Malam telah larut hembusan angin malam yang dingin membuat orang ingin mengakhiri kegiatan hari ini. Setelah pulang dari Mall, Nayla akan membahas masalah beasiswanya ke Jerman, ia akan meminta izin pada kakaknya, hanya itu langkah terakhirnya, tanda tangan kakaknya dan izin kakaknya maka ia terbebas jauh, meninggalkan semua kegaduhan di rumah dan hidupnya akibat semua pemuda yang mengelilinginya.
Nayla melangkahkan kakinya ke kamar kakaknya, ia melihat kakaknya berbaring di kasur, hendak terlelap.
"Kak Dika....Nay mau bicara nih" Menghampiri kakaknya yang sedang berbaring di kasur.
"Bicara apa Nay" Dika menguap sambil menutup mulutnya dengan tangan.
"Ini masalah beasiswa Nayla" Nayla duduk di samping Dika yang berbaring.
"Aduh Nay, lain kali aja ya.....Kakak cape banget ini, kakak juga udah ngantuk" Dika menarik selimutnya ke leher, menutup matanya.
Nayla sedikit kecewa dengan sikap kakaknya, ia merasa kakaknya sedang menghindarinya.
"Ia deh besok aja kita bahas" Nayla beranjak dari tempat tidur, jalan tertunduk keluar dari kamar kemudian pergi ke kamarnya beristirahat melepaskan semua lelah, menunggu hari esok penuh harapan.
****
Pukul dua belas malam dua orang terlihat sedang berbincang di teras rumah sedang mengobrol santai dibawah sinar bulan serta gemerlap bintang.
"Dika apa kau masih yakin dengan rencanamu sekarang" Tanya Endy sambil menenggak minuman kaleng bersoda .
"Tentu saja, ini rencana kita dari dulu kan? kenapa? apa sekarang kau ragu? " Dika menatap tajam ke Endy.
"Tidak, aku hanya tidak tega padanya, kasian dia" Endy tertunduk lesu.
"Bukankah kita sudah sepakat dari dulu, sekarang ini waktunya kita menjalankan rencana kita " Jelas Dika
"Tapi bagaimana dengan mimpi-mimpinya, cita-citanya, masa depan cerahnya dia sangat ingin kuliah di Jerman" Endy mencoba mengingatkan Dika.
"Ini sudah keputusan kita bersamakan jangan coba mempengaruhiku" Dika agak kesal.
"Dika dia telah berusaha sangat keras, ia menjadi menjadi kutu buku dari kecil dan terus belajar tanpa lelah demi mengejar cita-cita ke Jerman, apa kau tak kasian dengannya? apa kau tega menghancurkan masa depan adikmu sendiri?" Tanya Endy.
"Jangan katakan aku mengancurkan hidupnya aku sangat menyayanginya aku hanya ingin yang terbaik untuknya."Dika membela diri.
"Dia masih muda usianya baru 17 tahun masih banyak impian yang ingin digapainya kau akan menghancurkannya jika kau ....MENIKAHKANNYA" Nada Endy mulai meninggi membela bule Jermannya.
"Dia akan menikah dengan pemilik perusahaan Dirgantara Mitra apa lagi yang dia butuhkan kekayaan, kemewahan, bukankah ini yang di inginkannya, masa depan cerah, dia tak perlu bersusah payah bahkan sampai ke Jerman, hanya untuk masa depannya, masa depannya akan cerah jika dia menikah." Ungkap Dika rencana menikahkan adik satu-satunya pada pemuda kaya.
"Apa kau yakin? dia akan bahagia, Nayla tidak mencintainya" Tegas Endy meragukan rencana sahabatnya
"Aku yakin dia akan membahagiakan adikku dan pelan-pelan membuat Nayla jatuh cinta padanya, tak ada laki-laki yang mencintai adikku seperti dia" Ujar Dika.
Endy menarik nafas panjang ia pasrah, ia tak bisa membujuk Dika.
"Terserah padamu, aku sudah memperingatkanmu, semoga tak ada penyesalan nanti" Ujar Endy menepuk bahu sahabatnya.
"Kita akan menikahkannya minggu depan, jadi kita harus mempersiapkan semuanya mulai dari sekarang" jelas Dika
Itulah obrolan malam tentang rencana masa depan Nayla, lalu bagaimana imipiannya Nayla besok.
****
Siang itu Nayla memasak untuk ketiga Dj itu dengan semangat, semua menu yang ia masak adalah kesukaan kakaknya Dika. Hari ini ia akan meminta tanda tangan Dika sekaligus meminta izin kuliah di Jerman, semua telah dia persiapkan dengan sempurna.
"Kakak Nay udah masak nih...masakan udah siap..." Panggil Nayla kepada tiga pemuda itu, ia berteriak dari dapur.
Seketika tiga pemuda tampan keluar dari kamar menghampiri meja makan.
"Wah ....Nayla kamu masak banyak banget ...kaya mau pesta aja...." Puji Endy melihat menu di meja kemudian duduk.
"Ia dong kak ini kan hari spesial"Ujar Nayla duduk didekat Endy.
"Spesial...Apa hari ini ada yang ulang tahun, Aska kamu ulang tahun ya" Dika mencoba menggoda adiknya, Aska hanya tersenyum lalu duduk dikursi.
"Mari makan, kak setelah makan, nanti Nayla mau bicara sama kak Dika, ini rahasia" Nayla tersenyum.
Sebenarnya mereka sudah apa yang akan dibicarakan Nayla, ini pasti masalah beasiswanya ke Jerman, mereka kasian pada Nayla karena harapannya tidak mungkin terkabul dia harus mengubur cita-citanya dan harus menikah dengan pria pilihan kakaknya .
Setelah selesai makan dan membersihkan dapur. Nayla menahan kakaknya di dapur, Dika masih duduk menunggu Nayla dengan semua urusannya.
Nayla menyerahkan kertas beasiswa yang sudah di isinya dan tinggal menyuruh kakaknya tanda tangan.
"kakak ini adalah kertas beasiswa Nayla tolong tanda tangan di sini" Nayla menunjuk kertasnya dan memberikan kakaknya pulpen senyum ceria terus menyungging diwajahnya.
Dika menarik nafas panjang lalu menghembuskan perlahan ia melihat kertas itu.
"Kakak ngak mau tanda tangan" Ujar Dika dengan nada datar.
"Kenapa kak? kakak harus tanda tangan" Nayla memaksa sambil menunjuk kertas.
"Kak ngak mau kamu kuliah" Suara dika terdengar serius.
"Apa ...."Nayla terkejut mendengar jawaban kakaknya baru kali ini permintaanya tak dikabulkan.
"Apa alasannya kak? apa karena Jerman jauh, jadi kakak ngak mau aku pergi" Tanya dengan penasaran senyuman ceria yang tadi sudah tak ada lagi di wajahnya
PRAK.........Dika menggeprak meja dengan keras
"Pokoknya kakak ngak mau kamu kuliah titik. Jangan membatah" Dika mengeprak meja membuat Nayla terkaget, baru kali ini dia melihat kakaknya seperti itu .
"Ini cita-cita Nayla dari dulu, kakak ngak bisa larang Nay, pokoknya Nayla akan pergi."suara nayla meninggi matanya mulai berkaca-kaca, ia sangat kecewa dengan penolakan kakaknya.
"Kakak ngak izin kamu, kamu ngak boleh pergi" Bentak Dika.
Dika berdiri dari tempat duduknya, ia meraih kertas beasiswa itu lalu menyobek menjadi beberapa bagian
Nayla yang melihat kakaknya, mencoba mencegahya namun terlambat keras itu sudah sobek menjadi beberapa bagian.
Nayla geram melihat sikap kakaknya ia menggepalkan tangannya dan sudah tidak dapat membendung air matanya.
"Kakak... Apa kakak tidak melihat Nay sudah bersusah payah bertahun-tahun demi kertas itu" Nayla sangat marah, ia kecewa.
Hiks.....Hiks....Sambil menanggis
"kak aku mohon, biarkan aku kuliah, ini cita-citaku dari dulu, kalau kakak ngak ngizinin aku kuliah di Jerman, kuliah disini juga ngak apa-apa, yang penting aku bisa kuliah" Suara lirih Nayla memohon segenap jiwa, mengharapkan belas kasihan kakaknya.
"Ngak Nay......keputusan kakak udah ngak bisa berubah, bagaimanapun kau memohon bahkan berlutut sekalipun pada kakak" Kekeh Dika keputusan tak bisa ditawar lagi.
"Nay benci sama kakak, kakak jahat ngak ngertiin perasaanku" Teriak Nayla suaranya meninggi.
Nayla beranjak dari tempat duduknya.
"Pokoknya Nay akan kuliah dengan atau tanpa izin kakak" Bentak Nayla Air matanya sudah semakin deras mengalir, ia menghapus air matanya kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya meninggalkan Dika namun baru beberapa langkah kakinya, kakaknya lalu berkata
"NAYLA ...AKU AKAN MENIKAHKANMU DENGAN PRIA PILIHAN KAKAK" Teriak Dika
Nayla yang sudah jalan beberapa langka menghentikan langkahnya. Ia sangat terkejut bak di sambar petir disiang bolong mendengar ucapan kakaknya, tubuhnya tiba-tiba membatu darahnya seakan terasa tak mengalir lagi ditubuh, kakinya lemas bagai tak bertulang, air mata yang sudah dia seka kembali deras membasahi pipinya.
.
.
.
.
.
.
Like,Coment,Favorite,Vote juga ya........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Afternoon Honey
penasaran siapa lelaki pilihan Dika untuk dinikahkan kepada Nay.
yah sayangnya Nay ngak boleh kuliah...
2023-06-24
0
Afternoon Honey
astaga Dika 😱😔
2023-06-24
0
AndTea
penuh misteri niih mantaab
2023-06-23
0