"Ringg!!! Ringg!!! Ringg!!! "
Tepat pada pukul 07.00 bel sekolah tanda kegiatan MOS dimulai berbunyi. Riko yang baru tiba di area parkir dan hendak memarkirkan motornya, panik hingga terburu-buru. Pasalnya hari ini adalah hari pertama Riko mengikuti MOS tingkat SMA di sekolah barunya. Karena saking terburu-buru, Riko tidak sengaja menjatuhkan motornya hingga motor yang tepat berada disampingnya pun ikut terjatuh dan menimpa beberapa motor lain.
"Duaaarrrr..." Suaranya lumayan keras dan terdengar sampai di lingkungan sekolah. Hingga ketua OSIS, beserta 2 orang gengnya yang juga merupakan anggota OSIS dan kebetulan saat itu tepat berada di gerbang sekolah, segera ke pusat suara. "Waduhhh gimana ini? " tanya Riko yang kian semakin panik dalam hati. Belum sempat memikirkan solusi, terdengar suara ketua OSIS dan gengnya dengan nada marah dari kejauhan "Woii anak baru, diam disitu!! " Teriaknya dengan lantang.
Mendengar itu, seketika anggota OSIS lain yang kebetulan sedang bercengkrama di sekitar sana terdiam. Yupss ketua OSIS yang bernama Julian ini merupakan anak kelas 12 yang paling ditakuti dan berkuasa di sekolah itu, bahkan para guru pun tidak ada yang mau mencari masalah dengannya. Pasalnya selain galak, Julian juga jagoan. Apalagi Ayahnya adalah donatur utama di sekolah itu, kemudian 2 orang gengnya yang bernama Vino dan Deny adalah teman sekelas Julian yang hobi mendapat traktiran Julian.
"Yaa kak" Saut Riko dengan nada pelan, "Ini semua ulahmu?, udah datang terlambat, buat masalah pula!!" Bentak Julian sambil menatap tajam ke arah Riko. "Sikat aja Julian! " Ucap Vino yang memperkeruh situasi, "Iya sikat aja, biar gak ngelunjak ni bocah! " Imbuh Deny mempropokasi Julian. Selain ditraktir, mempropokasi Julian juga merupakan salah satu hobi mereka berdua. Mereka sangat senang menyaksikan keributan, apalagi keributan yang Julian terlibat di dalamnya.
"Maaf kak, saya gak sengaja" Ucap Riko lagi, sembari menundukan kepalanya. Ia menunduk bukan karena takut dengan Ketua OSIS itu, tapi ia terpikirkan hari-harinya yang belakangan ini selalu apes, mulai dari hpnya yang dicuri hingga tabungannya yang lenyap karena ditupu orang. Belum selesai masalah satu, masalah lain seolah terus berdatangan.
"Hah?? Maaf katamu? Cepat bereskan! , saya tunggu di halaman sekolah! " Bentak Julian yang kemudian meninggalkan Riko dengan perasaan kesal, juga diikuti oleh kedua temannya. Tanpa berpikir panjang, Riko segera mendirikan beberapa motor yang jatuh tadi kemudian menyusul Julian ke halaman sekolahnya.
Sesampainya dihalaman sekolah, siswa-siswi baru SMA yang lain sudah berbaris rapi, dengan bimbingan beberapa anggota OSIS. Riko pun kemudian langsung masuk ke barisan.
Julian segera mengambil alih, dan memanggil Riko untuk maju ke depan.
"Anak baru yang datang terlambat dan menjatuhkan motor di parkiran tadi, maju kedepan!!"
Ucap Julian dengan lantang. Riko segera maju dengan kepala tertunduk, semua mata tertuju padanya dan suasana seketika hening.
"Siapa yang nyuruh kamu masuk barisan? " Bentak Julian yang menyebabkam Riko tediam membisu. Untuk mempermalukan Riko, Julian langsung mengintruksikan semuanya menyoraki Riko.
"Uuuuuuuuu"
Sorakan seluruh siswa cowok dengan kompak dan penuh semangat. Alih-alih ikut menyoraki Riko, seluruh Siswi yang baru maupun anggota OSIS cewek, malah menatap Riko dengan mata yang berbinar. Yupss mereka takjub dengan paras Riko yang sangat tampan. "Yang Cewek kenapa diam? " Tanya Julian yang kebingungan. "Ganteng kak" Saut salah satu siswi tersipu malu.
Julian yang mendengar itu pun semakin jengkel dengan Riko.
" Sebagai hukuman. Mulai hari ini, dan seminggu kedepan kamu harus menuruti semua perintah saya, dan anggota OSIS cowok lainnya! mengerti?"
Ucap Julian sambil menunjuk ke arah Riko. "Baik kak" Ucap Riko, Ia bukannya takut, tapi semata-mata hanya ingin bertanggung jawab atas keteledoran yang telah ia perbuat.
Riko merupakan anak tunggal dari keluarga yang sederhana, sedari kecil ia di didik untuk menjadi lelaki sejati, yang bertanggung jawab dan tidak pernah lari dari masalah.
Cindy. Seorang anggota OSIS cewek yang ingin memafaatkan situasi, mengajukan protes ke Julian dan berkata "Kenapa hanya harus menuruti perintah OSIS cowok? , kami juga ingin menghukumnya! "
Julian yang sudah mengetahui niat Cindy tetap teguh dengan pendiriannya. Cindy dan anggota OSIS cewek yang lain pun, hanya bisa pasrah dan terdiam.
Julian memperkenalkan diri dan lanjut memberikan intruksi kepada seluruh siswa siswi baru.
"Untuk semua anak baru, perkenalkan saya Julian Ketua OSIS di sekolah ini, selaku ketua OSIS, selamat datang dan selamat bergabung saya ucapkan kepada kalian semua. Kemudian selama 3 hari kedepan, kalian semua akan mengikuti kegiatan MOS yang telah kami susun, kalian hanya perlu mengikuti intruksi dan perintah dari kami. Salah satunya untuk tidak membawa hp selama kegiatan MOS berlangsung dengan alasan apapun. Jika ada yang melanggar, hukuman dari kami menanti. Paham?"
"Paham kak" Saut seluruh siswa siswi baru kompak.
"Sekarang dalam waktu 15 menit,semuanya kecuali yang di depan, bentuk 8 kelompok yang setiap kelompoknya berisikan 30 orang, dan langsung tunjuk satu orang sebagai ketua kelompok, kemudian masuk ke kelas yang sudah disiapkan para anggota OSIS! " Perintah Julian. Semua teman seangkatan Riko pun sibuk mencari kelompoknya masing-masing meninggalkan Riko dan Julian disana.
"Siapa namamu? " Tanya Julian ke Riko, "saya Riko kak" Jawab Riko, "Ok Riko, sekarang kamu ikut saya ke kantin" Ucap Julian lagi, Riko kemudian langsung mengikutinya.
Pada salah satu warung makan di kantin, Julian memesan banyak makanan dan Riko tidak diperbolehkan untuk ikut makan. Setelah beberapa saat berlalu, Julian meninggalkan Riko sendiri dikantin sembari tertawa puas dan berucap "bayar ya anak baru! "
Riko terdiam sejenak dan bertanya dalam hati "apakah ini juga termasuk bagian dari hukumanku!? "
Ia yang bengong sembari melamun kemudian tersadarkan oleh suara ibu kantin. "Sabar ya nak, Julian orangnya emang seperti itu, suka seenaknya. Kalo kamu gak punya uang, gak usah dibayar, gak apa-apa" Ucap ibu kantin dengan lembut.
"Saya akan bayar bu, terimakasih. Ini bagian dari hukuman saya. Berapa semuanya? " Tanya Riko
"Baik, totalnya jadi segini nak" Jawab ibu kantin, Sambil menunjukan notanya.
Riko menghela nafas panjang, pasalnya total belanjaan si Julian ini sebanding dengan uang jajannya untuk 2 hari. Setelah beberapa saat Riko mengeluarkan dompetnya yang mulai usang.
"Ini uangnya bu" Ucap Riko
"Terimakasih nak" Saut ibu kantin dengan ramah.
Belum sempat Riko memasukan dompetnya kedalam tas, tiba-tiba terdengar suara Julian dari arah aula sekolah.
"Riko!! , cepat kesini!! ".
Riko pun mendekati suara tersebut dengan terburu-buru. " Kamu ngapain lama sekal!? "
Tanya julian dengan nada kesal setibanya Riko disana.
"Kan saya bayar dulu tadi kak, " Jawab Riko.
"Bagus, tugasmu sekarang pijat kaki saya" Perintah Julian. Riko secara terpaksa, memijat kaki Julian.
30 menit berlalu, bel sekolah pun berbunyi
Ringg!!! Ringg!!! Ring!!!
Semua siswa siswi baru keluar kelas dan kumpul dihalaman sekolah.
"Udah Riko, kamu bisa kembali ke barisan! " Julian menyuruh Riko kembali ke halaman sekolah.
Riko dengn perasaan lega berjalan menuju kesana. "Hufft, akhirnya selesai juga hari ini" Ucap Riko dalam hati. Setibanya dibarisan, Riko bingung harus masuk kebarisan yang mana, hingga ditengah kebingungan perhatian Riko teralihkan wajah manis seorang gadis dengan mata indah yang mengenakan kaca mata. "Wow, indah sekali ciptaan Tuhan", Kata Riko dalam hati seolah takjub dengan paras gadis itu. Tanpa berpikir panjang Riko dengan semangat masuk ke barisan si gadis.
Bersambung...
Riko penasaran, siapa kah gadis itu? Wajah gadis itu seperti tak asing baginya. Riko sampai melamun memikirkan si gadis, Ia terus bertanya-tanya dalam hati sembari mengerenyutkan dahinya, "Kenapa wajahnya begitu familiar? apakah aku pernah kenal atau bertemu dengan dia sebelumnya?" Tanya Riko dalam hati dengan penuh penasaran, belum sempat menemukan jawaban dari pertanyaan itu, Riko tersadar dari lamunannya ketika Julian membubarkan barisan, dan mengakhiri MOS hari itu.
Riko yang sangat penasaran berinisiatif mengikuti si gadis ketika barisan dibubarkan, tapi dikarenakan banyak siswi cewek, termasuk para anggota Osis yang mengerumuninya dengan penuh antusias ingin berkenalan, ia kehilangan jejak dan harus menunggu hari esok tiba untuk bisa bertemu dengan gadis itu lagi. Riko pun pulang dengan perasaan kurang puas dan rasa penasaran yang semakin besar.
Sesampainya dirumah Riko terlihat seperti orang yang kebingungan, Ibu Riko yang melihat anaknya nampak aneh setelah pulang dari sekolah di hari pertamanya, khawatir. Ia takut anaknya dibully seperti berita-berita yang santer di tayangkan di tv belakangan ini, "kamu kenapa nak?" Tanya Ibu Riko dengan penuh khawatir, "aku gak apa-apa bu, hanya terpikirkan sesuatu" Jawab Riko, "sesuatu apa?" Tanya ibunya lagi, Riko menatap ibunya dan menanyakan suatu hal "Ibu pernah bertemu seseorang pertama kali, tetapi orang tersebut terasa tak asing bagi ibu?" , "ga pernah sih, kenapa nanya gitu?" Tanya ibunya penasaran. "Aku hari ini bertemu pertama kali dengan seorang gadis bu, tapi entah kenapa aku merasa dia sangat familiar" Jawab Riko menjelaskan kegelisahannya, "hmm.. coba kamu ingat-ingat lagi, mungkin kamu pernah bertemu orang itu di mimpi, kan bisa jadi" Jawab Ibu Riko dengan lembut, Riko terdiam sejenak dan teringat dengan mimpi indahnya kemarin malam.
"Ohh iyaa bu, aku bertemu dengannya di mimpiku semalam. Terimakasih bu" Jawab Riko dengan perasaan lega, Riko yang sudah tahu kenapa si gadis itu terasa tak asing pun, tak sabar menunggu hari esok.
Keesokan harinya, Riko bangun pagi-pagi sekali karena terlalu semangat untuk bertemu dengan si gadis manis, bahkan Ia sampai lupa kalau harus menuruti perintah Julian CS selama beberapa hari kedepan. Pokoknya yang ada di benak Riko hanya Si Gadis manis yang Ia jumpai kemarin.
Pagi itu, Riko sampai sekolah kepagian, bahkan ia tiba 50 menit sebelum kegiatan MOS hari ke 2 dimulai. Riko berinisiatif menunggu di aula sekolah, tapi Ia dikagetkan dengan gadis manis yg dari kemaren selalu di pikirkannya sudah duduk sendirian di sana, Riko pun memberanikan diri untuk mendekati si gadis manis.
"Hi" Sapa Riko, dengan senyum manisnya, si gadis menjawab "Hii". "Kamu kok rajin sekali, jam segini udah disekolah? " Tanya Riko dengan penasaran. Gadis itu menatap mata Riko, sembari menjawab menjawab "gpp, aku hanya takut datang terlambat"
"Oh gituu, Aku Riko, salam kenal ya" Ucap Riko sembari menjulurkan tangannya ke arah si gadis. Bukannya menyambut tangan Riko, si gadis malah mengabaikannya dan pergi meninggalkan Riko sendirian.
Riko terdiam sejenak dan jadi semakin penasaran, karena ini kali pertama ada gadis yang sanggup mengabaikannya. Dengan paras Riko yang sangat tampan rasanya mustahil ada gadis yang tidak terpesona olehnya. Alih-alih kecewa karena di abaikan si gadis, Riko malah semakin semangat mendekati si gadis manis itu.
Ia langsung menyusul si gadis dan bertanya "aku gak boleh tau namamu?" Mendengar suara Riko, si gadis semakin mempercepat langkahnya. Tak mau usahanya sia-sia, Riko berlari dan mencegat si gadis, "Jangan ganggu aku! " Ucap si gadis sambil menatap Riko. "Aku hanya ingin berkenalan, gak lebih" Saut Riko sembari menjulurkan tangan untuk yang ke dua kalinya, berharap kali ini si gadis akan menyambut tangannya itu.
Tapi, usahanya itu belum membuahkan hasil, si gadis malah menepis tangan Riko kali ini dan berkata "Nanti kamu juga tau" Kemudian meninggalkan Riko yang masih bertanya-tanya sendiri. Ia nampaknya harus sedikit lebih bersabar untuk bisa berkenalan dengan si gadis manis itu. Riko kembali duduk di aula sekolah memikirkan cara agar si gadis mau berkenalan dengannya sambil menunggu MOS hari itu dimulai.
Waktu terus berjalan, satu per satu siswa siswi baru teman seangkatan Riko pun tiba. Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi dan bel sekolah tanda kegiatan MOS dimulai berbunyi.
"Riingg!!! Riingg!!! Riingg!!! "
Mendengar suara bel, Riko menghentikan lamunannya dan segera menuju halaman sekolah, disana seluruh teman-teman seangkatan Riko telah berkumpul termasuk si gadis manis. Riko berupaya berbaris di dekatnya. Sadar dengan kehadiran Riko, si gadis manis malah menjauh seolah menghindar darinya.
"Dia kenapa sih? " Tanya Riko dalam hati makin penasaran, Ia bingung dengan sikap si gadis manis. Disisi lain acara MOS segera dimulai saat Julian mengambil alih.
"Selamat Pagi semua" Sapa Julian ke para juniornya. "Pagi kak" Saut siswa siswi baru kompak. "Hari ini kita akan melaksanakan kegiatan yang sedikit berbeda dari kegiatan MOS pada umumnya. Disini sudah kita siapkan kertas yang berisikan nama kalian semua, nanti kami para OSIS akan mengundi dan membentuk kelompok kecil yang berisikan 5 orang. Setiap kelompok akan mendapatkan tugas secara acak yang juga akan diundi oleh perwakilan masing-masing kelompok. Paham? " Sapa Julian kemudian menjelaskan tentang kegiatan MOS. "Paham kak" Saut siswa siswi baru dengan penuh semangat.
"Semoga aku sekelompok dengan si gadis manis yaa Tuhan" Riko berdoa dalam hati. Waktu terus berlalu, kelompok 1 hingga kelompok 6 telah terbentuk. "Ok, anggota kelompok 7 yaitu : Riko, Luna, Adit, Lia dan Dinda maju kedepan! " Ucap Julian. Mereka yang merasa terpanggil segera maju ke depan, betapa terkejut sekaligus senangnya Riko melihat si gadis manis sekelompok dengannya.
"Terimakasih ya Tuhan" Ucap Riko dengan penuh syukur dalam hati. Riko selalu curi pandang ke si gadis manis yang hingga saat ini namanya belum ia ketahui, hingga gelagatnya di sadari oleh Julian.
Julian yang sebenarnya sedari dulu menaruh hati ke si gadis manis ingin memisahkan mereka berdua, tapi Ia mengurungkan niatnya itu karena tak ingin semua orang mempertanyakan sikapnya sebagai seorang pemimpin.
Julian beruntung lebih awal kenal si gadis manis, mereka bertetangga, tapi karakter Julian yang sedikit arogan tidak disukai si gadis.
Singkat cerita, 48 kelompok kecil yang masing-masing beranggotakan 5 orang akhirnya terbentuk. Anggota seluruh kelompok mulai saling berkenalan, begitupun kelompok Riko. Luna dan Lia dengan sangat antusias menjulurkan tangannya ke Riko, tapi tidak dengan si gadis manis. Adit juga menjulurkan tangan ke semua teman kelompoknya termasuk Riko dan si gadis manis, Luna dan Lia menanggapinya dengan biasa saja, tidak seantusias ketika menjabat tangan Riko. Tapi yang mengejutkan Riko, si gadis manis tanpa ragu langsung menyambut uluran tangan Adit sembari menyebutkan namanya dan tersenyum manis "Aku Dinda", ucap si gadis manis.
Riko yang akhirnya tau nama si gadis manis, mengulurkan tangan untuk yang ke tiga kalinya ke si gadis manis. Berharap kali ini akan mendapat tanggapan baik darinya, tapi kenyataannya tidak sesuai harapkan Riko. Si gadis manis malah kembali tak mau menyambut uluran tangan Riko dan berkata "kamu sudah tau kan namaku? ". Bukannya kecewa Riko malah senang, Ia merasa tertantang dan semakin tertarik dengan Dinda.
" Mohon perhatian semua!" Julian kembali mengambil alih, "sekarang seluruh siswa siswi baru, silahkan menuju aula dan berbaris sesuai kelompok!"
Semuanya segera menuju aula.
Sesampainya disana lagi-lagi Riko berupanya berbaris di dekat Dinda, tapi Dinda kembali menjauh. Riko akhirnya dengan terpaksa berbaris di antara Luna dan Lia.
"Masing-masing perwakilan kelompok maju ke depan! " intruksi Julian lagi. "Riko, maju Riko" Ucap teman sekelompok Riko dengan kompak, tapi disisi lain Dinda hanya terdiam sambil menatap sinis ke arah Riko. Riko menyadari tatapan sinis itu dan dibuat bingung olehnya, Ia pun maju sambil memikirkan hal itu.
Di depan 48 siswa yang menjadi perwakilan dari setiap kelompok bekumpul. "Sekarang setiap orang ambil satu gulungan kertas yang ada di dalam box ini, di kertas itu sudah tertuliskan tugas yang harus kelompok kalian kerjakan" Ujar Julian.
Semua perwakilan kelompok mulai mengambil kertas tersebut, ternyata tugas yang dimaksud Julian adalah tugas membuat film pendek. Ada kelompok yang mendapat tugas membuat film pendek dengan tema percintaan, kenakalan remaja, perjuangan dan masih banyak lagi.
Riko membuka gulungan kertas yang dipegangnya dengan penuh penasaran "Film pendek dengan tema Percintaan" Itulah tulisan yang ada di kertas Riko. Secara spontan Ia membayangkan yang jadi pemeran utama di filmnya nanti adalah dirinya dan juga si gadis manis alias Dinda.
"Kalian bisa balik ke kelompok masing-masing! " Intruksi Julian ke mereka yang ada di depan. "Sesuai undian tugas kelompok tadi, itu yang harus kalian kerjakan! Penukaran tema tidak diperbolehkan, dan yang maju kedepan harus menjadi pemeran utama pada film pendek tersebut, sampai sini ada pertanyaan? "Julian membuka sesi pertanyaan.
Ada beberapa siswa yang mengakat tangan mengisyaratkan ingin mengajukan pertanyaan. "Ya kamu" tunjuk Julian, "Kak durasi minimal dan maksimal film ini berapa menit?" tanya salah satu siswa. "Pertanyaannya saya tampung dulu, nanti akan saya jawab sekalian" Ucap julian sembari menunjuk siswa lain yang ingin bertanya. "Filmnya harus di lingkungan sekolah atau bebas kak? " tanya siswa yang ke dua, Julian mengangguk dan menunjuk siswa lain "apakah film terbaik akan mendapat penghargaan dan yang terburuk mendapat hukuman kak?" Imbuh siswa yang ke 3.
"Baik sekarang saya akan menjawab semua pertanyaan tadi. Untuk durasi minimal 15 menit dan maksimal juga 15 menit, jadi dengan kata lain film kalian diharuskan berdurasi 15 menit pas, yang durasinya kurang dari 15 menit atau lebih akan mendapat hukuman. Untuk lingkungan filmnya bebas, mau dilingkungan sekolah atau luar sekolah silahkan. Kemudian yang terakhir untuk kelompok dengan hasil film terbaik akan mendapat hadiah dari kami para anggota OSIS dan kelompok dengan film terburuk, hukuman menanti kalian. Paham? "
"Paham kak" Seru seluruh siswa.
"Sekarang waktunya istrirahat dan silahkan diskusikan tentang tugas ini dengan kelompok kalian masing-masing, satu jam kemudian kalian kumpul di aula ini lagi, bubar jalan! " Julian membubarkan barisan.
Bersambung...
Riko dan kelompoknya menuju kantin, tetapi ditengah jalan mereka dihadang Julian CS.
"Riko, kamu ikut kita! " Ucap Julian sembari menarik baju Riko. Riko yang tadinya lupa masih harus menjalani hukuman Julian, tiba-tiba teringat kembali dan hanya bisa pasrah mengikuti mereka.
Mereka mengajak Riko ke warung makan yang sama dengan kemarin, meninggalkan si gadis manis dan yang lainnya. Disana, Lagi-lagi Julian memesan banyak makanan ditambah kali ini Ia tidak hanya makan sendirian, Vino dan Deny pun juga ikut makan.
"Waduhh, berapa nih totalnya semua? " Riko menggerutu dalam hati melihat betapa banyak makanan yang dipesan mereka.
Di warung lain, teman sekelompok Riko memakan bakso, sambil mulai diskusi. "Riko kenapa ya ga makan sama kita aja? Padahal kalo ada dia bakso ini akan terasa lebih nikmat" Ucap Lia,
"iya nih, padahal aku pengen duduk makan disebelahnya, hmmm" Imbuh Luna. "Riko kan lagi dihukum kak Julian, udah ga usah ngebahas dia, kan ada aku" Saut Adit dengan tatapan genit ke mereka berdua. "Iiii daripada ngebahas kamu, mending kita ngebahas film aja. lagian siapa sih cewek disekolah ini yang gak pengen duduk makan satu meja dengna Riko?" tanya Lia lagi dengan ekspresif, "aku" Jawab Dinda singkat.
Luna dengan spontan mendekati dan merangkul Dinda kemudian berkata "kamu bercanda kan?, gak mungkin lah ada cewek yang gak mau semeja sama cowok setampan Riko". "Aku serius kok" Jawab Dinda lagi.
"Udah-udah sekarang kita bahas filmnya aja, waktu kita gak banyak, kita kan dapat tema percintaan. Ditambah lagi Riko sudah ditunjuk menjadi pemeran utama pria, jadi pemeran utama wanitanya siapa? Potong Adit memulai diskusi,
"Aku" Ucap Lia juga Luna dengan kompak dan penuh semangat. "Dinda gimana?" tanya Adit penasaran, "aku gak ahh, aku gak mau" Jawab Dinda. "Loh kenapa gitu?" tanya Adit yang semakin penasaran, "alasannya sulit untuk dijelaskan, tapi yang jelas aku gak mau" Saut Dinda dengan dingin.
"Ok kalo gitu kita tunggu Riko dulu" Ucap Adit sambil melihat jam ditangannya.
Singkat cerita ditempat Riko, Julian CS sudah selesai makan lalu langsung pergi dan berkata "terimakasih traktiranya Riko" Sambil tertawa puas. Kalimat itu sudah diprediksi Riko sebelumnya.
Ketika ingin membayar, Riko dibingungkan dengan dompetnya yang tak ada di dalam tas. Tiba-tiba ia teringat dengan kejadian kemarin setelah membayar makanan julian, ia memasukan dompet ke dalam tas dengan tergesa-gesa. "jangan-jangan waktu itu.. " Ucapnya dalam hati sambil menepok jidat. Kemudian Ia mencoba mengeluarkan semua isi tasnya, tapi tetap saja apa yang ia cari, tak kunjung ia temukan. Dengan perasaan bersalah dan bercampur malu, Riko menemui ibu kantin.
"Bu, saya Riko yang kemarin makan dengan kak Julian. Maaf bu dompet saya ilang, berapa totalnya nota saya hari ini? Saya akan bayar besok" Kata Riko sambil menunduk. "Jangan terlalu dipikirkan nak Riko, gpp kok" Ucap ibu kantin itu dengan lembut. Yaa Ibu kantin ini memang orang yang sangat baik hati, tapi bukan Riko namanya jika ia lari dari tanggung jawab.
"Terimakasi bu, tapi boleh saya minta notanya? Saya akan kesini lagi untuk membayarnya" Ucap Riko sembari tersenyum. "Ini notanya nak Riko" Jawab Ibu kantin sambil memberikan nota.
"Terimakasi bu" Saut Riko sebelum meninggalkan warung ibu itu, kemudian Ia segera bergegas menemui teman-teman kelompoknya.
40 menit waktu istrirahat berlalu, disisi lain teman sekelompok Riko menunggu kehadirannya, tetapi batang hidung Riko belum juga terlihat. Mereka tampak mulai bosan menunggu, apalagi Luna dan Lia yang sebenarnya sangat antusias menjadi bagian dari kelompok ini, alasannya tentu karna mereka punya kesempatan untuk bisa dekat dengan cowok tertampan di sekolah itu.
Selang berapa menit si gadis manis yaitu Dinda, melihat Riko menuju ke tempat mereka dari kejauhan, ia pun mulai gelisah.
"Duuuh dia datang lagi" Ucapnya dalam hati, sambil memikirkan cara untuk menghindar dari Riko.
"Hii..Maaf ya semuanya, aku ada urusan tadi" Sapa Riko ke teman-temannya. Mendengar suara yang tak asing itu, Lia dan Luna spontan menoleh ke belakang dengan mata yang berbinar. "Iya Riko gpp santai aja, duduk Riko duduk" Saut Adit, sambil menunjuk bangku kosong yang tepat berada di depan si gadis manis. Riko menatap ke arah Dinda sembari tersenyum tipis lalu tanpa berpikir panjang duduk di hadapannya, merespon itu Dinda berdiri "eh guys aku ke toilet dulu ya" Ucapnya. Riko sadar itu adalah salah satu upaya Dinda untuk menghindarinya.
"Wahh keren nih cewek, sampai sebegitunya menghindar dariku" Ucap Riko dalam hati sambil melamun, mulai detik itu juga tanpa disadari Riko yang awalnya hanya sebatas penasaran dan kagum, kini jatuh hati dengan si gadis manis.
"Ada urusan apa tadi dengan kak Julian Riko? " tanya Luna dengan penuh penasaran menyadarkan Riko dari lamunannya, "Cuman ngobrol soal tugas film aja kok Lun" Saut Riko, Ia tak ingin teman-temannya ikut masuk ke urusannya dengan Julian. "Oh kirain kamu di bully mereka" Imbuh Lia, "enggak kok, aman" Saut Riko lagi. "Oh iya Riko, kita bingung nih, kira-kira yang cocok jadi pasanganmu sebagai pemeran utama wanita siapa ya? " Potong Adit, "kalo aku sih siapa aja boleh, aku asik asik aja kok, Sekarang lebih ke siapa yang mau aja" ucap Riko seolah pasrah dengan siapapun yang akan menjadi partnernya sebagai pemeran utama, walaupun jauh di lubuk hatinya tentu Ia berharap si gadis manislah orangnya.
"Aku ada usul nih, tadi kan sebelum kamu datang kita udah sempat ngebahas soal partner ini, dan di antara ke 3 cewek di kelompok kita hanya Dinda yang gak mau jadi partnermu. Naah supaya adil, kita tunjuk dia aja. Gimana menurut kalian? " Ujar Adit memberikan usul. "Boleh juga idemu" Saut Riko yang berusaha menyembunyikan ke girangannya, sampai-sampai di bawah meja Riko spontas mengepalkan tangannya, seolah menunjukan gesture kemenangan. Lia dan Luna yang tak mau terlihat egois di depan Riko hanya bisa pasrah dan menyetujui usul itu.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!