"Selamat pagi sayang!!" sapa Dewa nyelonong masuk ke rumah Bunga, sudah kebiasaanya Dewa dari dulu, tanpa salam pun Dewa ladenin, karena tidak bisa menahan rindu kepada sang pujaan hati.
"Wa'alikumsalam!!" balas Bunga sudah rapi dengan pakaian kerjanya karena Bunga juga seorang desainer, walaupun masih merintisnya dari bawah, Bunga tidak ingin Dewa membantunya, karena Bunga ingin mandiri tanpa bantuan Dewa.
"Pakai salam dong yang, ngak baik sembarangan masuk ke rumah orang, dosa tau," saran Bunga menakuti Dewa.
"Kan ini rumah istri aku, bukan orang lain," balas Dewa santai.
"Calon Wa, bukan istri, ingat ya!! aku ini masih calon kamu, kapanpun bisa di ambil orang kalau ngak segera di halalin."
"Kamu itu jodoh aku sayang, dan ngak ada yang boleh mengambil kamu dari hidup aku, siapapun itu," tegas Dewa tidak terima.
"Iya udah, ayok kita berangkat!!"
"Tunggu!! aku ada kejutan nih untuk kamu," ucap Dewa tersenyum menyembunyikan sesuatu di balik jasnya.
"Kejutan?" tanya Bunga dengan raut wajah bingung.
"Tutup mata sayang!!" perintah Dewa dengan halus.
"Hem, baiklah!!"
Dewa menyembunyikan seikat bunga mawar mewah, lalu mengarahkan ke arah indra penciuman Bunga, agar gadis itu bisa mencium bau harum mawar tersebut.
"Hem, harum sayang," gumam Bunga mencium Mawar tersebut.
"Sekarang, sayang buka matanya," perintah Dewa pelan.
"Masyaallah!! indah banget Wa, makasih ya sayang!!" ucap Bunga mengambil Mawar tersebut gembira.
"Iya sama-sama sayang, jangan marah lagi sekarang!! maafkan suamimu ini," gumam Dewa manja hendak mencium Bunga, namun Bunga langsung menepisnya pelan.
"Ngak boleh Wa, bukan mahrom, besok kalau udah halal," cetus Bunga kejam.
"Sayang!!" panggil Dewa manja.
"Ngak ada, besok kalau udah halal."
"Tapi kan yang! biasanya ki_"
"Jangan banyak bicara!! ayok kita pergi aku udah telat nih."
"Baiklah," balas Dewa memegang pergelangan tangan Bunga dengan posesif tanpa ingin melepasnya, karena Bunga hanya gadisnya, dan juga miliknya.
"Dewa!!" teriak Bunga di dalam mobil.
"Bisa ngak, tangan aku di lepas dulu, kamu mau menyetir?? masak kamu kayak gini sampai ke butik aku?" kesal Bunga cemberut.
"Makanya kamu itu jangan nakutin aku, ancam akulah, kamu akan di ambil orang, atau kamu yang akan pergi dari hidupku, ngak akan, aku ngak akan biarin hal itu terjadi," tegas Dewa tidak menghiraukan perkataan Bunga.
"Aku sayang sama kamu Wa, sekarang dan selamanya, kamu lepasin tangan aku ya sayang!!" Bunga sengaja tersenyum menggoda.
"Baiklah, tapi ada satu syarat?" bisik Dewa di telinga Bunga.
"Syaratnya apa? oh sekarang perhitungan nih sama aku," tanya Bunga berintonasi pelan, Dewanya sekarang lagi datang gilanya, kalau Bunga tidak segera membereskannya pasti Dewa akan nekad, entah nekad teriak bilang aku cinta kamu, ke Bunga di depan publik, atau yang lainnya, bahkan lebih mengerikan lagi.
"Cium pipi!!" perintah Dewa manja, sembari mendekatkan pipinya ke arah Bunga mengelusnya dengan lembut, pipi Dewa memang sangat bersih putih dan menggemaskan, namun Bunga tidak akan tergoda, Bunga harus mengasih Dewa pelajaran untuk sementara waktu.
"Bukan mahrom, di larang keras memaksa atau aku akan lompat dari mobil kamu, biar aku terluka terus masuk rumah sakit dan."
"Iya udah, aku lepas nih, kamu jangan coba-coba lakukan itu, atau ak_"
"Aku apa?" potong Bunga penasaran dengan jawaban Dewa.
"Aku akan ikut lompat dari mobil ini, dan menyelamatkan kamu, agar aku juga bisa merasakan rasa sakit yang kamu rasakan sayang, aku ngak mau kamu merasakannya sendiri, biar aku juga merasakannya," jelas Dewa tersenyum.
"Alah gombal, belajar dari mana tuh ngegombalnya? pasti di ajarin sama Andra ya?"
"Ngak kok yang, aku ngak ngegombal tapi emang tulus dari hati aku."
"Okey, aku percaya."
"Sayang!!" panggil Dewa serius.
"Iya," balas Bunga lembut.
"Apa aku harus mengundang pak penghulu besok pagi secepatnya."
"Emangnya kenapa dengan pak penghulu, pernikahan kita juga masih sedikit lama, butuh persiapan."
"Iya, kita nikah ajha dulu yang, kita berdua gitu, biar cepat, aku udah ngak sabar hidup berdua sama kamu," manja.
"Sabar ajha dulu, bentar lagi kok," balas Bunga santai.
"Yah sayang, tapi aku maunya besok pagi," sambung Dewa cemberut.
"Dewa!!" teriak Bunga menatap tajam ke arah Dewa.
"Iya sayang," jawab Dewa dengan suara menggoda.
Bunga tidak habis pikir dengan papanya Dewa, apa istimewanya Dewa sehingga ia bisa diangkat menjadi CEO, anaknya manja seperti ini, tidak malu kalau sudah sedang di landa jatuh cinta, apalagi itu soal Bunga, sikap dingin dan datar Dewa di kantor pasti akan luluh kalau sudah melihat pujaan hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Yuli Ani
sabar dewa 😁😁😁
2021-08-21
0