Riko dan kelompoknya menuju kantin, tetapi ditengah jalan mereka dihadang Julian CS.
"Riko, kamu ikut kita! " Ucap Julian sembari menarik baju Riko. Riko yang tadinya lupa masih harus menjalani hukuman Julian, tiba-tiba teringat kembali dan hanya bisa pasrah mengikuti mereka.
Mereka mengajak Riko ke warung makan yang sama dengan kemarin, meninggalkan si gadis manis dan yang lainnya. Disana, Lagi-lagi Julian memesan banyak makanan ditambah kali ini Ia tidak hanya makan sendirian, Vino dan Deny pun juga ikut makan.
"Waduhh, berapa nih totalnya semua? " Riko menggerutu dalam hati melihat betapa banyak makanan yang dipesan mereka.
Di warung lain, teman sekelompok Riko memakan bakso, sambil mulai diskusi. "Riko kenapa ya ga makan sama kita aja? Padahal kalo ada dia bakso ini akan terasa lebih nikmat" Ucap Lia,
"iya nih, padahal aku pengen duduk makan disebelahnya, hmmm" Imbuh Luna. "Riko kan lagi dihukum kak Julian, udah ga usah ngebahas dia, kan ada aku" Saut Adit dengan tatapan genit ke mereka berdua. "Iiii daripada ngebahas kamu, mending kita ngebahas film aja. lagian siapa sih cewek disekolah ini yang gak pengen duduk makan satu meja dengna Riko?" tanya Lia lagi dengan ekspresif, "aku" Jawab Dinda singkat.
Luna dengan spontan mendekati dan merangkul Dinda kemudian berkata "kamu bercanda kan?, gak mungkin lah ada cewek yang gak mau semeja sama cowok setampan Riko". "Aku serius kok" Jawab Dinda lagi.
"Udah-udah sekarang kita bahas filmnya aja, waktu kita gak banyak, kita kan dapat tema percintaan. Ditambah lagi Riko sudah ditunjuk menjadi pemeran utama pria, jadi pemeran utama wanitanya siapa? Potong Adit memulai diskusi,
"Aku" Ucap Lia juga Luna dengan kompak dan penuh semangat. "Dinda gimana?" tanya Adit penasaran, "aku gak ahh, aku gak mau" Jawab Dinda. "Loh kenapa gitu?" tanya Adit yang semakin penasaran, "alasannya sulit untuk dijelaskan, tapi yang jelas aku gak mau" Saut Dinda dengan dingin.
"Ok kalo gitu kita tunggu Riko dulu" Ucap Adit sambil melihat jam ditangannya.
Singkat cerita ditempat Riko, Julian CS sudah selesai makan lalu langsung pergi dan berkata "terimakasih traktiranya Riko" Sambil tertawa puas. Kalimat itu sudah diprediksi Riko sebelumnya.
Ketika ingin membayar, Riko dibingungkan dengan dompetnya yang tak ada di dalam tas. Tiba-tiba ia teringat dengan kejadian kemarin setelah membayar makanan julian, ia memasukan dompet ke dalam tas dengan tergesa-gesa. "jangan-jangan waktu itu.. " Ucapnya dalam hati sambil menepok jidat. Kemudian Ia mencoba mengeluarkan semua isi tasnya, tapi tetap saja apa yang ia cari, tak kunjung ia temukan. Dengan perasaan bersalah dan bercampur malu, Riko menemui ibu kantin.
"Bu, saya Riko yang kemarin makan dengan kak Julian. Maaf bu dompet saya ilang, berapa totalnya nota saya hari ini? Saya akan bayar besok" Kata Riko sambil menunduk. "Jangan terlalu dipikirkan nak Riko, gpp kok" Ucap ibu kantin itu dengan lembut. Yaa Ibu kantin ini memang orang yang sangat baik hati, tapi bukan Riko namanya jika ia lari dari tanggung jawab.
"Terimakasi bu, tapi boleh saya minta notanya? Saya akan kesini lagi untuk membayarnya" Ucap Riko sembari tersenyum. "Ini notanya nak Riko" Jawab Ibu kantin sambil memberikan nota.
"Terimakasi bu" Saut Riko sebelum meninggalkan warung ibu itu, kemudian Ia segera bergegas menemui teman-teman kelompoknya.
40 menit waktu istrirahat berlalu, disisi lain teman sekelompok Riko menunggu kehadirannya, tetapi batang hidung Riko belum juga terlihat. Mereka tampak mulai bosan menunggu, apalagi Luna dan Lia yang sebenarnya sangat antusias menjadi bagian dari kelompok ini, alasannya tentu karna mereka punya kesempatan untuk bisa dekat dengan cowok tertampan di sekolah itu.
Selang berapa menit si gadis manis yaitu Dinda, melihat Riko menuju ke tempat mereka dari kejauhan, ia pun mulai gelisah.
"Duuuh dia datang lagi" Ucapnya dalam hati, sambil memikirkan cara untuk menghindar dari Riko.
"Hii..Maaf ya semuanya, aku ada urusan tadi" Sapa Riko ke teman-temannya. Mendengar suara yang tak asing itu, Lia dan Luna spontan menoleh ke belakang dengan mata yang berbinar. "Iya Riko gpp santai aja, duduk Riko duduk" Saut Adit, sambil menunjuk bangku kosong yang tepat berada di depan si gadis manis. Riko menatap ke arah Dinda sembari tersenyum tipis lalu tanpa berpikir panjang duduk di hadapannya, merespon itu Dinda berdiri "eh guys aku ke toilet dulu ya" Ucapnya. Riko sadar itu adalah salah satu upaya Dinda untuk menghindarinya.
"Wahh keren nih cewek, sampai sebegitunya menghindar dariku" Ucap Riko dalam hati sambil melamun, mulai detik itu juga tanpa disadari Riko yang awalnya hanya sebatas penasaran dan kagum, kini jatuh hati dengan si gadis manis.
"Ada urusan apa tadi dengan kak Julian Riko? " tanya Luna dengan penuh penasaran menyadarkan Riko dari lamunannya, "Cuman ngobrol soal tugas film aja kok Lun" Saut Riko, Ia tak ingin teman-temannya ikut masuk ke urusannya dengan Julian. "Oh kirain kamu di bully mereka" Imbuh Lia, "enggak kok, aman" Saut Riko lagi. "Oh iya Riko, kita bingung nih, kira-kira yang cocok jadi pasanganmu sebagai pemeran utama wanita siapa ya? " Potong Adit, "kalo aku sih siapa aja boleh, aku asik asik aja kok, Sekarang lebih ke siapa yang mau aja" ucap Riko seolah pasrah dengan siapapun yang akan menjadi partnernya sebagai pemeran utama, walaupun jauh di lubuk hatinya tentu Ia berharap si gadis manislah orangnya.
"Aku ada usul nih, tadi kan sebelum kamu datang kita udah sempat ngebahas soal partner ini, dan di antara ke 3 cewek di kelompok kita hanya Dinda yang gak mau jadi partnermu. Naah supaya adil, kita tunjuk dia aja. Gimana menurut kalian? " Ujar Adit memberikan usul. "Boleh juga idemu" Saut Riko yang berusaha menyembunyikan ke girangannya, sampai-sampai di bawah meja Riko spontas mengepalkan tangannya, seolah menunjukan gesture kemenangan. Lia dan Luna yang tak mau terlihat egois di depan Riko hanya bisa pasrah dan menyetujui usul itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments