ASMARANTI ( Istri Pengganti )
Dengan mantap Abimana menjabat tangan laki-laki yang saat ini menjadi Mertuanya, Kembali untuk mengucapkan Kalimat Ijab Khobul untuk yang kedua kali dalam hidupnya.
Ananda Abimana Candra Brawijaya bin Prabowo Laksmana, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Putri saya yang bernama Asmaranti Sukma Kinasih, dengan maskawinnya berupa Seperangkat Alat Sholat, Perhiasan Berupa Cincin Permata, Uang Tunai Sebesar Seratus lima puluh juta rupiah dibayar Tunai ,.”
"Saya Terima Nikah Dan Khawinya Asmaranti Sukma Kinasih Binti Lukman Sardi Dengan Maskawin Tersebut Dibayar Tunai"
"Bagaimana Saksi, Sah???" Ucap penghulu
SAH
"Sah"
"Sah"
"Sah"
Alhamdulillah .....
Seketika Penghulu Membacakan Doa kepada kedua mempelai.
اَللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ اٰدَمَ وَحَوَّاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَسَارَةَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ سَيِّدَنَا يُوْسُفَ وَزُلَيْخَاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَيِّدَتِنَا خَدِيْجَةَ الْكُبْرَى وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا عَلِيِّ وَسَيِّدَتِنَا فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءَ
Allâhumma allif bainahumâ kamâ allafta baina Adam wa Hawwa, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Ibrâhîm wa Sârah, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Yûsuf wa Zulaikha, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Muhammadin shallallâhu ‘alaihi wa sallama wa sayyidatinâ Khadîjatal kubrâ, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ ‘Aly wa sayyidatinâ Fâthimah az-Zahrâ
Artinya: “Ya Allah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Adama dan Hawa, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Ibrahim dan Sarah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Yusuf dan Zulaikha, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Baginda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallama dan Khadijah Al-Kubra, dan rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Ali dan Fathimah Az-Zahra.”
Asmaranti atau yang kerap di panggil Ranti, merasa sangat gugub, bulir bening seketika menetes begitu saja di sudut matanya.
Bukan tidak bahagia dengan pernikahannya, Namun saat ini Ranti tengah dilanda rasa gelisah, entah harus bahagia ataukah harus berduka.
Bagaimana tidak dirinya berduka, diatas pernikahannya yang banyak orang katakan merupakan moments bahagia , namun dirinya harus menjadi yang kedua dan menjadi madu dari kakak kandungnya.
Bulir bening yang terus saja menetes dari sudut matanya tak mampu menutupi rasa yang menyesakan dada. Ingin rasanya dia meronta berteriak dan meluapkan segala keluh dan kesahnya saat ini.
Entah sudah seperti apa dirinya saat ini, dengan riasan wajah yang semula baik-baik saja, seketika porak poranda karena derasnya air mata yang mengalir begitu saja.
FLASHBACK ON
Kembali mengingat sebuah momen, kejadian yang terjadi 6 bukan yang lalu.
Disebuah Rumah Kos yang sederhana, tempat dimana sosok Ranti tinggal, jauh dari kedua orang tua dan kakaknya, Bukan merupakan keinginan dan impiannya namun hal itu dia lakukan karena perusahaan yang menerima dirinya, menempatkan pada sebuah kota yang jauh dari keluarganya.
Tring...
Terdengar dering telepon yang memekakkan telinga.
"Ibuk ?" Gumam Ranti tatkala melihat satu nama yang tengah mencoba menyambungkan telepon.
Segera Ranti menggeser tombol hijau yang tertera pada layar telepon tersebut.
"Assalamualaikum Buk?" Ucap Ranti sopan
"Waalaikumsalam, Ranti" Ucap Bu Diana dari ujung telepon dengan suara cemas dan khawatir, di iringi suara tangis yang memekakkan telinga, membuat setiap hati mendengar merasa miris dibuatnya.
"Ada apa buk?" Ucap Ranti dengan hati tak kalah khawatir.
"Ranti, Kakakmu nak ! , Kakakmu Kecelakaan " ucap Bu Diana lirih, dengan Suara serak, dan Isak tangis yang masih jelas terdengar.
"Apa !" Seketika Ranti menjatuhkan smartphone miliknya, dan tidak lagi memperdulikan seseorang yang masih tersambung disana.
Hanya Isak tangis dari Asmaranti yang terdengar memenuhi seluruh ruangan kamar yang berukuran tidak begitu luas tersebut.
Setelah merasa cukup tenang, Secepat kilat Ranti meraih smartphone miliknya untuk membeli tiket kereta secara online.
Keberangkatan jam 17.30 , Menyisakan waktu satu jam bagi Ranti untuk segera bersiap dan berangkat ke Stasiun.
Tidak ingin membuang waktu lama, Ranti bergegas untuk mengemasi beberapa pakaian dan barang yang dia butuhkan selama menginap di tanah kelahirannya.
Tinn ... Tinn...
Terlihat sebuah mobil mewah yang melintas dari arah samping.
"Ranti Mau kemana ?" Tanya seorang laki-laki dari dalam mobil.
Ya. Seorang laki-laki yang sejak lama menaruh hati pada sosok Asmaranti Sukma Kinasih , dialah Bian Atmajaya, Seorang pewaris tunggal dimana tempat Asmaranti Bekerja saat ini.
"Aku mau ke stasiun " Ucap Ranti seketika dengan kaki yang terus melangkah kedepan, dan mengabaikan sosok laki-laki yang mengikutinya menggunakan mobil mewah tersebut.
"Aku antar " Ucapnya kemudian
"Tidak perlu" Jawab Ranti singkat dengan sesekali menyeka Bulir bening yang masih saja menetes
Menyadari terjadi sesuatu pada Gadis yang tengah di ikuti nya, Bian segera memarkirkan mobilnya di sembarang tempat, dan segera turun dari mobil, bergegas meraih tangan Ranti dan menariknya masuk kedalam mobil.
Sedikit terjadi penolakan dari Ranti, yang tidak ingin merepotkan Bian saat itu.
Setelah keduanya berada dalam satu mobil, Bian lantas mengemudikan mobilnya menuju stasiun dimana sebelumnya Ranti katakan.
Sejenak suasana menjadi hening tanpa kata dan suara dari keduanya. Namun sesekali tampak Bian yang melirik gadis yang tengah duduk di sampingnya melalui ekor matanya.
Terlihat jelas beberapa kali Ranti yang mencoba menyeka Air matanya yang keluar begitu saja menggunakan satu tangan.
Tak tahan dengan Susana demikian Bian pun akhirnya membuka suara, dan bertanya.
"Ada apa ?" Ucap Bian singkat
Ranti bergeming, dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut laki-laki yang ada di sampingnya.
Sejenak suasana kembali hening.
"Minumlah" Ucap Bian dengan menyodorkan sebuah botol air mineral, yang dianggapnya akan sedikit mengurai kesedihan dalam diri Ranti.
"Terima kasih" Ucap Ranti kemudian dengan meraih botol air mineral tersebut, dan segera meneguk beberapa kali, benar saja setelah meminum air mineral tersebut Ranti merasa sedikit tenang.
"Kakakku " Ucap Ranti lirih.
Bian tampak menyatukan kedua alisnya , menunggu kelanjutan dari ucapan Ranti.
"Kakakku kecelakaan, dan anak yang ada dalam kandungannya tidak dapat di selamatkan, nahasnya lagi Kak Dewi mengalami Cedera serius pada batang otak" Ucap Ranti dengan sesenggukan , memberi penjelasan pada sosok laki-laki di sampingnya.
Sejenak Bian pun merasa lidah nya sangat kelu, dengan berita yang baru di sampaikan oleh gadis pujaan hatinya tersebut.
Alih-alih dapat mengurai kesedihan dalam diri Ranti, Bian hanya dapat memberikan usapan lembut pada puncak kepala dan bahu Ranti.
Setelah beberapa saat perjalanan akhirnya keduanya telah tiba di sebuah stasiun.
Segera Ranti melesat ke bagian tiket untuk mencetak tiket onlinenya dan segera masuk kedalam pintu masuk stasiun.
Bahkan sesaat Ranti pun melupakan sosok pengantarnya, hingga tidak sempat untuk berpamitan ataupun mengucapkan kata terima kasih pada Bian.
Duduk dalam gerbong kereta eksekutif, dengan Pikiran melayang entah kemana, Ranti kembali merasakan sesak di dada. Diamana kakaknya harus kehilangan anak dalam kandungannya, Merasakan sakit yang luar biasa hingga dirinya harus berada di sebuah ruangan dingin, dan dalam keadaan koma..
***
Bersambung
***
Semoga Terhibur Ya Para Reader kesayangan author 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Afternoon Honey
nyimak membaca
2023-10-11
0
Bunda Titin
aku mampir mba Nabila.........sejak baca Senja Asmara Loka langsung jatuh cinta sama karya2 mba Nabila..........👍🙏😊🥰❤️
2023-09-04
1
Ummi Na Ssya
madu dari kakak kandung nya sendiri?artinya si cowok belum bercerai dengan kakaknya ranti?
memang nya boleh ya menikahi kakak dan adik?.
2023-08-20
1