // Makan siang
8
Episode 08 // Nenek Ti
9
Episode 09 // Dunia Hayalan
10
Episode 10 // Bunga VS Dewa
11
Episode 11 // Sahabat atau Selingan??
12
Episode 12 // Mencoba Bertahan
13
Episode 13 // Kecelakaan
14
Episode 14 // Penyesalan
15
Episode 15 // Dewa Abraham
16
Episode 16 // CEO Tampan VS Dokter Ganteng
17
Episode 17 // Menghindar Dari Indah
18
Episode 18 // Asisten Dosen
19
Episode 16 // Dewa ku Kembali
20
Episode 20 // Ancaman dan Teror
21
Episode 21 // Sadar
22
Episode 22 // Menjenguk Indah
23
Episode 23 // Rumah Indah
24
Episode 24 // Kesalahan Luna
25
Episode 25 // Hanya Milik Dewa
26
Episode 26 // Dewa Pemaksa.
27
Episode 27 // Pulang Ke rumah
28
Episode 28 // Rencana Pernikahan
29
Episode 29 // Pertengkaran
30
Episode 30 // Pertengkaran (2)
31
Episode 31 // Memaafkan
32
Episode 32 // Dosen
33
Episode 33 // Hasutan Indah
34
Episode 34 // Jangan Ganggu Milikku
35
Episode 35 // Belanja ke Mall
36
Episode 36 // Rapat anggota Organisasi
37
Episode 37 // Kak Angga
38
Episode 38 // Perusuh Baru
39
Episode 39 // Merasa Sepi
40
Episode 40 // Lita si perusuh
41
Episode 41. Janji Dewa kembali
42
Episode 42 // Menjenguk Nenek Sihir
43
Episode 43 // Rencana Kejahatan yang hampir berhasil.
44
Episode 44 // Telpon Yang menyebalkan
45
Episode 45 // Kemarahan Indah
46
Episode 46 // Luna dan Angga
47
Episode 47 // Sakit Hati untuk kesekian Kalinya
48
Episode 48 // Hati yang terluka
49
Episode 49 // Aku Butuh Kamu Wa!!
50
Episode 50 // Sebuah Pilihan
51
Episode 51. Ancaman Bunga
52
Episode 52. Bertemu dengannya
53
Episode 53. Sang Penolong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!