Meraih Si Gadis Manis
"Ringg!!! Ringg!!! Ringg!!! "
Tepat pada pukul 07.00 bel sekolah tanda kegiatan MOS dimulai berbunyi. Riko yang baru tiba di area parkir dan hendak memarkirkan motornya, panik hingga terburu-buru. Pasalnya hari ini adalah hari pertama Riko mengikuti MOS tingkat SMA di sekolah barunya. Karena saking terburu-buru, Riko tidak sengaja menjatuhkan motornya hingga motor yang tepat berada disampingnya pun ikut terjatuh dan menimpa beberapa motor lain.
"Duaaarrrr..." Suaranya lumayan keras dan terdengar sampai di lingkungan sekolah. Hingga ketua OSIS, beserta 2 orang gengnya yang juga merupakan anggota OSIS dan kebetulan saat itu tepat berada di gerbang sekolah, segera ke pusat suara. "Waduhhh gimana ini? " tanya Riko yang kian semakin panik dalam hati. Belum sempat memikirkan solusi, terdengar suara ketua OSIS dan gengnya dengan nada marah dari kejauhan "Woii anak baru, diam disitu!! " Teriaknya dengan lantang.
Mendengar itu, seketika anggota OSIS lain yang kebetulan sedang bercengkrama di sekitar sana terdiam. Yupss ketua OSIS yang bernama Julian ini merupakan anak kelas 12 yang paling ditakuti dan berkuasa di sekolah itu, bahkan para guru pun tidak ada yang mau mencari masalah dengannya. Pasalnya selain galak, Julian juga jagoan. Apalagi Ayahnya adalah donatur utama di sekolah itu, kemudian 2 orang gengnya yang bernama Vino dan Deny adalah teman sekelas Julian yang hobi mendapat traktiran Julian.
"Yaa kak" Saut Riko dengan nada pelan, "Ini semua ulahmu?, udah datang terlambat, buat masalah pula!!" Bentak Julian sambil menatap tajam ke arah Riko. "Sikat aja Julian! " Ucap Vino yang memperkeruh situasi, "Iya sikat aja, biar gak ngelunjak ni bocah! " Imbuh Deny mempropokasi Julian. Selain ditraktir, mempropokasi Julian juga merupakan salah satu hobi mereka berdua. Mereka sangat senang menyaksikan keributan, apalagi keributan yang Julian terlibat di dalamnya.
"Maaf kak, saya gak sengaja" Ucap Riko lagi, sembari menundukan kepalanya. Ia menunduk bukan karena takut dengan Ketua OSIS itu, tapi ia terpikirkan hari-harinya yang belakangan ini selalu apes, mulai dari hpnya yang dicuri hingga tabungannya yang lenyap karena ditupu orang. Belum selesai masalah satu, masalah lain seolah terus berdatangan.
"Hah?? Maaf katamu? Cepat bereskan! , saya tunggu di halaman sekolah! " Bentak Julian yang kemudian meninggalkan Riko dengan perasaan kesal, juga diikuti oleh kedua temannya. Tanpa berpikir panjang, Riko segera mendirikan beberapa motor yang jatuh tadi kemudian menyusul Julian ke halaman sekolahnya.
Sesampainya dihalaman sekolah, siswa-siswi baru SMA yang lain sudah berbaris rapi, dengan bimbingan beberapa anggota OSIS. Riko pun kemudian langsung masuk ke barisan.
Julian segera mengambil alih, dan memanggil Riko untuk maju ke depan.
"Anak baru yang datang terlambat dan menjatuhkan motor di parkiran tadi, maju kedepan!!"
Ucap Julian dengan lantang. Riko segera maju dengan kepala tertunduk, semua mata tertuju padanya dan suasana seketika hening.
"Siapa yang nyuruh kamu masuk barisan? " Bentak Julian yang menyebabkam Riko tediam membisu. Untuk mempermalukan Riko, Julian langsung mengintruksikan semuanya menyoraki Riko.
"Uuuuuuuuu"
Sorakan seluruh siswa cowok dengan kompak dan penuh semangat. Alih-alih ikut menyoraki Riko, seluruh Siswi yang baru maupun anggota OSIS cewek, malah menatap Riko dengan mata yang berbinar. Yupss mereka takjub dengan paras Riko yang sangat tampan. "Yang Cewek kenapa diam? " Tanya Julian yang kebingungan. "Ganteng kak" Saut salah satu siswi tersipu malu.
Julian yang mendengar itu pun semakin jengkel dengan Riko.
" Sebagai hukuman. Mulai hari ini, dan seminggu kedepan kamu harus menuruti semua perintah saya, dan anggota OSIS cowok lainnya! mengerti?"
Ucap Julian sambil menunjuk ke arah Riko. "Baik kak" Ucap Riko, Ia bukannya takut, tapi semata-mata hanya ingin bertanggung jawab atas keteledoran yang telah ia perbuat.
Riko merupakan anak tunggal dari keluarga yang sederhana, sedari kecil ia di didik untuk menjadi lelaki sejati, yang bertanggung jawab dan tidak pernah lari dari masalah.
Cindy. Seorang anggota OSIS cewek yang ingin memafaatkan situasi, mengajukan protes ke Julian dan berkata "Kenapa hanya harus menuruti perintah OSIS cowok? , kami juga ingin menghukumnya! "
Julian yang sudah mengetahui niat Cindy tetap teguh dengan pendiriannya. Cindy dan anggota OSIS cewek yang lain pun, hanya bisa pasrah dan terdiam.
Julian memperkenalkan diri dan lanjut memberikan intruksi kepada seluruh siswa siswi baru.
"Untuk semua anak baru, perkenalkan saya Julian Ketua OSIS di sekolah ini, selaku ketua OSIS, selamat datang dan selamat bergabung saya ucapkan kepada kalian semua. Kemudian selama 3 hari kedepan, kalian semua akan mengikuti kegiatan MOS yang telah kami susun, kalian hanya perlu mengikuti intruksi dan perintah dari kami. Salah satunya untuk tidak membawa hp selama kegiatan MOS berlangsung dengan alasan apapun. Jika ada yang melanggar, hukuman dari kami menanti. Paham?"
"Paham kak" Saut seluruh siswa siswi baru kompak.
"Sekarang dalam waktu 15 menit,semuanya kecuali yang di depan, bentuk 8 kelompok yang setiap kelompoknya berisikan 30 orang, dan langsung tunjuk satu orang sebagai ketua kelompok, kemudian masuk ke kelas yang sudah disiapkan para anggota OSIS! " Perintah Julian. Semua teman seangkatan Riko pun sibuk mencari kelompoknya masing-masing meninggalkan Riko dan Julian disana.
"Siapa namamu? " Tanya Julian ke Riko, "saya Riko kak" Jawab Riko, "Ok Riko, sekarang kamu ikut saya ke kantin" Ucap Julian lagi, Riko kemudian langsung mengikutinya.
Pada salah satu warung makan di kantin, Julian memesan banyak makanan dan Riko tidak diperbolehkan untuk ikut makan. Setelah beberapa saat berlalu, Julian meninggalkan Riko sendiri dikantin sembari tertawa puas dan berucap "bayar ya anak baru! "
Riko terdiam sejenak dan bertanya dalam hati "apakah ini juga termasuk bagian dari hukumanku!? "
Ia yang bengong sembari melamun kemudian tersadarkan oleh suara ibu kantin. "Sabar ya nak, Julian orangnya emang seperti itu, suka seenaknya. Kalo kamu gak punya uang, gak usah dibayar, gak apa-apa" Ucap ibu kantin dengan lembut.
"Saya akan bayar bu, terimakasih. Ini bagian dari hukuman saya. Berapa semuanya? " Tanya Riko
"Baik, totalnya jadi segini nak" Jawab ibu kantin, Sambil menunjukan notanya.
Riko menghela nafas panjang, pasalnya total belanjaan si Julian ini sebanding dengan uang jajannya untuk 2 hari. Setelah beberapa saat Riko mengeluarkan dompetnya yang mulai usang.
"Ini uangnya bu" Ucap Riko
"Terimakasih nak" Saut ibu kantin dengan ramah.
Belum sempat Riko memasukan dompetnya kedalam tas, tiba-tiba terdengar suara Julian dari arah aula sekolah.
"Riko!! , cepat kesini!! ".
Riko pun mendekati suara tersebut dengan terburu-buru. " Kamu ngapain lama sekal!? "
Tanya julian dengan nada kesal setibanya Riko disana.
"Kan saya bayar dulu tadi kak, " Jawab Riko.
"Bagus, tugasmu sekarang pijat kaki saya" Perintah Julian. Riko secara terpaksa, memijat kaki Julian.
30 menit berlalu, bel sekolah pun berbunyi
Ringg!!! Ringg!!! Ring!!!
Semua siswa siswi baru keluar kelas dan kumpul dihalaman sekolah.
"Udah Riko, kamu bisa kembali ke barisan! " Julian menyuruh Riko kembali ke halaman sekolah.
Riko dengn perasaan lega berjalan menuju kesana. "Hufft, akhirnya selesai juga hari ini" Ucap Riko dalam hati. Setibanya dibarisan, Riko bingung harus masuk kebarisan yang mana, hingga ditengah kebingungan perhatian Riko teralihkan wajah manis seorang gadis dengan mata indah yang mengenakan kaca mata. "Wow, indah sekali ciptaan Tuhan", Kata Riko dalam hati seolah takjub dengan paras gadis itu. Tanpa berpikir panjang Riko dengan semangat masuk ke barisan si gadis.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments