Alana Alexis

Sesampai nya Alana di rumah dia sudah di sambut oleh seorang wanita yang menatap nya dengan penuh amarah. Ya wanita itu adalah Maya, ibu kandung Alana yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan nya. Maya terlihat kesal seakan ingin memakan habis gadis itu.

Alana selama ini tinggal di rumah yang sederhana bersama ibu dan ayahnya yang lumpuh. Dia memiliki satu orang adik perempuan berusia enam belas tahun. Ayah Alana di nyatakan lumpuh dan tidak bisa berjalan lagi setelah kecelakaan yang terjadi dua tahun lalu.

Selain kuliah, Alana juga bekerja sebagai seorang waiters di sebuah bar terkenal di kota. Dia melakukan pekerjaan nya malam hari dan pulang pagi hari. Semua di lakukan agar bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Meskipun banyak tetangga yang mencibir apa yang dia lakukan, Alana tidak memperdulikan nya sedikitpun.

"Kenapa cepat sekali kau pulang!" ucap Maya berkacak pinggang. "Apa kau sudah bertemu dengan pria yang aku katakan!" imbuh Maya berjalan mendekat ke arah Alana.

Alana hanya mengangguk dan diam di tempat tidak berani menatap mata sang Ibu. Saat ini pasti Maya sedang memasang wajah marah dan mata melotot seakan ingin keluar dari tempat nya. Terlihat dari nafas Maya yang tersengal dan memburu.

"Bagaimana hasilnya, apa dia setuju menikah denganmu."

Alana terdiam sesaat "Maaf Bu, aku menolak. Tolong jangan paksa aku menikah dengan nya," jawab Alana mendongak memberanikan diri menatap Maya

Plaakk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Alana, membuat wajah gadis itu memerah karena ulah nya dan meninggalkan jejak di sana. "Aku tidak mau tau Alana, kau harus menikah dengan nya."

"Sampai kapan pun aku tidak mau menikah dengan pria itu Bu!" bantah Alana dan hendak berlari ke kamar nya, namun langkah nya terhenti mendengar ucapan Maya.

"Oh jadi kau mau ayahmu mati karena dihabisi oleh keluarga Alexander?" sahut Maya dengan nada mengancam.

"Apa maksud Ibu, aku tidak mengerti."

"Jika kau menolak menikah dengan nya, maka terpaksa aku menyerahkan ayahmu pada polisi karena hutang yang tidak sanggup dia bayar," setelah mengucapkan itu Maya pergi meninggalkan Alana yang masih terdiam mematung.

Alana hanya bisa meneteskan air mata dan berjalan masuk ke kamar. Gadis itu menutup pintu dan menguncinya rapat, merebahkan tubuh nya di atas ranjang sederhana tempat ternyaman bagi nya.

"Apa yang harus kulakukan sekarang. kenapa ibu tega menjual ku pada pria yang bahkan tidak aku cintai sama sekali," gumam Alana dengan butiran bening yang terus menetes.

Terlalu lama menangis membuat mata Alana sembab dan lelah, ia pun tanpa sadar memejamkan mata nya erat dan tertidur lelap. Berharap kalau semua ini hanya lah mimpi lalu kembali normal seperti hari hari nya yang telah berlalu.

.

.

.

.

Keesokan pagi nya, Alana dikagetkan dengan air yang tiba tiba membasahi wajah nya. Ya, dengan begitu tega Maya menumpahkan satu gayung air ke arah nya. Setiap hari itulah yang dia lakukan pada Alana saat dia bangun kesiangan karena lembur bekerja.

"Mau sampai kapan kau enak enakan tidur disitu hah! Aku, Keysa dan ayahmu yang cacat itu belum sarapan sama sekali." bentak Maya dengan suara teriakan yang menggema di seluruh ruangan kamar Alana.

"Astaga Bu, kenapa harus membasahi kasur ku. Bahkan ini baru saja kering kemarin karena hujan yang tidak berhenti," jawab Alana dengan nada lemas. Bibir gadis itu terlihat pucat dan mengering karena kedinginan.

"Memang nya aku peduli dengan kasur mu. Cepat bangun dan masaklah untuk kami," ucap Maya berlalu dari sana meninggalkan Alana.

Sejak kecil Maya selalu memperlakukan Alana seperti bukan anak kandung nya. Entah kenapa wanita itu sangat membenci Alana. Apapun yang gadis itu lakukan tidak pernah terlihat baik di mata Maya

Keysa adiknya, selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Berbeda dengan diri nya yang selalu di nomor duakan. Tapi meskipun begitu Alana tidak pernah membenci Maya sama sekali.

Setelah selesai mandi dan bersiap, Alana turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan pagi seadanya. Karena stok bahan makanan di kulkas kosong, Alana terpaksa hanya memasak ceplok telor dan tempe goreng.

"Kenapa hanya ini Kak, aku mau makan ayam goreng. Bosen telur ceplok sama tempe goreng terus," celetuk Keysa dengan bibir yang mengerucut ke depan.

"Lain kali, kakak akan masak ayam goreng kesukaan kamu ya. Bulan ini Kakak belum gajian." jawab Alana sambil menuangkan air putih ke dalam gelas.

"Halah alasan! Bilang saja kalau kau itu pelit Alana," sinis Maya yang sejak tadi duduk di samping Keysa.

"Sudahlah, kita makan yang ada dulu saja. Kasihan Alana sudah capek memasak. Malah di protes," ucap pria paruh baya yang duduk di kursi roda nya yang tak lain adalah Bagas, ayah Alana.

Maya dan Keysa pun langsung terdiam dan menikmati hidangan yang sudah tersedia di atas meja. "Ayah makan ya, biar Alana suapi," Bagas mengangguk dan membuka mulut nya sampai nasi yang berada di piring nya habis tak tersisa.

"Kalau gitu Alana berangkat kuliah dulu," ucap Alana meraih tangan Bagas kemudian Maya namun di tolak oleh Nya.

"Hati hati dan cepatlah kembali." jawab Bagas tersenyum sambil mengusap kepala Alana.

"Ayah juga baik baik ya di rumah. Alana pergi dulu." ucapnya meraih tas dan beberapa buku tebal milik nya.

"Key juga berangkat dulu." ketus Keysa berlalu dari hadapan kedua orang tua nya.

"Lihat kau terlalu memanjakan Keysa sampai dia tidak sopan sama sekali pada kita sekarang," ucap Bagas berlalu dari meja makan dan di susul oleh Maya.

Saat sampai di depan pintu keluar, Alana sudah di hadang oleh beberapa orang dengan pakaian serba hitam dan berkacamata. "Selamat pagi Nona Alana. Silahkan ikut dengan saya," ucap salah satu pria yang yang tak lain adalah Sky, asisten pribadi Alex.

"Kau siapa! Aku tidak mau ikut denganmu," tolak Alana bermaksud kabur dari sana. Tapi sayang, Sky berhasil menarik tangan nya dan membawa gadis itu masuk secara paksa ke dalam mobil.

"Lepas! Aku tidak mau ikut," teriak Alana terus memberontak dan terdiam saat melihat pria yang berada di samping nya dengan wajah datar menatap lurus ke depan. "Kau! Apa yang kau lakukan disini."

Alex tidak menghiraukan ucapan Alana sama sekali dan memerintahkan supir untuk membawa mereka ke tempat tujuan. "Kau mau membawa ku kemana! Kumohon turunkan aku."

"Kau mau turun disini saat mobil sedang berjalan. Ku pastikan kau akan tewas dengan mengenaskan," jawab Alex tanpa menatap Alana sedikitpun.

"Tidak, maksud ku--"

"Kalau begitu diam lah, suara berisik mu membuat gendang telinga ku ingin pecah rasanya," Alex mengambil Earphone dan memakai nya.

"Dasar pria dingin menyebalkan!" gerutu Alana lalu diam dan menuruti kemana Alex membawa nya pergi.

...----------------...

Terpopuler

Comments

fabdul

fabdul

aku lanjut baca lagi nih mey..

2023-02-23

1

남성

남성

visualnya cute 😍

2022-11-04

0

꧁.➪JEON♔︎꧂

꧁.➪JEON♔︎꧂

Next 😍😍😍

2022-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!