Sejenak Abi berfikir bagaiman kejadian naas bisa menimpa Dewi , Hal itu terjadi karena Abi yang sangat sibuk hingga dirinya tidak bisa mengantar Dewi berbelanja untuk kebutuhan kelahiran bayinya.
Hingga Dewi harus sendirian menyetir dengan kondisi perut buncitnya.
***
Setidaknya dengan Ranti tinggal di Rumah akan ada banyak supir yang siap sedia mengantarkan Ranti kemanapun Ranti pergi.
Namun sejujurnya Abi sudah berfikir sebuah rencana, jika dirinya tinggal di apartemen, untuk tidur dalam kamar terpisah jika tinggal di apartemen yang dulu di tempatnya bersama dengan Dewi.
Abi berfikir dirinya tidak mungkin tidur dalam satu ranjang dengan seorang wanita, dimana dalam hatinya ada wanita lain yaitu Dewi.
Abi tidak dapat membayangkan jika harus tidur dalam satu ranjang bersama Ranti, bagaimanpun dirinya adalah laki-laki normal.
Namun di sisi lain Abi berfikir jika dirinya tinggal satu atap dengan kedua orang tuanya, dia tidak ada bisa tidur terpisah dengan Ranti.
Sudah tentu saja Bu Sinta dan Pak Prabowo tidak akan mengijinkan keduanya tidur dalam kamar yang berbeda.
Memikirkan hal itu saja sudah membuat Abi merasa pusing.
"Bagaimana Abi !" Ucap Bu Sinta membuyarkan lamunan Abi.
"Terserah mama saja !" Ucap Abi dengan suara datar.
Bu Sinta tampak lega dengan mengukir sebuah senyum simpul di sudut bibirnya.
" Baiklah , Rasanya sudah semakin larut, Mama kembali ke kamar dulu, kalian beristirahatlah , Istirahat lah Ranti, besok kita sarapan bersama" Ucap Bu Sinta pada keduanya, dan segera berlalu dari hadapan kedua pasang pengantin baru tersebut.
Setelah kepergian Bu Sinta, suasana kamar tampak sepi, sunyi dan senyap, tanpa ada perbincangan atau kata diantara keduanya.
Ranti yang masih mengenakan Kebayanya pun ikut larut dalam suasana sepi yang tercipta.
Sejenak kebingungan menyelinap dalam hatinya, Entah harus berbuat apa, atau berkata apa.
"Ranti " Ucap Abi dengan suara datar
"Iya mas Abi " Jawab Ranti kemudian.
Abi tampak terlihat mengerutkan dahi dengan kedua alis yang saling bertautan
"Apa mas Abi keberatan, jika Ranti memanggil dengan sebutan itu? Tanya Ranti yang tampak meneliti sorot mata Abi seolah ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
"Bukan , Bukan Begitu Maksudku, hanya saja terdengar aneh " Ucap Abi
"Baik jika begitu Ranti tidak akan melakukanya" Ucap Ranti dengan wajah tertunduk malu.
Menyadari perubahan sikap dan wajah Ranti ,Abi merasa sedikit tidak enak hati.
"Bukan begitu, aku hanya belum terbiasa jika kau yang mengucapkannya, tapi tidak masalah jika kau memanggilku dengan sebutan Mas" Ucap Abi kemudian, mencoba mencairkan suasana tidak nyaman dari Ranti.
Ranti tampak mengukir senyum getir di wajahnya, mengingat bagaimana nasib pernikahan dirinya dengan Abi kedepannya.
Hanya karena sebuah kata panggilan Mas, Membuat sosok Abi bereaksi. Hal itu sudah cukup membuktikan jika memang tidak ada ruang untuknya tinggal dalam hati Abi.
"Oya, jadi apa yang ingin mas Abi katakan " Ucap Ranti membuka topik pembicaraan baru.
Ranti tidak ingin lebih lama bergulat dengan rasa malu dan perasaan tidak nyamannya terhadap sosok kakak ipar yang saat ini menjadi suaminya.
"Ah Iya" Ucap Abi, tampak membetulkan posisi duduknya dengan menatap lurus pada sosok Ranti yang tengah duduk dihadapannya.
Terlihat Abi yang menghela nafas panjang, dan Ranti yang hanya mengamati dan menunggu apa yang akan Abi katakan padanya.
"Aku tahu kau pun Pasti terpaksa menikah denganku, Terlihat konyol memnag " ucap Abi dengan suara datar dan senyum getir di wajahnya.
"Aku tidak akan memaksamu untuk melayaniku, dan sebaliknya aku akan membebaskan mu melakukan apapun yang kau inginkan" Tukas Abi
"Namun aku memiliki satu permintaan" Ucap Abi kemudian
Ranti tampak mengerutkan dahi dan menautkan kedua alisnya, tampak mencoba mencerna arah pembicaraan Abi.
"Cobalah, meminta pada mama Untuk tinggal di Apartemen saja" Ucap Abi
"Memangnya kenapa dengan tinggal di rumah ?" Ucap Ranti datar
"Tidak , Hanya saja aku tidak ingin menyakitimu lebih jauh, Aku tahu kau sudah cukup tersiksa dengan pernikahan ini"
"Dan sejujurnya dalam hatiku hanya ada Dewi saja, Aku tidak ingin mengkhianatinya ditengah kondisinya yang seperti saat ini"
"Setidaknya dengan kita tinggal di apartemen, kita bisa tidur dalam kamar terpisah, dan tentu saja hal itu akan lebih mudah bagiku dan bagimu " Ucap Abi kemudian
Ranti tampak merasa getir dengan ucapan laki-laki di hadapannya.
Tidak ada cinta, sejujurnya bukan sebuah permasalahan baginya, namun kata-kata Abi terasa begitu menyakitkan untuk Ranti dengar.
Terlebih dengan terang-terangan Abi tidak akan pernah mengganti sosok Dewi dalam hatinya.
"Ohh... Baiklah, Ranti akan Coba" ucap Ranti datar dengan sudut mata yang Mulai berembun.
Setelah mengutarakan maksut dan tujuannya, Abi bergegas untuk bangkit dari posisinya semula, dan beranjak menuju pintu kamar.
"Mas Abi mau kemana ?" Tanya Ranti seketika.
"Aku akan Ke Rumah Sakit" Ucap Abi datar
"Tidak perlu menungguku" Ucap Abi kemudian dengan berlalu meninggalkan Ranti yang masih duduk tergugu dengan posisinya semula.
Sejujurnya tidak ada rasa cemburu, namun Ranti merasa getir dengan nasibnya.
"Sudahlah Ranti, tidak perlu banyak berharap" Gumam Ranti dalam hati.
"Ah , Iya .. Baiklah, hati-hati" Ucap Ranti kemudian, dengan mengulas sebuah senyum di bibirnya.
Setelah kepergian Abi , menyisakan Ranti seorang diri di dalam kamar pengantin, tempat dimana biasanya sepasang pengantin baru, menikmati indahnya madu asmara diatas peraduan.
Namun tidak dengan Ranti , yang hanya sendiri dalam ruangan sepi, meski terlihat begitu menyenangkan berada di sebuah ruang megah dengan taburan kelopak mawar merah yang membuat semerbak harum dalam ruangan tersebut.
Serta banyaknya buang anyelir dan lilin-lilin kecil yang tersusun rapi pada setiap sudut ruangan tersebut, menambah sahdu nya suasana malam itu.
Tidak ingin lebih lama dalam suasana yang entah Ranti sendiri tidak dapat pahami, segera Ranti beranjak dari duduknya dan bergegas menuju kamar mandi untuk melepaskan semua aksesoris yang menempel pada tubuhnya.
Sejenak membersihkan diri dengan berendam pada air hangat, sedikit mampu mengurai penat dalam diri Ranti.
Memejamkan mata, menikmati harumnya aromaterapi yang menambah rileks dan tenang pada suasana hati yang tengah tidak dapat di pahami.
Setelah menuntaskan ritual mandinya, Ranti bergegas menuju tempat tidur.
Disana terlihat Lembaran ribuan kelopak mawar yang tersusun rapi dengan hiasan Sepasang angsa putih yang saling bertaut mesra.
Terlihat jelas dalam pandang mata Ranti "Abimana & Asmaranti" tergambar jelas menggunakan kelopak mawar putih, ditengah banyaknya kelopak mawar merah disana.
Sejujurnya hal itu sangat luar biasa bagi Ranti. namun Ranti sadar dirinya hanya dapat mengulas sebuah senyum getir.
Tidak berselang lama , Ranti tampak tengah mencari keberadaan smartphone miliknya, yang ternyata dia Letakan diatas meja, tatkala dirinya tengah berbincang bersama sang mertua dan juga Abi sebelumnya.
Segera Ranti meraih smartphone miliknya dan mengabadikan Suasana ruangan yang terkesan indah dan manis dalam benaknya.
Mengambil beberapa potret gambar dari setiap sudut ruangan , terutama pada tempat tidur yang terdapat ribuan kelopak mawar yang tersemat namanya dan nama Abi disana.
***
Bersambung
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Bunda Titin
miris........di malam pernikahan yg seharusnya penuh kebahagiaan justru kamu sendirian...........yg sabar Ranti in syaa Allah keikhlasanmu membawa kebahagiaan untukmu suatu saat nanti ...........🙏😔
2023-09-04
1
wil wil
ya ampun...baru nikah udah di tinggal.. kasian sekali
2023-07-05
1
naynay
sedih ini..
2023-01-11
1