NovelToon NovelToon

Pergilah Mas

Bab 1

Namaku Siti seorang wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Ingat menjadi ibu rumah tangga termasuk profesi ya.

Aku dan suami ku sudah menikah 6 tahun lamanya. Suamiku memiliki usaha restoran usaha suamiku sudah terbilang cukup maju,dan selalu ramai pengunjung.

Kami memiliki seorang putra berusia 5 tahun yang bernama Hanan.

...****************...

waktu baru menunjukan pukul 6 pagi,tapi Sit sudah berteriak teriak memanggil suaminya.

"mas,mas,kamu di mana sih,dari tadi aku paggilin kok gak di jawab jawab sih"

Tiara terus menggerutu begitu melihat suaminya yang baru keluar dari kamar.

"ada apa sayang, hm. Pagi pagi sudah marah marah nanti cepat tua lho" ucap Arya.

"Mas gimana aku gak marah marah, mas di paggilin dari tadi gak menyahut menyahut, buat orang kesal aja" Siti masih kesal dengan suaminya, yang kalau di panggil suka gak di jawab.

"Mas kan lagi mandi sayang, mas kan gak dengar kalo kamu manggil manggil mas.

Jangan ngambek dong sayang, malu sama anak kamu tuh".

Siti melihat arah yang ditunjukan oleh Arya,di sana anak mereka Hanan sedang menonton tv melihat kerah mereka. Anak yang malang, sering kali melihat drama orang tuanya yang lebay.

"Memangnya ada apa kamu nyari mas, hm" tanya arya.

"Oh iya, aku sampai lupa mau ngomong apa sama kamu tadi. Kamu sih, bikin orang kesal aja jadi lupa kan mau ngomong apa" omel Siti. Siti tampak berpikir mengingat apa yang mau di sampaikan sama suaminya.

"Sekarang aku ingat, tadi waktu aku menyapu halaman di depan, aku dengar ibu ibu pada heboh"

namanya kan ibu ibu,suka heboh.

"Kata mereka ada yang meninggal di persimpangan jalan yang ada di depan toko kita itu mas. Mereka menyebut mas jaka suaminya lilis yang kecelakaan sekarang lagi dibawa ke puskesmas." Ucap Siti.

"Terus sekarang gimana keadaannya? Lilis sudah tau belum kalau mas Jaka kecelakaan?"

Mas Arya terlihat begitu khawatir, karna memang mas Arya dan Mas jaka adalah saudara sepupu.

Aku menggelengkan kepala ku, pertanda bahwa aku juga tidak tahu bagaimana keadaan mas Jaka.

Mas Arya lalu bergegas masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya, karna mas Arya masih memakai handuk dan mengambil kunci mobil. Melihat mas Arya masuk ke kamar aku bergegas mengunci semua pintu yang ada di rumah ini. Aku juga mematikan tv dan langsung menggendong anakku. Setelah semuanya selesai, kami bergegas menuju puskemas untuk melihat keadaan mas Jaka.

...****************...

Sesampainya di puskesmas kami langsung menemui mas Jaka di ruangannya, yang ternyata sedang di periksa oleh dokter, aku melihat Lilis menangis sesenggukan bersama anaknya yang masih kecil. Aku mencoba untuk menenangkan Lilis.

Sedangkan Mas Arya langsung melihat kondisi mas Jaka yang ternyata begitu parah akibat kecelakaan yang di alaminya.

Melihat mas Arya menghampirinya,mas Jaka langsung menatap Mas Arya

"Arya, mungkin waktu ku cukup sampai di sini, tolong jaga anak dan istriku ya" ucap mas Jaka

Sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya yang di penuhi luka luka. Mas Arya yang mendengar itu langsung mengatakan

"kamu akan baik baik saja Jaka, bertahan lah. Kita harus membesarkan anak kita bersama sama." Jawab mas Arya sambil mengusap air matanya.

Mas Jaka yang melihat mas Arya menitikkan air mata hanya bisa tersenyum. Siapa sangka senyuman yang mas Jaka perlihatkan tadi adalah senyuman terakhirnya. Mas Jaka menghembuskan napas terakhirnya di sisi mas Arya. Melihat mas Jaka yang sudah tiada kami hanya bisa

mengucapkan, innalillahiwainnailaihirojiun.

Sementara Lilis yang melihat suaminya sudah meninggal hanya bisa menangis.

Siang harinya kami mengantar mas Jaka ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Dan Malam harinya di rumah Lilis sudah di penuhi oleh keluarga dan tetangga yang akan mengadakan tahlilan untuk Mas jaka.

...****************...

2 bulan setelah kepergian mas Jaka, Lilis kini membantuku dan Mas Arya bekerja di restoran yang kami kelola. Awalnya aku menolak untuk menerima Lilis bekerja di sana.

"Mas, apa tidak sebaiknya Lilis tidak bekerja dengan kita. Di sini kan sudah ada yang membantu, jika kita menerima lilis, kerjaan Lilis di sini apa? " ucap ku kepada mas Arya saat kami sedang menonton Tv.

Tapi mas Arya bersikeras ingin menerima Lilis.

"Lilis bisa membantu karyawan yang lainnya, dan juga bisa menjaga kasir saat mas pergi"

terang mas Arya.

Aku yang mendengar mas Arya mengatakan itu, langsung menjawab.

"Terus aku ngapain mas, biasanya kan aku yang melakukan itu semua, pokoknya aku gak setuju kalau Lilis bekerja dengan kita" Siti memalingkan muka dari Arya.

"Sayang, jangan marah dong. Mas kan melakukan itu semua karna kasihan melihat Lilis dan anaknya yang semakin susah setelah di tinggal mas jaka. Dan kamu bisa istirahat di rumah" Arya meraih tangan Siti dan menciumnya.

Namun Siti tetap tidak mau melihatnya.

"Lihat sini dong sayang" Arya masih berusaha membujuk Siti untuk melihat kearahnya.

Siti pun hanya bisa membuang nafasnya dan menghadapkan wajahnya untuk melihat Arya.

"Mas, masih ada cara lain jika kamu memang ingin membantu mereka. Misalnya kamu kasih modal usaha buat mereka. Lilis Kan bisa membuka warung di depan rumahnya mas. Tanpa harus menerima Lilis bekerja dengan kita" ucap Siti selembut mungkin, agar Arya tidak tersinggung.

"Sayang, kamu cemburu ya" Arya mulai menggoda Siti yang kelihatan sekali jika dia cemburu.

"Mas, istri mana sih yang rela melihat suaminya bersama wanita lain, sementara aku kamu suruh tinggal di rumah" ucap Siti.

"Tapi sayang, di restoran kita kan mas gak hanya berdua sama Lilis, masih ada karyawan yang lainnya" ucap Arya.

"Aku tau mas" ucap Siti setenang mungkin.

"Tapi, siapa yang akan tau kedepannya. Sebelum itu terjadi lebih baik kita menghindar" terang Siti kepada Arya.

Arya yang mendengar ucapan Siti langsung cemberut

"Berarti selama ini kamu gak percaya sama mas ya" tuduhnya kepada Siti.

"Bukan begitu mas. Aku percaya sama kamu. Tapi hati manusia bisa saja berubah mas, kita gak ada yang tau" bujuk Siti.

"Mas itu cuma cinta dan sayang sama kamu, mana mungkin mas bisa jatuh hati pada wanita lain. Apalagi itu mantan istri saudara mas sendiri" ucap mas arya lagi.

Siti yang mendengarnya pun hanya bisa diam, sembari menahan rasa kesal di hati.

"Baik lah mas, jika itu mau mu. Aku mengalah, Lilis boleh bekerja dengan kita tapi kamu harus tau, jika sampai kamu berpaling pada wanita lain aku gak akan mau kembali sama kamu lagi, ingat!" ucap Siti dengan tegas.

"Mungkin kesalahan yang kamu perbuat masih bisa aku terima dan aku maafkan. Tapi tidak dengan bermain hati, jika kamu sudah berpaling ke lain hati, aku akan melepaskan mu, dan aku tidak akan pernah memintamu untuk tetap bersama ku, camkan itu" ucap Siti sembari berdiri dan masuk ke kamar.

Arya yang mendengar ucapan Sit tadi hanya bisa terdiam. Siti mengatakan itu semua bukan tanpa alasan. Siti sering melihat Lilis yang jika datang ke toko, sering mencuri pandang melihat Arya.

...****************...

Hari ini Lilis mulai bekerja, sementara Siti di suruh Arya untuk tinggal di rumah.

"Sayang, hari ini kamu di rumah aja ya. Kan sudah ada Lilis yang membantu mas menjaga restoran kita dan kamu juga punya banyak waktu untuk menemani putra kita belajar"

Siti yang mendengar ucapan Arya hanya bisa mengangguk dengan malas.

"Iya" jawab Siti sekenanya.

Siti bukannya tidak mau membantah ucapan Arya tapi dia terlalu malas berdebat pagi pagi hanya karna seorang Lilis. Arya tersenyum, dan pamit pergi ke restoran setelah mencium kening Siti.

Siti yang melihat Arya sudah pergi hanya bisa menghela nafasnya.

"semoga semuanya baik baik saja, ya Allah hamba mohon lindungilah keluarga hamba dari segala marabahaya" ucap Siti didalam hatinya.

Disisi lain Lilis yang melihat Arya sudah datang langsung merapikan penampilannya.

"sudah lama menunggu Lis?" tanya Arya kepada Lilis sembari membuka pintu restoran yang masih terkunci.

Lilis yang mendengar mas Arya menyapa hanya tersenyum.

"Nggak mas, aku baru datang juga"

Karyawan yang mendengar suara Lilis yang di buat manja, hanya bisa menggelengkan kepala.

Setelah pintu terbuka Arya dan para karyawan yang biasa bekerja langsung masuk dan memulai pekerjaan dengan membersihkan restoran dan halamannya.

Sementara Arya duduk di meja kasir sembari mengecek perlengkapan barang yang ada di restoran, mana yang masih ada dan mana yang harus di beli.

Lilis melihat Arya sibuk dengan kegiatannya tersenyum lalu ia menghampiri Arya.

"Mas Arya sudah sarapan belum ?" tanya Lilis.

Arya yang melihat Lilis berdiri di depan mejanya hanya menganggukkan kepalanya.

"Sudah tadi di rumah sama Siti" jawab arya.

Lilis yang mendengar jawaban Arya hanya mengangguk

"Oh, aku kira mas belum sarapan tadi. Kalau belum kan kita bisa sarapan bareng"

Melihat Arya yang tidak menanggapi ucapannya lilis yang kesal pun berlalu.

Ia pun mulai bekerja dengan karyawan yang lainnya.

......................

Sementara itu Siti yang baru pulang dari mengantar anaknya yang masih sekolah TK,hanya mondar mandir di dalam rumah.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang"pikirnya.

"Bukannya aku tidak percaya sama Mas Arya,tapi sebelum semuanya terjadi aku harus berhati hati" monolog Siti.

Siti berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang. Arya memintanya untuk tetap tinggal di rumah, tapi jika dia menurutinya maka jalan bagi para pelakor semakin terbuka.

"Oh ya, aku kan bisa mengantar makan siang untuk Mas Arya, ya walaupun aku tau di restoran banyak makanan, dan dia gak akan kelaparan" ucap siti sambil cekikan.

Siti yang mendapat ide tersebut bergegas ke dapur, dia akan memasak makan kesukaan Arya,yaitu gulai jengkol.

setelah tau apa yang harus ia lakukan Siti pun bergegas menuju dapur. dia akan menemui Arya di restoran setelah menjemput anaknya nanti.

......................

Bab 2

Sementara itu Lilis hanya memerintah karyawan yang lainnya untuk bekerja,sementara dia hanya bertolak pinggang.

"Anton jangan lupa kamu lap semua meja yang ada di depan sampai bersih!" perintah Lilis dengan angkuh.

Anton yang mendengar itu hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan Lilis dan yang lainnya untuk mengerjakan tugas yang di perintahkan oleh Lilis.

"Yang lainnya langsung kerja jangan cuma diam aja!."

Mendengar perintah Lilis mereka pun langsung membubarkan diri, dan menjalankan tugas masing masing.

"Sok berkuasa padahal kan dia juga karyawan di sini" oceh Rini, setelah pergi dari hadapan Lilis.

"Iya, padahal kan almarhum suaminya cuma saudara sepupu sama pak Arya, tapi sok berkuasanya melebihi pemilik restoran" imbuh Lina.

Mereka kesal melihat sikap Lilis yang suka memerintah, padahal dia juga seorang karyawan.

...****************...

Siti yang telah selesai memasak gulai jengkol untuk Arya bergegas mandi dan mengganti pakaiannya.

"Setidaknya penampilan ku gak norak norak amat" monolog siti sambil terus memperhatikan bayangannya melalui cermin besar.

Padahal tanpa berdandan pun siti memang sudah cantik,apalagi ia memiliki lesung pipi, yang menambah kadar kecantikannya.

Setelah di rasa semua rapi, Siti pun bergegas ke dapur dan langsung mengisi bekal untuk Arya kedalam rantang yang telah di siapkannya.

Sesampainya di teras Siti pun mengunci pintu rumahnya dan langsung menaiki motor matic yang terparkir di dalam garasi rumahnya.

Siti memacu motornya dengan pelan,karna di tempat tinggalnya banyak anak kecil.

Dia berniat akan mengantarkan makan siang Arya nanti setelah ia menjemput anaknya dari sekolah.

Sesampainya di depan sekolah siti pun menepikan motornya,dan melihat jam yang ada di tangannya.

"Huh, pantas aja anak anak belum keluar, ternyata belum jamnya pulang sekolah" ucap siti sembari menghembuskan napasnya.

Karna di rasa masih lama Siti pun membuka hp-nya, ia akan melanjutkan pekerjaannya menulis novel online sambil menunggu anaknya pulang. Tidak ada yang tau jika siti seorang penulis novel online.

Tanpa sadar karna terlalu asyik menulis novel bel sekolah berbunyi.

Teng..teng..teng...

Anak anak langsung berlari keluar mencari orang tua masing masing yang sudah menunggu untuk membawa mereka kembali ke rumah.

Siti yang melihat anaknya berjalan dengan santainya langsung melambaikan tangan.

Hanan yang melihat mamanya sudah datang langsung berlari menghampiri sang mama.

"h

Hai, jagoan mama. Gimana di sekolah tadi seru gak?" Tanya siti pada anaknya sembari menggendong anaknya untuk duduk di atas motor.

"Tadi aku diminta ibu guru nyanyi ma."

"Terus anak mama bisa nyanyi gak?" tanya siti sambil mulai melajukan motornya menuju restoran.

"Bisa dong ma, aku kan anak pemberani" ucap Hanan sambil tersenyum dan memperlihatkan giginya yang ompong.

siti yang mendengar itu tersenyum, dia tidak menyangka jika waktu akan secepat ini. Anaknya yang dulu masih bayi yang di sayangi dengan sepenuh hati sekarang sudah besar dan ganteng.

Sesampainya di depan restoran Siti langsung memarkirkan motornya. Satpam yang selalu ada di depan restoran tersenyum melihat siti.

"Siang buk" sapa pak satpam.

"Siang juga pak. Bapak apa kabar? sehat?"

Satpam yang mendengar siti menanyakan kabarnya tersenyum.

"Alhamdulillah sehat buk".

Siti hanya mengangguk,

"Kalau begitu saya masuk dulu ya pak"ucap siti akhirnya.

"Silahkan buk,bapak juga ada di dalam"jawab pak satpam.

Pak satpam lalu membuka pintu dan mempersilahkan Siti untuk masuk.

Ini lah yang mereka sukai dari Siti, meskipun dia adalah pemilik restoran ini, tapi dia tidak pernah sombong dan selalu ramah kepada semua orang.

Saat memasuki restoran siti melihat sudah ada pengunjung, dia juga melihat suaminya sedang duduk di depan meja kasir.

"Siang mas" sapa Siti kepada suaminya. Arya yang mendengar suara istrinya itu tersenyum.

"Kamu mau ke sini kok gak ngabarin mas dulu sih"

"Lha... Emangnya kenapa harus kasih tau kamu dulu. Biasanya kan aku ke sini juga gak bilang bilang sama kamu. Jangan jangan kamu takut ketahuan lagi selingkuh ya mas" Siti Mulai menggoda Arya.

"Sembarangan aja kamu kalau ngomong" ucap Arya kesal dengan tuduhan sang istri.

"Mas aku masakin makanan kesukaan kamu gulai jengkol sama ayam kecap mau gak? Kalau gak mau aku makan sama Hanan aja".

Arya yang mendengar ucapan Siti tadi langsung berbinar

"Mau dong sayang,mas gak ngambek lagi deh".

"Ayo sayang kita makan dulu, mas kalau liat gulai jengkol berasa udah di tenggorokan"

Siti yang mendengar ucapan Arya hanya menggelengkan kepalanya. Suaminya ini kalau ketemu gulai jengkol, bahkan baru dengar aja udah mau ileran kayaknya.

Ganteng ganteng kok suka makan jengkol. Balik lagi selera orang beda beda.

"Hanan sini, kita makan dulu ya sayang" Siti langsung memanggil anaknya Hanan yang sedang menonton tv di ruangan Arya.

Mendengar suara mamanya memanggil namanya, Hanan langsung menoleh dan mengangguk, ia pun duduk di depan Arya.

"Mas tunggu sebentar ya, aku mau ke dapur mau ambil piring sama sendok" Arya hanya mengangguk dan mengusap sayang kepala anaknya

Siti berjalan menuju dapur, sesampainya di dapur dia melihat Lilis yang sedang duduk sambil minum secangkir kopi.

"Hai Lis, gimana hari pertama kamu kerja di sini ? Suka gak?" tanya siti sambil berjalan menuju lemari tempat penyimpanan piring dan sendok dan peralatan lainnya.

Lilis yang yang mendengar suara siti terkejut.

"Eh, iya aku suka kerja di sini. Kamu kapan ke sini, Ti?"

Tanya lilis sembari menenangkan dirinya, dia takut jika Siti tahu bahwa dia hanya duduk duduk saja dan hanya memerintah para karyawan lainnya untuk bekerja dan dia hanya bersantai saja.

Siti yang melihat kegugupan dari wajah Lilis hanya diam saja. Dia tau jika Lilis tidak melakukan pekerjaan apapun, terlihat dari pakaiannya yang masih rapi.

"Aku ke depan dulu ya, mau makan bareng sama mas Arya"

Siti pun berlalu dari hadapan Lilis.

Lilis yang mendengar ucapan Siti tadi hanya bisa mengepalkan telapak tangannya.

"Kita lihat saja apa mas Arya akan tetap bertahan di sisi mu atau akan berpaling kepadaku" ucap Lilis di dalam hatinya.

Siti tau jika Lilis suka sama Arya suaminya dari dulu, Siti selalu memperhatikannya setiap bertemu Arya maka Lilis akan terus mencuri pandang pada Arya, bahkan semasa hidup berdua dengan mas Jaka pun Lilis kerap kali mencuri pandang pada Arya. Karna Arya dan Jaka memang berteman dari kecil sama Lilis. Tapi karna Arya tak pernah meliriknya makanya dia mau menikah dengan Jaka.

Siapa sangka setelah meninggalnya Jaka kini Lilis mulai berulah dengan cara mulai mendekati Arya untuk mendapatkan hatinya.

Bab 3

Hari ini adalah hari minggu, Siti berencana mengajak Arya dan anaknya jalan jalan ke taman.

Karna setiap hari minggu restoran di tutup.

Alasan mengapa restoran di tutup setiap hari minggu agar mas Arya punya waktu untuk bermain bersama aku dan anak ku.

Selain itu agar para karyawan yang biasanya bekerja setiap hari bisa beristirahat, kalau yang punya pacar hari ini bisa ngedate bareng pacar itu pun kalau ada, kalau yang jomblo bisa punya waktu untuk mencari pacar, hehehehe..

Karna karyawan yang bekerja di restoran belum ada yang berkeluarga.

......................

"Mas,hari ini kita jadi main ke taman kan" tanya Siti kepada Arya.

"Jadi sayang. Sekarang kita siap siap dulu habis itu berangkat ok".

"Aku mau mandiin Hanan dulu kalau gitu, aku tinggal dulu ya mas"

pamit Siti pada Arya dan berjalan menuju kamar Hanan.

"Anak mama bangun yuk sayang. Katanya mau main ke taman" ucap Siti sembari menyingkap selimut yang menutupi tubuh putra ku.

"Hhhooooaaaaaahhhhhhh.... Ya ma".

"Sekarang kita mandi dulu ya" ucap Siti sambil menggendong anaknya ke kamar mandi.

Setelah selesai memandikan dan juga memakaikan pakaiannya Hanan. Siti berjalan keluar dari kamar anaknya sambil terus menggendongnya ke ruang keluarga.

"Sayang kamu duduk di sini dulu ya, mama mau mandi dulu" Hana hanya mengangguk saja.

Saat berjalan ke kamar, Siti melihat Arya baru saja keluar dari kamar.

"Aku mandi dulu ya mas, kamu temenin Hanan di depan ya" ucap Siti.

...****************...

Sesampainya di taman mas Arya langsung memarkirkan mobil.

Aku melihat anakku begitu senang ketika kami turun dari mobil.

"Ayo ma, temani aku melukis" ucap Hanan sambil terus berjalan dan menarik tangan Siti.

"Iya sayang, hari ini kamu boleh mau ngapain aja" Hanan yang mendengar ucapan Siti lalu berteriak

"Hore.."

Melihat binar kebahagian di mata anaknya membuat Sit menitikkan air mata. Arya yang melihatnya langsung menghampiriku.

"Kamu kenapa nangis ?"

"Aku bahagia melihat anak kita tersenyum seperti itu mas, semoga kebahagiaan selalu menyertainya" ucap Siti dengan tulus.

Arya lalu mengajak Siti untuk duduk, sambil terus memandangi anaknya yang sedang melukis.

Ternyata kebahagian mereka hari itu harus terganggu dengan kedatangan Lilis dan anaknya Zia yang baru berusia 3 tahun.

"Hai mas Arya, sudah lama di sini ?" Tanya Lilis.

"Nggak kok, kita juga baru nyampe, kamu ke sini cuma berdua sama Zia ya?" tanya Arya pula kepada Lilis.

Lilis pun mengangguk.

"Mas makasih ya kemaren udah mau nganterin aku pulang"

Siti yang mendengar ucapannya Lilis langsung melirik ke arah Arya.

Arya yang melihatku hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

"Zia sini, kita liat kak Hanan melukis" Arya mencoba menghindari Siti, dia takut jika Siti akan marah kepadanya. Ia pun menggendong Zia untuk melihat apa yang Hanan lukis.

Setelah Arya pergi Lilis pun duduk di samping Siti

"Gimana kabar kamu Ti, baik baik aja kan?".

Siti yang mendengar pertanyaan Lilis melihatnya dengan malas.

"Aku selalu baik kok" jawab Siti dengan malas.

"Mas Arya gak pernah berubah ya, selalu baik sama semua orang" ucap Lilis.

"Ya mas Arya orangnya memang baik sama semua orang, dan karna kebaikannya juga lah sering di manfaatkan orang" ucapku dengan tegas.

Sepertinya Lilis pura pura tidak tau arti dari ucapanku tadi.

"Mas Arya gantengnya gak pernah luntur ya Ti."

Aku yang mendengar ucapan Lilis langsung meliriknya.

ini orang maunya apa sih. Batinku.

Kalian para reader gregetan gak sih sama tingkahnya Lilis. Memuji suami orang di depan istrinya sendiri.

"Sabar, dia hanya ingin membuatmu cemburu Siti. Buktikan bahwa kamu tidak terpengaruh dengan ucapannya." Ucap Siti di dalam hati, sambil mengontrol emosinya.

"Mas Arya memang ganteng dari dulu, dan orang ganteng akan bersanding dengan orang cantik" ucap Siti sambil melihat kearah Arya yang membantu anakku melukis.

Lilis yang mendengar ucapanku mengepalkan tangannya. Siti tau saat ini Lilis ingin marah ataupun mengamuk mendengar ucapannya tadi. Emang gue pikirin.

Aku yang melihat ekspresinya pun tersenyum. Siti pun pergi untuk menghampiri Arya. Dan meninggalkan Lilis sendiri dengan rasa kesalnya di hati.

"Mas kita pulang sekarang yuk" Arya yang mendengar suara Siti lalu mendongakkan kepalanya.

"Tapi kita kan baru sebentar di sini"

"Aku udah gak mood mas, aku ingin pulang sekarang".

Arya yang mendengar suara Siti lebih keras dari sebelumnya mengernyitkan dahinya.

"Kamu kenapa sih sayang? Datang datang langsung minta pulang " Tanya Arya.

" Oh jadi kamu gak mau pulang sekarang, kamu masih mau di sini gitu ' tuduh Siti pada Arya.

"Oke kita pulang, tapi tunggu Hanan selesaikan lukisannya dulu gimana " tawar Arya kepada Lilis.

"Baiklah " ucap Siti sambil duduk di samping Arya yang masih memangku Zia.

Saat Siti dan Arya sedang menunggu anaknya menyelesaikan lukisannya tiba tiba Lilis datang.

" Zia sini sama mama, kasian om Arya pasti capek gendong kamu dati tadi "ucap Lilis.

Pikirku ini orang kayak jelangkung aku, datang tanpa di undang.

"Nggak capek kok Lis, kamu tenang aja lagian Zia juga gak berat kok "

Lilis tersenyum mendengar ucapan mas Arya.

"Lis habis ini kita mau pulang, kamu mau pulang bareng kita aja, atau masih mau di sini ? Tanya Arya.

Siti yang mendengar penawaran mas Arya untuk mengajak Lilis pulang bareng rasanya ingin ku cabik cabik Arya saat ini juga.

" Awas kamu mas,tunggu liat aja sampai di rumah nanti " ucap Lilis didalam hatinya.

"Baiklah mas jika kamu memaksa ". Jawab Lilis dengan nada yang di buat manja.

Eh, kunti gak ada yang maksa kamu untuk pulang bareng kelezzzz.

Kamunya aja yang kecentilan, udah tau suami orang masih juga di goda.

...****************...

ketika mereka sampai di rumah, Hanan sudah tidur.

Setelah membaringkan Hanan di kamarnya, Siti pun langsung ke kamarnya. Dia harus bicara sama Arya.

"Mas sini dulu aku mau bicara " panggil Siti kepada Arya. Dan menyuruh mas Arya duduk di sampingnya.

" Ada apa sayang? " tanya Arya.

Siti mencoba menarik napas dulu sebelum bicara sama mas Arya.

"Mas, kenapa kamu kemaren gak jujur sama aku kalau kamu nganterin Lilis pulang?" Tanya Siti kepada Arya. Siti tipe orang yang tidak suka berbasa basi, jika ada yang mengganjal di hatinya langsung saja dis mengatakannya.

"Maaf, kemaren malam kan hujan, karna mas kasian melihat Lilis menunggu hujan reda di depan restoran sementara hari sudah malam, makanya mas ajak dia pulang bareng "

Terang Arya dengan kepala menunduk, mungkin dia merasa bersalah.

Siti yang mendengar penuturan mas Arya menghembuskan nafasnya, mencoba untuk meredam emosinyasendiri.

"Mas aku harap setelah ini kamu jujur sama aku, apapun itu kamu harus mengatakannya kepada ku,biar tidak ada kesalahpahaman di antara kita " Ucap Siti.

"Ya" hanya itu jawaban yang di berikan oleh Arya.

Sebelum beranjak menuju ranjang, Siti melirik Arya.

"Bahkan jika nanti kamu ingin pindah ke lain hati, kamu pun harus mengatakannya kepadaku. Jangan sampai aku taunya dari orang lain"

mengatakan itu, Siti un langsung berbaring di atas ranjang dan membelakangi Arya. Siti tau saat ini m Arya sedang memikirkan ucapannya barusan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!