Me And Mr.Billionaire

Me And Mr.Billionaire

Alexander Werison

"Cukup Mom, Alex bukan anak kecil lagi," ucap seorang pria yang memiliki rahang tegas dan hidung mancung ke depan, Alexander Werison. Pria tersebut tengah berdebat dengan Mommy nya, Clara. Yang berniat menjodohkan putra kesayangan nya itu dengan seorang gadis.

"Tapi Mommy mau kamu menikah satu minggu lagi sayang," ucap Clara tegas dan tidak ingin mendengar bantahan lagi dari bibir Alex. Setiap kali Clara meminta Alex untuk segera menikah, ada saja alasan yang diberikan oleh nya.

Alexander adalah seorang pria berusia 30 tahun dengan wajah tampan bak dewa yunani, tubuh tinggi dan atletis. Dia belum ingin menikah meski usia nya sudah menginjak kepala tiga. Dengan alasan dia ingin fokus pada bisnis dan mengembangkan lagi perusahaan nya.

Meski kesuksesan sudah berada di genggaman tangan, tidak dengan kisah cinta nya. Pria berkumis tipis itu tidak pernah ingin jatuh cinta lagi setelah apa yang dilakukan mantan kekasihnya yang meninggalkan nya dan menikah dengan sahabat nya sendiri.

"Biarkan saja sayang, Alex sudah dewasa. Tinggal kita tunggu saja kedatangan seorang gadis yang akan membawa cucu untuk kita" sahut Bobby Werison yang tak lain adalah Daddy Alex.

"Akhirnya ada juga yang setuju denganku," ucap Alex dengan bangga dan memperlihatkan sedikit senyuman meski wajah nya nampak datar dan dingin.

Selama ini Alex dan Bobby tidak pernah akur. Kecuali untuk hal-hal tertentu saja.

"Nggak usah ge'er! Daddy melakukan ini karena ada sesuatu yang harus kamu kerjakan besok putraku," bisik Bobby tepat di telinga putranya di iringi seringaian tipis.

"Ck! Sudah kuduga, dasar orang tua sialan." batin Alex mengumpat kesal.

Hampir satu jam mereka berdebat dan dengan terpaksa Alex mengiyakan keinginan Clara, karena wanita itu mengancam akan bunuh diri jika dirinya menolak untuk di jodohkan dengan gadis pilihan nya.

Bahkan yang paling membuat Alex kesal, Clara menyuruh nya untuk meninggalkan bisnis nya dan fokus pada bisnis keluarga di bidang pertambangan dan perkebunan sawit. Alex juga dipaksa untuk memberikan seorang cucu dalam waktu enam bulan.

"Mom jangan bercanda! Mana mungkin aku bisa mendapatkan cucu dalam waktu enam bulan. Ini gila Mom." Alex memekik dengan mata melotot tajam ke arah Clara.

Berbeda dengan Clara dan Bobby, mereka berdua terlihat santai menanggapi raut wajah Alex yang sejak tadi terbakar emosi. "Jadi kamu mau Mom cepat mati iya?" ancam Clara dan melipat kedua tangan nya di bawah dada.

"Bukan begitu maksud ku Mom,tapi--"

"Turuti saja, daripada ucapan Mommy kamu jadi kenyataan. Terus Daddy beneran di tinggal mati gimana? Kamu mau Daddy nyari Mommy baru?" celetuk Bobby tanpa filter membuat Clara yang mendengar nya semakin bertambah panas.

Plakk!

Satu pukulan keras mendarat di lengan Bobby, siapa lagi pelakunya kalau bukan Clara, istrinya. Wanita itu tengah menatap Bobby dengan tatapan seakan ingin menelan suaminya hidup-hidup. "Oh jadi mau kawin lagi, nunggu aku mati dulu? Sekarang juga tidak apa-apa. Tapi setelah itu ku potong burung emprit mu itu,"

Bobby hanya menggeleng takut dan diam. Membayangkan bagaimana jika burung kesayangan nya benar² di potong oleh Clara. Sedangkan Alex segera melangkah kan kaki dan pergi dari sana sebelum Clara menceramahi nya panjang kali lebar lagi.

.

.

.

.

.

.

Kini Alex sudah berada di sebuah cafe terkenal yang tidak jauh dari pusat kota dan duduk di meja VVIP yang sengaja sudah di pesan Clara khusus olehnya jauh-jauh hari sebelumnya.

"Kuharap wanita itu tidak datang." Alex terus melihat jam di tangan kiri nya yang sudah menunjukan hampir pukul delapan malam, meleset dari waktu yang di tentukan. Tapi gadis itu belum terlihat sama sekali.

"Permisi, maaf saya datang terlambat," ucap seorang gadis yang menarik kursi dan duduk di hadapan Alexander.

Wajah gadis itu terlihat berkeringat, nafas nya naik turun karena mungkin ia berlari dan tergesa-gesa. Rambut nya sedikit berantakan dan make up nya juga sedikit luntur tapi tidak mengurangi kecantikan paras wajah nya.

"Aku benci seseorang yang tidak tepat waktu." ucap Alexander ketus lalu mendongak ke atas dan tanpa sengaja mata mereka bertemu untuk sesaat.

𝘋𝘦𝘨!

"Saya Alana tuan," Alana tersenyum dan mengulurkan tangan, berharap Alex segera membalas nya. Terlihat sekali di mata Alex kalau gadis yang berada di depan nya ini sangat gugup dan sedikit ketakutan.

"Tidak usah basa basi! Langsung ke inti nya saja," jawab Alex dengan tatapan dingin dan datar.

"Maksud tuan apa ya saya tidak mengerti," Alana mengerutkan kening bingung dengan ucapan Alex. Karena sejujurnya gadis itu tidak tau kenapa tiba-tiba ibu nya menyuruh nya datang ke sana dan berdandan cantik.

"Berapa bayaran yang kau minta agar menolak perjodohan ini, karena aku tahu gadis seperti mu rela melakukan hal rendahan demi mendapatkan uang," lagi-lagi ucapan Alex membuat Alana bingung dan itu semakin membuat Alex emosi.

"Perjodohan?"

''Jangan memasang wajah sok polos!'' bentak Alex membuat Alana tersentak kaget.

''S,saya benar-benar tidak tahu maksud anda tuan. Saya kemari karena ibu bilang kalau--'' Belum selesai Alana bicara, Alex sudah menyeret tangan nya dan mengajak nya ke sebuah ruangan yang tidak jauh dari sana.

Dengan kuat, Alex menghempaskan tubuh Alana ke atas ranjang. ''Tuan apa yang mau anda lakukan,'' teriak Alana pada Alex dan mencoba untuk berdiri dari sana.

''Diam atau aku tidak akan segan-segan kasar padamu,'' Alex melepas jas yang dia kenakan kemudian melemparnya ke sembarang arah. Bahkan sekarang kemeja nya entah sudah berada dimana, pria itu kini bertelanjang dada di depan Alana.

''Sekarang lakukan tugasmu dan bayaran akan ku transfer ke rekening mu malam ini juga.''

Alana mengepalkan tangan nya erat. Jika tidak ingat pesan dari ibu nya, mungkin dia sudah menampar wajah Alex yang sangat menyebalkan di mata nya. ''Saya mau pulang. Jadi tolong menyingkir lah tuan.''

Ucapan Alana sama sekali tidak membuat Alex goyah dan semakin mengungkung tubuh mungil nya. Meski Alana berusaha memberontak, tenaga Alex lebih besar dua kali lipat dari tenaga nya. Kedua bola mata Alana mulai berair saat merasakan cekalan tangan Alex di kedua lengan nya.

''Air mata palsu mu tidak akan menyelamatkanmu malam ini. Jangan memberontak dan rasakan saja setiap sentuhan yang akan kuberikan,'' tangan kekar Alex mulai bergerak menyentuh paha mulus Aluna.

''Erghh kumohon lepaskan tuan...,''

Dari paha, sentuhan itu naik ke perut. Membuat tubuh Alana semakin bergetar hebat. ''Cih, menyebalkan! Aku benar-benar benci ini.'' Alex menjauh dari Alana dan memakai kembali pakaian nya.

''Keluarlah sebelum aku berubah pikiran.''

Tanpa menunggu lama, Alana segera berlari keluar dan meninggalkan Alexander yang duduk di tepi ranjang seakan sedang memikirkan sesuatu.

"Aku harus mencari cara untuk menggagalkan pernikahan ini. Tapi Mommy pasti akan menggunakan jurus andalan nya lagi," Alex meraih ponsel nya dan menghubungi seseorang.

"Segera siapkan semua nya tanpa ada yang terlewat."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hai kakak² dan bunda² cantik.

Semoga suka ya dengan karya baruku.

Maaf banyak typo karena masih belajar nulis novel.

Jangan lupa dukungan nya😘

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Aq datang kk... Sdh aq subscribe juga ya...

2022-12-10

0

"Event yoruldum🌿→⁠"→

"Event yoruldum🌿→⁠"→

Pinokio😌 aku mampir kak

2022-11-07

0

ɳҽɳɠ 🎧

ɳҽɳɠ 🎧

udah mampir ya kk 😊

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!