Pergilah Mas
Namaku Siti seorang wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Ingat menjadi ibu rumah tangga termasuk profesi ya.
Aku dan suami ku sudah menikah 6 tahun lamanya. Suamiku memiliki usaha restoran usaha suamiku sudah terbilang cukup maju,dan selalu ramai pengunjung.
Kami memiliki seorang putra berusia 5 tahun yang bernama Hanan.
...****************...
waktu baru menunjukan pukul 6 pagi,tapi Sit sudah berteriak teriak memanggil suaminya.
"mas,mas,kamu di mana sih,dari tadi aku paggilin kok gak di jawab jawab sih"
Tiara terus menggerutu begitu melihat suaminya yang baru keluar dari kamar.
"ada apa sayang, hm. Pagi pagi sudah marah marah nanti cepat tua lho" ucap Arya.
"Mas gimana aku gak marah marah, mas di paggilin dari tadi gak menyahut menyahut, buat orang kesal aja" Siti masih kesal dengan suaminya, yang kalau di panggil suka gak di jawab.
"Mas kan lagi mandi sayang, mas kan gak dengar kalo kamu manggil manggil mas.
Jangan ngambek dong sayang, malu sama anak kamu tuh".
Siti melihat arah yang ditunjukan oleh Arya,di sana anak mereka Hanan sedang menonton tv melihat kerah mereka. Anak yang malang, sering kali melihat drama orang tuanya yang lebay.
"Memangnya ada apa kamu nyari mas, hm" tanya arya.
"Oh iya, aku sampai lupa mau ngomong apa sama kamu tadi. Kamu sih, bikin orang kesal aja jadi lupa kan mau ngomong apa" omel Siti. Siti tampak berpikir mengingat apa yang mau di sampaikan sama suaminya.
"Sekarang aku ingat, tadi waktu aku menyapu halaman di depan, aku dengar ibu ibu pada heboh"
namanya kan ibu ibu,suka heboh.
"Kata mereka ada yang meninggal di persimpangan jalan yang ada di depan toko kita itu mas. Mereka menyebut mas jaka suaminya lilis yang kecelakaan sekarang lagi dibawa ke puskesmas." Ucap Siti.
"Terus sekarang gimana keadaannya? Lilis sudah tau belum kalau mas Jaka kecelakaan?"
Mas Arya terlihat begitu khawatir, karna memang mas Arya dan Mas jaka adalah saudara sepupu.
Aku menggelengkan kepala ku, pertanda bahwa aku juga tidak tahu bagaimana keadaan mas Jaka.
Mas Arya lalu bergegas masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya, karna mas Arya masih memakai handuk dan mengambil kunci mobil. Melihat mas Arya masuk ke kamar aku bergegas mengunci semua pintu yang ada di rumah ini. Aku juga mematikan tv dan langsung menggendong anakku. Setelah semuanya selesai, kami bergegas menuju puskemas untuk melihat keadaan mas Jaka.
...****************...
Sesampainya di puskesmas kami langsung menemui mas Jaka di ruangannya, yang ternyata sedang di periksa oleh dokter, aku melihat Lilis menangis sesenggukan bersama anaknya yang masih kecil. Aku mencoba untuk menenangkan Lilis.
Sedangkan Mas Arya langsung melihat kondisi mas Jaka yang ternyata begitu parah akibat kecelakaan yang di alaminya.
Melihat mas Arya menghampirinya,mas Jaka langsung menatap Mas Arya
"Arya, mungkin waktu ku cukup sampai di sini, tolong jaga anak dan istriku ya" ucap mas Jaka
Sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya yang di penuhi luka luka. Mas Arya yang mendengar itu langsung mengatakan
"kamu akan baik baik saja Jaka, bertahan lah. Kita harus membesarkan anak kita bersama sama." Jawab mas Arya sambil mengusap air matanya.
Mas Jaka yang melihat mas Arya menitikkan air mata hanya bisa tersenyum. Siapa sangka senyuman yang mas Jaka perlihatkan tadi adalah senyuman terakhirnya. Mas Jaka menghembuskan napas terakhirnya di sisi mas Arya. Melihat mas Jaka yang sudah tiada kami hanya bisa
mengucapkan, innalillahiwainnailaihirojiun.
Sementara Lilis yang melihat suaminya sudah meninggal hanya bisa menangis.
Siang harinya kami mengantar mas Jaka ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Dan Malam harinya di rumah Lilis sudah di penuhi oleh keluarga dan tetangga yang akan mengadakan tahlilan untuk Mas jaka.
...****************...
2 bulan setelah kepergian mas Jaka, Lilis kini membantuku dan Mas Arya bekerja di restoran yang kami kelola. Awalnya aku menolak untuk menerima Lilis bekerja di sana.
"Mas, apa tidak sebaiknya Lilis tidak bekerja dengan kita. Di sini kan sudah ada yang membantu, jika kita menerima lilis, kerjaan Lilis di sini apa? " ucap ku kepada mas Arya saat kami sedang menonton Tv.
Tapi mas Arya bersikeras ingin menerima Lilis.
"Lilis bisa membantu karyawan yang lainnya, dan juga bisa menjaga kasir saat mas pergi"
terang mas Arya.
Aku yang mendengar mas Arya mengatakan itu, langsung menjawab.
"Terus aku ngapain mas, biasanya kan aku yang melakukan itu semua, pokoknya aku gak setuju kalau Lilis bekerja dengan kita" Siti memalingkan muka dari Arya.
"Sayang, jangan marah dong. Mas kan melakukan itu semua karna kasihan melihat Lilis dan anaknya yang semakin susah setelah di tinggal mas jaka. Dan kamu bisa istirahat di rumah" Arya meraih tangan Siti dan menciumnya.
Namun Siti tetap tidak mau melihatnya.
"Lihat sini dong sayang" Arya masih berusaha membujuk Siti untuk melihat kearahnya.
Siti pun hanya bisa membuang nafasnya dan menghadapkan wajahnya untuk melihat Arya.
"Mas, masih ada cara lain jika kamu memang ingin membantu mereka. Misalnya kamu kasih modal usaha buat mereka. Lilis Kan bisa membuka warung di depan rumahnya mas. Tanpa harus menerima Lilis bekerja dengan kita" ucap Siti selembut mungkin, agar Arya tidak tersinggung.
"Sayang, kamu cemburu ya" Arya mulai menggoda Siti yang kelihatan sekali jika dia cemburu.
"Mas, istri mana sih yang rela melihat suaminya bersama wanita lain, sementara aku kamu suruh tinggal di rumah" ucap Siti.
"Tapi sayang, di restoran kita kan mas gak hanya berdua sama Lilis, masih ada karyawan yang lainnya" ucap Arya.
"Aku tau mas" ucap Siti setenang mungkin.
"Tapi, siapa yang akan tau kedepannya. Sebelum itu terjadi lebih baik kita menghindar" terang Siti kepada Arya.
Arya yang mendengar ucapan Siti langsung cemberut
"Berarti selama ini kamu gak percaya sama mas ya" tuduhnya kepada Siti.
"Bukan begitu mas. Aku percaya sama kamu. Tapi hati manusia bisa saja berubah mas, kita gak ada yang tau" bujuk Siti.
"Mas itu cuma cinta dan sayang sama kamu, mana mungkin mas bisa jatuh hati pada wanita lain. Apalagi itu mantan istri saudara mas sendiri" ucap mas arya lagi.
Siti yang mendengarnya pun hanya bisa diam, sembari menahan rasa kesal di hati.
"Baik lah mas, jika itu mau mu. Aku mengalah, Lilis boleh bekerja dengan kita tapi kamu harus tau, jika sampai kamu berpaling pada wanita lain aku gak akan mau kembali sama kamu lagi, ingat!" ucap Siti dengan tegas.
"Mungkin kesalahan yang kamu perbuat masih bisa aku terima dan aku maafkan. Tapi tidak dengan bermain hati, jika kamu sudah berpaling ke lain hati, aku akan melepaskan mu, dan aku tidak akan pernah memintamu untuk tetap bersama ku, camkan itu" ucap Siti sembari berdiri dan masuk ke kamar.
Arya yang mendengar ucapan Sit tadi hanya bisa terdiam. Siti mengatakan itu semua bukan tanpa alasan. Siti sering melihat Lilis yang jika datang ke toko, sering mencuri pandang melihat Arya.
...****************...
Hari ini Lilis mulai bekerja, sementara Siti di suruh Arya untuk tinggal di rumah.
"Sayang, hari ini kamu di rumah aja ya. Kan sudah ada Lilis yang membantu mas menjaga restoran kita dan kamu juga punya banyak waktu untuk menemani putra kita belajar"
Siti yang mendengar ucapan Arya hanya bisa mengangguk dengan malas.
"Iya" jawab Siti sekenanya.
Siti bukannya tidak mau membantah ucapan Arya tapi dia terlalu malas berdebat pagi pagi hanya karna seorang Lilis. Arya tersenyum, dan pamit pergi ke restoran setelah mencium kening Siti.
Siti yang melihat Arya sudah pergi hanya bisa menghela nafasnya.
"semoga semuanya baik baik saja, ya Allah hamba mohon lindungilah keluarga hamba dari segala marabahaya" ucap Siti didalam hatinya.
Disisi lain Lilis yang melihat Arya sudah datang langsung merapikan penampilannya.
"sudah lama menunggu Lis?" tanya Arya kepada Lilis sembari membuka pintu restoran yang masih terkunci.
Lilis yang mendengar mas Arya menyapa hanya tersenyum.
"Nggak mas, aku baru datang juga"
Karyawan yang mendengar suara Lilis yang di buat manja, hanya bisa menggelengkan kepala.
Setelah pintu terbuka Arya dan para karyawan yang biasa bekerja langsung masuk dan memulai pekerjaan dengan membersihkan restoran dan halamannya.
Sementara Arya duduk di meja kasir sembari mengecek perlengkapan barang yang ada di restoran, mana yang masih ada dan mana yang harus di beli.
Lilis melihat Arya sibuk dengan kegiatannya tersenyum lalu ia menghampiri Arya.
"Mas Arya sudah sarapan belum ?" tanya Lilis.
Arya yang melihat Lilis berdiri di depan mejanya hanya menganggukkan kepalanya.
"Sudah tadi di rumah sama Siti" jawab arya.
Lilis yang mendengar jawaban Arya hanya mengangguk
"Oh, aku kira mas belum sarapan tadi. Kalau belum kan kita bisa sarapan bareng"
Melihat Arya yang tidak menanggapi ucapannya lilis yang kesal pun berlalu.
Ia pun mulai bekerja dengan karyawan yang lainnya.
......................
Sementara itu Siti yang baru pulang dari mengantar anaknya yang masih sekolah TK,hanya mondar mandir di dalam rumah.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang"pikirnya.
"Bukannya aku tidak percaya sama Mas Arya,tapi sebelum semuanya terjadi aku harus berhati hati" monolog Siti.
Siti berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang. Arya memintanya untuk tetap tinggal di rumah, tapi jika dia menurutinya maka jalan bagi para pelakor semakin terbuka.
"Oh ya, aku kan bisa mengantar makan siang untuk Mas Arya, ya walaupun aku tau di restoran banyak makanan, dan dia gak akan kelaparan" ucap siti sambil cekikan.
Siti yang mendapat ide tersebut bergegas ke dapur, dia akan memasak makan kesukaan Arya,yaitu gulai jengkol.
setelah tau apa yang harus ia lakukan Siti pun bergegas menuju dapur. dia akan menemui Arya di restoran setelah menjemput anaknya nanti.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
elda putri
baru juga baca bab 1
penulisannya banyak yang typo
apa kabar bab-bab selanjutnya ?
fokus thor kalo nulis, buat pembaca mu nyaman dalam cerita novel mu !!
2023-01-14
1
❌
aq mmpir kk😘
2022-12-22
1
cinta semu
baru baca kok q ikutan was2 ya
2022-12-14
2