5. Bian dan Ranti

Segera Ranti meraih smartphone miliknya dan mengabadikan Suasana ruangan yang terkesan indah dan manis dalam benaknya.

Mengambil beberapa potret gambar dari setiap sudut ruangan , terutama pada tempat tidur yang terdapat ribuan kelopak mawar yang tersemat namanya dan nama Abi disana.

***

Setelah mengabadikan setiap momen, Ranti merasa tubuhnya sudah tidak memiliki tenaga untuk sekedar berdamai dengan situasi yang sangat terasa sulit ini.

Segera Ranti merebahkan tubuhnya pada satu sisi tempat tidur yang tampak terdapat namanya disana.

Beberapa saat Ranti merebahkan tubuhnya yang sungguh sangat terasa lelah, sejenak terdengar dering telepon berbunyi.

Tring Tring

"Mas Bian " Gumam Ranti lirih setelah mengetahui sebuah nama yang mencoba menghubungkan panggilan padanya.

Segera Ranti menggeser sebuah tanda hijau yang tertera pada layar ponsel tersebut.

"Assalamualaikum Mas Bian" Ucap Ranti seketika.

"Waalaikum" Ucap Bian Kemudian

"Ada apa menghubungi malam-malam begini" Ucap Ranti dengan suara datar dan mata terpejam menahan rasa kantuk yang mendera.

"Harusnya aku yang tanya ada apa, kenapa kau cuti lama sekali, aku akan memecat mu jika kau tidak segera kembali" Ucap Bian dengan meninggikan suaranya satu oktaf.

Mendengar ucapan Bos besarnya seketika Ranti terbangun dan membuka matanya lebar.

"Ha.. Halow !! Tuan Bian Atmaja yang terhormat, Aku masih memiliki waktu cuti beberapa hari , dan kau sendiri bukan yang memberikan ijin, Lalu kenapa ini menjadi masalah bagimu !" Ucap Ranti tak kalah tinggi.

Alih-alih merasa takut pada Bian , Ranti justru membalas ucapan sang bos besar dengan nada suara tak kalah tinggi.

Mendengar suara Ranti yang menggerutu, sontak hal itu menjadi sesuatu yang lucu bagi Bian yang berada di ujung telepon.

Seketika terdengar gelak tawa dari Bian dari ujung telepon, terdengar pada pasang telinga Ranti yang terasa begitu memekakkan.

"Mas.. ! Cukup ! Aku sangat lelah, Aku akan tidur sekarang " Ucap Ranti dengan suara ketus.

"Hey tung----" terdengar suara Bian yang menggantung di udara, tatkala Ranti dengan sengaja segera mematikan panggilan telepon miliknya.

Ranti menghempas kasar Smartphone miliknya ke samping tubuhnya yang sudah terkapar lemah tak berdaya.

Bian merupakan sosok laki-laki baik hati yang berumur kurang lebih sama dengan Abi dan kakaknya Dewi.

Bian merupakan teman sekolah semasa SD dari sang kakak Dewi, dimana dulu Bian kerap datang kerumah orang tua Ranti, dan bermain bersama Ranti dan Dewi.

Sejak saat itu lah benih-benih cinta dalam diri Bian mulai tumbuh subur pada sosok yang dia kenal sebagai Asmaranti Sukma Kinasih tersebut.

Hingga saat ini perasaan yang Bian miliki terhadap Ranti semakin dalam mengakar dan tumbuh sangat subur.

Sejujurnya Ranti selalu acuh pada sosok Bian, karena Ranti selalu menganggap Bian sebagai sosok Kakak yang baik dan pelindung bagi Ranti.

Meski demikian Bian tidak pernah berhenti untuk mencintai Ranti dan memupuk rasa cintanya, meski selalu bertepuk sebelah tangan.

Bian selalu memiliki harapan besar jika suatu hari nanti Ranti akan luluh dan mau menerima cintanya, bukan sebagai kakak seperti selama ini, namun sebagai seorang pasangan.

***

Pagi hari terasa begitu sejuk dan menyegarkan bagi Ranti , setelah diguyur dinginnya air dari shower kamar bernuansa presidential suite tersebut.

Ranti keluar dari kamar mandi mengenakan kimono handuknya, dengan sebuah handuk yang melilit bagian kepalanya, yang basah akibat guyuran air.

Sejenak Ranti meneliti smartphone miliknya, terlihat beberapa pesan singkat masuk kedalam handphone miliknya.

Satu nama yang begitu menarik perhatian bagi Ranti untuk segera membuka pesan tersebut.

"Tante Sinta" Gumam Ranti lirih.

💌 Ranti, Mama tunggu kamu dan Abi di restoran ya.

Terlihat sebuah pesan yang mengarahkan pada sebuah perintah, dari sosok ibu mertuanya yang dalam kontak ponsel Ranti masih tersemat nama "Tante Sinta".

Sejenak Ranti berfikir keras bagaimana dia akan mengatakan pada ibu dan ayah mertuanya, jika semalaman Abi tidak kembali ke kamar setelah mengatakan akan pergi ke rumah sakit.

Merasa masa bodoh dengan hal itu, Ranti tampak segera bersiap untuk menyusul mertuanya yang telah menunggunya di restoran, untuk melaksanakan sarapan pagi.

Ranti mengabaikan beberapa pertanyaan yang seketika muncul dalam benaknya , Karena rasa lapar yang sudah tidak lagi dapat tertahan.

Ranti memilih untuk memikirkan jawaban dari beberapa pertanyaan yang telah dia pikirkan nanti setelah perutnya terisi.

Ranti tampak telah siap mengenakan sebuah dress bernuansa bunga berwarna peach, menambah pesona ayu dari kulit putih Ranti yang bersih.

Seluruh baju yang ada di dalam kamar hotel tersebut, merupakan baju-baju yang telah di siapkan oleh sosok ibu mertuanya yang baik hati.

Bahkan saat di jemput untuk ke hotel pun Ranti tidak di ijinkan untuk membawa satu barang pun, karena memang Bu Sinta telah menyiapkan segalanya untuk sang calon menantu.

Ranti tampak meneliti pada setiap inch tubuhnya yang terasa sangat sempurna pagi itu, Make up Tipis natural, rambut hitam panjang yang tergerai lurus hingga ke bagian pinggang dengan balutan dress mahal yang terkesan sopan namun glamor dan sepatu yang memiliki tinggi sekitar 3 cm yang dia kenakan.

"Ah. Cantiknya istri orang" Gumam Ranti lirih dengan mengulas sebuah senyum manis di wajah cantiknya.

Ranti tampak segera meraih ponsel dan kunci kamar, bergegas keluar dari kamar.

Menyusuri lorong lorong yang menampakkan pintu-pintu kamar hotel yang tertutup rapat, menuju lift yang ada disana.

Tampak Ranti memainkan Smartphone miliknya, untuk mengirim sebuah pesan pada sosok yang saat ini telah sah menjadi suaminya.

💌 Karena Mas Abi Belum Pulang, Ranti titipkan Kunci kamar pada resepsionis hotel, Ranti akan keluar sebentar.

Begitu kira-kira pesan yang dikirim Ranti pada Abi sang suami.

Setelahnya Ranti tampak mengedarkan pandanganya, mencari sosok yang sedari tadi telah menunggunya untuk melakukan sarapan.

Terlihat dari kejauhan Bu Sinta yang telah melambaikan tangannya untuk menyambut sang menantu, dan mengatakan dalam bahasa isyarat jika dirinya tengah duduk disana.

"Pagi sayang " Ucap Bu Sinta tatkala Ranti telah berada tepat di hadapannya.

Terlihat seulas senyum manis di bibir Ranti

"Pagi tan eh Ma" Ucap Ranti dengan mengatupkan kedua bibirnya, tatkala hampir saja dirinya salah menyebut sosok wanita di hadapannya dengan kata Tante.

"Tidak masala, duduk sini" Ajak Bu Sinta dengan ramah pada Ranti.

Ketiganya tampak saling melemparkan senyum sumringah.

Sebelumnya Bu Sinta telah menyiapkan beberapa menu di meja tersebut, yang mungkin saja Ranti akan menyukainya.

"Bagaimana tidurmu Ranti" ucap Pak Prabowo sang ayah mertua, yang seketika membuat Ranti merasa kaget dan tersedak oleh makanan yang tengah dia kunyah sebelumnya.

"Oh.. Nyaman Pa" Ucap Ranti tampak sungkan dengan bahu yang telah meremang.

Meski merasa sangat canggung, Ranti berusaha tetap tenang dan abai dengan suasana hatinya.

"Ohya mana Abi, kenapa kalian tidak datang bersama" Ucap Bu Sinta kemudian.

Kembali Ranti merasa kaget dengan pertanyaan ibu mertuanya tersebut.

"Mati lah aku !" Batin Ranti dalam hati

"Em.. mas Abi masih tidur ma, haha" Ucap Ranti berkilah dengan tawa garing yang menghiasi bibirnya.

"Oh... Mungkin Abi kelelahan ma" Sergah Pak Prabowo dengan mulut yang masih sibuk dengan makan yang tengah dia kunyah.

Seketika penuturan dari sang mertua membuat Ranti kembali mengulas sebuah senyum getir.

***

Bersambung

***

Terpopuler

Comments

Bunda Titin

Bunda Titin

ga tau aj anakmu pergi meninggalkan Ranti di malam pengantin..........sabar.......sabar.........bener2 hrs sabar ini mah mau gimana lg..........🤷🏼‍♀️🤷🏼‍♀️🙄

2023-09-04

0

Una_awa

Una_awa

iya Abi masih tidur di rumahsakit

2023-07-27

1

zenara

zenara

hmmm si abi awas lo nyesel ada CEO cakep lainnya yang udah cinta ma istri mu

2022-11-01

2

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG
2 2. Pernikahan Abi dan Ranti
3 3. Permintaan Mama Sinta
4 4. Permintaan Abi
5 5. Bian dan Ranti
6 6. Berbelanja
7 7. Pulang ke Apartemen
8 8. Istri Pengganti
9 9. Membuat Orang Lain Bahagia
10 10. Tak Perlu Memberi Harapan
11 11. Salah Paham
12 12. Cerita Sebenarnya
13 13. Merasa tenang
14 14. Belajar Untuk Merelakan
15 15. Pertengkaran
16 16. Perhatian yang Tiba-Tiba Muncul
17 17. Kebangkitan Junior
18 18. Jagung Bakar
19 19. Mencari informasi
20 20. Mengalir bagai Air
21 21. Pertolongan Abi
22 22. Hati yang kembali terluka
23 23. Ketakutan Ranti
24 24. Makan Siang Abi dan Ranti
25 25. Hadiah Dari Abi Part 1
26 26. Hadiah dari Abi Part 2
27 27. Keinginan Abi
28 28. Drama di pagi hari
29 29. Drama Sore Hari
30 30. Permintaan Abi
31 31. Rumah Mertua
32 32. Belajar Menghargai
33 33. Dilema hati
34 34. Terjadilah sesuatu yang tidak di harapkan.
35 35. Mulai Menerima
36 36. Rencana Bulan madu
37 37. Permintaan Ranti
38 38. Kekhawatiran Ranti
39 39. Mimpi
40 40. Luapan Hati
41 41. Malam Panjang
42 42. Camping
43 43. Kejutan dari Abi
44 44. Malam panjang
45 45. Kabar Mengejutkan
46 46. Pertemuan
47 47. Kesedihan
48 48. Istri Pengganti
49 49.Malam Indah
50 50. Menginap
51 51. Pagi yang Menyedihkan
52 52. Obrolan Kecil
53 53. Rujak
54 54. Kepergian
55 55. Ketakutan Ranti
56 56. Kehamilan Ranti
Episodes

Updated 56 Episodes

1
1. PROLOG
2
2. Pernikahan Abi dan Ranti
3
3. Permintaan Mama Sinta
4
4. Permintaan Abi
5
5. Bian dan Ranti
6
6. Berbelanja
7
7. Pulang ke Apartemen
8
8. Istri Pengganti
9
9. Membuat Orang Lain Bahagia
10
10. Tak Perlu Memberi Harapan
11
11. Salah Paham
12
12. Cerita Sebenarnya
13
13. Merasa tenang
14
14. Belajar Untuk Merelakan
15
15. Pertengkaran
16
16. Perhatian yang Tiba-Tiba Muncul
17
17. Kebangkitan Junior
18
18. Jagung Bakar
19
19. Mencari informasi
20
20. Mengalir bagai Air
21
21. Pertolongan Abi
22
22. Hati yang kembali terluka
23
23. Ketakutan Ranti
24
24. Makan Siang Abi dan Ranti
25
25. Hadiah Dari Abi Part 1
26
26. Hadiah dari Abi Part 2
27
27. Keinginan Abi
28
28. Drama di pagi hari
29
29. Drama Sore Hari
30
30. Permintaan Abi
31
31. Rumah Mertua
32
32. Belajar Menghargai
33
33. Dilema hati
34
34. Terjadilah sesuatu yang tidak di harapkan.
35
35. Mulai Menerima
36
36. Rencana Bulan madu
37
37. Permintaan Ranti
38
38. Kekhawatiran Ranti
39
39. Mimpi
40
40. Luapan Hati
41
41. Malam Panjang
42
42. Camping
43
43. Kejutan dari Abi
44
44. Malam panjang
45
45. Kabar Mengejutkan
46
46. Pertemuan
47
47. Kesedihan
48
48. Istri Pengganti
49
49.Malam Indah
50
50. Menginap
51
51. Pagi yang Menyedihkan
52
52. Obrolan Kecil
53
53. Rujak
54
54. Kepergian
55
55. Ketakutan Ranti
56
56. Kehamilan Ranti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!